Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PEMANFAATAN SISTEM IRIGASI TETES (SIT) ORGANIK PADA TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum Frutescens L.) DI KELURAHAN DEMBE I, KECAMATAN DEMBE, PROVINSI GORONTALO Jafar, Muh. Iqbal; Tamrin, Moh. Muhrim; Zulfiana, Indah Sari
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 18 No. 3 (2018): ECOSYSTEM September - December 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan pemanfaatan Sistem Irigasi Tetes (SIT) organik di bidang pertanian dalam usaha mengatasi kondisi kekeringan sekaligus memenuhi kebutuhan hara bagi komoditi pertanian yang diberdayakan oleh petani. Cekaman kekeringan, tingginya serangan hama dan penyakit serta rendahnya kesuburan tanah disebabkan oleh penggunan pupuk anorganik berdampak pada produktivitas panen cabai rawit yang berujung pada kesejahteraan petani, untuk itu tim Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Universitas Ichsan Gorontalo melakukan upaya pemecahan masalah dengan merancang dan membuat sistem irigasi tetes, membuat screen house untuk mengatasi serangan hama dan penyakit pada tahap pembibitan dan memberikan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) urin sapi serta menkombinasikan pemggunaan SIT dengan penggunaan POC guna mendorong peningkatan produksi serta melakukan introduksi, edukasi, dan pendampingan penggunaan SIT organik. Kegiatan ini memberikan dampak terhadap peningkatan produksi dan produktivitas panen cabai rawit , mendorong peningkatan kualitas kesuburan tanah serta menekan efek negatif limbah hasil pertanian. Petani mitra di Kecamatan Dembe, Kelurahan Dembe I umumnya bercocok tanam cabai rawit namun kondisi kekeringan menyebabkan kebutuhan air untuk lahan pertanian tidak mencukupi sehingga menjadi beban bagi petani dalam mencapai produksi cabai rawit yang optimum bahkan ancaman kegagalan panen sering melanda, untuk itu dibutuhkan adopsi teknologi baru dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh petani. Melalui program PKM ini mampu mendorong peningkatan produksi dan produktivitas cabai rawit melalui pemanfaatan SIT sehingga kebutuhan air tetap terpenuhi, meningkatkan pemahaman dan pengetahuan petani dalam mengelola tanaman cabai rawit dengan menggunakan POC urin sapi, serta memberikan edukasi tata cara pengoperasian dan perawatan SIT organik. Kedua mitra dalam kegiatan program ini berdomisili di Kelurahan Dembe I Kota Gorontalo, dengan metode yang digunakan dalam mengatasi kekeringan dan peningkatan kesuburan tanah diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan pengetahuan petani.
PEMANFAATAN LAPANGAN TARUNA SEBAGAI RUANG BERKUMPUL DI KOTA GORONTALO Moh. Muhrim Tamrin; Amru Siola
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v5i1.625

Abstract

Abstract: Taruna Remaja Field in Gorontalo City is a city square that is used as the center of Gorontalo community activities, gathering space and sports venue. The purpose of this study was to determine (1) what types of activities are carried out by the community in utilizing the Taruna field as a gathering space, (2) which areas are often used by the community in utilizing the Taruna field as a gathering space. The method used in this research is a qualitative method with a rationalistic approach using accidental sampling techniques. The results of the study found a relationship between the profile of the respondents and the benefits of Taruna Remaja Field. The characteristics of the respondents were obtained from the results of questionnaires distributed with accidental sampling techniques to Taruna Remaja Field users. From the observations of the research carried out, it was found that several characteristics of Taruna Remaja Field users, generally in the form of activities that are repeated every day, such as refreshing (sitting while chatting, playing), sports, and culinary. In addition, around 62% of field users are dominated by female visitors.Abstrak: Lapangan Taruna Remaja di Kota Gorontalo, merupakan sebuah alun-alun kota yang digunakan sebagai pusat kegiatan masyarakat Gorontalo, tempat berkumpul dan olahraga. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui (1) Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan masyarakat dalam memanfaatkan lapangan Taruna sebagai ruang berkumpul, (2) Area kawasan mana saja yang sering digunakan masyarakat dalam memanfaatkan lapangan Taruna sebagai ruang berkumpul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan rasionalistik menggunakan teknik sampling aksidental. Hasil dari penelitian ditemukan keterkaitan antara profil responden dengan manfaat Lapangan taruna Remaja. Karakteristik responden didapat dari hasil kuesioner yang dibagikan dengan teknik sampling aksidental terhadap pengguna lapangan Taruna remaja. Dari pengamatan penelitian yang dilakukan, ditemukan beberapa karakteristik pengguna lapangan taruna remaja, umumnya berupa aktivitas yang berulang tiap harinya yaitu refreshing (duduk sambil ngobrol, bermain), olahraga serta kuliner. Selain itu sekitar 62% pengguna lapangan didominasi oleh pengunjung wanita.
PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL BRANDING TERMINAL DUNGINGI Almer Hassan Ali; Moh Muhrim Tamrin
Pixel :Jurnal Ilmiah Komputer Grafis Vol 15 No 2 (2022): Vol 15 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Komputer Grafis
Publisher : STEKOM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51903/pixel.v15i2.883

Abstract

Perancangan identitas visual brand dapat membantu sebuah brand membedakan satu dengan yang lainnya. Dengan adanya identitas visual brand, audiens pada akhirnya akan lebih mudah mengingat brand secara jelas, unik dan konsisten. Perancangan identitas visual brand Terminal Dungingi adalah sebagai representasi visual dari nilai – nilai kepribadian brand termasuk mempromosikan tujuan perusahaan. Rumusan Masalah bagaimana merancang identitas visual branding Terminal Dungingi yang efektif sehingga memiliki identitas yang tepat sebagai terminal angkutan penumpang di kota Gorontalo. Tujuan penelitian perancangan identitas visual branding Terminal Dungingi sebagai upaya untuk membangun identitas dan citra terminal Dungingi dengan mengoptimalkan unsur dan potensi yang ada melalui media komunikasi visual yang menarik, efektif dan komunikatif. Manfaat penelitian untuk perusahaan agar membangun citra perusahaan yang lebih baik. Manfaat untuk masyarakat agar brand mudah dikenali dengan begitu dapat membangun loyalitas pelanggan terhadap perusahaan.
PEMANFAATAN LAPANGAN TARUNA SEBAGAI RUANG BERKUMPUL DI KOTA GORONTALO Moh. Muhrim Tamrin; Amru Siola
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v5i1.625

Abstract

Abstract: Taruna Remaja Field in Gorontalo City is a city square that is used as the center of Gorontalo community activities, gathering space and sports venue. The purpose of this study was to determine (1) what types of activities are carried out by the community in utilizing the Taruna field as a gathering space, (2) which areas are often used by the community in utilizing the Taruna field as a gathering space. The method used in this research is a qualitative method with a rationalistic approach using accidental sampling techniques. The results of the study found a relationship between the profile of the respondents and the benefits of Taruna Remaja Field. The characteristics of the respondents were obtained from the results of questionnaires distributed with accidental sampling techniques to Taruna Remaja Field users. From the observations of the research carried out, it was found that several characteristics of Taruna Remaja Field users, generally in the form of activities that are repeated every day, such as refreshing (sitting while chatting, playing), sports, and culinary. In addition, around 62% of field users are dominated by female visitors.Abstrak: Lapangan Taruna Remaja di Kota Gorontalo, merupakan sebuah alun-alun kota yang digunakan sebagai pusat kegiatan masyarakat Gorontalo, tempat berkumpul dan olahraga. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui (1) Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan masyarakat dalam memanfaatkan lapangan Taruna sebagai ruang berkumpul, (2) Area kawasan mana saja yang sering digunakan masyarakat dalam memanfaatkan lapangan Taruna sebagai ruang berkumpul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan rasionalistik menggunakan teknik sampling aksidental. Hasil dari penelitian ditemukan keterkaitan antara profil responden dengan manfaat Lapangan taruna Remaja. Karakteristik responden didapat dari hasil kuesioner yang dibagikan dengan teknik sampling aksidental terhadap pengguna lapangan Taruna remaja. Dari pengamatan penelitian yang dilakukan, ditemukan beberapa karakteristik pengguna lapangan taruna remaja, umumnya berupa aktivitas yang berulang tiap harinya yaitu refreshing (duduk sambil ngobrol, bermain), olahraga serta kuliner. Selain itu sekitar 62% pengguna lapangan didominasi oleh pengunjung wanita.
PERANCANGAN SANATORIUM DI GORONTALO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN FUNGSIONALIS Rio Vahlevi Noor Zulkifli Lasalewo; Amru Siola; Moh Muhrim Tamrin
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 1 (2023): JJoA : Juni 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i1.20140

Abstract

Countering the spread of Tuberculosis disease in Gorontalo is still very low and slow in service.  This is due to the lack of health support facilities specifically for Tuberculosis disease. According to the 2018 Case Detection Rate, Gorontalo Province ranks 6th as the province with the highest spread of Tuberculosis in Indonesia.  Based on the number of all Tuberculosis case records per 100,000 population, Gorontalo Province ranks 4th among 34 other provinces in Indonesia, after DKI Jakarta, South Sulawesi, and Papua.  The construction of sanatorium buildings is prioritized to be built in distant areas with minimal population. It is intended that the spread of Tuberculosis disease can be reduced and sufferers can recover faster.  The right design analysis to adjust the needs of sanatorium building users is to use the functionalist modern architecture design approach.  Through this approach, the function of the building becomes a reference in the design process so that it can meet the needs of the building users, namely both patients and managers.Penanggulangan penyebaran penyakit Tuberculosis di Gorontalo masih sangat minim dan lambat pelayanannya, hal tersebut dikarenakan kurangnya fasilitas penunjang kesehatan khusus penyakit Tuberculosis. Menurut Case Detection Rate tahun 2018, Provinsi Gorontalo menempati peringkat ke-6 sebagai provinsi dengan penyebaran Tuberculosis tertinggi di Indonesia, sedangkan menuru tangka semua notifikasi kasus Tuberculosis per 100.000 penduduk, Provinsi Gorontalo menempeti peringkat ke-4 diantara 34 provinsi lain di Indonesia, setelah DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Papua. Pembangunan bangunan sanatorium di prioritaskan di bangun di daerah jauh penduduk yang minim populasi, hal tersebut ditujukan agar penyebaran penyakit Tuberculosis dapat berkurang dan para penderita dapat sembuh lebih cepat. Analisis perancangan yang tepat untuk menyesuaikan kebutuhan pengguna bangunan sanatorium adalah dengan menggunakan pendekatan perancangan Arsitektur Modern Fungsionalis, dimana dalam pendekatan ini, fungsi dari bangunan yang menjadi acuan dalam proses perancangan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pengguna bangunan, baik pasien dan pengelolanya.
REDESAIN TERMINAL BONAWANG TIPE B KOTA KOTAMOBAGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR Vivi Arista Damopolii; Amru Siola; Moh Muhrim Tamrin
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 1 (2023): JJoA : Juni 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i1.20049

Abstract

Penataan dam pengembangan Terminal Bonawang Tipe B di Kota Kotamobagu sebagai sebuah sarana transportasi darat yang menunjang segala aktivitas lalu lintas masyarakat baik didalam maupun diluar dari Kota Kotamobagu. Terminal Bonawang memiliki peran penting dalam berbagai aspek salah satunya sebagai penghubung kegiatan lalu lintas yang dapat menunjang kegiatan daerah khususnya Kota Kotamobagu sebagai daerah yang berfokus pada bidang jasa. Terminal Bonawang tipe B di Kotamobagu mempunyai luas 8 Ha, berdasarkan klasifikasi tingkat pelayanan Terminal Bonawang masuk pada kategori terminal madya dimana dapat menampung 25-50 unit kendaraan/jam. Redesain Terminal ditujukan untuk mendapatkan tatanan site, tampilan bangunan yang berkaitan dengan pendekatan Arsitektur Neo Vernakular, utilitas, sirkulasi, serta tata massa, Adapun kebutuhan ruang yang didapakan yaitu 4.572,99 m², yang terdiri atas ruang gedung terminal sebesar 839 m², gedung pengelola 156,65 m², fasiltas pendukung 314,99 m², fasilitas servis 304,2 m², fasilitas sopir 588,38 m² dan untuk lahan parkir dengan luas 2.958,15 m². Redesain difokuskan pada penambahan fasilitas serta pemanfaatan lahan yang lebih efisien, sedangkan pada tampilan bangunan menggunakan konsep pendekatan Arsitektur Neo Vernakular yang merupakan bentuk akulturasi dari budaya dan teknologi yang berfungsi untuk tetap memelihara budaya daerah. Arsitektur Neo Vernakular diterapkan pada beberapa bagian yaitu meliputi pengadopsian bentuk atap rumah adat Bobakidan, bentuk ornamen rumah adat Komalig dan Ornamen flora dari kotak kabela sebagai simbol kepercayaan yang dinamis.
PERUBAHAN SETTING RUANG DAN POLA AKTIFITAS PUBLIK DI RUANG TERBUKA KAMPUS UNISAN GORONTALO Mohamad Muhrim Tamrin
LOSARI Jurnal Arsitektur, Kota dan Permukiman Vol 3 No 1 Februari 2018
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.886 KB) | DOI: 10.33096/losari.v3i1.69

Abstract

Ruang terbuka publik adalah ruang tidak terbangun dalam kota yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas estetika, lingkungan, dan kesejahteraan warganya. Ruang publik merupakan suatu ruang yang terbentuk atau didesain sehingga ruang tersebut dapat menampung sejumlah besar orang (public) dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat publik sesuai dengan fungsi ruang publik tersebut. Manusia mempunyai kepribadian individual, tetapi manusia juga makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat, dalam memenuhi kebutuhan sosialnya, manusia berperilaku sosial dalam lingkungannya yang dapat di amati dari fenomena perilaku-lingkungan, kelompok-kelompok pemakai, tempat terjadinya aktivitas. Fenomen ini menunjuk pada pola-pola perilaku pribadi, yang berkaitan dengan lingkungan fisik yang ada dalam hal ini taman kota, perilaku interpersonal manusia meliputi ruang personal (personal space), teritorialitas (territoriality), kesesakan dan kepadatan (crowding and density), dan privasi (privacy) Universitas Ichsan (Unisan) Gorontalo merupakan salah satu Universitas di kota Gorontalo yang dimana aktifitas yang terjadi hampir tiap saat, selain sebagai tempat menuntut ilmu, kampus Unisan biasanya digunakan oleh mahasiswa untuk berkumpul di area ruang terbuka kampus Unisan. Penelitian ini bertujuan mengetahui Perubahan setting ruang publik di kampus Unisan Gorontalo. Serta Untuk mengetahui pola aktifitas pengguna ruang terbuka kampus Unisan Gorontalo. Dari hasil yang diperoh terlihat adanya perubahan setting ruang terbuka publik di area kampus unisan.
Introduksi Mesin Pencacah Limbah Organik Portabel Tenaga Surya di Lahan Pertanian Jagung Desa Longalo Ashari, Ulfira; Tamrin, Moh. Muhrim; Putra Surusa, Frengki Eka; Jafar, Muhammad Iqbal
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 9 No 1 (2024): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jpm.v9i1.9196

Abstract

Corn is a leading commodity for farmers in Longalo Village, North Bulango District, Bone Regency, however, in encouraging increased agricultural productivity in Longalo Village, there are obstacles related to the limited amount of fertilizer available for agricultural cultivation activities in Longalo Village. On the other hand, agricultural activities in Longalo Village produce waste such as corn litter, rice straw, coconut shells, cocoa pod skins, these plant trimmings have the potential to be used as organic fertilizer, but most organic agricultural waste is burned or thrown away, which has an impact on the ecology and public health. Apart from that, there is no knowledge among farmer groups regarding technological innovations in efficient, effective and economical chopping machines that make it easier to speed up the process of processing organic waste into fertilizer using new, renewable energy, which has caused problems in Longalo Village to become more protracted, therefore the introduction of waste chopping machines Portable organic solar power on land is one way out to overcome the obstacles faced by corn farmers in Longalo Village, North Bulango District, Bone Bolango Regency.
Peran Briket Limbah Batok Kelapa dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa Tamrin, Moh. Muhrim; Rusmulyadi, Rusmulyadi; Dunggio, Swastiani; Abdussamad, Syahrir
Empiris Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024): Volume 2 Nomor 1 April 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59713/ejppm.v2i1.1093

Abstract

Briket limbah batok kelapa merupakan solusi inovatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Desa Tungguo Selatan, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango. Dalam konteks global yang semakin mengarah pada keberlanjutan, pengembangan sumber energi alternatif menjadi sangat penting. Briket batok kelapa, yang terbuat dari limbah pertanian, menawarkan tidak hanya alternatif energi yang bersih tetapi juga potensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, masyarakat dapat beralih dari ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin mahal dan berbahaya bagi lingkungan. Dalam pengabdian ini, kami mengeksplorasi potensi briket batok kelapa sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan ekonomis. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang manfaat sosial dan ekonomi dari briket batok kelapa serta tantangan yang dihadapi dalam implementasinya. Salah satu manfaat utama adalah pengurangan limbah, di mana batok kelapa yang biasanya dibuang bisa dimanfaatkan secara produktif. Selain itu, proses produksi briket juga dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi anggota masyarakat, terutama bagi kaum muda yang mencari peluang kerja. Namun, tantangan seperti kurangnya pengetahuan tentang teknik pembuatan yang efisien dan akses terbatas ke pasar masih menjadi hambatan yang perlu diatasi untuk memaksimalkan potensi ini. Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut, penting untuk menganalisis lebih dalam tentang bagaimana inisiatif ini dapat diimplementasikan dengan sukses. Pemerintah dan lembaga terkait perlu memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan dan penyuluhan agar masyarakat dapat memahami proses produksi briket dengan baik. Selain itu, akses ke modal dan pasar juga harus diperhatikan agar usaha ini dapat berkembang. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan briket batok kelapa sebagai sumber energi alternatif yang berkelanjutan dan menguntungkan.
Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat tentang Manfaat Briket dari Limbah Tongkol Jagung: Strategi Pengabdian Masyarakat Abdussamad, Syahrir; Tamrin, Moh. Muhrim; Rusmulyadi, Rusmulyadi; Dunggio, Swastiani; Abdussamad, Juriko
Empiris Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024): Volume 2 Nomor 1 April 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59713/ejppm.v2i1.1094

Abstract

Limbah pertanian, khususnya tongkol jagung, merupakan sumber daya yang sering diabaikan dan berpotensi menjadi bahan baku energi terbarukan. Pemanfaatan limbah ini bisa menjadi solusi yang inovatif untuk mengatasi masalah energi yang semakin mendesak. Masyarakat Desa Tunggulo Selatan, Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango, yang sebagian besar bergantung pada pertanian, sering kali tidak menyadari bahwa sisa-sisa hasil panen, seperti tongkol jagung, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi alternatif yang ramah lingkungan. Dengan meningkatnya kebutuhan energi dan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan, penting untuk mengedukasi masyarakat tentang potensi luar biasa dari limbah pertanian ini. Melalui strategi pengabdian masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap pemanfaatan limbah ini. Pendekatan ini melibatkan pendampingan dan pelatihan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan praktis tentang cara mengolah tongkol jagung menjadi briket. Hal ini sangat penting mengingat banyaknya potensi limbah yang terbuang sia-sia, padahal jika dimanfaatkan dengan baik, dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan limbah dan penghematan energi. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa edukasi yang tepat dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong adopsi teknologi briket, sehingga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan ekonomi lokal. Selain itu, partisipasi aktif masyarakat dalam proses ini juga dapat memperkuat rasa kepemilikan terhadap proyek dan meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan demikian, penting untuk terus mendorong inisiatif yang mengedukasi dan memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan limbah pertanian. Melihat hasil yang positif dari pengabdian ini, langkah selanjutnya adalah memperluas program pelatihan dan pengabdian masyarakat ke desa-desa lain di sekitar Kecamatan Tilongkabila. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui penghematan energi, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan kesadaran dan pengetahuan yang lebih baik, masyarakat dapat menjadi agen perubahan dalam penciptaan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan ekonomi yang lebih tangguh.