Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi makna dan konteks sosial pepatah petitih masyarakat Desa Pulau Sangkar serta mengkaji potensinya sebagai sumber nilai karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis melalui model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pepatah petitih memuat sembilan nilai karakter utama, yaitu kehati-hatian dan tanggung jawab, kejujuran dan keadilan, kebijaksanaan dan musyawarah, gotong royong dan solidaritas sosial, keteladanan dan integritas, ketabahan dan keteguhan hati, perencanaan dan hemat, cinta tradisi dan identitas budaya, serta kepedulian keluarga dan sosial. Pepatah petitih juga berfungsi secara pragmatik dalam berbagai ranah, seperti keluarga, musyawarah adat, relasi sosial, dan aktivitas ekonomi. Dengan demikian, pepatah petitih tidak hanya bernilai linguistik, tetapi juga berfungsi sebagai pranata sosial yang relevan untuk pendidikan karakter. Integrasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berpotensi memperkuat identitas budaya sekaligus menumbuhkan karakter siswa.