Kepemimpinan spiritual merupakan bentuk kepemimpinan yang mengarahkan orientasi dari aspek duniawi menuju ranah spiritual. Kepemimpinan spiritual dimaknai sebagai bentuk kepemimpinan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip etika religius. Model ini menitikberatkan pada kemampuan seorang pemimpin untuk memberikan inspirasi, menumbuhkan motivasi, memengaruhi, serta menggerakkan individu melalui keteladanan, pelayanan yang ikhlas, kepedulian, dan penerapan nilai-nilai serta karakter ilahiah dalam setiap aspek tujuan, proses, budaya, maupun perilaku kepemimpinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis nilai-nilai spiritual apa saja yang ditanamkan oleh pimpinan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lumajang, dan bagaimana praktik kepemimpinan spiritual di lingkungan tersebut. Masalah difokuskan pada nilai-nilai spiritual yang ditanamkan oleh kepala kantor meliputi: visi, cinta altruistik, budaya, iman, dan panggilan. Implementasi kepemimpinan spiritual dalam bentuk pembiasaan di Kantor Kementerian Agama Lumajang. Guna mendekati masalah ini dipergunakan acuan teori dari Fry. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: data primer dan data sekunder, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kajian ini menyimpulkan bahwa Pelaksanaan kepemimpinan spiritual di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lumajang telah berjalan secara efektif. Hal ini tercermin dari implementasi lima indikator utama kepemimpinan spiritual yang telah diterapkan dengan baik, yaitu: visi, cinta altruistik, budaya, iman, dan panggilan. Hasil penelitian ini Adalah strategi kepemimpinan spiritual yang diterapkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lumajang menunjukkan komitmen yang kuat dalam memperkuat dimensi spiritual para pegawai. Implementasi strategi tersebut tampak nyata melalui kegiatan seperti pemberian motivasi dan arahan dalam forum silaturahmi. Visi kepemimpinan yang diemban juga berkontribusi positif dalam menumbuhkan harapan, memperdalam keimanan, serta memupuk kasih sayang dan kepedulian antarindividu, yang pada gilirannya membangun rasa panggilan dan solidaritas yang erat antara pimpinan dan bawahan