Siti Annisa Devi Trusda, Siti Annisa Devi
Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Bandung

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Hubungan Kualitas Tidur dengan Derajat Konsentrasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Tingkat Pertama Muhammad Arkan Bastian; Noormartany; Siti Annisa Devi Trusda
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5838

Abstract

Mahasiswa FK tingkat pertama masih dalam masa adaptasi sehingga kesulitan dalam melakukan aktivitas perkuliahan yang dapat mengganggu kualitas tidur. Kualitas tidur dapat mempengaruhi kognitif sehingga jika kualitas tidur seseorang buruk akan menurunkan kinerja kognitif. Aspek kognitif yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah konsentrasi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan kualitas tidur dengan derajat konsentrasi pada mahasiswa FK Unisba tingkat pertama tahun akademik 2022/2023. Penelitian ini adalah observasional analitik dengan metode cross-sectional atau potong lintang. Subjek pada penelitian ini berjumlah 108 orang yang dipilih dengan consecutive sampling. Data primer kualitas tidur diambil melalui google form dengan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) sedangkan data primer derajat konsentrasi diambil secara langsung dengan grid concentration test. Pengolahan data penelitian dilakukan secara komputerisasi meliputi analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki kualitas tidur yang baik (60%) sedangkan derajat konsetrasi pada mahasiswa FK Unisba tingkat pertama dominan buruk (71%). Dari 43 orang dengan kualitas tidur buruk 37 diantaranya memiliki derajat konsentrasi yang buruk (86%) dan didapatkan nilai p=0,006. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kualitas tidur dengan derajat konsentrasi pada mahasiswa FK Unisba tingkat pertama.
Kejadian Diare pada Balita Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga Lina Munita Sari Sari; Siti Annisa Devi Trusda; Ismet Muchtar Nur
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5915

Abstract

Abstract. In Indonesia, diarrhea still become public health problem because it is the main cause of mortality among children. Java as the most populated island in Indonesia, especially East Java, has the highest cases of diarrhea in toddlers in 2017. Clean and Healthy Living Behavior (CHLB) in the household can prevent diarrhea. The purpose of this study was to analyze the relationship between the level of knowledge mothers about CHLB in the household with the incidence of diarrhea in toddlers. The method used was analytic observational with a cross sectional approach. The research subjects were 70 mothers who had toddlers who were selected using the consecutive sampling technique. Research data processing using the Chi-square test. The results showed that 55 people (79%) had good CHLB knowledge, 15 people (21%) had sufficient CHLB knowledge. Meanwhile, 19 respondents (27%) had diarrhea, and the 51 people (73%) had no diarrhea, and there was a significant relationship between the level of knowledge mothers about PHBS in the household and the incidence of diarrhea in toddlers with P-value of 0.016 (<0.05). So it can be concluded that there is a relationship between the level of knowledge of mothers about PHBS in the household and incidence of diarrhea in toddlers in Lajing Village, Arosbaya District, Bangkalan Regency. Toddlers experiencing diarrhea occur not only due to poor knowledge of CHLB, but can also be caused by factors of consuming food that is not fully cooked and poor hygiene of milk bottles. Keywords: CHLB, Diarrhea Incidence, Mother's Knowledge, Toddlers. Abstrak. Diare pada balita merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia karena termasuk penyebab utama kematian anak. Pada tahun 2017, kasus diare pada balita di Jawa Timur menempati peringkat kedua tertinggi di Indonesia. Kejadian diare dapat dicegah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang PHBS di rumah tangga dengan kejadian diare pada balita. Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dengan subjek berjumlah 70 orang Ibu yang memiliki balita. Pengolahan data memakai uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 55 orang (79%) pengetahuan PHBS baik, 15 orang (21%) pengetahuan PHBS cukup. Sedangkan 19 orang (27%) responden memiki balita dengan diare, dan 51 orang (73%) memiliki balita tidak diare. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang PHBS di rumah tangga dengan kejadian diare pada balita dengan (p=0,016). Dapat disimpulkan, terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang PHBS di rumah tangga dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Lajing Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan. Kejadian diare pada balita terjadi bukan hanya karena pengetahuan ibu tentang PHBS yang kurang baik, melainkan juga bisa disebabkan oleh faktor kebersihan makanan balita. Kata Kunci: Balita, Kejadian Diare, Pengetahuan Ibu, PHBS.
Gambaran Karakteristik Pasien Diabetes Melitus tipe 2 dengan Hipertensi di RSUD Al Ihsan Bandung Miska Amani; Siti Annisa Devi Trusda; Samsudin Surialaga
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6277

Abstract

Abstract Type 2 diabetes mellitus is a set of metabolic symptoms characterized by hyperglycemia, occurring due to insulin resistance, insulin malfunction, or both.. DM type 2 is a disease that has had a high increase in prevalence, over the past 15 years in Bandung. Hypertension is the most common condition accompanying DM Type 2. The purpose of this study was to determine the characteristic picture of type 2 DM patients with hypertension in Al-Ihsan Regional General Hospital Bandung for the 2019-2021 period. This research is an observational descriptive study conducted with a cross-sectional design. The subjects in this study were dm type 2 patients with hypertension at Al-Ihsan Regional General Hospital Bandung for the 2019-2021 period, totaling 2057 people selected with total sampling, using secondary data from medical record. The results of this study showed that in type 2 DM patients with hypertension at Al-Ihsan Hospital Bandung more occurred at the age of 55-64 years with a total of 815 (39.62%), there were 1383 female patients (67.23%), and the majority of patients residing in Bandung Regency, namely 1983 (96.40%). Abstrak Diabetes melitus (DM) tipe 2 adalah sekumpulan gejala metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia, terjadi karena resistensi insulin, kegagalan fungsi insulin, atau keduanya. DM tipe 2 mengalami peningkatan prevalensi tinggi selama 15 tahun terakhir di Bandung. Hipertensi merupakan keadaan yang paling sering menyertai DM Tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien DM tipe 2 dengan hipertensi di Rumah Sakit Al-Ihsan Bandung periode tahun 2019-2021. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional yang dilakukan dengan rancangan potong lintang. Subjek dalam penelitian ini merupakan pasien DM tipe 2 dengan hipertensi di RSUD Al-Ihsan Bandung periode 2019-2021 yang berjumlah 2057 orang dipilih dengan total sampling dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada pasien DM tipe 2 dengan hipertensi di RSUD Al-Ihsan Bandung lebih banyak terjadi pada usia 55-64 tahun dengan jumlah 815 (39,62%), pasien perempuan lebih banyak dibandingkan pasien laki-laki yang berjumlah 1383 (67,23%), serta mayoritas pasien bertempat tinggal di Kabupaten Bandung yaitu sebanyak 1983 (96,40%).
The Use of Ovitrap and the Female Aedes sp. Density in the Tamansari Village of Bandung City Trusda, Siti Annisa Devi; Astuti, Ratna Dewi Indi; Tresnasari, Cice
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 11, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/gmhc.v11i1.8322

Abstract

Dengue hemorrhagic fever (DHF) incidence in Indonesia, which become one of the mortality causes, is relatively high. Therefore, the government launched the mosquito nest eradication (MNE) movement with an indicator of the larva-free rate to reduce the incidence of DHF. Another effort in vector control is using ovitrap to break the life chain of dengue vectors. This study aimed to determine the effect of using ovitrap on the female Aedes sp. density in the Tamansari village area of Bandung city. This quantitative experimental study was conducted on 60 houses in two neighborhood associations in the Tamansari village area. Both community groups were assessed for ovitrap index and the number of eggs trapped on ovitrap filter paper before and after treatment. The treatment group consisting of 30 houses was given one ovitrap inside and one ovitrap outside the house for four weeks. Ovitrap is changed every five days. The second group is the control community. The data obtained were analyzed using the Wilcoxon and chi-square tests with a degree of confidence of 0.05. In this study, the ovitrap index of this area was found between 0.67–0.80, which indicates that this area is at high risk of DHF transmission. Statistical tests showed that the use of ovitrap did not affect female Aedes sp. density as assessed by the ovitrap index. The results showed that using ovitrap could not control the population of Aedes sp.
Indeks Massa Tubuh Berhubungan dengan Keseimbangan Dinamis Anak SD Mathla'ul Khoeriyah Tamansari Bandung Tahun 2023 Silvi Rosmawati; Cice Tresnasari; Siti Annisa Devi Trusda
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.10656

Abstract

Abstract. A child needs balance to do things like run, kick, go up and down stairs, and more. Environment, stimulation, hormonal influences, and nutrition and nutrition are some of the factors that influence child development. During a child's development, healthy food intake is very important. Children's nutritional status is a very important component in children's motor development. If children receive an unbalanced food intake, they are at risk of experiencing unbalanced nutritional disorders, which will affect the child's balance. The aim of this research is to find out whether there is a relationship between BMI and dynamic balance in children at Mathla'ul Khoeriyah Elementary School Tamansari Bandung in 2023. This research is a quantitative analytical observational study with a cross-sectional design. Sampling is carried out by technique simple random sampling. The population in this study were children at Mathla'ul Khoeriyah Elementary School for the 2022-2023 academic year. The total sample was 188 people aged 6- 12 years old. Univariate analysis studied Body Mass Index was measured using Z-Score BMI/U and Balance are measured using Pediatric Balance Scale. In the results of bivariate analysis using Chi-square earned valuep-value 0.001. Based on the results of data analysis, it can be concluded that there is a relationship between body mass index (BMI) and dynamic balance in children at Mathla'ul Khoeriyah Elementary School, Bandung. Abstrak. Seorang anak membutuhkan keseimbangan untuk melakukan hal-hal seperti berlari, menendang, naik turun tangga, dan lainnya. Lingkungan, stimulasi, pengaruh hormon, dan nutrisi dan gizi adalah beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Selama perkembangan anak, asupan makanan yang sehat sangat penting. Status gizi anak merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perkembangan motorik anak. Jika anak mendapatkan asupan makanan yang tidak seimbang, mereka berisiko mengalami gangguan gizi tidak seimbang, yang akan mempengaruhi keseimbangan anak.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara IMT dan keseimbangan dinamis pada anak-anak di SD Mathla'ul Khoeriyah Tamansari Bandung pada tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik observasional dengan desain cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan Teknik simple random sampling. Populasi pada penelitian ini adalah anak di SD Mathla’ul Khoeriyah tahun akademik 2022-2023. Jumlah sampel sebanyak 188 orang yang berusia 6 ­– 12 tahun. Analisis univariat yang diteliti Indeks Massa Tubuh diukur menggunakan Z-Score IMT/U dan Keseimbangan di ukur menggunakan Pediatric Balance Scale. Pada hasil analisis bivariat menggunakan Chi-square diperoleh nilai p-value 0,001. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan keseimbangan dinamis pada anak SD Mathla’ul Khoeriyah Bandung.
Hubungan Antara Faktor Sosioekonomi dengan Kejadian Stunting pada Balita di Cimahi Tengah Dhania Dwintantika; Ratna Dewi Indi Astuti; Siti Annisa Devi Trusda
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11236

Abstract

Abstract. Toddlers are short if the z-score is below -2SD and very short if -3SD. Central Cimahi District is the area with the largest stunting rate in the city of Cimahi. The purpose of the study was to determine the relationship between socioeconomic factors and the incidence of stunting in toddlers in Central Cimahi. This study is a quantitative study, with observational analytical methods using a comparative cross sectional design. The number of samples was 30 for cases and 30 for control using a 2-proportion difference test taken through purposive sampling. Data was taken by giving a questionnaire containing 18 questions. Research site at Posyandu Karang Mekar in March – November 2023. Inclusion criteria included families with children younger than 5 years old and parents willing to be the subjects of the study. Exclusion criteria include children who have disorders such as congenital defects in organs and children who have chronic diseases. Data analysis of this study used Chi-square. The results showed maternal education (p=0.033), father's job (p=0.037), mother's job (p=0.020), father's income (p=0.015), and mother's income (p=0.021). In conclusion, there is a relationship between the mother's education level, father's job, mother's job, father's income and mother's income with the incidence of stunting in Central Cimahi. Family socioeconomic factors have an important role in the incidence of stunting. Abstrak. Balita pendek jika z-score di bawah -2SD dan sangat pendek jika -3SD. Kecamatan Cimahi Tengah merupakan daerah dengan angka stunting terbesar di kota Cimahi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara faktor sosioekonomi dengan kejadian stunting pada balita di Cimahi Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan metode analitik observasional menggunakan desain cross sectional comparative. Jumlah sampel sebanyak 30 untuk kasus dan 30 untuk kontrol menggunakan uji beda 2 proporsi yang diambil melalui purposive sampling. Data diambil dengan cara memberikan kuesioner berisi 18 pertanyaan. Tempat penelitian di Posyandu Karang Mekar pada bulan Maret – November 2023. Kriteria inklusi meliputi keluarga yang memiliki anak berusia kurang dari 5 tahun dan orangtua yang bersedia menjadi subjek penelitian. Kriteria eksklusi meliputi anak yang memiliki kelainan seperti cacat bawaan pada organ tubuh dan anak yang memiliki penyakit kronis. Analisis data penelitian ini menggunakan Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan pendidikan ibu (p=0,033), pekerjaan ayah (p=0,037), pekerjaan ibu (p=0,020), pendapatan ayah (p=0,015), dan pendapatan ibu (p=0,021). Simpulan, terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pendapatan ayah dan pendapatan ibu dengan kejadian stunting di Cimahi Tengah. Faktor sosioekonomi keluarga memiliki peran peran penting terhadap kejadian stunting.
Hubungan Konsumsi Gula dengan Derajat Depresi Nadia Salsabila Nugraha; Mirasari Putri; Siti Annisa Devi Trusda
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.12158

Abstract

Abstract. The relationship between sugar consumption and the degree of depression. The method utilized was a literature review, involving the collection, reading, analysis, and conclusion of previous research data to establish the connection between sugar consumption and the degree of depression. The findings of the study suggested the involvement of inflammatory processes in mediating the relationship between sugar consumption and depression, leading to hyperactivity of the HPA axis and a reduction in neurogenesis in the hippocampus. Consequently, alterations in plasticity occurred in the hippocampus, amygdala, and frontal cortex, resulting in diminished production of serotonin and norepinephrine, contributing to the onset of depression. Abstrak. Studi literatur ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang memadai mengenai hubungan konsumsi gula dengan derajat depresi. Metode yang digunakan adalah dengan studi literatur berupa dikumpulkan, dibaca, dianalisis, dan disimpulkan dari data penelitian terdahulu untuk mengetahui hubungan konsumsi gula terhadap derajat depresi. Hasil dari studi ini menunjukkan adanya keterlibatan proses inflamasi dalam menjembatani hubungan antara konsumsi gula dengan terjadinya depresi, yang menyebabkan hiperaktivitas dari HPA aksis dan menimbulkan penurunan neurogenesis di hipokampus. Akibatnya, terjadi perubahan plastisitas di hipokampus, amigdala, dan korteks frontal yang menurunkan produksi serotonin dan norepinefrin sehingga menimbulkan depresi.
Hubungan Antara Status Gizi dengan Tingkat Fleksibilitas Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisba Hannia Azzahra Zahlevi; Rizky Suganda Prawiradilaga; Siti Annisa Devi Trusda
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.12405

Abstract

Abstract. Flexibility is the ability to move body parts through a range of motion, such as joints, tendons and tissues. A person's flexibility can be influenced by several factors, one of which can be influenced by fat accumulation which can make it difficult for a person to move flexibly. This study aims to see the relationship between nutritional status and body clotting levels in UNISBA Medical Faculty students. This research uses quantitative analytical observational research with a cross-sectional design. The sampling technique in this research used non-probability sampling with purposive sampling. The subjects of this research were 84 students with inclusion criteria including being registered as active students at the Faculty of Medicine, Bandung Islamic University for the 2022-2023 academic year and being students aged >20 years. Exclusion criteria included students with a history of injury to the lower back or hamstring muscles and students with joint deformities or a history of joint disease. Level of flexibility was measured using the sit-and-reach test and nutritional status was measured by calculating Body Mass Index and physical activity was measured using the IPAQ questionnaire. Statistical tests use the Gamma correlation test. The research results showed that there was no relationship (p=0.212, r=0.177) between nutritional status and level of welfare. Even though there is no relationship between nutritional status and the level of cold, a person still needs to have good taste to live their daily life. Abstrak. Fleksibilitas merupakan kemampuan untuk menggerakkan bagian tubuh melalui rentang gerak, seperti persendian, tendon dan jaringan. Fleksibilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya dapat dipengaruhi oleh penumpukan lemak yang dapat membuat seseorang sulit untuk bergerak fleksibel. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara status gizi dengan tingkat fleksibilitas tubuh pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISBA. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif analitik observasional dengan desain cross-sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non-probability sampling dengan jenis purposive sampling. Subjek penelitian ini sebesar 84 mahasiswa dengan kriteria inklusi meliputi terdaftar sebagai mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung tahun ajaran 2022-2023 dan merupakan mahasiswa dengan usia >20 tahun. Kriteria eksklusi meliputi mahasiswa dengan riwayat cedera pada punggung bagian bawah atau otot hamstring dan mahasiswa dengan kelainan bentuk sendi atau riwayat penyakit sendi. Tingkat fleksibilitas diukur menggunakan sit-and-reach test dan status gizi diukur dengan menghitung Indeks Massa Tubuh. Uji statistik menggunakan uji korelasi Gamma. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan (p=0,212, r=0,177) antara status gizi dengan tingkat fleksibilitas. Meskipun tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan tingkat fleksibilitas, namun seseorang tetap harus memiliki fleksibilitas yang baik untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
Gambaran Penatalaksanaan dan Karakteristik Pasien Penyalahgunaan Narkoba di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta Periode 2017-2021 Zikri Resa Hasrian; Wida Purbaningsih; Siti Annisa Devi Trusda
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.12511

Abstract

Abstract. World Drugs Reports (WDR) in 2018 informed that around 269 million people use drugs across the globe. The results of research conducted by the National Narcotics Agency (BNN) stated that the prevalence rate for narcotics reached 3.41 million people (1.80%) in 2019. In the Jakarta area, there were 260,656 people who used drugs. This research aims to determine the description of the management of drug abuse patients at RSKO Jakarta in 2017–2021. The research method used was descriptive observational with a cross-sectional design. This research uses medical record data taken directly from RSKO Jakarta. The results of this research showed that the majority of drug abuse patients at RSKO Jakarta for the 2017-2021 period based on gender characteristics were male. Based on the characteristics, the highest age level is 15-34 years old. Based on the characteristics of the highest region, it is JABODETABEK. Based on the characteristics of the highest job is not working. And there are rehabilitation patients using special programs and primary programs Abstrak. World Drugs Reports (WDR) pada 2018 menginformasikan bahwa sekitar 269 juta orang menggunakan narkoba di penjuru bumi. Hasil penelitian yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan bahwa angka prevalensi terhadap narkotika mencapai 3,41 juta jiwa (1,80%) pada tahun 2019. Di wilayah Jakarta, terdapat 260,656 orang yang menggunakan narkoba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penatalaksanaan pasien penyalahgunaan narkoba di RSKO Jakarta tahun 2017–2021. Metode penelitian yang di gunakan adalah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Penelitian ini menggunakan data rekam medis yang di ambil langsung dari RSKO Jakarta. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa Pasien penyalahgunaan narkoba di RSKO Jakarta periode 2017-2021 berdasarkan karakteristik dari jenis kelamin terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki. Berdasarkan karakteristik dari tingkat usia terbanyak adalah usia 15-34 tahun. Berdasarkan karakteristik dari wilayah tertinggi adalah JABODETABEK. Berdasarkan karakteristik dari pekerjaan tertinggi adalah tidak bekerja. Dan terdapat pasien rehabilitasi menggunakan special program dan primary program.
Evaluasi Kekuatan, Daya Otot, Kelenturan, Dan Ketahanan Jantung-Paru Berdasarkan Dengan Usia Haiqa Sharma Putri; M. Nurhalim Shabib; Siti Annisa Devi Trusda
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.12567

Abstract

Abstract. The physical fitness situation among workers is a situation that receives little attention. In 2016, Rahmawati, Sulroto, and Wahyuni conducted research which revealed that around 43.6% of workers lacked physical fitness. Maintaining physical fitness is very important for workplace safety, as it is the foundation for employees to provide their best performance. Research reveals that a lack of physical activity can lead to a decline in physical fitness, which can lead to health problems and reduced productivity. Therefore, it is important to understand how physical activity, physical health, and age relate to the workplace, especialy for those in physicaly demanding jobs such as security guards. At Bandung Islamic University, a sample of 86 security officers was colected for this research. The research method used is a quantitative observational analytical approach with a cross-sectional research design to evaluate the relationship between age and physical fitness, by measuring muscle strength and endurance using a number of tests, including push-ups, sit-ups, squat leaps and vertical jumps. . Results showed that the majority of security guards were found to be between 18 and 25 years old, and most of them had normal or below normal muscle strength and endurance. Statistical analysis shows that there is a significant relationship between the level of strength and muscular endurance and age on certain indicators, while there is no significant relationship between the level of flexibility and cardiopulmonary endurance and age. This research provides a deeper understanding of the relationship between physical activity, physical fitness and age in security officers, which can provide a basis for improving their wel-being and productivity. Abstrak. Situasi kebugaran fisik di kalangan pekerja merupakan situasi yang kurang mendapat perhatian. Pada tahun 2016, Rahmawati, Sulroto, dan Wahyuni melakukan penelitian yang mengungkapkan bahwa sekitar 43,6% pekerja kurang dalam kebugaran jasmani. Menjaga kebugaran fisik sangat penting untuk keselamatan di tempat kerja, karena merupakan landasan bagi karyawan untuk memberikan kinerja terbaiknya. Penelitian mengungkapkan bahwa kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan kebugaran fisik, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan dan penurunan produktivitas. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana aktivitas fisik, kesehatan fisik, dan usia berhubungan dengan tempat kerja, terutama bagi mereka yang melakukan pekerjaan yang menuntut fisik seperti penjaga keamanan (Satpam). Di Universitas Islam Bandung, sampel dari 86 petugas keamanan dikumpulkan untuk penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif observasional analitik dengan desain penelitian cross-sectional untuk mengevaluasi hubungan antara usia dan kebugaran fisik, dengan mengukur kekuatan dan daya tahan otot menggunakan sejumlah tes, termasuk push-up, sit-up, squat leap, dan vertical jump. Hasil menunjukan bahwa mayoritas penjaga keamanan ditemukan berusia antara 18 dan 25 tahun, dan sebagian besar dari mereka memiliki kekuatan dan daya tahan otot yang biasa atau di bawah normal. Analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kekuatan dan daya tahan otot dengan umur pada indikator tertentu, sedangkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat fleksibilitas dan daya tahan jantung paru dengan umur. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai hubungan antara aktivitas fisik, kebugaran jasmani dan usia pada petugas keamanan, yang dapat memberikan dasar untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas mereka.