Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

KONTRIBUSI SELF-REGULATED LEARNING DAN KECERDASAN EMOSI DALAM KONSENTRASI BELAJAR Saraswati, Putri
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.864 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan kontribusi antara self regulated learning, dan kecerdasan emosi terhadap konsentrasi belajar. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan konsentrasi belajar adalah perhatian seseorang dalam proses belajar. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi konsentrasi seseorang dalam belajar. Hal yang mempengaruhi konsentrasi belajar dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang. Dari dalam diri dapat berupa self regulated learning yakni kemampuan seseorang dalam mengevaluasi diri, mengatur, melakukan dan memonitoring hal-hal yang berhubungan dengan proses belajarnya. Selain itu, faktor internal lain yang berhubungan dalam konsentrasi belajar adalah emosi. Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang dalam mengelola emosinya dan memahami emosi orang lain. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional dengan subjek penelitian berjumlah 222 orang yang terdiri dari 66 mahasiswa dan 156 mahasiswi. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling. Data penelitian diambil dengan menggunakan skala likert untuk semua variabelnya. Kemudian diuji dengan teknik statistik korelasi product moment. Hasil penelitian ini adalah 1) tidak ada hubungan antara self regulated learning dan konsentrasi belajar r = -0.079 (p>0,05), 2) tidak ada hubungan anatara kecerdasan emosi dan konsentrasi belajar r = 0,677 (p>0,05), 3) terdapat hubungan positif antara self regulated learning dan kecerdasan emosi r = 0,496 (p<0,05). Dengan demikian, berarti semakin tinggi self regulated learning maupun kecerdasan emosi yang dimiliki seseorang tidak berhubungan secara signifikan dengan konsentrasi belajar yang dimilikinya. Oleh karena itu, self regulated learning dan kecerdasan emosi tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap konsentrasi belajar pada penelitian ini. Kata kunci: self regulated learning, kecerdasan emosi, konsentrasi belajar 
School Readiness Siswa Berkebutuhan Khusus Di Kelas Inklusi Tingkat Sekolah Dasar Kota Batu Prasetyaningrum, Susanti; Saraswati, Putri; Ni’matuzahroh, -; Firmanto, Firmanto
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.655 KB)

Abstract

Kesiapan sekolah merupakan hal yang penting, sebelum siswa menerima materi pelajaran di lingkungan pendidikan. Dengan kesiapan sekolah yang baik anak akan lebih mudah menerima dan memahami pelajaran. Begitupun halnya dengan siswa berkebutuhan khusus, mereka membutuhkan kesiapan dalam memasuki sekolah formal inklusi disebabkan karena banyaknya tuntutan lingkungan yang akan mereka hadapi. Beberapa aspek kesiapan sekolah (school readiness) yang harus dipenuhi siswa inklusi adalah aspek kognitif, sosial, emosi, motivasi dan bahasa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kesiapan sekolah siswa berkebutuhan khusus di kelas inklusi. Jenis penelitian yaitu kuantitatif dengan subyek penelitian sebanyak 31 siswa berkebutuhan khusus di kota Batu. Instrument penelitian menggunakan observasi dan wawancara serta dianalisa dengan menggunakan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan rerata kesiapan sekolah (school readiness) pada siswa berkebutuhan khusus aspek bahasa (2,98%), diikuti aspek emosi (2,80%), aspek sosial (2,74%), aspek kognitif (2.60%), dan aspek motivasi (2.55%). Hal ini berarti kesiapan sekolah siswa berkebutuhan khusus tingkat sekolah dasar di sekolah inklusi kota Batu yang paling tinggi adalah kesiapan bahasa, diikuti dengan aspek emosi dan sosial. Sedangkan aspek yang paling rendah dalam kesiapan sekolah siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi Kota Batu adalah aspek motivasi dilanjutkan dengan aspek kognitif.Kata Kunci : School Readiness, siswa berkebutuhan khusus, kelas inklusi
Hubungan antara Partner Support dengan Resiliensi pada Wanita yang Mengalami Abortus Spontanea Natasya, Shahdifa; Suharsono, Yudi; Saraswati, Putri
Cognicia Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Fakultas Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.739 KB) | DOI: 10.22219/COGNICIA.Vol7.No3.333-345

Abstract

Women who experience spontaneous abortion tend to experience psychological disorders such as stress, anxiety, and emotional disturbances. When facing this event, women are expected to have good resilience to deal with these disorders. For women who have experienced a miscarriage, support from a partner  plays an important role in helping the woman to be resilient from the stressor due to a miscarriage. This study is a correlational study to determine the relationship between partner support and resilience in women who experience spontaneous abortion. The subjects involved in this study were 46 people taken by the snowball sampling technique. The process of collecting data uses a scale of partner support and scale of resilience (CD-RISC) and analyzed using product moment correlation. The results showed that there was a significant correlation between partner support and resilience in women who experienced spontaneous abortion (r = 0.413; p = 0.004 <0.05), and R square of 0.170 (17%), indicating that 17 % resilience is influenced by partner support and 83% is influenced by other variables.
PSIKOEDUKASI UNTUK MENINGKATKAN PARENTING SELF-EFFICACY PADA IBU ANAK PENYANDANG AUTISME Purbasafir, Trialovena Firizbrilian; Fasikha, Siti Suminarti; Saraswati, Putri
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.81 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v6i2.7143

Abstract

Abstrak. Mengasuh anak dengan autis merupakan tantangan bagi orang tua terutama ibu. Untuk menghadapi tantangan tersebut dibutuhkan Parenting self-efficacy yang tinggi untuk menghadapi stressor yang muncul selama proses pengasuhan. Psikoedukasi menjadi salah satu metode intervensi yang efektif untuk meningkatkan variabel tersebut, melalui kesiapan kognitif dengan memberikan pemahaman dan informasi baru. Subjek penelitian ini adalah orang tua siswa di Pusat Layanan Autis Malang sebanyak 4 orang yang diambil dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimen dengan desain one group pretest posttest. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh psikoedukasi terhadap parenting-self efficacy orang tua sebelum dan sesudah pemberian psikoedukasi ditunjukkan dengan hasil uji wilcoxon. Hasil menunjukkan bahwa psikoedukasi dapat digunakan untuk meningkatkan parenting self-efficacy pada ibu anak penyandang autis.Kata Kunci: psikoedukasi, parenting self-efficacy, ibu dengan anak autisAbstract. Parenting a child with autism disorder is a great challenge for the mother. Hence, the ideal parenting self-efficacy is needed to face stressor which appears increases the variable through up to date information. The study selects four parents at Autism Services Center using purposive technique sampling. This study applied pre-experimental design with one group pre-test and post-test. The results of the study showed that psychoeducation influences parenting self-efficacy before and after giving treatment which showed by Wilcoxon test. Result showed that psychoeducation is highly important to improve parenting self-efficacy among mother to the children with autism disorder. Keywords:  psychoeducation, parenting self-efficacy, mother, child with autism disorder
Pengelolaan Aplikasi Berbasis Lokasi “Dalam Kota” (Dalkot) Sebagai Reporter Saraswati, Putri; Lukmantoro, Triyono; Setiabudi, Djoko; Sateria, Candra
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.833 KB)

Abstract

“Dalam Kota” atau Dalkot merupakan aplikasi berbasis lokasi asal Semarang dengan segmentasi pengunduh berada di umur 15-25 tahun. Aplikasi ini menyuguhkan informasi panduan wisata yang dapat digunakan sebagai referensi mencari tempat-tempat kuliner, tempat wisata, lifestyle, event, hotel dan transportasi yang ada di Semarang.Aplikasi Dalkot sudah menginjak usia lima bulan sejak didirikan, namun tidak cukup dikenal di masyarakat Semarang, terlihat dari jumlah pengunduhnya yang hanya berjumlah 500 orang. Selain karena kurangnya promosi, konten artikel pun tidak cukup memberikan infromasi kepada para pengguna, serta terdapat teguran dari pihak lain yang merasa karya fotonya diambil tanpa izin untuk ditampilkan di aplikasi. Inilah alasan konten dan tampilanAplikasi Dalkot perlu dikembangkan lagi.Tugas penulis adalah sebagai reporter yang bertugas memverifikasi data di lapangan agar informasi sesuai dengan fakta. Kemudian, sebagai foto editor untuk menyunting foto agar dapat dengan baik ditampilkan di aplikasi. Terakhir, sebagai administrator yang bertugas memasukkan konten ke dalam aplikasi agar dapt dinikmati para pengguna. Selama menjalankan tugas, penulis mengalami beberapa kendala namun semua bisa diatasi sehingga acara tetap berjalan dengan lancar.Selama 5 minggu, penulis berhasil mengembangkan konten aplikasi menjadi lebih baik. Karenanya, pengunduh menjadi bertambah dan Aplikasi Dalkot cukup dikenal. Beberapa pengguna menyebutkan bahwa Aplikasi Dalkot dapat menjadi panduan wisata yang baik di Semarang. Diharapkan Aplikasi Dalkot dapat terus menambah konten yang baik dan kekinian serta mengembangkan fitur-fitur aplikasinya.
KEMAMPUAN SELF REGULATED LEARNING DITINJAU DARI ACHIEVEMENT GOAL DAN KEPRIBADIAN PADA PELAJAR USIA REMAJA Saraswati, Putri
Indigenous Vol. 4 No. 2, 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v4i2.7209

Abstract

Remaja yang berada dalam lingkungan akademik dan pendidikan memiliki tuntutan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sehingga membutuhkan keterampilan dan kemampuan dalam meregulasi diri sebab akan memengaruhi proses belajarnya, seperti performanya dalam menyelesaikan tugas akademik. Faktor Self Regulated Learning (SRL) dari dalam diri berupa kepribadian dan tujuan khusus (achievement goal) berpengaruh terhadap kemampuannya dalam melakukan regulasi diri dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self regulated learning ditinjau dari kepribadian (OCEAN) dan achievement goal (Mastery dan Performance Orientation) pada pelajar usia remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan cluster random sampling, dengan subjek sebesar 388 siswa SMA baik laki-laki maupun perempuan yang duduk di kelas 1, 2, dan 3. Data yang diperoleh akan diuji dengan menggunakan teknik statistik struktural equation modelling (SEM). Penelitian ini memperoleh hasil bahwa achievement goal berpengaruh terhadap SRL. Hanya kepribadian openess dan conscientiousness yang berpengaruh terhadap SRL.Kata kunci: achievement goals; personality; self regulated learning; youth.Adolescents who are in an academic and educational environment have demands in completing academic tasks so that they need skills and abilities in self-regulation because it will affect their learning process, such as their performance in completing academic assignments. The Self Regulated Learning (SRL) factor of the self in the form of personality and special goals (achievement goal) influences its ability to conduct self-regulation in learning. This study aims to determine the effect of self-regulated learning in terms of personality (OCEAN) and achievement goals (Mastery and Performance Orientation) in adolescent students. The research method used is quantitative, with cluster random sampling, with a subject of 388 high school students both male and female who are sitting in grades 1, 2, and 3. The data obtained will be tested using statistical structural equation modelling (SEM) techniques. This study found that achievement goals had an effect on SRL. Only openess personality and conscientiousness affect SRL.Keywords: achievement goals; personality; self regulated learning; youth.
Psychological change on inclusive educators through emotional regulation Winarsunu, Tulus; Saraswati, Putri
Journal of Community Service and Empowerment Vol 1, No 2 (2020): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jcse.v1i2.12569

Abstract

Inclusive education requires special educators who have good abilities in regulating emotions. Psychoeducation helps educators regulate the emotions they feel. This activity aims to provide solutions to the obstacles faced and felt by special educators through emotional regulation psychoeducation. The psychoeducation activity was carried out in one of the inclusive schools in Batu City for a duration of 4 hours. The partner of this activity was a special educator teacher in an inclusion class in Batu City, they get material in the form of emotional regulation. They also have the opportunity to ask questions and answer and express their feelings during teaching. This activity was considered successful if the activity participants have a higher score after the activity (on the emotion regulation scale). Data analysis of the results of this activity was carried out by comparing the average scale score before and after the implementation of the activity using the excel program. The results of the activity showed that the psychoeducation that had been carried out was able to improve emotional regulation skills. After giving psychoeducation all participants (100%) had the ability to regulate emotions at a good level. Thus, this activity can improve emotional regulation skills.
Personal Growth Initiative Remaja Ditinjau dari Karakteristik Kepribadian Saraswati, Putri
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 15, No 2 (2023): November 2023
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v15i2.30374

Abstract

Perubahan fisik, kognitif, emosi pada remaja dapat menimbulkan stres dalam diri remaja sehingga dibutuhkan usaha untuk berubah menjadi lebih baik, atau dalam psikologi disebut personal growth initiative. Salah satu faktor yang memengaruhi personal growth initiative adalah kepribadian yang dimiliki remaja. Kepribadian sendiri memiliki tipe-tipe yang berbeda sehingga memiliki pengaruh yang berbeda pada personal growth initiative remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan dan pengaruh kepribadian pada personal growth initiative remaja. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik analisis data ANOVA. Penelitian ini menggunakan subjek sebanyak 347 siswa SMA berusia remaja di kota Malang. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan skala likert personal growth initiative dan big-five-personality. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh dan perbedaan antara kepribadian terhadap personal growth initiative (F=8.946, p0.001). Perbedaan terbesar terdapat pada kepribadian openness to experience (O) dan perbedaan terendah pada kepribadian extraversion (E). Sementara kepribadian openness to experience (O) dan conscientiousness (C) tidak memiliki perbedaan yang signifikan pada personal growth initiative (t=4.331, p 0.309). Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan personal growth initiative remaja dapat dilakukan dengan mempelajari karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh kepribadian openness to experience (O) dan conscientiousness (C).Physical, cognition, emotional conditions can cause stress in adolescents so that it takes effort to change for the better, or in psychology it is called personal growth initiative. One of the factors that influence personal growth initiative is the personality possessed by adolescents. Personality itself has different types so that it has different effects on adolescent personal growth initiative. The purpose of this study was to determine the differences and effects of personality on adolescent’s personal growth initiative. The research method is quantitative with ANOVA data analysis. This study used a subject as many as 347 teenage high school students in the city of Malang. The sampling technique used was cluster random sampling. The research data were taken using the Likert personal growth initiative scale and BIG five personality. The results showed that there were influences and differences between personality and personal growth initiative (F = 8,946, p 0.001). The biggest difference was in personality openness to experience (O) and the lowest difference was in personality extraversion (E). While openness to experience (O) and conscientiousness (C) personalities did not have a significant difference in personal growth initiative (t = 4.331, p 0.309). Therefore, to be able to increase adolescent personal growth initiative can be done by studying the characteristics possessed by openness to experience (O) and conscientiousness (C) personalities.
Fear of missing out dan personal growth initiative pada mahasiswa Putri, Nabia Febriani; Saraswati, Putri
Cognicia Vol. 11 No. 2 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/cognicia.v11i2.28483

Abstract

Abstrak. Students’ inability to adapt can cause students to become stressed and pessimistic. Students who feel stressed and pessimistic indicate that the student has poor Personal Growth Initiative (PGI) and will more easily experience Fear of Missing Out (FoMO). The purpose of this research is to see the relationship between FoMOt and PGI in students. The respondents of this research were 394 students who were studying in Indonesia. The sampling technique uses convenience sampling. This research was measured using the Fear of Missing Out Scale (FoMOS) and Personal Growth Initiative Scale-II (PGIS-II). The results of the analysis were carried out using a correlation test with a value of r=0.009; p=0.853 (p>0.05) does not show a relationship between FoMO and PGI in students. The results of this research show that high or low levels of PGI are not necessarily influenced by the level of FoMO in students. Keyword: Child of divorce, defense mechanism, psychological well-being
Forming and strengthening factors of personal growth initiatives in life Saraswati, Putri; Amalia, Sofa; Puspita Arwan, Artiarini
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 11 No. 2 (2023): August
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jipt.v11i2.25744

Abstract

Personal Growth Initiative (PGI) helps individuals become mentally healthy because PGI is an active and conscious process by which individuals develop into better people. This study aims to determine the factors that form PGI in individuals at each stage of human development. The research subjects were 141 men and 256 women, taken by stratified random sampling. The research method used was a mixed method. Research data were collected using the PGI scale and analyzed using descriptive and correlational statistics; qualitative questions were analyzed using thematic analysis. Based on the results of the quantitative analysis, it is known that the more an individual matures, the better his PGI. In adolescence and middle adulthood, PGI is related to gender, while in early adulthood, it is related to education. The results of the qualitative analysis show that the personal growth initiatives forming factors in the participants’ lives are religiosity, achievement goals, pro-sociality, social support, self-esteem, and personal responsibility. Furthermore, the reinforcing factors of PGI are self-reflection and self-efficacy, modeling, religiosity, and self-control.