Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

THE PREDICTING FACTORS AFFECTING THE OCCURRENCE OF STUNTING IN CHILDREN UNDER FIVE YEARS OF AGE Mardani, Raden Ahmad Dedy; Wetasin, Kanokwan; Suwanwaiphatthana, Wiparat
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 1 (2015): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (KEMAS) JULI 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v11i1.3927

Abstract

Stunting adalah salah satu masalah kesehatan utama yang berkaitan dengan nutrisi di seluruh dunia, khususnya negara-negara berkembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor utama yang mempengarui terjadinya stunting pada anak usia dibawah lima tahun.  Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 dan merupakan penelitian descriptive cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling untuk memilih posyandu, dan untuk menentukan sampel pada masing-masing posyandu menggunakan proportion stratified random sampling. Total sampel yang digunakan sebanyak 181 sample. Chi-square test and Logistic regression digunakan untuk menganalisis data.  Hasil penelitian menunjukan hubungan yang signifikan antara pendek dengan berat badan lahir (nilai p <.001, PR =1.83), pendidikan ibu (nilai p =.009 PR = 1.80), pengetahuan ibu tentang malnutrisi (nilai p <.001, PR= 2.28), dan tipe-tipe keluarga (nilai p= .003, PR= 1.64); faktor utama penyebab anak pendek pada anak usia dibawah lima tahun adalah pengetahuan ibu tentang malnutrisi (p-value= 0.01, Exp(B)= 0.35).Stunting is one of the main nutritional health problems throughout the world, particularly in developing countries. The objective of this study was to examine the predictor factors affecting the occurrence of stunting in children under five years of age. This  research was conducted at 2014 and this was a descriptive cross-sectional study. The purposive sampling technique was used to choose the community health meeting, and the proportion stratified random sampling technique was used to selecting the sample in each community health meeting. The total sample size was 181 samples. Chi-square test and Logistic regression were used to analyze the data. The results showed the significant relationships between child’s birth weight (p-value <.001, PR =1.83), mother’s education (p-value =.009 PR = 1.80), mother’s knowledge of child malnutrition (p-value <.001, PR= 2.28), and family types (p-value= .003, PR= 1.64) with stunting; The predictor factor of stunting in children under five years of age was mother’s knowledge of child malnutrition (p-value= 0.01, Exp(B)= 0.35).
THE PREDICTING FACTORS AFFECTING THE OCCURRENCE OF STUNTING IN CHILDREN UNDER FIVE YEARS OF AGE Mardani, Raden Ahmad Dedy; Wetasin, Kanokwan; Suwanwaiphatthana, Wiparat
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v11i1.3927

Abstract

Stunting adalah salah satu masalah kesehatan utama yang berkaitan dengan nutrisi di seluruh dunia, khususnya negara-negara berkembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor utama yang mempengarui terjadinya stunting pada anak usia dibawah lima tahun.  Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 dan merupakan penelitian descriptive cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling untuk memilih posyandu, dan untuk menentukan sampel pada masing-masing posyandu menggunakan proportion stratified random sampling. Total sampel yang digunakan sebanyak 181 sample. Chi-square test and Logistic regression digunakan untuk menganalisis data.  Hasil penelitian menunjukan hubungan yang signifikan antara pendek dengan berat badan lahir (nilai p <.001, PR =1.83), pendidikan ibu (nilai p =.009 PR = 1.80), pengetahuan ibu tentang malnutrisi (nilai p <.001, PR= 2.28), dan tipe-tipe keluarga (nilai p= .003, PR= 1.64); faktor utama penyebab anak pendek pada anak usia dibawah lima tahun adalah pengetahuan ibu tentang malnutrisi (p-value= 0.01, Exp(B)= 0.35).Stunting is one of the main nutritional health problems throughout the world, particularly in developing countries. The objective of this study was to examine the predictor factors affecting the occurrence of stunting in children under five years of age. This  research was conducted at 2014 and this was a descriptive cross-sectional study. The purposive sampling technique was used to choose the community health meeting, and the proportion stratified random sampling technique was used to selecting the sample in each community health meeting. The total sample size was 181 samples. Chi-square test and Logistic regression were used to analyze the data. The results showed the significant relationships between child’s birth weight (p-value <.001, PR =1.83), mother’s education (p-value =.009 PR = 1.80), mother’s knowledge of child malnutrition (p-value <.001, PR= 2.28), and family types (p-value= .003, PR= 1.64) with stunting; The predictor factor of stunting in children under five years of age was mother’s knowledge of child malnutrition (p-value= 0.01, Exp(B)= 0.35).
The fig leaves (Ficus carica L.) on blood sugar and cholesterol levels in patients with diabetes mellitus Bahjatun Nadrati; Elisa Oktaviana; Zuliardi Zuliardi; Lalu Dedy Supriatna; Zurriyatun Toyyibah; Raden Ahmad Dedy Mardani
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v4i2.3879

Abstract

Background: Diabetes Mellitus in Indonesia was ranked the 6th highest in the world in 2017. In NTB, the prevalence of DM increased to 1.5% per year and became top 10 most diseases in NTB Province. One of the non-pharmacological approaches that can be used by DM patients with high blood sugar and high cholesterol is herbal therapy of Fig Leaves (ficus carica) steeping water. Fig leaves are rich in flavonoids and pectin which are able to control blood sugar and cholesterol metabolism in the body, relax blood vessels and prevent the establishment of atherosclerosis. Pectin triggers bile secretion in digestive tract which binds cholesterol and excretes it out of the body with feces.Purpose: Knowing the Effect of fig leaves (Ficus carica L.) on blood sugar and cholesterol levels  in  patients with diabetes mellitusMethod: A quasi-experimental study with descriptive analytic design and pre and post-test of non-equivalent control group design. Sampling used the purposive sampling technique and obtained 30 participants divided into 2 groups. 15 participants in the intervention group and 15 participants in the control group. The research instruments were questionnaires on characteristics, observation sheets. Data analysis used the Pairet t-test.Results: In the intervention group, the statistical test results showed that there was a significant difference between blood sugar levels before and after intervention (p-value 0.000) and a significant difference between total cholesterol before and after intervention (p-value 0.000).Conclusion : There is an effect of the fig leaves (Ficus carica L.) on blood sugar and cholesterol levels in  patients with diabetes mellitus
Tingkat pengetahuan lansia terhadap posyandu lansia Lalu Dedy Supriatna; Bahjatun Nadrati; Raden Ahmad Dedy Mardani; Zuliardi Zuliardi; Alwi Andi
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 1 No 2 (2021): Perawatan Lansia di Posyandu
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v1i2.154

Abstract

Pendahuluan: Lansia adalah orang yang karena usianya yang lanjut, maka terjadi perubahan dalam tubuh baik perubahan biologis, fisik, kejiwaan, maupun social. Kondisi tersebut akan berdampak pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Maka dari itu, status kesehatan lansia harus tetap mendapat perhatian khusus melalui pemeliharaan dan peningkatan kondisi kesehatan agar dapat hidup produktif. Lansia sangat membutuhkan perhatian dari keluarga dalam mengikuti posyandu lansia. Keluarga dapat berperan aktif sebagai motivator lansia, ketika selalu meluangkan waktu untuk mendampingi lansia ke posyandu, mengingatkan jadwal posyandu lansia, serta berusaha menyelesaikan setiap permasalahan bersama lansia. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan lansia tentang posyandu lansia. Metode: Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pengetahuan. Jenis penelitian yaitu deskriptif observasional melalui pendekatan cross sectional. Populasi penelitian yaitu seluruh lansia yang pernah melakukan kunjungan posyandu lansia berjumlah 130 lansia, dengan jumlah sampel 98 lansia. Variabel pengetahuan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengetahuan baik, cukup dan kurang, dikatakan pengetahuan baik apabila nilai total skor persentase kuesioner (P) 75%-100%, cukup bilaman total skor persentase (P) 56%-75%, dan kurang bilamana total skor persentase (P) < 55%. Analisa yang digunakan adalah univariat dengan uji deskriptif statistic. Hasil: Hasil analisis dari total skor penelitian gambaran pengetahuan lansia termasuk kedalam kategori kurang sejumlah 51 responden (52%), berpengetahuan baik 37 responden (37,8%) dan paling sedikit berpengetahuan cukup sejumlah 10 responden (37.8%). Didapatkan karakteristik berdasarkan umur terbanyak adalah 66-70 tahun dengan jumlah 59 responden (60.2%). Jenis kelamin terbanyak adalah wanita dengan jumlah 52 responden (53.1%). Pendidikan terbanyak adalah SD dengan jumlah 24 responden (24.5%). Pekerjaan terbanyak adalah tidak bekerja dengan jumlah 33 responden (33.7%). Jarak rumah terbanyak adalah 0-500 meter dengan jumlah 69 responden (70.4%). Pengetahuan lansia terbanyak adalah kurang dengan jumlah 51 responden (52%). Simpulan: Gambaran pengetahuan lansia terbanyak adalah termasuk kedalam kategori kurang sejumlah 51 responden (52%).
Kegel Exercise Pada Lansia Dengan Inkotinensia Urine Ruli Fatmawati; Marthilda Suprayitna; Kurniati Prihatin; Zuhratul Hajri; Raden Ahmad Dedy Mardani; Zuliardi Zuliardi
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7479

Abstract

Pendahuluan: Inkontinensia urine menjadi penyebab utama masalah yang sering dihadapi oleh lansia pada sistem genitourinaria, yang dampaknya dapat terlihat pada fisik dan psikologis. Lansia yang memiliki pemahaman dan keterampilan yang baik dalam perawatan inkotinensia urine mampu merubah perilaku dan kesembuhan dari masalah kesehatan yang dihadapi. Latihan senam kegel dapat memberi manfaat dalam menguatkan otot-otot pada sistem perkemihan dan meningkatkan elastisitas pada kandung kemih.Tujuan: latihan senam kegel untuk menurunkan frekuensi berkemih pada lansia dengan inkontinensia urine. Metode: Pelaksanaan  pengabdian kepada masyarakat di Desa Kekeri Kecamatan Penimbung Wilayah Kerja Puskesmas Penimbung dengan jumlah responden sebanyak pada 28 orang lansia. Hasil: Setelah diberikan intervensi pada lansia didapatkan hasil bahwa pemberian latihan senam kegel dapat menurunkan frekuensi berkemih pada lansia dengan masalah inkontinensia urine ringan sebanyak 71,43%, manfaat latihan senam kegel dapat memberikan latihan pada otot-otot panggul yang berhubungan dengan pengaturan sistem urinasi terhadap pengaturan proses miksi pada lansia. Kesimpulan: Ada manfaat dan efektifitas dari pemberian latihan senam kegel terhadap kejadian inkontinensia urine pada lansia.
Kegel Exercise Pada Lansia Dengan Inkotinensia Urine Ruli Fatmawati; Marthilda Suprayitna; Kurniati Prihatin; Zuhratul Hajri; Raden Ahmad Dedy Mardani; Zuliardi Zuliardi
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7479

Abstract

Pendahuluan: Inkontinensia urine menjadi penyebab utama masalah yang sering dihadapi oleh lansia pada sistem genitourinaria, yang dampaknya dapat terlihat pada fisik dan psikologis. Lansia yang memiliki pemahaman dan keterampilan yang baik dalam perawatan inkotinensia urine mampu merubah perilaku dan kesembuhan dari masalah kesehatan yang dihadapi. Latihan senam kegel dapat memberi manfaat dalam menguatkan otot-otot pada sistem perkemihan dan meningkatkan elastisitas pada kandung kemih.Tujuan: latihan senam kegel untuk menurunkan frekuensi berkemih pada lansia dengan inkontinensia urine. Metode: Pelaksanaan  pengabdian kepada masyarakat di Desa Kekeri Kecamatan Penimbung Wilayah Kerja Puskesmas Penimbung dengan jumlah responden sebanyak pada 28 orang lansia. Hasil: Setelah diberikan intervensi pada lansia didapatkan hasil bahwa pemberian latihan senam kegel dapat menurunkan frekuensi berkemih pada lansia dengan masalah inkontinensia urine ringan sebanyak 71,43%, manfaat latihan senam kegel dapat memberikan latihan pada otot-otot panggul yang berhubungan dengan pengaturan sistem urinasi terhadap pengaturan proses miksi pada lansia. Kesimpulan: Ada manfaat dan efektifitas dari pemberian latihan senam kegel terhadap kejadian inkontinensia urine pada lansia.
Tingkat pengetahuan lansia terhadap posyandu lansia Supriatna, Lalu Dedy; Nadrati, Bahjatun; Mardani, Raden Ahmad Dedy; Zuliardi, Zuliardi; Andi, Alwi
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 1 No 2 (2021): Perawatan Lansia di Posyandu
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v1i2.154

Abstract

Pendahuluan: Lansia adalah orang yang karena usianya yang lanjut, maka terjadi perubahan dalam tubuh baik perubahan biologis, fisik, kejiwaan, maupun social. Kondisi tersebut akan berdampak pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Maka dari itu, status kesehatan lansia harus tetap mendapat perhatian khusus melalui pemeliharaan dan peningkatan kondisi kesehatan agar dapat hidup produktif. Lansia sangat membutuhkan perhatian dari keluarga dalam mengikuti posyandu lansia. Keluarga dapat berperan aktif sebagai motivator lansia, ketika selalu meluangkan waktu untuk mendampingi lansia ke posyandu, mengingatkan jadwal posyandu lansia, serta berusaha menyelesaikan setiap permasalahan bersama lansia. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan lansia tentang posyandu lansia. Metode: Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pengetahuan. Jenis penelitian yaitu deskriptif observasional melalui pendekatan cross sectional. Populasi penelitian yaitu seluruh lansia yang pernah melakukan kunjungan posyandu lansia berjumlah 130 lansia, dengan jumlah sampel 98 lansia. Variabel pengetahuan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengetahuan baik, cukup dan kurang, dikatakan pengetahuan baik apabila nilai total skor persentase kuesioner (P) 75%-100%, cukup bilaman total skor persentase (P) 56%-75%, dan kurang bilamana total skor persentase (P) < 55%. Analisa yang digunakan adalah univariat dengan uji deskriptif statistic. Hasil: Hasil analisis dari total skor penelitian gambaran pengetahuan lansia termasuk kedalam kategori kurang sejumlah 51 responden (52%), berpengetahuan baik 37 responden (37,8%) dan paling sedikit berpengetahuan cukup sejumlah 10 responden (37.8%). Didapatkan karakteristik berdasarkan umur terbanyak adalah 66-70 tahun dengan jumlah 59 responden (60.2%). Jenis kelamin terbanyak adalah wanita dengan jumlah 52 responden (53.1%). Pendidikan terbanyak adalah SD dengan jumlah 24 responden (24.5%). Pekerjaan terbanyak adalah tidak bekerja dengan jumlah 33 responden (33.7%). Jarak rumah terbanyak adalah 0-500 meter dengan jumlah 69 responden (70.4%). Pengetahuan lansia terbanyak adalah kurang dengan jumlah 51 responden (52%). Simpulan: Gambaran pengetahuan lansia terbanyak adalah termasuk kedalam kategori kurang sejumlah 51 responden (52%).
DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI Mardani, Raden Ahmad Dedy; Zuhratul Hajri; Suprayitna, Marthilda; Fatmawati, Baiq Ruli
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i4.10029

Abstract

Hipertensi terjadi ketika tekanan di pembuluh darah terlalu tinggi yaitu 140/90 mmHg atau lebih tinggi. Diperkirakan 46% orang dewasa penderita hipertensi tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit hipertensi. Komplikasi hipertensi yaitu dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung. Hipertensi dapat dikontrol asalkan disiplin hidup sehat, gaya hidup yang sehat dapat membantu menurunkan hipertensi. Salah satu gaya hidup yang sehat. Salah satu gaya hidup sehat yang dapat dilakukan adalah makan makan yang sehat dan rendah garam atau diet yang tepat pada hipertensi. Tujuan dilakukan penyuluhan kesehatan dalam pengabdian masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dan lansia tentang hipertensi dan cara mengontrol hipertensi dengan cara diet yang tepat pada penderita hipertensi. Metode yang digunakan yaitu deskriptif. Hasil dari pengabdian masyarakat adalah setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tingkat pengetahuan keluarga dan lansia tentang hipertensi dan diet pada hipertensi meningkat. Tingkat pengetahuan pada kategori baik sebelum penyuluhan kesehatan sebanyak 5 orang (17,86%) setelah penyuluhan kesehatan menjadi 9 (32,14%) orang dan tingkat pengetahuan kategori cukup sebelum penyuluhan kesehatan sebanyak 10 (35,71%) orang setelah penyuluhan kesehatan meningkat menjadi 13 orang (46,43%). Dapat disimpulkan terjadi perbedaan atau peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan.
Telehealth Model Strategy to Improve Maternal Feeding Practices in Children with Stunting: Randomized Control Trial Yolanda, Henny; Mardani, Raden Ahmad Dedy; Supinganto, Agus
Interest : Jurnal Ilmu Kesehatan INTEREST: Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 13 Number 2 November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37341/interest.v13i2.672

Abstract

Background: The eating behaviour of the stunted children is the high risk for their growth and development. Given the urgency of all the impacts caused and its high prevalence, handling stunting through changes in feeding patterns requires serious attention from the government, society, and individuals as a whole. This study utilises telehealth as an innovative solution to overcome the challenges in feeding children with stunting. The aim of this study is to improve maternal feeding practices for children with stunting using telehealth. Methods: This study uses the single-blind randomised controlled trial method. The sampling method in this study was by using purposive sampling. The participants of this study are 41 mothers who have a child with stunting. Results: There was a significant effect (p=0.169) of the Telehealth Model Strategy to Improve Maternal Feeding Practices in Children with Stunting. Conclusion: We found that the telehealth model can be used to improve maternal feeding practices for children with stunting using telehealth.
The Effect of Education Through Video Self Care Management on Type 2 Diabetes Mellitus Patients: A Quasi-Experimental Study Ernawati, Ernawati; Ariyanti, Maelina; Bahtiar, Heri; Mardani , Raden Ahmad Dedy
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram Vol. 15 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/jisym.v15i2.497

Abstract

The Effect of Education Through Video Self Care Management on Type 2 Diabetes Mellitus Patients: A Quasi-Experimental Study ABSTRAK Prevalensi penderita diabetes adalah 537 juta di seluruh dunia, dan jumlah ini diperkirakan akan mencapai 783 juta pada tahun 2045. Indonesia menempati peringkat kelima di dunia pada tahun 2021, dengan 19,47 juta pasien. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan mengubah perilaku pasien adalah melalui pendidikan kesehatan yang dapat diberikan kepada pasien diabetes melitus tipe 2, yaitu manajemen perawatan diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi melalui video manajemen perawatan diri pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Desa Meninting. Metode penelitian adalah quasi eksperimen dengan desain one group pretest-posttest. Sampel penelitian sebanyak 18 responden. Instrumen Manajemen Perawatan Diri menggunakan kuesioner Summary of Diabetes Self-care Activities (SDSCA) yang terdiri dari 20. Kuesioner manajemen perawatan diri telah digunakan oleh peneliti sebelumnya, nilai r hitung > 0,378. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor pra-tes sebesar 30,50 dengan simpangan baku 3,930, sedangkan rata-rata skor pasca-tes sebesar 35,59 dengan simpangan baku 1,243. Rata-rata hasil pasca-tes mengalami peningkatan setelah diberikan edukasi melalui video tentang manajemen perawatan diri. Nilai ρ sebesar 0,001 (< 0,05) diperoleh, yang menunjukkan bahwa edukasi video efektif dalam meningkatkan manajemen perawatan diri pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Desa Meninting. Disarankan agar metode ini sering diterapkan untuk meningkatkan manajemen perawatan diri terkait diet, aktivitas fisik, dan perawatan kaki.