Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

GHS: Keselamatan Berbicara Melalui Simbol Arif Sardi
Bioscience Vol 2, No 1 (2018): Biology
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.097 KB) | DOI: 10.24036/02018219843-0-00

Abstract

Tanda dan simbol pencegahan bahaya adalah alat komunikasi keselamatan yang penting, mereka membantu menunjukkan berbagai bahaya yang ada di laboratorium. Pada saat yang sama, simbol pencegahan bahaya memperingatkan praktikan agar selalu waspada terhadap bahaya tersebut dengan memberikan informasi dan instruksi keselamatan yang dibutuhkan. Simbol pencegahan bahaya bisa mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan mengatasi hambatan bahasa. Pada tahun 2015, perubahan besar terjadi pada label bahan kimia dan SDS secara global. Ada bahasa baru dari simbol pencegahan bahaya yang harus dipahami oleh para pengguna bahan kimia. Beberapa produsen bahan kimia telah mengeluarkan jenis simbol baru untuk pencegahan bahaya. Hal ini sebagai implikasi dari telah diadopsinya regulasi GHS (Globally Harmonized System) di beberapa negara Uni Eropa dan Amerika Serikat. Banyak orang yang bekerja dan mengajar dengan bahan kimia masih belum mengetahui secara rinci tentang apa yang telah berubah dan apa artinya bagi mereka.
Biometric Condition of Seurukan Fish (Osteochillus Vittatus Valenciennes, 1842) Exposed to Mercury in Krueng Sabee River Aceh Jaya Indonesia Ilham Zulfahmi; Yunina Rahmi; Arif Sardi; Mahyana Mahyana; Yusrizal Akmal; Rumondang Rumondang; Epa Paujiah
Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ekw.v7i1.8258

Abstract

Abstract: Mercury is a dangerous contaminant for aquatic organisms. Seurukan fish (Osteochilus vittatus) is a type of fish in the Krueng Sabee river that is vulnerable to mercury exposure. The study's purposes were to investigate the effect of mercury on the biometric conditions of Seurukan Fish in the Krueng Sabee River, Aceh Jaya Regency. A total of 90 Seurukan fish consisting of 50 males and 40 females were collected from 3 research stations. The research stations represent the upstream area (Station 1), median river bodies (Station 2), and the downstream area (Station 3). Fish samples were taken from July to August 2019. The main parameters observed included class interval, sex ratio, length-weight relationship, condition factors, mercury concentration in sediment and liver, and hepatosomatic index. The results showed that the mercury content in the sediments of the Krung Sabee River was increased both spatially and temporally. Station 1, located in the upstream area, has the highest mercury content in the sediment was 6.278 ± 0.987 mg/kg. Mercury content in liver of Seurukan Fish ranged from 0.182 ± 0.100 mg/kg to 0.198±0.152 mg/kg. Mercury contamination in the Krueng Sabee river caused a decrease in biometric conditions of Seurukan Fish. Seurukan Fish exposed to mercury tended to have smaller size, an unbalanced sex ratio, low hepatosomatic index value, and negative allometric growth pattern.Abstrak: Merkuri merupakan salah satu jenis kontaminan berbahaya bagi organisme akuatik. Ikan seurukan (Osteochilus vittatus) merupakan salah satu jenis ikan di sungai Krueng Sabee yang rentan terpapar merkuri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh merkuri terhadap kondisi biometrik ikan seurukan di sungai Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya. Sebanyak 90 ekor ikan Seurukan yang terdiri dari 50 ekor jantan dan 40 ekor betina dikoleksi dari 3 stasiun penelitian. Stasiun penelitian mewakili wilayah hulu (stasiun 1), badan sungai (stasiun 2) dan wilayah hilir (stasiun 3). Pengambilan  sampel ikan dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2019. Parameter utama yang diamati meliputi selang kelas, nisbah kelamin dan hubungan panjang bobot ikan, faktor kondisi, konsentrasi merkuri pada sedimen dan hati serta indeks hepatosomatik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan merkuri di sedimen Sungai Krung Sabee mengalami peningkatan baik secara spasial dan temporal. Stasiun 1 yang terletak di wilayah hulu memiliki kandungan merkuri dalam sedimen paling tinggi yaitu sebesar 6,278 ± 0,987 mg/kg. Kandungan merkuri pada hati ikan seurukan di Sungai Krueng Sabee berkisar antara 0,182 ± 0,100 mg/kg hingga 0,198 ± 0,152 mg/kg. Kontaminasi merkuri pada sungai Krueng Sabee menyebabkan dampak negatif terhadap kondisi biometrik ikan seurukan. Ikan seurukan yang terpapar merkuri cenderung memiliki ukuran panjang dan bobot yang lebih kecil, nisbah kelamin yang tidak seimbang, dan nilai indeks hepatosomatik yang rendah serta pola pertumbuhan alometrik negatif.
Konstruksi Primer Untuk Mendeteksi Mutasi Gen rpoB Mycobacterium tuberculosis Dengan Metode Amplification Refractory Mutation System (ARMS)-PCR Arif Sardi
Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ekw.v%vi%i.516

Abstract

Quickly recognize drug resistance in Mycobacterium tuberculosis is very important for the efficiency of the treatment and control of the disease. More than 95% of RIF resistance occurs due to point mutations in the 81-bp region of the rpoB gene M. tuberculosis. Generally, the mutation occurs at codon 531, 526 and 516. One of method to detect the mutation is using ARMS-PCR. In order to apply the ARMS-PCR technique to detection of mutations needed a special and specific primer. Primer design process using computer software "Primer Designer" and the specificity was confirmed with "Bioedit". Accuracy and ability of all these primers to detecting mutation in rpoB gene M. tuberculosis tested using ARMS-PCR method. PCR amplification results were then analyzed using the techniques of electrophoresis on agarose 1.5%. Electrophoresis results showed two bands produced from the amplification with the template H37RV (wild type). Both bands are expected to be in a position 238 bp and 484 bp, in the other hand the result amplification with the template from mutant strains produce one band with sized 484 bp. From these data it is known that ARMS-PCR reactions are performed can be used to detect mutations in the rpoB gene of M. Tuberculosis.
Variasi Morfometrik, Hubungan Panjang Bobot dan Faktor Kondisi Ikan Famili Holocentridae yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Lampulo, Banda Aceh Ilham Zulfahmi; Dwi Yuliandhani; Arif Sardi; Neri Kautsari; Yusrizal Akmal
Jurnal Kelautan Tropis Vol 24, No 1 (2021): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v24i1.9767

Abstract

Understanding of morphometric variation, length-weight relationship, and condition factors needed to support fishery resources management and conservation. Therefore, this study aimed to determine the morphometric variation, length-weight relationship, and condition factors of the Holocentridae family landed at the Lampulo Ocean Fishing Port, Banda Aceh. A total of 50 each of the four species of fish (Myripristis berndty, Myripristis murdjan, Sargocentron tieroides and Sargocentron caudimacullatum) were collected during April 2020. Fish samples were obtained from the catch of fishermen who landed at the Lampulo Ocean Fishing Port, Banda Aceh. The parameters analyzed included morphometric variations (12 characters), length and weight frequency distribution, length-weight relationship and condition factors. The results showed that the genus Myripristis had more distinguishing characters than the genus Sargocentron, namely 50.00% and 16.66%, respectively. Myripristis berndty and Myripristis murdjan have 5 distinguishing characters (SL, HL, CPL, HD, PFL and VFL), while Sargocentron tieroides and Sargocentron caudimacullatum only have 2 distinguishing characters (SnL and PFL). The Myripristis genus that were collected tended to more length and heavier compared to the genus Sargocentron. The four spesies of Holocentridae studied had a negative allometric growth pattern (b<3) with condition factor values ranging from 0.787 to 1.417.Pemahaman terkait variasi morfometrik, hubungan panjang bobot dan faktor kondisi sangat diperlukan dalam rangka pengelolaan dan konservasi sumberdaya perikanan. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi morfometrik, hubungan panjang bobot serta faktor kondisi dari ikan Famili Holocentridae yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo, Banda Aceh. Sebanyak masing-masing 50 ekor dari empat jenis ikan (Myripristis berndty, Myripristis murdjan, Sargocentron tieroides dan Sargocentron caudimacullatum) dikoleksi selama bulan April 2020. Sampel ikan diperoleh dari hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo, Banda Aceh. Parameter yang analisis meliputi variasi morfometrik (12 karakter), selang kelas, hubungan panjang bobot dan faktor kondisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genus Myripristis memiliki karakter pembeda yang lebih banyak dibandingkan dengan genus Sargocentron yaitu masing masing sebesar 50.00% dan 16.66%. Myripristis berndty dan Myripristis murdjan memiliki 5 karakter pembeda (SL,HL, CPL, HD, PFL dan VFL), sedangkan Sargocentron tieroides dan Sargocentron caudimacullatum hanya memiliki 2 karakter pembeda (SnL dan PFL). Genus Myripristis yang dikoleksi cenderung memiliki ukuran panjang total dan bobot total yang lebih rendah dibandingkan dengan genus Sargocentron.  Keempat jenis yang diteliti dalam penelitian ini memiliki pola pertumbuhan alometrik negatif (b<3) dengan nilai faktor kondisi berkisar antara 0.787 hingga 1.417
Transcription factor 7-like 2 as type-2 diabetes mellitus diagnostic marker in ethnic Minangkabau Syamsurizal Syamsurizal; Yanwirasti Yanwirasti; Asman Manaf; Jamsari Jamsari; ML Edy Parwanto; Arif Sardi
Universa Medicina Vol. 33 No. 3 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/UnivMed.2014.v33.205-212

Abstract

BACKGROUNDThe prevalence of type-2 diabetes mellitus (T2DM) has been increasing rapidly in developed and developing countries. Many new loci associated with T2DM have been uncovered by genetic and genome-wide association studies, eg. the transcription factor 7-like 2 (TCF7L2) gene variant rs7895340 has been associated with type-2 diabetes mellitus. The aim of this research was to find an association between polymorphisms of TCF7L2 gene variant rs7895340 with T2DM in ethnic Minangkabau.METHODSThis was a case-control study using a consecutive sampling technique among ethnic Minangkabau patients who came for treatment to the Metabolic Endocrinology Polyclinic at Dr. M. Jamil Hospital. Analysis was performed on 132 subjects (66 T2DM patients and 66 controls). DNA was isolated from venous blood samples and amplified using the amplification refractory mutation system - polymerase chain reaction (ARMS-PCR) method to detect single nucleotide polymorphisms (SNPs) of TCF7L2 gene variant rs7895340. To determine the significance of association of SNPs of rs7895340 with T2DM in ethnic Minangkabau, data analysis was performed using chi-square test.RESULTSThe ARMS - PCR for TCF7L2 gene variant rs7895340 found polymorphisms in 28 (42.42%) subjects with type 2 diabetes mellitus and in 15 (22.72%) non-diabetic subjects.There was a significant association between rs7895340 SNPs with the probability of T2DM in ethnic Minangkabau (OR=2.505, p=0.026). CONCLUSIONSSingle nucleotide polymorphism rs7895340 of TCF7L2 gene can be used as genetic marker of type-2 diabetes mellitus in ethnic Minangkabau.
PENGEMBANGAN BUKU AJAR TEKNIK LABORATORIUM BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DICK AND CAREY Arif Sardi
Jurnal Biotek Vol 6 No 2 (2018): Desember
Publisher : Department of Biology Education of Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.433 KB) | DOI: 10.24252/jb.v6i2.6399

Abstract

Kendala utama pada pembelajaran teknik laboratorium biologi adalah masih terbatasnya buku pedoman/ referensi yang bisa digunakan sebagai acuan. Kondisi ini tentunya akan memunculkan kesulitan tersendiri bagi dosen dalam menentukan prioritas materi yang perlu disampaikan. Sehingga akan berimplikasi pada tingkat pemahaman peserta didik dan pencapaian tujuan pembelajaran. Pengetahuan yang diperoleh dari mata kuliah teknik laboratorium dapat berperan secara optimal jika didampingi dan dibantu dengan adanya buku ajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku ajar teknik laboratorium biologi. Penulisan buku dilakukan dengan menggunakan model Dick and Carey. Materi dikembangkan dari tulisan sendiri, transformasi teks ataupun kompilasi dari berbagai informasi. Untuk mengetahui kualitas dan efektivitas buku yang telah disusun, selanjutnya dilakukan uji validitas yang melibatkan ahli materi pelajaran, ahli desain pembelajaran serta mahasiswa yang akan menjadi pengguna buku. Berdasarkan hasil validasi dari ahli materi dan ahli desain pembelajaran buku ajar teknik laboratorium biologi yang disusun memiliki kualitas baik dengan nilai rata-rata 80,56. Sementara pada uji efektivitas memiliki nilai rata-rata 85,47 dan buku ini layak digunakan dalam pembelajaran.
DAYA TETAS DAN ABNORMALITAS LARVA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIPAPAR TIMBAL R Nurlian R Nurlian; Arif Sardi; Muliari Muliari; Yusrizal Akmal; Ilham Zulfahmi
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 8, No 1 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK VIII 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Aceh, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1064.753 KB) | DOI: 10.22373/pbio.v8i2.9649

Abstract

 Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan yang berpotensi terpapar polutan timbal. Walaupun demikian, penelitian terkait dampak paparan timbal terhadap daya tetas dan abnormalitas larva ikan nila masih belum diungkap. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat daya tetas dan abnormalitas larva ikan nila yang dipapar timbal. Rancangan penelitian terbagi kedalam empat perlakuan disertai dengan tiga ulangan untuk masing masing perlakuannya yaitu Perlakuan Kontrol, Perlakuan A (0,21 mg/L PbCl2), Perlakuan B (0,42 mg/L PbCl2) dan Perlakuan C (0,63 mg/L PbCl2). Masa pemaparan berlangsung selama sepuluh hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan timbal klorida dengan konsentrasi lebih besar dari 0,42 mg/L telah menyebabkan terjadinya penurunan daya tetas telur. Persentase daya tetas terendah terdapat Perlakuan B yaitu 40,42±8,17 %. Disamping itu, paparan timbal klorida dengan konsentrasi 0,63 mg/L menyebabkan terjadinya peningkatann detak jantung dan laju malformasi larva ikan nila. Detak jantung larva ikan nila meningkat secara signifikan dari 91,37 detak/menit pada perlakuan kontrol menjadi 115,6 detak/menit pada perlakuan C. Bentuk malformasi larva ikan nila yang terpapar timbal yang teramati meliputi lordosis, kiposis dan pembentukan ekor. Paparan timbal tidak berdampak signifikan terhadap parameter kelangsungan hidup dan panjang larva ikan nila. 
Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Pengikat Nitrogen Tanah Gambut Hutan Dari Kecamatan Trumon Aceh Selatan syafrina sari lubis; arif sardi sardi; Feizia Feizia Huslina; Maria Maria lisa
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v12i2.2794

Abstract

Isolasi bakteri pengikat nitrogen perlu dilakukan pada berbagai ekosistem. Tanah gambut merupakan ekosistem dengan keragaman mikroba yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat bakteri pengikat nitrogen dan karakterisasinya dari tanah gambut Kecamatan Trumon Aceh Selatan. Sampel tanah diambil dari empat stasiun dengan tipe tanah gembur dan liat, kedalaman bervariasi mulai 0-15 cm, 15-30 cm, 30-50 cm. Isolasi dilakukan dengan metode cawan sebar menggunakan media Jensen. Terdapat 25 isolat bakteri pengikat nitrogen, koloni berwarna putih transparan dan merah muda. Bentuk sel coccus dan basil. Berdasarkan hasil pewarnaan gram 9 isolat gram negatif dan 16 isolat gram positif. Hasil uji biokimia terhadap 14 isolat terpilih diperoleh pada uji Triple Sugar Iron Agar sebanyak 11 isolat memfermentasi glukosa dan 3 isolat tidak mampu memfermentasi glukosa. Semua isolat BPN tidak mampu memproduksi H2S. Pengujian sitrat diperoleh 9 isolat bereaksi positif dan 5 isolat bereaksi negatif. Terdapat 12 isolat menunjukkan hasil positif pada uji katalase, dan 2 isolat bersifat negatif. Hasil uji motilitas 8 isolat bersifat motil dan 6 isolat non motil. Pada pengujian urease semua isolat bereaksi positif, hal ini menunjukkan semua isolat yang diperoleh berpotensi dikembangkan sebagai biofertilizier
Identifikasi Cendawan Pada Biji Kacang (Vigna Radiata L.) Hijau dengan Menggunakan Metode Blotter Test Arif Sardi; Ernia Wati; Dwi Intan Hardila; Novan Karnanto Raharjo
KENANGA : Journal of Biological Sciences and Applied Biology Vol 1 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.948 KB) | DOI: 10.22373/kenanga.v1i1.798

Abstract

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan jenis kacang-kacangan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Produksi kacang hijau yang dicapai petani masih terbilang rendah. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil produksi kacang hijau adalah serangan penyakit. Serangan penyakit pada biji kacang hijau dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan cendawan. Sebagian besar biji kacang hijau disimpan dalam karung yang terikat dan disimpan didalam gudang, maka kondisi suhu yang tidak sesuai akan menyebabkan cendawan tumbuh dan melekat pada biji kacang hijau. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode blotter test. Metode blotter test adalah salah satu metode isolasi yang mengkondisikan agar cendawan dapat tumbuh pada kertas saring (blotter). Keuntungan dari metode blotter test yaitu cara pengerjaannya yang praktis dan dapat mengidentifikasi cendawan terbawa benih. Hasil yang didapatkan pada hari ke-7 yaitu cendawan Fusarium sp. dan Rhizoctonia solani.
PENGARUH PEMBERIAN DOSIS PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir) Nanda Vidasari; Arif Sardi; Rosmeri
KENANGA : Journal of Biological Sciences and Applied Biology Vol 1 No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.546 KB) | DOI: 10.22373/kenanga.v1i2.1918

Abstract

Kangkung merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak ditemukan di Indonesia. Kandungan utama yang terdapat di dalam sayur kangkung adalah zat besi yang berguna untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman kangkung dan mengetahui dosis pupuk urea yang tepat untuk pertumbuhan tanaman kangkung. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu U0 (Kontrol) = 0 gr urea/ polybag, U1 = 0,5 gr urea/polybag, U2 = 1 gr urea/polybag, dan U3 = 1,5 gr urea/polybag dengan 4 kali pengulangan pada masing masing perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah helaian daun tanaman kangkung pada dosis U0 (Kontrol) dengan perlakuan U3. Untuk pengamatan pertumbuhan tanaman kangkung pada berbagai dosis pupuk urea didapatkan hasil pengukuran rata-rata pertumbuhan dapat dilihat pada 7 HST untuk perlakuan U0 (Kontrol) didapatkan tinggi batang yaitu 22,8 cm, dan helaian daun 45. Tinggi tanaman pada perlakuan U3 didapatkan hasil tinggi tanaman 21,6 cm dan jumlah helaian daun 50. Pengamatan pertumbuhan tanamn kangkung pada hari ke 29 HST didapatkan hasil rata – rata pertumbuhan tanamn kangkung, pada perlakuan U0 (Kontrol) didapatkan hasil tinggi tanaman 140,08 cm, dan jumlah helaian daun 83,75. Sedangkan pada perlakuan U3 didapatkan hasil rata – ratatinggi tanaman 182,025 cm dan jumlah helaian daun 102,5. Kata kunci: tanaman kangkung, dosis, pupuk urea