Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo

Rancang Bangun Alat Pemotong Lontong Kerupuk Menggunakan Tali Senar Eska Hiola; Evi Sunarti Antu; Yunita Djamalu
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan khas Indonesia yang banyak disukai oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Salah satu tahapan pengolahan pada pembuatan kerupuk adalah tahapan pemotongan, namun selama ini tahapan pemotongan pada dodolan mentah lebih banyak dengan menggunakan alat manual (pisau) dengan ketebalan yang dihasilkan tidak seragam dan kapasitas yang sedikit. Alat pemotong lontong kerupuk manual adalah suatu alat tepat guna yang dapat mempercepat dan mempermudah proses pemotongan. Pada alat pemotong lontong kerupuk tersebut hasil pemotongannya seragam. Desain alat pemotong secara manual manual menggunakan mata pisau baja dari tali senar mampu memotong lontong kerupuk lebih efektif dari segi keseragaman tebal dan lebih efisien dari segi waktu. Hasil pengujian alat pemotong lontong kerupuk secara manual dilakukan pada lontong kerupuk dengan berat 1,3 ons, panjang lontong 35 cm dan berdiameter 30 mm membutuhkan waktu 25,4 detik dengan ketebalan kerupuk yang terpotong adalah 2-3 mm, kapasitas efektif adalah 175,4 ons/detik.
RANCANG BANGUN MESIN PENGGILING JAGUNG DUA FUNGSI DENGAN CARA MANUAL DAN MEKANIS Hendra Pangalima; Evi Sunarti Antu; Yunita Djamalu
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jagung merupakan salah satu pangan strategis yang bernilai ekonomi karena kedudukannya sebagai salah satu sumber karbohidrat. Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan terpenting kedua setelah padi. Dimana biji jagung sering kali digunakan sebagai campuran beras dengan cara biji jagung dihancurkan terlebih dahulu menjadi butiran lebih kecil melalui proses penggilingan. Untuk itu dibutuhkan suatu alat yang mampu melakukan proses penggilingan dengan hasil yang baik dan praktis. Tujuan pembuatan alat ini untuk menghasilkan suatu alat penggiling biji jagung yang mudah digunakan. Mesin penggiling jagung ini mempunyai dua cara pengoperasian yakni dengan cara manual dan mekanis. Pada mesin penggiling jagung ini menggunakan motor bensin 5.5 PK. Motor bensin ini yang berfungsi sebagai sumber tenaga utama pada pengoperasian mesin penggiling jagung. Kapasitas efektif dari mesin penggiling jagung ini apabila menggunakan motor bensin yaitu 11 kg/jam dan di giling dengan tiga kali proses penggilingan untuk mendapatkan hasil beras jagung. Sedangkan pada pengoperasian dengan cara manual yaitu menggunakan tuas/handel manual dengan cara di putar sehingga jagung pipil dapat tergiling hingga menjadi beras jagung. Kapasitas efektif mesin penggiling jagung apa bila menggunakan penggerak manual/handel ini adalah 4 kg/jam dan di giling dengan tiga kali proses penggilingan untuk mendapatkan hasil beras jagung. Mesin penggiling jagung pada intinya berfungsi untuk menjadikan jagung pipil menjadi beras jagung.
RANCANG BANGUN ALAT PENGERING IKAN ASIN EFEK RUMAH KACA BERBENTUK PRISMA SEGI EMPAT DENGAN VARIASI BATU SEBAGAI PENYIMPAN PANAS Sukarmanto Abdjul; Yunita Djamalu; Evi Sunarti Antu
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Standar SNI 01-2721-1992 kadar air untuk ikan layang adalah 40%. Sedangkan Tubuh ikan segar mengandung 56%-80% air. Untuk mendapatkan standar tersebut, ikan harus melewati proses pengeringan. Pada prinsipnya, Pengeringan merupakan cara pengawetan ikan dengan mengurangi kadar air pada tubuh ikan sebanyak mungkin sehingga kegiatan bakteri terhambat dan jika mungki dapat mematikan bakteri tersebut. Pengeringan pada umumnya masih dilakukan masyarakat Gorontalo dengan memanfaatkan tenaga matahari secara langsung. Namun kekurangannya pada tahap pekerjaan ini sangat bergantung pada musim, waktu pengeringan yang lama, tenaga kerja yang banyak, dan tempat penjemuran yang luas. Salah satu metode pengeringan buatan yang telah dikembangkan saat ini adalah pengering efek rumah kaca. Pada penelitian ini dirancang alat pengering dengan tipe efek rumah kaca yang berbentuk prisma dengan menambahkan variasi batu dibawah pengering yang difungsikan untuk penyimpan panas dan exhaust dibagian atas pengering. Dari hasil pengujian kadar air awal ikan adalah 68,86%. Dengan penjemuran secara konvensional selama 3 (tiga) hari kadar air ikan menjadi 24,74%, Dan dengan menggunakan alat pengering ikan asin efek rumah kaca berbentuk prisma segi empat dengan variasi batu sebagai penyimpan panas dalam waktu 3(tiga) hari kadar air menjadi 16,07%. Suhu yang tersimpan dalam batu sebagai penyimpan panas setelah pukul 17.00 WITA adalah 30°C sampai 37°C dengan rata-rata suhu 26°C.
RE – DESAINALAT PENGERING JAGUNG TIPE RUMAH KACA (Hybrid) Fitriyan Giu; Yunita Djamalu; Evi Sunarti Antu
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Teknologi pemrosesan bahan pangan khususnya jagung terus berkembang dari waktu ke waktu. Hal tersebut menyebabkandibutuhkannya teknologi-teknologi pemrosesan jagung yang mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, salah satunya adalah teknologi pengeringan tipe ERK.Perancangan alat pengeing tipe efek rumah kaca (hybrid) ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dari jangung itu sendiri dan juga meningkatkan kualitas penanganan jagung pasca panendalam hal ini pada saat melakukan kegiatan pengeringan,serta membandingkan efisiensi pengeringan menggunakan ERK (hybrid) dengan pengeringan tradisional atau alami di lingkungan terbuka,Efisiensi ini meliputi perbedaan suhu dan presentase kadar air yang terkandung dalam jagung setelah dilakukan pengeringan.Desaing rangka pengering berukuran panjang 100 cm tinggi 152 cm lebar 80 cm dengan sudut kemiringan atap 600,pintu dilapisi karet list, satu tak atas terbuat dari kaca bening dengan ketebalan 5 mm, memiliki 3 corong udara dengan panjang masing – masing,corong atas 45 cm, corong belakang 30 cm, dan corong depan 30 cm.satu rak dibawah terbuat dari aluminium plat dngan ketebalan 1,8 cm.Proses pengukuran suhu mengunakan alat ukur suhu (termometer) yang diletakan pada rak penampung produk,rak batu,dan pada ruang terbuka.
RANCANG BANGUN ALAT PENYIANG GULMA PADA PADI SAWAH Abdul Karim Hayun; Siradjuddin Haluti; Evi Sunarti Antu
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal JTPG (Oktober)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut rumput (gulma) yang berada di antara sela-sela padi, dan sekaligus menggemburkan tanah. Cara kerja alat ini yaitu didorong secara berulang-ulang dalam satu lintasan sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membersikan satu lintasan pada sela-sela tanaman padi. Kelebihan alat ini yaitu, mudah dibuat, material yang digunakan tidak terlalu mahal. Kekurangan, cara kerjanya sangat lambat, sehingga membutuhkan waktu yang banyak karena carakerjanya ulang-ulang, karena tidakhanya di dorong, akan tetapi mengaduk rumput (gulma) sampai tercampur dengan lumpur. Adapun mesin penyiang yang sudah pernah ada, cara kerja alat ini cepat, karena sudah mennggunakan motor bensin. Alat yang dirancang memiliki keunggulan tertentu. Alat ini terbuat dari kayu dan besi yang mengandalkan roda sebagai penghasil putaran untuk roda belakang yang berfungsi sebagai pisau yang mengocok rumput dengan tanah. Dari data diatas yang sudah diperoleh untuk hasil pengujian alat, penyiangan dapat diketahui secara pasti. Berdasrkan hasil uji coba dengan menggunakan alat penyiangan padi sawah yang sudah dimodifikasi. Alat ini memiliki pisau yang cukup banyak, yaitu berjumlah seluruhnya 37 mata pisau. Sehingga hasil penyiangan lebih bagus dan merata karena memiliki pembatas kedalaman sehingga dapat dikatakan bisa lebih baik dari kerja alat yang sudah pernah ada. Alat Penyiang Gulma dapat digunakan untuk menyiang padi sawah dengan genangan air 2 cm dan kedalaman lumpur 2 sampai cm dan jarak tanam padi tidak bias kurang dari 22 cm. Hasil untuk kerja Alat Penyiang didapat hasil 8-10 m/menit
RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS PISANG Wahyudin van Gobel; Yunita Djamalu; Evi Sunarti Antu
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal JTPG (Oktober)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pengirisan pisang di Gorontalo pada umumnya masih menggunakan alat sederhana dan manual, karena masyarakat belum begitu faham tentang alat pembuatan pengiris pisang ini dan tingkat efisiensi alat yang masih kurang. Beberapa studi terdahulu yang terkait dengan alat pengiris pisang yang pernah ada masih relatif mahal dan hanya memiliki tiga mata pisau sehingga memperlama proses pengirisan pisang, untuk itu perlu desain ulang agar proses pengiris pisang lebih optimal. Adapun tujuan dari penulis tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Merancang bangun suatu model alat pengiris pisang yang mekanis dengan empat mata pisau, membandingkan hasil produksi alat pengiris pisang tiga mata pisau dengan pengiris empat mata pisau. Sistim kerja alat pengiris pisang, motor listrik dijalankan dan setelah putaran stabil, dilakukan dengan cara memasukan buah pisang kedalam corong penampung pisang kemudian di dorong menuju ke mata pisau yang berputar agar pisang teriris kemudian pisang akan keluar melalui corong keluar dengan bentuk pisang yang sudah di iris. Hasil pengujian kapasitas alat pengiris pisang, hasil dari irisan bulat 1 kg menghasilkan waktu rata-rata 62,79 kg/jam, pengujian ke dua untuk hasil irisan memanjang rata-rata 68,36 kg/jam.
RANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS DAN PEMBELAH BUAH NANAS SISTEM MANUAL Rival Daud; Evi Sunarti Antu; Burhan Liputo
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal JTPG (Oktober)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pengupasan dan pembelahan buah nanas ini pada umumnya dilakukan dengan cara manual. Dan cara ini mempunyai resiko yang cukup besar. Perancangan alat pengupas dan pembelah buah nanas bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam proses pengupasan dan pembelahan buah nanas sehingga proses pengupasan dan pembelahan buah nanas akan lebih efektif dan mudah dilakukan tanpa menimbulkan resiko. Prinsip kerja alat pengupas dan pembelah buah nanas sistem tekan manual. Tuas penekan mata pisau digerakkan dengan cara ditekan secara manual menuju buah nanas. Pisau pengupas buah nanas ini dirangcang untuk bisa dilepas/diganti sesuai dengan besar diameter dari buah nanas. Hasil pengupasan dan pembelahan buah nanas dengan mata pisau Ø90 mm membutuhkan waktu 15,01detik,sedangkan mata pisau Ø85 mm membutuhkan waktu 13,06 detik maka proses pengupasan dan pembelahan ke4 buah nanas membutuhkan waktu 28.07 detik.
RANCANG BANGUN MESIN PENGGILING TONGKOL SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK Alvian Bahu; Evi Sunarti Antu; Siradjuddin Haluti
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal JTPG (Oktober)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan alternatif bijaksana dalam mematuhi kebutuhan nutrisi bagi ternak. Salah satu limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan adalah tanaman jagung, dalam bentuk batang, daun, dan janggel jagung. Batang dan daun jagung sudah biasa dimanfaatkan untuk pakan ternak, namun janggel atau tongkol jagung terutama di Gorontalo belum biasa dimanfaatkan untuk sebagai bahan pakan ternak. Tongkol jagung hanya dibakar karena merupakan limbah dan mengganggu lingkungan. Permasalahan utama pengolahan tongkol jagung sebagai pakan sapi adalah cara pengolahan dengan menggunakan mesin supaya menjadi partikel-partikel kecil agar dapat dikomsumsi oleh ternak dan hasilnya lebih cepat. Maka dirancang kembali sebuah alat penggiling tongkol jagung efisien dan efektif dari segi waktu dan biaya, dengan panjang keseluruhan 450 mm, lebar 200 mm dan tinggi 200 mm menggunakan motor bensin 5,5 pk. Dari hasil uji coba mesin penggiling tongkol jagung mempunyai kapasitas 32,258 kg/jam
DESAIN DAN PENGUJIAN SPRAYER GULMA TIPE DORONG Rion Djafar; Yunita Djamalu; Evi Sunarti Antu
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 2 No 2 (2017): Jurnal JTPG
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman budidaya, sehinggakehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada didekat atau disekitar tanaman pokok tersebut.Karena hal itulah gulma perlu dihilangkan agar tanaman budidaya dapat tumbuh dengan baik. Sprayergulma merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menghilangkan tanaman gulma. Sprayergulma yang sudah ada saat ini adalah sprayer yang cara kerjanya yakni dengan cara menggendongsprayer berisi cairan dengan berat 20-25 kg dan menyemprotkan cairannya kegulma. Hal ini tidakefektif bagi pengguna sprayer karena harus memikul beban yang berat. Pada penelitian ini dirancangsprayer gulma tipe dorong memberikan solusi kepada masyarakat agar lebih ringan penggunaanyadengan kapasitas 25 liter. Sprayer tipe dorong dimodifikasi menggabungkan beberapa komponenyakni ban arco, pompa, selang, kran udara, tanki, laras penyemprot, dan nozzle. Hasil uji coba lahanseluas 466,56 m2didapatkan rata-rata debit sprayer 0,30 liter/menit, rata-rata lebar area penyemprotan1,70 m, kapasitas penyemprotan 81,6 x 10-3m3/m2, kapasitas lapang teoritis 0,22 ha/jam, waktu kerja0,22 jam dari luas lahan 466,56 m2, kapasitas lapang efektif 0,21 ha/jam dan efisiensi lapang 95%.
DESAIN KOMBINASI MESIN PENGUPAS DAN PEMIPIL JAGUNG Moch. Sabri Entengo; Yunita Djamalu; Evi Sunarti Antu
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 3 No 1 (2018): Jurnal JTPG (April)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v3i1.166

Abstract

Di Provinsi Gorontalo, komoditas tanaman pangan merupakan komoditas yang dominan dan dikembangkan secara intensif terutama jagung. Setelah jagung dipanen perlu dilakukan beberapa langkah penanganan salah satunya dengan cara pengupasan kulit dan pemipilan jagung, sekarang sudah ada mesin pengupas kulit sekaligus pemipil jagung tetapi mesin ini masih memiliki kekurangan yaitu, hasil kerja mesin masih belum efektif karena kulit, tongkol dan hasil pipilan jagung tercampur, serta beberapa biji jagung terpipil tidak beraturan. Dari masalah yang ada penulis mendesain dan membuat kombinasi mesin pengupas dan pemipil jagung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode empirik, yaitu pengamatan dilapangan (observasi) kemudian dari sumber studi pustaka lalu diaplikasikan dalam satu model dimensi dengan perencanaaan yang diwujudkan dalam satu bentuk nyata berupa perancangan mesin pemipil dan pengupas kulit jagung. Desain mesin pengupas dan pemipil jagung menggunakan motor penggerak bahan bakar bensin dengan kapasitas 5,5 Hp. Mesin pengupas dan pemipil jagung ini memiliki tinggi keseluruhan alat 1150 mm dengan lebar alat 500 mm. Dari hasil pengujian mesin pengupas dan pemipil jagung uji coba dillakukan sebanyak tiga kali pengujian dengan masa 1 kg jagung yang masih utuh dengan kulit. Setelah jagung selesai ditimbang selanjutnya jagung dimasukan ke dalam mesin pengupas dan pemipil jagung dengan perlakuan yang berbeda, yaitu memasukan jagung kedalam mesin sekaligus, memasukan jagung secara satu persatu, dan uji coba ketiga yaitu memasukan jagung secara satu per satu tanpa jeda, sehingga rata-rata waktu yang dihasilkan 41 detik dari proses pengupasan dan pemipilan.