Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK HERBA SANGKETAN (Achyranthes aspera) Zaenal Fanani; Ria Etikasari; Tiyas Putri Nugraheni
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.439 KB)

Abstract

Pengembangan obat herbal yang semakin maju mendorong berbagai studi eksplorasi tanaman liar yang dipakai dalam etnomedisin. Tanaman Sangketan (Achyranthes aspera) sudah umum digunakan oleh masyarakat Indonesia, karena memiliki manfaat bagi kesehatan. Tanaman ini mudah tumbuh liar di tempat terbuka seperti perkarangan kosong dan ladang. Identifikasi tanaman obat merupakan bagian penting dalam pengembangan obat herbal, untuk memastikan kebenaran jenis tanaman yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi Sangketan berdasarkan pengenalan makroskopik dan mikroskopik tanaman. Analisis makroskopik pada herba Sangketan dilakukan secara organoleptis dan morfologi, dengan mengamati bentuk batang, daun dan bunga menggunakan kaca pembesar. Analisis mikroskopik dilakukan dengan mengamati fragmen pengenal dari serbuk herba Sangketan, dilihat menggunakan mikroskop cahaya. Hasil pengamatan makroskopik, batang Sangketan jenis batang basah, arah tumbuh tegak dengan percabangan sirung pendek. Daun Sangketan berupa daun tunggal, bentuk jorong, pangkal dan ujung meruncing, tepi daun rata dengan pertulangan menyirip. Bunga Sangketan berupa bunga majemuk, bentuk bulir dengan letak di ujung batang. Gambaran mikroskopik serbuk batang Sangketan menunjukkan adanya fragmen pengenal berupa trikoma berkutil. Pada serbuk daun Sangketan menunjukkan adanya fragmen pengenal berupa trikoma glandular. Sedangkan serbuk bunga Sangketan menunjukkan adanya fragmen pengenal gynoecium dan kristal roset.
PENGARUH EDUKASI TERHADAP PERSEPSI VAKSINASI COVID-19 MELALUI MEDIA LEAFLET DI DESA SUMBEREJO KABUPATEN PATI Ria Etikasari; Nirmala Manik; Vivin Rosvita; Intansari Setyaningrum
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 7, No 2 (2022): Indonesia Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v7i2.1759

Abstract

Latar Belakang : Pandemi virus corona menjadi masalah kesehatan masyarakat utama saat ini. Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak pandemi Covid-19. Dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19, vaksinasi Covid-19 ini bertujuan untuk mengurangi penularan Covid-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid19. Hambatan utama pelaksanaan vaksinasi Covid-19 adalah keraguan masyarakat terhadap vaksin. Kurangnya informasi dan edukasi tentang vaksinasi menjadikan persepsi masyarakat terhadap vaksin menjadi negatif. Oleh karena itu, pemberian edukasi pada penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai vaksinasi Covid-19 sehingga persepsi terhadap vaksin Covid-19 tidak mengarah ke arah persepsi negatif.    Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh edukasi melalui leaflet terhadap persepsi masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19. Metode : Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian pra eksperimen one grup pretest postest dengan penedekatan studi cross sectional. Pengambilan sampel secara non probability sampling menggunakan pendekatan purposive sampling Hasil Penelitian : Hasil pretest dan postest menujukkan bahwa pada setiap kategori pertanyaan yang diberikan, hampir semua mengalami kenaikan nilia yang signifikan yaitu nilai postest lebih tinggi dari nilai pretest. Pada uji normalitas didapatkan hasil 0,017 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan data berdistribusi normal. Uji hipotesis t-test berpasangan didapatkan hasil 0,000 kurang dari 0,05 yang menunjukkan bahwa hipotesis (H1) diterima. Kesimpulan : Berdasarkan hasil data diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian edukasi berpengaruh terhadap persepsi masyarakat Desa Sumberejo terhadap vaksinasi Covid-19.
ANALISA LAMANYA WAKTU PELAYANAN RESEP RACIKAN DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL Endang Setyowati; Ria Etikasari; aji tetuko
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 2, No 1 (2017): Indonesia Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v2i1.416

Abstract

AbstractHealth is basic necessity for society. This makes providers health services such as Kendal Islamic Hospital to improve quality service better. One aspect needs be improved is service aspect in pharmacy. Key factors need to be considered in patient service include: fast, precise and friendly service with guaranteed drug availability. Measurement of time something that must be done every period because it concerns excellent service and minimum service standards must be met. Analysis length of prescription time service in outpatient pharmacy installation at Kendal Islamic Hospital, adjusted minimum service standard by Kepmenkes RI No: 129 / Menkes / SK / II / 2008 on Minimum Hospital Service Standards.Research takes object of prescription concoction in outpatient pharmacy installation of Kendal Islamic Hospital. Variable is length of prescription time service required by pharmacist. Analyze data by taking 100 sheets prescription concoction, recording time from receiving prescription until it received by patient. Then average waiting time calculated, and averages calculated in percent.Results this study indicate average waiting time prescription concoction service is 23.22 minutes. Minimum waiting time at 7 minutes, maximum waiting time at 58 minutes. This study based on 100 pieces prescription concoction taken from Monday to Friday at rush hour between 14:00 to 20:00 WIB period January 2015.Keywords: Waiting time, prescription concoction, pharmacy installation AbstrakKesehatan merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat. Hal ini menjadikan penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit Islam Kendal untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik. Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan adalah aspek pelayanan di bidang farmasi. Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pelayanan pada pasien meliputi : pelayanan yang cepat, tepat dan ramah disertai jaminan tersedianya obat. Pengukuran waktu merupakan hal yang harus dilakukan setiap periode karena menyangkut pelayanan prima dan standar pelayanan minimal yang harus terpenuhi. Analisa lamanya waktu pelayanan resep di instalasi farmasi rawat jalan di Rumah Sakit Islam Kendal, disesuaikan dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Kepmenkes RI No : 129/ Menkes/ SK/ II/ 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, khususnya waktu tunggu resep racikan.Penelitian ini mengambil obyek resep racikan di instalasi farmasi rawat jalan Rumah Sakit Islam Kendal. Variabel dari penelitian ini adalah lamanya waktu pelayanan resep racikan yang diperlukan seorang petugas farmasi. Analisa data dengan cara mengambil 100 lembar resep racikan dengan mencatat waktu dari menerima resep sampai dengan diterima oleh pasien. Kemudian dihitung lamanya waktu tunggu rata-rata, dari rata-rata tersebut dihitung  dalam presentasi.Hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu tunggu resep racikan 23,22 menit. Waktu tunggu minimal 7 menit, waktu tunggu maksimal 58 menit. Penelitian ini berdasarkan 100 lembar resep racikan yang diambil dari Senin sampai Jum’at pada jam sibuk antara 14.00 – 20.00 WIB periode Januari 2015.Kata Kunci: Waktu tunggu, resep racikan, instalasi farmasi
UJI TOKSISITAS AKUT AIR REBUSAN UMBI GADUNG (DIOSCOREA HISPIDA DENNST) DAN GAMBARAN MIKROSKOPIS ORGAN HEPAR PADA MENCIT GALUR SWISS Aji Tetuko; Ria Etikasari; Tunik Saptawati
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 1, No 1 (2016): Indonesia Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v1i1.103

Abstract

Umbi gadung merupakan tanaman yang digunakan masyarakat untuk mengobati penyakit seperti kusta, sifilis, keputihan, nyeri haid, anti inflamasi, reumatik dan diabetes mellitus.  Selain itu umbi gadung biasa dikonsumsi masyarakat sebagai makanan ringan (keripik). Kasus keracunan umbi gadung juga sering dijumpai dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas akut dengan melihat LD50 dan gejala toksik dari air rebusan umbi gadung  (Dioscorea hispida Dennst) serta gambaran mikroskopis organ hepar pada mencit galur swiss.Pada penelitian ini menggunakan 42 ekor mencit galur swiss, umur 2-3 bulan dan berat antara 20-40 gram. Hewan uji dikelompokan menjadi 7 yaitu kelompok kontrol diberikan aquadestilata. Perlakuan I, II, III, IV, V dan VI dipejani air rebusan umbi gadung dosis 5,46 g/Kg BB; 10,92 g/Kg BB; 21,84 g/Kg BB; 43,68 g/Kg BB; 87,36 g/Kg BB, dan 174,72 g/Kg BB. Pengamatan dilakukan 3 jam secara intensif, dilanjutkan selama 24 jam, jika tidak ada hewan uji yang mati pengamatan diteruskan hingga 14 hari. Hasil penelitian didapatkan potensi ketoksikan air rebusan umbi gadung adalah  praktis tidak toksik dan nilai LD50 menurut FI edisi IV adalah 49,1439 g/KgBB. Gejala efek toksisitas akut pada mencit ditandai dengan penurunan aktifitas dan diam pada dosis 87,36 g/KgBB dan 174,72 g/KgBB. Keadaan gemetar mulai timbul dari dosis 43,68 g/KgBB; 87,36 g/KgBB dan 174,72 g/KgBB. Hasil pengamatan mikroskopis pada hewan uji yang mati menunjukkan dosis air rebusan umbi gadung yang diberikan berbanding lurus dengan degenerasi sel hepar, namun pada hasil pengamatan setelah 14 hari pemberian air rebusan umbi gadung sudah tidak ada kesesuian antara peningkatan dosis dengan degenerasi sel hepar.
HUBUNGAN RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID DENGAN DERAJAT OSTEOARTHRITIS PADA PASIEN USIA LANJUT Ria Etikasari; Rika Murharyanti; Izza Mufarrikhah
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 4, No 1 (2019): Indonesia Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v4i1.799

Abstract

Osteoartritis merupakan penyakit yang berkembang dengan lambat, biasa mempengaruhi terutama sendi diartrodial perifer dan rangka aksial. Secara umum prevalensi penyakit sendi di Indonesia sangat tinggi sebesar 30,3%. Sehingga diperlukan studi mengenai penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid. Tujuan penelitian untuk Mengetahui hubungan rasionalitas penggunaan obat anti inflamasi non steroid dengan derajat Osteoarthritis pada usia lanjut. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasi analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Instrument penelitian berupa rekam medic. Data dianalisis dengan uji Rank Spearman menggunakan Statistical Product and Servicer Solution (SPSS) versi 22. Dari 26 pasien yang diteliti 25 pasien yang sudah tepat cara pemberian obat dan derajat Osteoarthritis grade 1 sebanyak 9 pasien (36,0%), grade 2 sebanyak 9 pasien (36,0%), dan grade 3 sebanyak 7 pasien (28,0%). Mendapatkan nilai p value (0,210)0,05 dengan nilai Rho – 0,255 bernilai negatif. Sedangkan hubungan antara tepat pemilihan obat dengan derajat Osteoarthritis data yang diperoleh dari penelitian sebanyak 26 pasien mendapatkan nilai p value (0,327)0,05 dengan nilai Rho -0,200 bernilai negatif. Kesimpulan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rasionalitas penggunaan obat anti inflamasi non steroid dengan derajat Osteoarthritis di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus.
HUBUNGAN PEMBERIAN EDUKASI SWAMEDIKASI OBAT ANTINYERI DENGAN KEPUASAN PASIEN DI APOTEK BLUNYAH FARMA Vita Angraini; Ria Etikasari; Muhammad Khudzaifi
Nusantara Hasana Journal Vol. 5 No. 3 (2025): Nusantara Hasana Journal, August 2025
Publisher : Yayasan Nusantara Hasana Berdikari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59003/nhj.v5i3.1617

Abstract

Self-medication, particularly for pain, is becoming increasingly common. However, most patients still lack adequate understanding of the types of medications, dosages, and potential risks. Therefore, education provided by pharmacists plays a crucial role in improving patient understanding and satisfaction with the rational use of painkillers. This study aimed to determine the relationship between self-medication education on painkillers and patient satisfaction at Blunyah Farma Pharmacy, Sleman Regency, Yogyakarta. The study used a quantitative observational method with a cross-sectional design. The independent variable was self-medication education on painkillers, while the dependent variable was patient satisfaction. Data were collected through questionnaires completed directly by patients purchasing painkillers. The study sample consisted of 300 respondents from a total population of 1,200, with a margin of error of 5%. The results showed that the majority of respondents received high levels of education (57.7%) and expressed very high levels of satisfaction with the services they received (40.3%). A Spearman Rank correlation test using SPSS version 22 showed a very strong and significant relationship between the two variables, with a correlation coefficient of 0.941 and a significance level of 0.000 (<0.05). Therefore, the better the quality of education provided, the higher the patient satisfaction level.
Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Informasi Obat Pada Peresepan Antibiotik di Klinik Pratama Masyitoh, Kudus Ria Etikasari; Lestaria, Diana Tri; Ruhmana, Faizzatur; Kurniawan, Galih
Jurnal Indonesia Sehat Vol. 3 No. 2 (2024): JURINSE, Agustus 2024
Publisher : SAMODRA ILMU: Lembaga Penelitian, Penerbitan, dan Jurnal Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58353/jurinse.v3i2.204

Abstract

Background: Provision of Drug Information (PIO) was place for health facilities to optimize clinical pharmacy services in order to increase patient satisfaction.Objective: This study aims was to determine the relationship between PIO and patient satisfaction who received antibiotic prescriptions Method: Data was taken from outpatients and inpatients who do medical examinations from March to April 2024 at the Masyitoh Clinic, Kudus. A questionnaire was used to determine the completeness of PIO implementation and measure patient satisfaction. The results were analyzed using the chi-square statistical test to determine the relationship between the two variables. Results : 113 patients met the inclusion criteria and were willing to become respondents by filling out informed consent as well as the PIO questionnaire and patient satisfaction questionnaire. The age of the majority of patients was 18 – 30 years and 31 – 50 years (41.6%) with female gender (60.2%) and junior high school education (27.4%). The most widely used antibiotic was amoxicillin (51.3%). The majority of patients (69%) stated that PIO was complete and some (52.2%) patients stated that they were satisfied. The statistical test results obtained  p value of 0.000. Conclusion: There is a relationship between PIO and patient satisfaction who receive antibiotic prescriptions in outpatient and inpatient settings.