Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

High Levels of Resistance in A Culex quinquefasciatus Population to the Insecticide Permethrin in Filariasis Endemic Areas in Central Java Chakim, Irfanul; Sayono,; Astuti, Rahayu
Makara Journal of Science Vol. 21, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Resistance among Culex mosquitoes to various insecticides has been reported in many countries. However, there have been no studies of the resistance status of Culex in Indonesia. There is a need for such studies to develop a database for use in vector control management. This study aimed to investigate the insecticide resistance status of C. quenquefasciatus, which is the primary vector of filariasis, to aid the planning of a vector control management program. In the present study, Culex quinquefasciatus larvae were collected from five districts/municipalities where filariasis is endemic in Central Java. The larvae were reared to adult stage, and insecticide susceptibility testing was then conducted according to standard bioassay procedures of the World Health Organization (WHO). The results of the bioassays showed that C. quinquefasciatus had a high level of resistance against 0.75% permethrin, with mortality rates ranging from 4.8 to 21.6%. The lowest resistance was found among mosquitoes collected from Grobogan district. This may be explained by the district’s remote geographical location. The high level of resistance found in the present study may be caused by exposure to local insecticides, which have been applied for many years as part of a dengue vector control program. These insecticides may also have contaminated the breeding sites of C. quinquefasciatus mosquitoes. Better vector control management is needed to help prevent the development and spread of resistance. Such management should include routine insecticide surveillance and insecticide alternation.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Rimpang Kencur dan Lempuyang Terhadap Bakteri Stutzerimonas Stutzeri yang Ditemukan pada Pasien Ulkus Diabetikum Nurazizah, Reza Pinky; Chakim, Irfanul; Sayono, Sayono
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 7 (2024): Transformasi Teknologi Menuju Indonesia Sehat dan Pencapaian Sustainable Development G
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus (DM) sering menimbulkan komplikasi serius, termasuk ulkus diabetikum. Penggunaanantibiotik jangka panjang pada ulkus diabetikum jangka panjang beresiko menimbulkan resistensi.Pencarian antibiotik dari bahan alami, seperti ekstrak kencur dan lempuyang, sangat penting karenakeduanya mengandung flavonoid, alkaloid, serta minyak atsiri, yang berpotensi menjadi agen antibakteriefektif untuk pengobatan ulkus diabetikum. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas antibakteriekstrak n-hexane rimpang kencur dan rimpang lempuyang terhadap Stutzerimonas stutzeri yang ditemukanpada pasien ulkus diabetikum.  Penelitian eksperimen ini menggunakan desain Post Test Only ControlGroup dengan isolat bakteri Stutzerimonas stutzeri yang diperoleh dari ulkus diabetikum dalam penelitiansebelumnya. Intervensi menggunakan ekstrak n-hexane rimpang kencur dan rimpang lempuyang denganvariasia konsentrasi 25%, 50%, dan 75% dengan kontrol chloramphenicol. Bakteri ditanam dalam mediaagar dan intervensi menggunakan kertas cakram. Zona hambat diamati dengan terbentuknya zona terangZona bening yang terbentuk bervariasi menurut konsentrasi ekstrak dimana 50% lebih luas daripada 75%dan 25% baik pada kencur dan lempuyang. Ekstrak n-hexane rimpang kencur menunjukkan aktivitasantibakteri tertinggi dengan zona hambat 15,02 mm. Seluruh ekstrak menunjukkan aktivitas antibakteriterhadap Stutzerimonas stutzeri, dengan zona hambat tertinggi pada konsentrasi 50%.Kata Kunci : Ulkus, Antibakteri, Kencur, Lempuyang, Stutzerimonas stutzeri.
Ekstraksi DNA Pseudomonas aeruginosa: Komparasi Metode NaOH, Perebusan, Iradiasi Microwave, dan Kit Komersial. Prayogo, Fitra Adi; Chakim, Irfanul
Praxis : Jurnal Sains, Teknologi, Masyarakat dan Jejaring Vol 7, No 2 : March 2025
Publisher : Soegijapranata Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/praxis.v7i2.13313

Abstract

This study aims to compare the effectiveness of four methods of DNA extraction from Pseudomonas aeruginosa bacteria: NaOH, boiling, microwave, and a commercial kit. The four methods were evaluated based on DNA quantity and quality, as well as time and cost efficiency. Results showed that the microwave method yielded the highest DNA concentration (92.23 ± 1.04 ng/µL) with optimal purity (A260/A280 ratio of about 1.82). The boiling method had the highest purity ratio (1.90 ± 0.05), but failed to produce PCR amplification despite its high concentration. The commercial kit produced the best quality DNA but with the lowest concentration (14.35 ± 0.74 ng/µL) and highest cost (IDR 50,000.00 per sample). In terms of efficiency, the microwave and boiling methods were the most cost (IDR 500.00 per sample) and time (less than 15 minutes) efficient. Based on the total analysis, the microwave method offers the best balance between quality, quantity, time, and cost, so it is recommended as an efficient alternative for research and diagnostic applications, especially in microbiological surveillance or epidemiological studies. However, for sensitive downstream applications such as genome sequencing, the use of commercial kits remains safer despite the high cost.
Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan kalibrator Fetal Doppler Fauzi, Ekha Rifki; Wardana, Ari Kusuma; Setiyadi, Noor Alis; Chakim, Irfanul
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 8, No 4 (2025): November
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v8i4.2700

Abstract

Klinik Pratama Hidayah adalah usaha mikro yang menyediakan layanan kesehatan dasar, termasuk pemeriksaan kesehatan umum serta kesehatan ibu dan anak. Mayoritas pasiennya adalah ibu hamil, sehingga penting memastikan alat medis, terutama Fetal Doppler untuk pemeriksaan jantung janin, tetap akurat. Tingginya jumlah pasien dapat menurunkan akurasi alat ini, sehingga kalibrasi menjadi sangat diperlukan. Pengabdian ini dilakukan melalui observasi, identifikasi masalah, dan solusi, menghasilkan peningkatan akurasi signifikan dengan p<0,01 pada praktek kalibrasi Fetal Doppler menggunakan kalibrator. Selain pelatihan tentang pentingnya kalibrasi alat kesehatan, tim pengabdi juga memberikan pendampingan untuk memastikan Fetal Doppler di Klinik Pratama Hidayah tetap akurat. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah pentingnya penguatan pemahaman kalibrasi, pelaksanaan kalibrasi Fetal Doppler, serta pendampingan berkelanjutan guna mendukung layanan kesehatan ibu hamil.
Edukasi Anemia, Pemeriksaan Hemoglobin dan Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri di SMA N 01 Toroh Dewi, Anisa Candra; Chakim, Irfanul; Astuti, Rahayu; Rokhyanti, Ika
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 4 No 2 (2025): April
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v4i2.640

Abstract

Latar belakang: Prevelensi anemia masih tinggi, dan pengetahuan remaja putri tentang anemia masih terbatas, bahkan remaja sering kali mengabaikan. Remaja putri yang anemia akan mengalami kesulitan dalam konsentrasi belajar, penurunan aktivitas fisik, antibodi, dan dalam jangka panjang berdampak pada kehamilan. Tujuan: Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri dalam pencegahan anemia, disertai dengan pemeriksaan kadar hemoglobin dan pemberian tablet tambah darah. Metode: Metode pengabdian dalam kegiatan ini adalah penyuluhan kesehatan, dengan media penunjang yang digunakan adalah leaflet, kegiatan diikuti dengan pemeriksaan Hb menggunakan easy touch dan pengambilan darah 3 cc (khusus untuk remaja putri). Pengabdian dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil: Siswi menunjukan pemahaman yang baik mengenai pencegahan anemia. Hal ini ditunjukan melalui sesi diskusi dimana siswa aktif bertanya pada saat dilakukan komunikasi dua arah oleh pengabdi dengan siswa. Hasil pemeriksaan hemoglobin menunjukan sebanyak 27.8% siswa remaja putri mengalami anemia. Seluruh siswa remaja putri telah diberikan Tablet Tambah Darah (TTD) Kesimpulan: Pengabdian di SMA N 1 Toroh berjalan dengan lancar, dengan siswi yang hadir sangat antusias dalam sesi konsultasi tentang anemia, memperhatikan leaflet dengan seksama dan mengajukan pertanyaan. Kegiatan ini di akhiri dengan pemeriksaan hemoglobin sebagai upaya deteksi anemia dan pembagian tablet tambah darah bagi remaja putri. Kata kunci: anemia, edukasi, hemoglobin, remaja putri, tablet penambah darah __________________________________________________________________ Abstract Background: The prevalence of anemia is still high, and knowledge of adolescent girls about anemia is still limited and is often ignored. Teenage girls who are anemic will experience difficulty concentrating on studying, decreased physical activity, and antibodies, and in the long term, this will have an impact on pregnancy. Objective: This service aims to increase young women's knowledge in preventing anemia by checking hemoglobin levels and administering blood supplement tablets. Method: The method of service in this activity is health education, with the leaflet media, then the activity is followed by Hb checking using easy touch and 3 cc blood collection (especially for young women). Service is carried out in several stages: preparation, implementation, and evaluation. Result: Female students showed a good understanding of anemia prevention. This is demonstrated through discussion sessions where students communicate with staff and other students. The data showed 27.8% of female teenage students had anemia. All young female students have been given Blood Supplement Tablets (BST). Conclusion: The service at SMA N 1 Toroh went smoothly, with the female students attending very enthusiasticin the consultation session about anemia, paying close attention to the laflets and asking questions. This activity ended with a hemoglobin check as an effort to detect anemia and distribution tablets for young women. Keywords: anemia, education, hemoglobin, young women, blood booster tablets
Sosialisasi MPASI dan Pelatihan Pembuatan Olahan Makanan Tambahan Untuk Pencegahan Stunting di Desa Sranten Nur Utami, Annisa; Chakim, Irfanul; Ardiasnyah, Fikri; Lintang, Carisa Sukma Andi; Putri, Tamara Kusuma; Rahmawati, Umi; Fadilla, Fatwa Banatya; Abdulloh, Muhammad Andi Yoga Fikananta; Maulana, Dimas Azhar; Ramadan, Agung Rizki; Huda, Khoirul; Asikin, Aifka Alihati; Afiani, Fenti Nur; Septiasari, Sely Mutiara; Putri, Masyru’atul Mukarromah Dearty Ihda
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 4 No 2 (2025): April
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v4i2.689

Abstract

Latar belakang: Masalah gizi tercermin dari tingginya angka kasus malnutrisi. Indonesia berada di posisi terendah di kawasan ASEAN dan di urutan ke 142 dari 170 negara. Pemberian makanan pendamping ASI di Indonesia masih belum sesuai yang diharapkan. Banyak orang tua di desa Sranten, Boyolali yang memberikan MPASI lebih lambat karena kurangnya pemahaman. Kasus stunting di Desa ini mencapai 13 anak pada tahun 2024. Tujuan: Menambah pengetahuan para ibu tentang MPASI yang seimbang untuk si buah hati. Metode: Penyuluhan dilaksanakan menggunakan metode one group pretest-posttest. Penyampaian materi dilakukan dengan ceramah dan pembagian leaflet, dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan makanan tambahan. Peserta yang hadir adalah ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang memiliki anak dibawah 3 tahun, sejumlah 20 orang. Hasil: Nilai pre-test menunjukkan rerata skor tingkat pengetahuan sebesar 65,2 sedangkan pada post-test meningkat menjadi 80,3. Tercatat peningkatan skor pengetahuan sebesar 23,16%. Kesimpulan: Kegiatan penyuluhan dengan demonstrasi meningkatkan pengetahuan partisipan dalam pemberian MPASI. Kata kunci: makanan tambahan, sosialisasi, gizi, stunting ______________________________________________________________________ Abstract Background: Nutritional problems are reflected in the high rate of malnutrition. Indonesia ranks 142nd out of 170 countries and has the lowest rank in the ASEAN region. Complementary feeding in Indonesia is still not meeting expectations. Many parents in Sranten Village, Boyolali, introduce complementary foods late due to a lack of understanding. Stunting cases in this village reached 13 children in 2024. Objective: To increase mothers' knowledge about balanced complementary feeding for their children. Method: The counseling session was conducted using a one-group pretest-posttest method. The material was delivered through lectures and leaflet distribution, followed by a demonstration of how to make complementary foods. Twenty participants, including pregnant women, breastfeeding mothers, and mothers of children under 3 years old, were included. Result: The pre-test score showed an average knowledge level of 65.2, while the post-test score increased to 80.3. This represents a 23.16% increase in knowledge. Conclusion: The counseling session with demonstrations improved participants' knowledge about providing complementary feeding. Keywords: supplementary food, socialization, nutrition, stunting
Peningkatkan Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Melalui Penyuluhan dan Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu di SMA Toroh 1 Hafidzah, Sarah; Wardani, Ratih Sari; Chakim, Irfanul
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 4 No 3 (2025): Juli
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v4i3.731

Abstract

Latar Belakang: Penyakit Diabetes Mellitus (DM) menjadi ancaman kesehatan global dengan prevalensi yang terus meningkat, menciptakan beban signifikan bagi individu, keluarga, dan sistem kesehatan. Peningkatan kasus DM ini banyak dikaitkan dengan gaya hidup dan pola makan tidak sehat serta obesitas, yang kini juga memengaruhi anak-anak dan remaja, meskipun faktor genetik juga berperan. Kebiasaan mengonsumsi makanan olahan tinggi gula dan rendah gizi, seperti bakso goreng dan gorengan, ditambah kurangnya aktivitas fisik, turut memperburuk risiko. Tujuan: Untuk mengevaluasi efektivitas intervensi yang mengintegrasikan penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan gula darah sewaktu dalam meningkatkan pengetahuan siswa SMA Toroh 1 mengenai diabates mellitus. Metode: Metode pengabdian dalam kegiatan ini adalah penyuluhan kesehatan, dengan media penunjang yang digunakan adalah leaflet, kegiatan diikuti dengan pemeriksaan kadar gula darah menggunakan easy touch. Pengabdian dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.  Hasil: Remaja menunjukkan pemahaman yang baik terkait waspada diabetes mellitus. Hal ini dilihat dari sesi diskusi dan tanya jawab, dimana remaja aktif bertanya saat dilakukukan komunikasi dua arah oleh pengabdi dan remaja. Hasil pemeriksaan menunjukkan 90% remaja memiliki kadar gula darah normal. Kesimpulan: Hasil dari pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gartis di SMAN 1 Toroh yaitu sebagaian besar 90% siswa SMAN 1 Toroh memiliki kadar gula darah sewaktu yang normal. Secara keseluruhan, penyuluhan dan pemeriksaan gula darah sewaktu ini berhasil mengidentifikasi potensi risiko Diabetes Mellitus pada kelompok remaja dan sekaligus memberdayakan mereka dengan pengetahuan serta kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat Kata kunci: diabetes mellitus, gula darah sewaktu, penyuluhan kesehatan _________________________________________________________________________ Abstract Background: Diabetes mellitus (DM) is a global health threat with a growing prevalence, creating a significant burden for individuals, families and health systems. This increase in DM cases has been attributed to unhealthy lifestyles and diets as well as obesity, which now also affects children and adolescents, although genetic factors also play a role. The habit of eating processed foods high in sugar and low in nutrients, such as fried meatballs and fried foods, coupled with a lack of physical activity, exacerbates the risk. Objective: To evaluate the effectiveness of an intervention integrating health counseling and blood glucose testing in improving Toroh 1 high school students' knowledge of diabetes mellitus. Method: The service method in this activity is health counseling, with the supporting media used is leaflets, activities followed by checking blood sugar levels using easy touch. The service was carried out in several stages, namely preparation, implementation and evaluation. Result: Teenagers showed a good understanding of diabetes mellitus alert. This can be seen from the discussion and question and answer session, where adolescents actively ask questions when two-way communication is carried out by servants and adolescents. The examination results showed 90% of adolescents had normal blood sugar levels. Conclusion: The result of the implementation of the free health check at SMAN 1 Toroh is that 90% of the students of SMAN 1 Toroh have normal blood sugar levels. Keywords: diabetes mellitus, blood glucose levels, health counseling
Edukasi Kesehatan dan Peningkatan Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Puskesmas Tunjungan Blora Masjadi; Astuti, Rahayu; Chakim, Irfanul; Prasetyaningsih, Maria
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 4 No 3 (2025): Juli
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v4i3.788

Abstract

Latar belakang: Pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting untuk deteksi dini dan pencegahan komplikasi penyakit, namun pelaksanaannya di Indonesia masih rendah dengan hanya 20% masyarakat melakukannya setiap tahun. Rendahnya partisipasi dipengaruhi kurangnya pemahaman, keterbatasan akses fasilitas kesehatan, biaya tinggi, serta stigma sosial. Tujuan: mengidentifikasi dan menganalisis efektivitas edukasi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan gratis. Metode: Kegiatan edukasi dengan metode interaktif dan pemeriksaan kesehatan langsung. Hasil: Peningkatan pemahaman peserta, ditunjukkan dengan peningkatan pengetahuan dari 53,59% menjadi 72,3% setelah intervensi. Temuan kesehatan gigi bermasalah pada hampir 70% ibu hamil serta 36% dengan tekanan darah tidak normal menekankan perlunya pemantauan dan edukasi berkelanjutan. Kesimpulan: Edukasi kesehatan dan skrining gratis mampu meningkatkan kesadaran serta kesiapsiagaan masyarakat dalam mencegah dan mendeteksi penyakit, sehingga program ini sangat bermanfaat bagi promosi kesehatan. Kata kunci: cakupan layanan kesehatan, pemeriksaan kesehatan, edukasi kesehatan ____________________________________________________________________ Abstract Background: Routine health checkups are crucial for the early detection and prevention of disease complications. However, their implementation in Indonesia is low, with only 20% of the population undergoing checkups annually. This low participation rate is influenced by a lack of understanding, limited access to healthcare facilities, high costs, and social stigma. Objective: Identify and analyze the effectiveness of health education in raising public awareness of the importance of free health checkups. Method: Health education activities using interactive methods and direct health screenings. Result: Participants demonstrated an improved understanding, as evidenced by a significant increase in knowledge from 53.59% to 72.3% after the intervention. Nearly 70% of pregnant women and 36% of participants with abnormal blood pressure had dental health issues, emphasizing the need for ongoing monitoring and education. Conclusion: Health education and free screenings can enhance public awareness and preparedness in preventing and detecting diseases, making this program highly beneficial for promoting health. Keywords: increased coverage, medical checkups, health education
Student-Care Permitha: Layanan Bantuan Kesehatan Mental Untuk Mahasiswa Asing di Thailand Chakim, Irfanul; Pumpaibool, Tepanata
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 3 No 3 (2024): Juli
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v3i3.701

Abstract

Latar belakang: Mahasiswa Indonesia dan internasional di Thailand mengalami tantangan kesehatan mental yang signifikan. Survei menunjukkan lebih dari 40% mengalami depresi dan kecemasan, serta lebih dari separuh memiliki kualitas hidup yang rendah. Tujuan: Program ini bertujuan menyediakan layanan edukasi dan pemantauan kesehatan mental yang mudah diakses dan berkelanjutan bagi mahasiswa Indonesia di Thailand. Metode: Kegiatan dilakukan melalui kolaborasi dengan PERMITHA, meliputi edukasi daring, penyuluhan kesehatan mental, asesmen mandiri berbasis WHO, dan layanan konsultasi WhatsApp. Website pemantauan kesehatan mental juga dikembangkan, dengan mitra sebagai admin dan tim pengabdian sebagai super admin. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test serta pemantauan asesmen mandiri. Hasil: Program disambut positif oleh PERMITHA dan direncanakan menjadi program tahunan. Sebanyak 40,83% responden mengalami depresi, 44,19% mengalami kecemasan, dan 74,16% memiliki kualitas hidup psikologis yang buruk. Website mendukung pemantauan berkelanjutan oleh mitra. Kesimpulan: Program ini efektif dalam meningkatkan kesadaran dan dukungan kesehatan mental. Direkomendasikan untuk memperluas layanan konsultasi dan kampanye edukasi secara digital guna menjangkau lebih banyak mahasiswa di Thailand. Kata kunci: kesehatan mental, mahasiswa indonesia, kualitas hidup, pengabdian masyarakat, permitha ________________________________________________________________________ Abstract Background: Indonesian and international students in Thailand face significant mental health challenges. Survey data revealed that over 40% experienced depression and anxiety, and more than half reported poor quality of life. Objective: This program aimed to provide accessible and sustainable mental health education and monitoring services for Indonesian students in Thailand. Method: In collaboration with PERMITHA, the program included online mental health education sessions, WHO-based self-assessments, and a WhatsApp-based counseling service. A mental health monitoring website was also developed, where partners serve as admins and the community service team as super admin. Evaluation was conducted through pre- and post-tests, and regular monitoring of self-assessment results. Result: The program was well received by PERMITHA and is planned to become an annual initiative. Survey findings showed that 40.83% of respondents experienced depression, 44.19% reported anxiety, and 74.16% had poor psychological quality of life. The website enables continuous mental health monitoring by the partner organization. Conclusion: This program effectively raised awareness and support for student mental health. It is recommended to expand the consultation service and develop digital campaigns to reach a broader audience of students in Thailand. Keywords: mental health, indonesian students, quality of life, community service, permitha