Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Technopreneur (JTech)

STUDI EKSPERIMEN EFEK KONVEKSI PAKSA PADA PENGERINGAN IKAN ASIN TIPE SURYA KOLEKTOR Evi Sunarti Antu
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 3 No 1 (2015): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.306 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v3i1.27

Abstract

Untuk mengeringkan hasil tangkap dan hasil panen, nelayan dan petani masih mengandalkan pengeringan dengan sinar matahari. Namun pengeringan seperti ini memiliki kekurangan karena sangat tergantung musim. Jika musim penghujan maka prores pengeringan terganggu. Oleh karena itu diperlukan suatu alat teknologi tepat guna berupa alat pengering multi komoditas untuk membantu para nelayan dan petani dalam proses pengawetan/pengeringan agar para nelayan dan petani tidak mengalami kerugian akibat hasil tangkapan dan panen mengalami proses pembusukan. Salah satu alternatif pengeringan yang bekerja saat ini yaitu dengan menggunakan sistem surya kolektor, dimana pada alat tersebut terdapat oven pemanas sebagai tempat untuk menaruh ikan yang akan dikeringkan dan kolektor surya sebagai alat untuk menyerap serta mengumpulkan energi panas matahari, kemudian energi panas tersebut ditransfer kedalam oven pemanas dengan dua buah blower. Dari hasil yang didapat, massa awal ikan asin sebelum dilakukan proses pengeringan adalah 5 kg dan mengalami penurunan hingga 3,4 kg dan untuk penurunan kadar air akhir ikan asin dari kadar air awal 68.7 % menjadi kadar air 40 % dalam 7 jam pengeringan. Ini lebih efisien dibandingkan dengan pengeringan secara konvensional yang membutuhkan waktu 3-4 hari dalam pengeringan.
ANALISA SISTEM PENGERING BIJI JAGUNG DENGAN METODE NATURAL CONVECTION Evi Sunarti Antu
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 4 No 1 (2016): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.288 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v4i1.43

Abstract

Untuk mendapatkan standar SNI 01-03920-1995 kadar air untuk jagung adalah 13-14%, jagung harus melewati proses pengeringan. Masyarakat Gorontalo dalam pengeringan masih menggunakan cara konvensional yakni dengan menjemur dibawah terik matahari langsung sehingga berpengaruh pada laju pengeringan. Salah satu metode pengeringan buatan yang telah dikembangkan antara lain adalah alat pengering dengan metode surya kolektor. Kolektor surya yang dirancang dan digunakan dalam penelitian ini adalah kolektor surya hybrid dengan absorber seng gelombang, divariasikan dengan dua sudut kolektor. Kedua sudut kolektor yakni 750 dan 450.Kadar air jagung awal sebelum penelitian adalah 20,7%. dengan penjemuran konvensional kadar air dalam sehari menurun hingga 18%., sedangkan dengan menggunakan alat kolektor surya pada variasi sudut 450 kadar airnya menurun hingga 15,01% Laju penguapan (Qe) sebesar 2758,011 watt.
LAMA PENGERINGAN JAGUNG EFEK RUMAH KACA DENGAN TAMBAHAN MEDIA PENYIMPAN PANAS Yunita Djamalu; Evi Sunarti Antu
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 5 No 2 (2017): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (969.632 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v5i2.117

Abstract

Pengeringan Efek Rumah Kaca masih jauh dari hasil yang optimal untuk itu dibutuhkan pengembangan untuk memaksimalkan kinerja alat untuk itu di perlukan perancangan alat pengering dengan media penyimpan panas untuk meningkatkan kualitas hasil panen jagung. Pengering efek rumah kaca memiliki 3 bagian utama yaitu ruang pengering pada keadaan tunak, batu sebagai media penyimpan panas dan variasi bukaan cerobong. Dimensi dari pengering ini adalah panjang 1 m, lebar 0,8 m, tinggi 0,6 m, tebal kaca 5 mm, tebal plat alumunium 3 mm, sudut kemiringan atap 60 ÌŠ, cerobong berdiameter 100 mm dengan tinggi 300 mm yang terbuat dari bahan pipa pvc dan batu sebagai penyimpan panas yang berdiameter 40 sampai dengan 50 cm. Mekanisme pembuatan alat ini terdiri dari evaluasi desain, persiapan alat dan bahan, pengerjaan alat dan pengujian alat. Hasil uji coba menunjukan pengering terbaik adalah pada variasi 6 dengan bak pengering alumunium dan bukaan 100 % pada cerobong 2 dengan hasil untuk pengeringan 5 kg jagung pipilan yang di uji cobakan yang membutuhkan waktu 9 jam waktu pengeringan Suhu ruang tertinggi adalah 62 ÌŠC, kadar air setelah pengujian menjadi 12,6 % dari kadar air awal 21 %, kelembaban relatif ruang pengering lebih kecil dari pada kelembaban relatif lingkungannya, massa akhir jagung adalah 3,1 kg dari massa awal 5 kg, Qe adalah 2344.51J/m2.s, Mev adalah 1039.19 gram dan efisiensi alat pengering yaitu 85 %, sedangkan efisiensi pengeringan terbaik adalah pada variasi 3 yaitu 70 %, dan lama penyimpanan terbaik adalah pada variasi 6 dengan panas batu menyimpan panas adalah 34 ÌŠC pada pukul 22.00 WITA
PERABIAKAN ALGORITMA SUHU PERMUKAAN LAUT LANDSAT 8 UNTUK PERAIRAN PONELO Romansah Wumu; Iqrimha staddal; Evi Sunarti Antu; Burhan Liputo; Farid Darise
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 5 No 2 (2017): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.631 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v5i2.119

Abstract

Suhu permukaan laut (SPL) merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi kehidupan biota laut. Landsat menyediakan data suhu permukaan bumi sejak tahun 1978. Penelitian ini memfokuskan pada pebraikan algoritma Brightness Temperature (BT) pada band 10 dan 11 data Landsat 8 (L8) menjadi Suhu Permukaan Laut (SPL) untuk perairan Ponelo dengan metode regresi. Regresi yang diperoleh diuji menggunakan metode R-squared (R 2 ) dan Root Mean Square Error (RMSE). Berdasarkan hasil pengambilan data dan analisis data L8 pada tanggal 21 Mei 2017 diperoleh algoritma polinomial 2 merupakan algoritma terbaik dengan dengan koefisien a 0 , a 1 , dan a 2 secara berturut turut 3568.14, 329.64, dan -7.55 (R 2 = 0.86 dan RMSE = 0.73).
REDESAIN MATA PISAU PENCACAH PUPUK KOMPOS SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA Evi Sunarti Antu; Yunita Djamalu
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 8 No 1 (2020): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.796 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v8i1.529

Abstract

Permasalahan alat pengompos SORT (Sampah Organik Rumah Tangga) terdapat pada sistem mata pisau untuk proses pencacahan sampah. Hasil cacahan dihasilkan belum halus sehingga proses penguraiannya terhadap tanah relatif lebih lama. Pada penelitian ini akan difokuskan pada optimalisasi pisau pencacah sampah organikSelain itu juga dilakukan pengemasan produk serta uji kemanfaatan kompos yang dihasilkan terhadap tanaman pekarangan rumah. Proses optimalisasi alat dilakukan dengan cara membuat redesain pisau pecacah. Dari hasil pengujian didapatkan lama waktu pencacahan adalah 33,3 detik, ukuran hasil cacahan berkisar antara 0,2-1 cm dengan menggunakan sampel 1200gr. Hasil pupuk kompos terbaik didiperoleh pada sampel dengan perlakuan limbah melalui pencacahan dan diberi larutan EM4. Pada sampel ini sudah mulai tumbuh kecambah pada hari ke lima dengan tinggi kecambah adalah 1,5 cm. Sampel terbaik dikemas dalam satu kemasan dengan berat 5 kg per sak kemasan dengan tujuan untuk memberikan nilai jual yang lebih baik.