Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PKM INOVASI PEMBUATAN KARAMBA JARING DASAR UNTUK BUDIDAYA LOBSTER DI PERAIRAN DESA TAMANGAPA KEC. MA’RANG KABUPATEN PANGKEP Ihsan, Ihsan; Tamsil, Andi; Saenong, Muh
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH Vol 1 No 2 (2023): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jamka.v1i2.152

Abstract

PKM Inovasi Pembuatan Karamba Jaring Dasar Untuk Budidaya Lobster di Perairan Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep. Setiap hari nelayan menangkap lobster, tetapi terkendala pada ukuran, lebih dominan yang tertangkap pada ukuran kecil sehingga menimbulkan permasalahan mendasar yang dihadapi nelayan adalah: (1). nelayan menangkap lobster berukuran kecil melanggar PermenKP No 12/2020; (2) nelayan tetap menangkap lobster berukuran kecil dan menjualnya secara ilegal, harga yang diterima sangat rendah; (3). nelayan melakukan pembudidayaan tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk melakukan budidaya lobster; 4) nelayan tidak memiliki pengetahuan administrasi dan manajemen usaha budidaya lobster yang baik. Sebagai solusi, yang akan dilakukan kepada nelayan adalah 1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan nelayan dalam budidaya lobster, 2) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan nelayan dalam administrasi dan manajemen usaha budidaya lobster. Hasil tangkapan lobster, berukuran kecil harus dibudidayakan dalam karamba jaring ditenggelamkan sampai mencapai berat ekonomis dijual. Tujuan PKM adalah memberikan inovasi teknologi baru berupa budidaya lobster dalam karamba jaring ditenggelamkan dan peningkatan manajemen dan administrasi usaha kepada kelompok nelayan mitra. Hasil inovasi PKM diharapkan menjaga kelestarian lobster, meningkatkan pendapatan nelayan dan produksi lobster secara berkelanjutan serta membuka peluang kerja baru berupa bisnis jual beli bibit lobster dan sumber pendapatan baru bagi nelayan yakni kegiatan penangkapan bibit lobster. Metode yang digunakan dalam PKM adalah metode penyuluhan yang disertai dengan praktek langsung dengan melibatkan 1 kelompok nelayan mitra. Luaran PKM adalah berupa publikasi ilmiah nasional jurnal/prosiding dan Jurnal Ilmiah Nasional PKM Jurnal ABDIMAS KAUNIAH; publikasi media massa nasional online ‘FAJAR ONLINE, dan video Inovasi Pembuatan Karamba Jaring Dasar untuk budidaya lobster yang terupload di link youtube FPIK. Inovasi pembuatan karamba jaring dasar dapat dikembangkan sebagai salah satu peluang usaha bagi masyarakat untuk dikembangakan sehingga tarap hidup dan kesejahteraannya lebih baik;Produksi lobster kelompok nelayan mitra melalui kegiatan budidaya lobster dalam karamba jaring dasar diharapkan berhasil meningkat produksi lobster disamping hasil penangkapan lobster di laut; Produksi lobster dari hasil tangkapan di laut yang berukuran kecil, yang tidak memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku dari hasil tangkapan kelompok nelayan mitra, langsung dapat dibudidayakan dalam karamba jaring dasar sampai mencapai ukuran dewasa; Intensitas penangkapan lobster dapat dikurangi melalui budidaya dalam Karamba Jaring dasar; Pengetahuan dan keterampilan kelompok nelayan mitra dalam melakukan budidaya lobster semakin mandiri; Pengetahuan dan keterampilan kelompok nelayan mitra dalam melaksanakan kewirausahaan, pembukuan keuangan dan pemasaran seamakin baik.
PEMBINAAN PEMBUDIDAYA IKAN KOI DI KELURAHAN BALANG BARU KOTA MAKASSAR Hasnidar, Hasnidar; Tamsil, Andi; Akram, Andi Muhammad
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH Vol 1 No 2 (2023): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jamka.v1i2.176

Abstract

Ornamental fish farming in Makassar City is growing rapidly, both as a main livelihood and as an alternative. Demand continues to increase and prices are high, causing many people to cultivate freshwater ornamental fish, both as breeders and enlargement activities. One species of ornamental fish that has high economic value is koi fish (Cyprinus carpio). Along with the higher demand and the hope that new varieties will be found, cultivators/breeders are trying to do crosses. However, low lineage records and the use of unselected parents lead to frequent inbreeding. To obtain high-quality fish seeds, good parental quality, skills in reproduction, spawning, hatching, larval rearing and harvesting are needed. The ornamental fish cultivating group in kelurahan Balang Baru, kecamatan Tamalate, Makassar City as partners, was held on November 21, 2021. The aims of the PKM are: 1) Increasing public knowledge and understanding through counseling about the biology and reproduction aspects of koi fish; (2) Training on procedures for selecting broodstock, selecting and preparing broodstock for the process of reproduction, mating, spawning, hatching, rearing larvae, harvesting and packing. The expected outputs from this activity are: cultivators who become partners who understand the reproductive biology aspects of koi fish and are skilled at carrying out brood selection procedures, selecting and preparing broodstock for reproduction, mating, spawning, hatching, and larval rearing processes
PELATIHAN PEMANFAATAN IKAN MOLLY SEBAGAI SUMBER PROTEIN HEWANI UNTUK PAKAN IKAN Tamsil, Andi; Hasnidar, Hasnidar; Saenong, Muhammad; Akram, Andi Muhammad; Kamaruddin, Kamaruddin
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH Vol 2 No 1 (2023): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jamka.v2i1.248

Abstract

Ikan molly termasuk hama di tambak, selain menjadi kompotitor ruang, makanan, oksigen dan bahkan dapat memangsa benih ikan dan udang peliharaan. Ikan ini berukuran kecil, ovovivipar yaitu melahirkan anaknya. Karena ukurannya yang sangat kecil sehingga mudah lolos masuk ke dalam tambak dan berkembangbiak sangat cepat. Petani tambak menangkap dengan memasang jaring di pintu pemasukan air. Hasil tangkapan tersebut biasanya dijadikan sebagai pakan ternak itik dan jika berlebih dibuang begitu saja. Potensi ikan molly yang terbuang ini dapat diolah menjadi lebih bermanfaat yaitu menjadi tepung ikan sebagai sumber protein hewani. Ikan molly memiliki kandungan protein tinggi, asam amino dan lemak esensial yang lengkap. Pengabdian bertujuan untuk mengedukasi dan melakukan pelatihan kepada petani tambak untuk memamfaatkan ikan molly sebagai penyedia sumber protein hewani untuk bahan pakan ikan. Metode pelaksanaan yaitu penyuluhan dan pelatihan. Penyuluhan tentang nilai gizi ikan molly dan peluang pemanfaatannya, materinya disampaikan dalam bentuk ceramah, didukung oleh bahan visualisasi menggunakan LCD. Pelatihan mengolah ikan molly menjadi tepung selanjutnya membuat pakan ikan. Hasil kegiatan ini adalah mitra terampil mengolah ikan molly menjadi tepung ikan dan cara membuat pakan ikan. Sejak kegiatan ini selesai, mitra tidak lagi membuang hasil tangkapannya melainkan dimanfaatkannya sebagai bahan baku pakan buatan.
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN NELAYAN DAN IBU NELAYAN DALAM PERSEMAIAN BIBIT MANGROVE SEBAGAI MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT NUSA TENGGARA BARAT Ihsan, Ihsan; Tamsil, Andi; Setiawan, Alim; Zakar, Alam
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH Vol 2 No 1 (2023): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jamka.v2i1.319

Abstract

Ekosistem mangrove yang begitu besar, maka diperlukan suatu sistim pengelolaan yang dapat menjaga kelestarian secara ekologis, namun secara ekonomis dapat meningkatkan pendapatan kepada masyarakat. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dimulai sosialisasi, pelatihan dan dilanjutkan dengan pendampingan membuat persemaian, melakukan persemaian dan penanaman bibit mangrove hasil persemaian di Pulau Namo dan Pulau Kalong. Sosialiasi dan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 17 - 18 Juni 2021. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan pada Bulan Juli, Agustus, September 2021.Pelaksanaan pelatihan meliputi 1) Pelatihan Peningkatan Mitra; 2) Pelatihan pemilihan bibit mangrove; 3) Penyemaian bibit mangrove; 4) Pelatihan teknik pemeliharaan bibit mangrove yang disemaikan; 5) Pendampingan kepada nelayan dan ibu rumah tangga mitra; dan 6) Monitoring dan evaluasi. Kegiatan pengabdian masyarakat (PKM) peningkatan pengetahuan dan keterampilan nelayan dan ibu nelayan dalam persemaian bibit mangrove sebagai mata pencaharian alternative dapat meningkatkan wawasan dan mengasah kreatitivitas nelayan dan ibu-ibu nelayan di Kecamatan Pototanu Kabupaten Sumbawa Barat. Adanya kegiatan peningkatan kreativitas yang diberikan kepada nelayan dan ibu nelayan dapat meningkatkan wawasannya terkait ekosistem mangrove dan menjadi sumber pendapatan bagi nelayan dan ibu-ibu nelayan sehingga taraf hidup dan kesejahteraannya semakin meningkat.
PKM PELATIHAN BUDIDAYA RAJUNGAN SISTEM KARAMBA JARING DASAR BAGI MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN BAWASALO KECAMATAN SEGERI KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN Saenong, Muhammad; Ihsan, Ihsan; Tamsil, Andi; Asbar, Asbar; Jamal, Muhammad
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH Vol 2 No 1 (2023): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jamka.v2i1.345

Abstract

Kabupaten Pangkep memiliki potensi melimpah, diantaranya rajungan. Sesuai permasalahan teridentifikasi maka PKM ini bertujuan melakukan budidaya rajungan sistem karamba jaring dasar. PKM dilaksanakan 2 tahapan utama, a) melakukan pelatihan kelompok nelayan mitra, dan b) melaksanakan pendampingan kelompok nelayan mitra. Setelah melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), beberapa hal menjadi temuan dalam observasi yakni pengetahuan dan keterampilan masih rendah, pekerjaan didominasi sebagai nelayan penangkapan rajungan dan sangat bergantung pada sumberdaya perikanan dan kelautan, dan tingkat literasi yang rendah. Dengan demikian kami dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia khususnya prodi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan melaksanakan rangkaian PKM berupa pelatihan budidaya rajungan sistem karamba jaring dasar dan peningkatan kewirausahaan dan keuangan. Diharapkan yang dilakukan, menjadi bagian dari pemecahan masalah ekonomi dan sosialkemasayarakatan di wilayah pesisir. Potensi dari luaran PKM, secara praktis, bertambahnya kelompok masyarakat sebagai pelaku usaha budidaya karamba jaring dasar yang baik dalam meningkatkan tarap hidup dan kesejahteraan.
PELATIHAN PEMANFAATAN IKAN SAPU-SAPU SEBAGAI SUMBER PROTEIN PADA PAKAN IKAN Hasnidar, Hasnidar; Tamsil, Andi; Muhammad Akram, Andi; Kamruddin, Kamruddin
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH Vol 3 No 1 (2024): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jamka.v3i1.486

Abstract

Danau Tempe adalah danau di Sulawesi Selatan yang dikenal sebagai penghasil ikan untuk konsumsi lokal dan nasional. Produksinya terus menurun akibat pencemaran, pendangkalan, kelebihan tangkap, pertumbuhan gulma air dan hadirnya ikan sapu-sapu. Ikan ini berkembang pesat karena mampu beradaptasi dengan lingkungan danau, tidak mempunyai predator, tidak dikonsumsi dan pemanfaatan lainnya belum ada. Hadirnya ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys spp) membuat masyarakat menjadi resah karena hasil tangkapan ikan konsumsi menurun dan merusak alat tangkapnya. Merespon keresahan masyarakat diperlukan alternative pemanfaatannya. Potensi pemanfaatannya adalah sebagai sumber protein pakan ikan. Kegiatan ini bertujuan: 1) mengedukasi mitra tentang pemanfaatkan ikan sapu-sapu; 3) memberikan keterampilan mengolah ikan sapu-sapu menjadi pakan ikan. Manfaat PKM adalah selain dapat memulihkan komposisi jenis ikan khususnya ikan asli, juga dapat menjadikan ikan sapu-sapu bernilai ekonomi. Metode pelaksanaannya adalah penyuluhan dan pelatihan. Kegiatan penyuluhan menggunakan metode ceramah dan diskusi. Pelatihan bertujuan untuk memberikan keterampilan mengolah ikan sapu-sapu menjadi tepung ikan dan pakan ikan. Kegiatan ini diapresiasi sangat baik oleh mitra dan pemerintah setempat. Ikan sapu-sapu hasil tangkapan nelayan dikeringkan dan dijual untuk diolah sendiri menjadi tepung. Pembudidaya ikan memiliki keterampilan membuat pakan mandiri digunakan untuk kegiatan budidayanya. Mitra berharap ada bantuan alat untuk mencacah dan pencetak pakan.
RESPON PERTUMBUHAN IKAN BANDENG, Chanos chanos Forsskal, 1775 MENGGUNAKAN TEPUNG IKAN SAPU-SAPU Pterygoplichthys pardalis Andi Tamsil; Hasnidar Hasnidar; Muhammad Afif Abyandi
Jurnal Perikanan Unram Vol 14 No 1 (2024): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v14i1.788

Abstract

Ikan bandeng, Chanos chanos merupakan komoditas perikanan di air payau yang banyak digemari sehingga permintaannya semakin meningkat. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan budidayanya karena berpengaruh terhadap pertumbuhan dan biaya produksi. Harga pakan terus meningkat, sehingga diharapkan penggunaan pakan alternatif dengan harga yang lebih murah tetapi tetap berkualitas. Tepung ikan sapu-sapu dapat menjadi pengganti tepung ikan komersial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis respon pertumbuhan ikan bandeng menggunakan tepung ikan sapu-sapu (TS) sebagai sumber protein utama selain tepung ikan komersial (TK). Ikan bandeng berukuran ±7,0 cm dengan bobot ±4,35 g dipelihara selama 60 hari. Persentase TS sebagai perlakuan, perlakuan A 25%, B 30%, C 35% dan D pakan komersial (kontrol). Bahan pakan lainnya yang digunakan yaitu tepung ikan komersil, tepung jagung, dedak halus, bungkil kopra, vitamin dan mineral. Dosis pakan 5%/berat badan dan frekuensi pemberian 3 kali sehari. Parameter yang diamati yaitu pertumbuhan bobot dan panjang, kelangsungan hidup dan konversi pakan serta kualitas air. Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Data dianalisis ragam menggunakan ANOVA dan uji lanjut Duncan, kualitas air dianalisis secara deskriptif. Perlakuan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan konversi pakan tetapi tidak berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup, kualitas air dapat ditolerir dengan baik. Terdapat kecenderungan semakin banyak penggunaan TS maka kadar protein pakan semakin meningkat dan respon pertumbuhan dan konversi pakan semakin baik. Penggunaan TS 35% lebih baik dan respon tersebut sama dengan perlakuan D (pakan komersial). Tepung ikan sapu-sapu dapat menjadi alternatif sumber protein menggantikan tepung ikan komersial pada pakan ikan bandeng.
STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PULAU KODINGARENG KOTA MAKASSAR Nursanti Jumardi; Syahrul Djafar; Andi Tamsil
JURNAL AKUAKULTUR, TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP, ILMU KELAUTAN Vol 1 No 1 (2018): JOINT-FISH - Jurnal Akuakultur, Teknologi Dan Manajemen Perikanan Tangkap, Ilmu K
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar, Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.619 KB) | DOI: 10.33096/joint-fish.v1i1.20

Abstract

This study aims to: (1) To indentify socio-economic characteristicsof fishing communities in Kodingareng island; (2) Formulate alternative livelihoodsto increase the income of fisherman households in kodingareng village; (3)Develop alternative livelihoodsto increase the income of fisherman households in kodingareng village of Makassar. The research was conducted on 01 September to 31 October 2018 on the Kodingareng Island of Makassar City. The method used in this study is: descriptive analysis, business feasibility analysis, and SWOT analysis. The results of the study indicate that alternative livelihoods that are feasible to develop are fiberglass manufacturing business, abon fish processing business, and fish cracker processing business. Suggestions and strategies that need to be considered include : (1) Conduct socialization, counseling and technical training in the hope that that the community, especially fisherman when not fishing, will continue to increase economic income but not conduct destructive activities; (2) Reactivate processing groups with guidance and supervision starting from raw material preparation, production, distribution, and marketing processes; (3) Need to get support and facilitation from the government, related to alterntive livelihoods that will be developed such as technical assistance and building business partnership patterns to obtain capital provision and broader market access.
ANALISIS ASPEK BIOFISIK DAN KIMIA PERAIRAN UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA TAMBAK DI WILAYAH PESISIR KECAMATAN PEDONGGA KABUPATEN PASANGKAYU SULAWESI BARAT Mustainah Marsuki; Andi Tamsil; Ihsan Ihsan
JURNAL AKUAKULTUR, TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP, ILMU KELAUTAN Vol 2 No 1 (2019): JOINT-FISH - Jurnal Akuakultur, Teknologi Dan Manajemen Perikanan Tangkap, Ilmu K
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar, Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.604 KB) | DOI: 10.33096/joint-fish.v2i1.31

Abstract

In general, land use in Pasangkayu Regency is dominated by forests, both protected forests and production forests, plantations especially oil palm plantations, mixed gardens, rice fields both irrigated rice fields and rainfed rice fields, as well as shrubs, weeds, mangrove forests and wetlands, beaches, settlements, government buildings and other infrastructure facilities. This study aims to (1) Know the biophysical and chemical aspects of the waters, (2) Analyze the suitability of aquaculture land in supporting the development of aquaculture, and (3) Assess strategies for developing aquaculture ponds. The results showed that (1) the biophysical and chemical aspects of waters in coastal and marine areas, where coastal ecosystems, physical and chemical aspects ofthe waters strongly supported aquaculture activities, (2) the results of suitability of aquaculture land in the development of pond culture in Batu Oge Village Very suitable land with a land area of1,72 Ha, Adequate According to 61,07 Ha, and Appropriate 122,34 Ha. Malei village land suitability is quite suitable 16,47 ha, and according to 334,18 ha. Mertasari Village land suitability In accordance with the land area of 26,19 ha, and Village of land suitability in accordance with 2,27 ha of land area, and (3) Strategy for the development of pond culture in Pedongga District, Pasangkayu Regency, includes 3 strategies: technical meeting meeting between the local Fisheries Service with pond farmers to teach CBUB and CBIB, optimize the use of farm land, and determine the boundaries of the area for the development of ponds and oil palm.
ANALISIS DAMPAK PERMUKIMAN KUMUH TERHADAP KAWASAN PESISIR KELURAHAN TALLO Mega Ambriliani Robichin; Andi Tamsil; St Hadijah
JURNAL AKUAKULTUR, TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP, ILMU KELAUTAN Vol 2 No 1 (2019): JOINT-FISH - Jurnal Akuakultur, Teknologi Dan Manajemen Perikanan Tangkap, Ilmu K
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar, Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.976 KB) | DOI: 10.33096/joint-fish.v2i1.42

Abstract

The existence of slums in the coastal area has an impact on decreasing environmental quality both in the environment itself and the surrounding environment. This study aims to find out and analyze the factors that influence the impact of slums on the coastal areas of Tallo Village and the concepts and strategies of handling in an effort to minimize the impact. The study used a questionnaire on 133 samples, interviews and object documentation as instruments for primary data collection and literature and institutional studies for secondary data collection. The analytical tool used is multiple linear regression analysis, SWOT analysis and deskiptif analysis. The results of the analysis show the factors that influence the impact of slums on the coastal areas of Tallo Village, namely environmental factors, social factors and economic factors. The concept of handling slums in the coastal area of Tallo Village, namely 1). Prevention concepts (supervision, control & community empowerment) and 2). The concept of improving the quality of the environment (renewal & new development)