ABSTRAKKerusuhan yang terjadi antara Muslim-Hindu di India berawal dari dua bulan lalu ketika Perdana Menteri Narendra Modi menyetujui UU Amandemen Warga Negara atau Citizenship Amandment Bill (CAB), yang membuat kontroversi di publik, lebih khusus lagi warga India. UU CAB ini salah satunya berisi mengenai kemungkinan imigran illegal dari Afganistan, Bangladesh dan Pakistan untuk mendapatkan status kewarganegaraan, terkecuali mereka yang beragama Islam. Pemberlakuan UU ini tentu menyebabkan terjadinya pemberontakan yang pertama kali dipicu oleh serangan terhadap kelompok Muslim penolak UU Citizenship Amandment Bill (CAB) yang dilakukan oleh kelompok Hindu yang mendukung UU tersebut. Orang diserang berdasarkan agama yang dianutnya. Peristiwa kerusuhan tersebut mendapatkan berbagai perhatian dari media online internasional salah satunya media CNN. Ketika memberitakan mengenai umat Islam, media barat sering memberikan label atau cap-cap seperti fundamentalisme, militanisme, ekstrimisme, radikalisme, dan bahkan sampai pada terorisme yang arahnya jelas untuk menjelekkan Islam. Dengan menggunakan analisis Framing Robert N. Entman yang dalam hal ini memiliki empat dimensi antara lain, define problem (pendefinisian masalah), diagnoses causes (memperkirakan masalah atau sumber masalah), make moral judgement (membuat keputusan moral), dan treatment recommendation (menekankan penyelesaian). Dari analisis tersebut ditemukan bahwa media online CNN ketika membingkai pemberitaan kerusuhan Muslim-Hindu lebih fokus pada pemberian dukungan dan solusi.