Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

BANGUNAN PAGAR UNTUK MENGURANGI POLUSI DEBU HALUS KE DALAM SUATU BANGUNAN Siola, Amru
Sainstek Vol 6, No 4, 2011
Publisher : Jurnal Sainstek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.418 KB)

Abstract

Ide dasar bahwa penyebaran suatu zat dapat dikurangi atau dihalangi dengan sistem bloking diuji denganmenggunakan metode komputasi dinamika fluida (CFD). Keragaman kondisi fisik pembatas antara sumber zatdan penerima zat meliputi : kerapatan, besaran (tinggi dan panjang), perletakan terhadap bangunan/jalan danarah angin diuji pengaruhnya terhadap kemampuan mengurangi penyebaran debu halus dari jalan raya ke dalambangunan yang lokasinya berdekatan dengan jalan tersebut. Kondisi cuaca yang menyertai pengujiandikhususkan pada kondisi iklim tropis lembab. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pagar pembatas yangterbuat dari bahan dengan kerapatan 100% mampu mengurangi penyebaran debu halus di balik pagar sampai11 %.
PEMANFAATAN LAPANGAN TARUNA SEBAGAI RUANG BERKUMPUL DI KOTA GORONTALO Moh. Muhrim Tamrin; Amru Siola
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v5i1.625

Abstract

Abstract: Taruna Remaja Field in Gorontalo City is a city square that is used as the center of Gorontalo community activities, gathering space and sports venue. The purpose of this study was to determine (1) what types of activities are carried out by the community in utilizing the Taruna field as a gathering space, (2) which areas are often used by the community in utilizing the Taruna field as a gathering space. The method used in this research is a qualitative method with a rationalistic approach using accidental sampling techniques. The results of the study found a relationship between the profile of the respondents and the benefits of Taruna Remaja Field. The characteristics of the respondents were obtained from the results of questionnaires distributed with accidental sampling techniques to Taruna Remaja Field users. From the observations of the research carried out, it was found that several characteristics of Taruna Remaja Field users, generally in the form of activities that are repeated every day, such as refreshing (sitting while chatting, playing), sports, and culinary. In addition, around 62% of field users are dominated by female visitors.Abstrak: Lapangan Taruna Remaja di Kota Gorontalo, merupakan sebuah alun-alun kota yang digunakan sebagai pusat kegiatan masyarakat Gorontalo, tempat berkumpul dan olahraga. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui (1) Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan masyarakat dalam memanfaatkan lapangan Taruna sebagai ruang berkumpul, (2) Area kawasan mana saja yang sering digunakan masyarakat dalam memanfaatkan lapangan Taruna sebagai ruang berkumpul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan rasionalistik menggunakan teknik sampling aksidental. Hasil dari penelitian ditemukan keterkaitan antara profil responden dengan manfaat Lapangan taruna Remaja. Karakteristik responden didapat dari hasil kuesioner yang dibagikan dengan teknik sampling aksidental terhadap pengguna lapangan Taruna remaja. Dari pengamatan penelitian yang dilakukan, ditemukan beberapa karakteristik pengguna lapangan taruna remaja, umumnya berupa aktivitas yang berulang tiap harinya yaitu refreshing (duduk sambil ngobrol, bermain), olahraga serta kuliner. Selain itu sekitar 62% pengguna lapangan didominasi oleh pengunjung wanita.
Tradisional Dan Modernitas Tipologi Arsitektur Masjid Hunto Sultan Amay Gorontalo Amru Siola
LOSARI Jurnal Arsitektur, Kota dan Permukiman Vol.5 No.1, Februari 2020
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/losari.v5i1.291

Abstract

A mosque is a symbol of the magnificence of Islam, which has an important significance in Islamic culture and civilization, and is a symbol of harmony in human life with Nature and the environment.The appearance of the Hunto Mosque building is a combination of elements of local architecture and Islamic architecture which is full of meaning. Some of these parts are the four pillars of the mosque which are interpreted as the four companions of the prophet, six wooden doors, a pulpit whose ornaments come from Gujarat, India, a drum, and an old well where ablution is of course as old as the Hunto Mosque. Hunto Mosque, the first mosque in Gorontalo City, was built in 1495 AD or 899 H, and has an area of 12x12 meters. This study aims to determine in general the form of typology in the form of architectural ornaments at the Sultan Amay mosque.The manifestation of a mosque architectural typology that occurs directly or indirectly, is due to the distinctive difference between a traditional Islamic community-based architectural typology with a modernist Islamic community-based architectural typology, each of which is influenced by the characteristics of the Islamic orientation of society.
PEMANFAATAN LAPANGAN TARUNA SEBAGAI RUANG BERKUMPUL DI KOTA GORONTALO Moh. Muhrim Tamrin; Amru Siola
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v5i1.625

Abstract

Abstract: Taruna Remaja Field in Gorontalo City is a city square that is used as the center of Gorontalo community activities, gathering space and sports venue. The purpose of this study was to determine (1) what types of activities are carried out by the community in utilizing the Taruna field as a gathering space, (2) which areas are often used by the community in utilizing the Taruna field as a gathering space. The method used in this research is a qualitative method with a rationalistic approach using accidental sampling techniques. The results of the study found a relationship between the profile of the respondents and the benefits of Taruna Remaja Field. The characteristics of the respondents were obtained from the results of questionnaires distributed with accidental sampling techniques to Taruna Remaja Field users. From the observations of the research carried out, it was found that several characteristics of Taruna Remaja Field users, generally in the form of activities that are repeated every day, such as refreshing (sitting while chatting, playing), sports, and culinary. In addition, around 62% of field users are dominated by female visitors.Abstrak: Lapangan Taruna Remaja di Kota Gorontalo, merupakan sebuah alun-alun kota yang digunakan sebagai pusat kegiatan masyarakat Gorontalo, tempat berkumpul dan olahraga. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui (1) Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan masyarakat dalam memanfaatkan lapangan Taruna sebagai ruang berkumpul, (2) Area kawasan mana saja yang sering digunakan masyarakat dalam memanfaatkan lapangan Taruna sebagai ruang berkumpul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan rasionalistik menggunakan teknik sampling aksidental. Hasil dari penelitian ditemukan keterkaitan antara profil responden dengan manfaat Lapangan taruna Remaja. Karakteristik responden didapat dari hasil kuesioner yang dibagikan dengan teknik sampling aksidental terhadap pengguna lapangan Taruna remaja. Dari pengamatan penelitian yang dilakukan, ditemukan beberapa karakteristik pengguna lapangan taruna remaja, umumnya berupa aktivitas yang berulang tiap harinya yaitu refreshing (duduk sambil ngobrol, bermain), olahraga serta kuliner. Selain itu sekitar 62% pengguna lapangan didominasi oleh pengunjung wanita.
PERANCANGAN SANATORIUM DI GORONTALO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN FUNGSIONALIS Rio Vahlevi Noor Zulkifli Lasalewo; Amru Siola; Moh Muhrim Tamrin
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 1 (2023): JJoA : Juni 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i1.20140

Abstract

Countering the spread of Tuberculosis disease in Gorontalo is still very low and slow in service.  This is due to the lack of health support facilities specifically for Tuberculosis disease. According to the 2018 Case Detection Rate, Gorontalo Province ranks 6th as the province with the highest spread of Tuberculosis in Indonesia.  Based on the number of all Tuberculosis case records per 100,000 population, Gorontalo Province ranks 4th among 34 other provinces in Indonesia, after DKI Jakarta, South Sulawesi, and Papua.  The construction of sanatorium buildings is prioritized to be built in distant areas with minimal population. It is intended that the spread of Tuberculosis disease can be reduced and sufferers can recover faster.  The right design analysis to adjust the needs of sanatorium building users is to use the functionalist modern architecture design approach.  Through this approach, the function of the building becomes a reference in the design process so that it can meet the needs of the building users, namely both patients and managers.Penanggulangan penyebaran penyakit Tuberculosis di Gorontalo masih sangat minim dan lambat pelayanannya, hal tersebut dikarenakan kurangnya fasilitas penunjang kesehatan khusus penyakit Tuberculosis. Menurut Case Detection Rate tahun 2018, Provinsi Gorontalo menempati peringkat ke-6 sebagai provinsi dengan penyebaran Tuberculosis tertinggi di Indonesia, sedangkan menuru tangka semua notifikasi kasus Tuberculosis per 100.000 penduduk, Provinsi Gorontalo menempeti peringkat ke-4 diantara 34 provinsi lain di Indonesia, setelah DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Papua. Pembangunan bangunan sanatorium di prioritaskan di bangun di daerah jauh penduduk yang minim populasi, hal tersebut ditujukan agar penyebaran penyakit Tuberculosis dapat berkurang dan para penderita dapat sembuh lebih cepat. Analisis perancangan yang tepat untuk menyesuaikan kebutuhan pengguna bangunan sanatorium adalah dengan menggunakan pendekatan perancangan Arsitektur Modern Fungsionalis, dimana dalam pendekatan ini, fungsi dari bangunan yang menjadi acuan dalam proses perancangan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pengguna bangunan, baik pasien dan pengelolanya.
REDESAIN TERMINAL BONAWANG TIPE B KOTA KOTAMOBAGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR Vivi Arista Damopolii; Amru Siola; Moh Muhrim Tamrin
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 1 (2023): JJoA : Juni 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i1.20049

Abstract

Penataan dam pengembangan Terminal Bonawang Tipe B di Kota Kotamobagu sebagai sebuah sarana transportasi darat yang menunjang segala aktivitas lalu lintas masyarakat baik didalam maupun diluar dari Kota Kotamobagu. Terminal Bonawang memiliki peran penting dalam berbagai aspek salah satunya sebagai penghubung kegiatan lalu lintas yang dapat menunjang kegiatan daerah khususnya Kota Kotamobagu sebagai daerah yang berfokus pada bidang jasa. Terminal Bonawang tipe B di Kotamobagu mempunyai luas 8 Ha, berdasarkan klasifikasi tingkat pelayanan Terminal Bonawang masuk pada kategori terminal madya dimana dapat menampung 25-50 unit kendaraan/jam. Redesain Terminal ditujukan untuk mendapatkan tatanan site, tampilan bangunan yang berkaitan dengan pendekatan Arsitektur Neo Vernakular, utilitas, sirkulasi, serta tata massa, Adapun kebutuhan ruang yang didapakan yaitu 4.572,99 m², yang terdiri atas ruang gedung terminal sebesar 839 m², gedung pengelola 156,65 m², fasiltas pendukung 314,99 m², fasilitas servis 304,2 m², fasilitas sopir 588,38 m² dan untuk lahan parkir dengan luas 2.958,15 m². Redesain difokuskan pada penambahan fasilitas serta pemanfaatan lahan yang lebih efisien, sedangkan pada tampilan bangunan menggunakan konsep pendekatan Arsitektur Neo Vernakular yang merupakan bentuk akulturasi dari budaya dan teknologi yang berfungsi untuk tetap memelihara budaya daerah. Arsitektur Neo Vernakular diterapkan pada beberapa bagian yaitu meliputi pengadopsian bentuk atap rumah adat Bobakidan, bentuk ornamen rumah adat Komalig dan Ornamen flora dari kotak kabela sebagai simbol kepercayaan yang dinamis.
PENGARUH KETEBALAN DINDING TERHADAP TIME LAG MASJID JAMI’ KOTA PALOPO Amru Siola
LOSARI Jurnal Arsitektur, Kota dan Permukiman Vol 3 No 1 Februari 2018
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.658 KB) | DOI: 10.33096/losari.v3i1.68

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ketebalan dinding terhadap lingkungan termal masjid Jami’ Palopo, dengan cara: Bagaimana pengaruh ketebalan dinding terhadap perbedaan temperatur permukaan dinding luar dengan temperatur permukaan dinding dalam, dan kecepatan pelepasan panas (time lag)?. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah: observasi lapangan menggunakan alat untuk mengukur temperatur permukaan dinding dalam dan luar, pergerakan udara, temperatur bukaan, kelembaban dan temperatur lingkungan. Hasil pengukuran dijabarkan dalam bentuk grafik dan dijelaskan secara deskriptif, kemudian dianalisis pada program komputer dengan metode simulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara temperatur ruang shalat dengan temperatur lingkungan bangunan sangat nyata. Analisis simulasi dengan variasi ketebalan dinding batu alam. Jadi time lag yang dihasilkan sebesar 11 jam. Sedangkan untuk ketebalan dinding 92 cm dan 100 cm pada pukul 19:00 sampai pukul 06:00 hasilnya positif, dan pada pukul 07:00 sampai pukul 18:00, temperatur yang dilepaskan hasilnya negatif, maka time lag yang dihasilkan adalah 12 jam.
BENTUK HUNIAN SUKU BAJO AKIBAT PENGARUH INTERAKSI HUNIAN SUKU GORONTALO DI DESA TORISIAJE KABUPATEN POHUWATO PROVINSI GORONTALO Amru Siola
LOSARI Jurnal Arsitektur, Kota dan Permukiman Vol 4 No 1 Februari 2019
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/losari.v4i1.119

Abstract

Masyarakat pesisir, baik langsung maupun tidak langsung, menggantungkan kelangsungan hidupnya dari mengelola potensi sumberdaya kelautan. Seperti juga masyarakat yang lain, masyarakat nelayan menghadapi banyak masalah seperti politik, sosial dan ekonomi yang kompleks. Ragam masalah tersebut antara lain: 1) kemiskinan, kesenjangan sosial dan tekanan-tekanan ekonomi yang datang setiap saat, 2) keterbatasan akses modal, teknologi dan pasar sehingga mempengaruhi dinamika usaha, 3) kelemahan fungsi kelembagaan sosial ekonomi yang ada, 4) kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah sebagai akibat keterbatasan akses pendidikan, kesehatan dan pelayanan publik, 5) degradasi sumberdaya lingkungan, baik di kawasan pesisir, laut maupun di pulau-pulau kecil, 6) belum kuatnya kebijakan yang berorientasi pada kemaritiman sebagai pilar utama pembangunan nasional. Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu bagaimana wujud interaksi suku Gorontalo dengan suku Bajo di desa Torosiaje dan Bagaimana perubahan bentuk hunian suku Bajo di desa Torosiaje Kabupaten Pohuwato provinsi Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif dan kuantitatif secara bersama-sama. Tampak rumah suku Bajo: dilihat dari tampak depan, belakang maupun samping rumah tradisional sudah mengalami perubahan bentuk. Hal yang paling spesifik bisa kita lihat pada tampak depannya dengan penambahan atap pelana yang merupakan ciri khas rumah suku Gorontalo. Kecenderungan perubahan bentuk hunian suku Bajo mengikuti bentuk rumah tradisional suku Gorontalo sangat kuat dipengaruhi oleh adanya pengaruh interaksi dengan suku Gorontalo di desa Torosiaje.
PEMANFAATAN LAPANGAN TARUNA SEBAGAI RUANG BERKUMPUL DI KOTA GORONTALO Tamrin, Moh. Muhrim; Siola, Amru
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Taruna Remaja Field in Gorontalo City is a city square that is used as the center of Gorontalo community activities, gathering space and sports venue. The purpose of this study was to determine (1) what types of activities are carried out by the community in utilizing the Taruna field as a gathering space, (2) which areas are often used by the community in utilizing the Taruna field as a gathering space. The method used in this research is a qualitative method with a rationalistic approach using accidental sampling techniques. The results of the study found a relationship between the profile of the respondents and the benefits of Taruna Remaja Field. The characteristics of the respondents were obtained from the results of questionnaires distributed with accidental sampling techniques to Taruna Remaja Field users. From the observations of the research carried out, it was found that several characteristics of Taruna Remaja Field users, generally in the form of activities that are repeated every day, such as refreshing (sitting while chatting, playing), sports, and culinary. In addition, around 62% of field users are dominated by female visitors.Abstrak: Lapangan Taruna Remaja di Kota Gorontalo, merupakan sebuah alun-alun kota yang digunakan sebagai pusat kegiatan masyarakat Gorontalo, tempat berkumpul dan olahraga. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui (1) Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan masyarakat dalam memanfaatkan lapangan Taruna sebagai ruang berkumpul, (2) Area kawasan mana saja yang sering digunakan masyarakat dalam memanfaatkan lapangan Taruna sebagai ruang berkumpul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan rasionalistik menggunakan teknik sampling aksidental. Hasil dari penelitian ditemukan keterkaitan antara profil responden dengan manfaat Lapangan taruna Remaja. Karakteristik responden didapat dari hasil kuesioner yang dibagikan dengan teknik sampling aksidental terhadap pengguna lapangan Taruna remaja. Dari pengamatan penelitian yang dilakukan, ditemukan beberapa karakteristik pengguna lapangan taruna remaja, umumnya berupa aktivitas yang berulang tiap harinya yaitu refreshing (duduk sambil ngobrol, bermain), olahraga serta kuliner. Selain itu sekitar 62% pengguna lapangan didominasi oleh pengunjung wanita.
Penataan Pantai Mandel Di Banggai Kepulauan Sebagai Objek Wisata Dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi Moidady, Ayu Hirabayasih; Siola, Amru; Antu, Evi Sunarti
Venustas Vol 4 No 2 (2025): Mei
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik - Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/venustashome.v4i2.1306

Abstract

Pariwisata merupakan sektor yang penting dalam pembangunan daerah karena dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperbaiki kehidupan sosial, terutama di wilayah sekitar destinasi wisata. Kawasan Pantai Mandel memiliki keindahan alam yang masih alami dengan hamparan pasir putih, air laut jernih berwarna biru muda, serta dikelilingi bukit berumput hijau dan pepohonan. Namun demikian kawasan wisata Pantai Mandel belum memiliki fasilitas apapun. Oleh karena itu perancangan Penataan Pantai Mandel sebagai Objek Wisata dapat menunjang kebutuhan wisatawan yang berkunjung. Tujuan dari perancangan ini adalah untuk mendapatkan konsep makro dan mikro dalam menata Pantai Mandel di Banggai Kepulauan sebagai objek wisata dengan pendekatan arsitektur ekologi dan untuk menentukan utilitas, sirkulasi, bentuk-bentuk arsitektural yang baik sehingga bisa memberikan kenyamanan, kepada pengunjung. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi langsung, dokumentasi dan studi internet. Hasil dari perancangan menunjukkan bahwa luas site 10 Ha dengan fasilitas berupa area berenang, dermaga, resort, area makan, playground, minimarket, gedung pengelolah dan sebagainya. Penerapan konsep arsitektur ekologi sebatas pada aspek penggunaan material lokal pada bangunan, desain fasad bangunan terkait pencahayaan dan penghawaan di dalam bangunan, pemanfaatan view yang ada di sekitar site, bentuk bangunan yang memberikan ciri khas terutama pada penggunaan ornamen, serta penataan ruang terbuka yang alami dan tidak banyak mengubah kondisi site.