Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Pengaruh Eksrak Etanol Daun Salam terhadap Ekspresi Kolagen Mesangial Tikus Sprague dawley Diabetik Saptawati, Tunik; -, Winarto; Kristina, Tri Nur
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2015
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekstrak etanol daun salam (EEDS)  dibuat dari maserasi daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) mengandung flavonoid yang bersifat anti oksidan dan dapat menurunkan glukosa darah . Diperkirakan bahwa EEDS dapat menekan akumulasi kolagen mesangial sebagai komponen matriks ekstra seluler pada DM sehingga  dapat menghambat terjadinya komplikasi DM. Sebanyak 20 ekor tikus Sprague dawley jantan yang diinduksi DM dengan Streptozotocin dosis 40 mg/kgBB, dibagi menjadi 1 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan yang diberi EEDS  dosis 150:300;dan 450 mg/200grBB selama 15 hari. Pada hari ke 16 diperiksa kadar gula darah sewaktu (GDS), HBA1c , dan ekspresi kolagen mesangial (Allred Score). Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ekspresi kolagen yang bermakna pada 4 kelompok penelitian dengan nilai p=0,027 (p<0,05). Hasil uji Mann Whitney menunjukkan ekspresi kolagen pada kelompok P2  lebih rendah dibanding kelompok kontrol dengan nilai p=0,032 (p<0,05).Pemberian EEDS dosis 300 mg/200grBB dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus DM. Kata kunci: EEDS, ekspresi kolagen mesangial, DM
PERBEDAAN EFEKTIFITAS KOMPRES ICE GEL DENGAN TERAPI DISTRAKSI MENGGENGGAM ES BATU TERHADAP SKALA NYERI ANAK YANG DILAKUKAN PEMASANGAN INFUS DI RSUD UNGARAN Nuraeni, Asti; Saptawati, Tunik
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 7, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terapi kompres ice gel dan terapi distraksi menggenggam es batu merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk meminimalkan rasa nyeri dengan menimbulkan beberapa efek fisiologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas terapi kompres ice gel dengan terapi distraksi menggenggam es batu terhadap skala nyeri anak yang dilakukan pemasangan infus di RSUD Ungaran. Rancagan penelitian ini menggunakan quasi eksperimental dengan menggunakan two group design. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 44 responden, yang dibagi menjadi 22 responden kelompok terapi kompres ice gel dan 22 responden kelompok terapi distraksi menggenggam es batu dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Uji statistik untuk mengetahui perbedaan rata-rata skala nyeri menggunakan uji beda mean dua kelompok yaitu uji Mann Whitney didapatkan hasil p value 0,000 yang berarti terdapat perbedaan rata-rata skala nyeri terapi kompres ice gel dengan terapi distraksi menggenggam es batu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan efektifitas terapi kompres ice gel dengan terapi distraksi menggenggam es batu terhadap skala nyeri anak yang dilakukan pemasangan infus di RSUD Ungaran. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat mampu menerapkan terapi tersebut untuk mengurangi skala nyeri anak pada saat dilakukan pemasangan infus.
EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA DI PUSKESMAS KARANGAYU SEMARANG Ovikariani, Ovikariani; Saptawati, Tunik; Rahma, Firstca Aulia
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 2 (2019): Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi kematian yang disebabkan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) di Indonesia  mencapai 17% setiap tahunnya dan sebagian besar terjadi pada anak dengan usia di bawah 5 tahun. Sementara itu, prevalensi terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 menduduki peringkat ketujuh di Indonesia dengan angka kejadian sebesar 26,6%. Terjadinya  peningkatan resistensi antibiotik di seluruh dunia, sebagian besar terkait dengan penggunaan antibiotik yang tidak tepat untuk saluran pernapasan bagian atas infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketepatan penggunaan antibiotik pada pasien yang di diagnosis ISPA di Puskesmas Karangayu Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental deskriptif, dengan pengumpulan data secara retrospektif terhadap pasien infeksi saluran pernafasan atas di Puskesmas Karangayu Semarang. Antibiotik pada ISPA yaitu 92% diberikan antibiotik amoxicillin dengan evaluasi ketepatan obat yaitu tepat indikasi 23 %, tepat pasien, tepat obat dan tepat dosis dengan lama pemakaian antibiotik selama 5 hari 70,9 %. Penggunaan antibiotik pada pasien ISPA periode januari 2019- maret 2019 dengan persentase 42,3%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik pada pasien ISPA masih cukup tinggi dan melebihi batas standar indikator kesalahan penggunaan antibiotik yaitu kurang dari 20% berdasarkan instrumen indikator puskesmas yang dikeluarkan oleh Departemen kesehatan. Antibiotik pada ISPA yaitu 92% diberikan antibiotik amoxicillin dengan evaluasi ketepatan obat yaitu tepat indikasi 23 %, tepat pasien, tepat obat dan tepat dosis dengan lama pemakaian antibiotik selama 5 hari 70,9 %.
Analysis Tolerance of Monosodium Glutamate (MSG) In instant noodles With Uv-Vis Spectrophotometry Rachma, Firstca Aulia; Saptawati, Tunik
Journal of Science and Technology Research for Pharmacy Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jstrp.v1i1.43568

Abstract

Background: MSG has become one of the most widely used food flavorings in the world, the FDA (Food and Drug Administration) reported an average per capita intake of MSG in the United States of 550 mg / day in 1973. The use of MSG as a food additive has been regulated by its use. WHO. This rule stipulates that daily consumption of MSG per person should not exceed the safe threshold of 120 mg / kg / day. MSG is proven to be a risk factor for obesity. The increase in body weight in mice occurred after MSG was given as much as 15-30 mg / kg or the equivalent of 1-2 g / person. Based on the description above, it is known that there is a significant influence of MSG in the health sector if consumed in excess. Therefore, researchers are interested in conducting further research related to MSG levels in instant noodle samples in the Semarang city area. Aim: The purpose of this study was to test the MSG levels in instant noodles with a spectrophotometer. Method: The tools used are a UV-Vis spectrophotometer (Shimadzu), NaCl and MSG salts. MSG used in instant noodles, 0.5% Ninhydrin Reagent. Result: MSG levels from each of the 10 samples of instant noodles that are traded in Semarang City, the highest levels are found in sample J of 4.70% and the lowest MSG levels are in sample G of 2.90%. Conclusion: Instant noodles sold in the city of Semarang are positive for Monosodium glutamate (MSG) and The results of quantitative analysis, where the MSG levels contained in each sample of instant noodles in Semarang City show that it is still below the standard for adults.
Profil Parameter Spesifik dan Non Spesifik Ekstrak Etanol Kulit dan Biji Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.) Ida Sari Dewi; Tunik Saptawati; Firstca Aulia Rachma
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus November 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v12i0.1544

Abstract

One of the plants that has medicinal properties is Tamarillo (Solanum betaceum Cav.). Tamarillo peel is useful as an antioxidant and can lower blood sugar levels, while seeds are useful as a natural dye because of the anthocyanin contents. This study aims to determine the values of specific parameters (SP) and non-specific parameters (NSP) contained in the ethanol extract of the peel and seeds of Tamarillo. Tamarillo peel and seeds were extracted using the maceration method using 96% ethanol as a solvent to obtain a thick extract. SP tested consisted of identity and organoleptic. NSP tested consisted of drying shrinkage, moisture content, total ash content, acid insoluble ash content and cadmium content. The results of the identity test showed that the name of the plant was Tamarillo. Organoleptic testing showed that the extract was viscous in the form of Tamarillo peel extract (TPE), MFSE and SSE. The results of the NSP test showed that drying shrinkage of the TPE was 3.79%±1.39%, MFSE 3.76%±0.54%, SSE 2.09%±0 0.07%. Water content of the TPE was 0.93%±0.11% (v/w), MFSE 3.46%±0.09% (w/w), SSE 1.86%±0.07% (w/w). Total ash content of the TPE was 1.36%±0.57% (w/w), MFSE 1.55%±0.08% (w/w), SSE 4.27%±0.24% (w/w). Acid insoluble ash content test of TPE was 0.09%±0.03% (w/w), MFSE 0.22%±0.02% (w/w), SSE 0.30%±0.02% (w/w). Cadmium content of TPE, MFSE and the SSE was 0.0±0.0 (ppm).Keywords: tamarillo (Solanum betaceum Cav.); specific parameters; non-specific parameters; color test; thin layer chromatography (TLC)ABSTRAKSalah satu tanaman yang memiliki khasiat dalam pengobatan adalah terong belanda (Solanum betaceum Cav.). Kulit terong belanda bermanfaat sebagai antioksidan dan dapat menurunkan kadar gula darah. Bagian bijinya bermanfaat sebagai pewarna alami karena adanya kandungan antosianin. Penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai parameter spesifik (PS) dan non spesifik (PNS) yang terdapat dalam ekstrak etanol kulit dan biji terong belanda. Ekstrasi kulit dan biji terong belanda dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% hingga diperoleh ekstrak kental. PS terdiri dari identitas dan organoleptis. PNS terdiri dari susut pengeringan, kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan kadar kadmium. Hasil uji identitas menunjukkan bahwa nama daerah tanaman adalah terong belanda. Pengujian organoleptis didapatkan hasil ekstrak berbentuk kental baik pada ekstrak kulit terong belanda (KTB), ekstrak biji tanpa lendir (BTL) dan ekstrak biji berlendir (BB). Hasil uji susut pengeringan KTB adalah 3.79%±1.39%, BTL 3.76%±0.54%, BB 2.09%±0.07%. Hasil uji kadar air KTB adalah 0.93%±0.11% (v/b), BTL 3.46%±0.09% (b/b), BB 1.86%±0.07% (b/b). Hasil uji kadar abu total KTB adalah 1.36%±0.57% (b/b), BTL 1.55%±0.08% (b/b), BB 4.27%±0.24% (b/b). Hasil uji kadar abu tidak larut asam KTB adalah 0.09%±0.03% (b/b), BTL 0.22%±0.02% (b/b), BB 0.30%±0.02% (b/b). Hasil uji kadar kadmium KTB, BTL dan BB adalah 0.0±0.0 (ppm).Kata kunci: terong belanda (Solanum betaceum Cav.); parameter spesifik; parameter non spesifik; uji warna; kromatografi lapis tipis (KLT)
Antibacterial Activity of Leucaena leucocephala Leaf Extract Ointment against Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis Tunik Saptawati; Novita Dwi Dahliyanti; Pradika Nudya Risalati Rachman
Pharmaciana Vol 9, No 1 (2019): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.141 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v9i1.12328

Abstract

Practical experience shows that Leucaena leucocephala has long been used as a medicinal plant. The finely ground, crushed, or chewed leaves of this shrub are applied to the wound. This study aimed to determine the antibacterial activity of L. leucocephala leaf extract ointment against Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis. The extract was made by macerating L. leucocephala leaf powder in ethanol 70% with 10% concentration. The research samples included seven (7) formulas of ointments with various L. leucocephala leaf extract (LLE) concentrations, namely F1 (0%), F2 (5%), F3 (10%), F4 (15%), F5 (20%), F6 (25%), and F7(100%). Their antibacterial activities were measured from the diameter of the inhibition zone, which was formed because the administered antibiotics stopped the growth of S. aureus and S. epidermidis placed in Nutrient Agar medium. Gentamicin Sulfate ointment and Oxytetracycline HCl ointment were used as positive controls. The results showed that LLE inhibited the growth of S. aureus and S. epidermidis when prepared at concentrations of at least 20% (F5) and 25% (F6), respectively. The difference between the antibacterial activities of LLE 100% and Gentamicin Sulfate ointment was not significant. The capacities of LLE to prevent the growth of S. aureus and S. epidermidis were lower than Oxytetracycline ointment. These capacities express the antibacterial activity of LLE ointment against S. aureus and S. epidermidis, meaning that LLE can be used as a topical antibacterial agent. 
PERBEDAAN EFEKTIFITAS KOMPRES ICE GEL DENGAN TERAPI DISTRAKSI MENGGENGGAM ES BATU TERHADAP SKALA NYERI ANAK YANG DILAKUKAN PEMASANGAN INFUS DI RSUD UNGARAN Asti Nuraeni; Tunik Saptawati
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.579 KB)

Abstract

Terapi kompres ice gel dan terapi distraksi menggenggam es batu merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk meminimalkan rasa nyeri dengan menimbulkan beberapa efek fisiologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas terapi kompres ice gel dengan terapi distraksi menggenggam es batu terhadap skala nyeri anak yang dilakukan pemasangan infus di RSUD Ungaran. Rancagan penelitian ini menggunakan quasi eksperimental dengan menggunakan two group design. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 44 responden, yang dibagi menjadi 22 responden kelompok terapi kompres ice gel dan 22 responden kelompok terapi distraksi menggenggam es batu dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Uji statistik untuk mengetahui perbedaan rata-rata skala nyeri menggunakan uji beda mean dua kelompok yaitu uji Mann Whitney didapatkan hasil p value 0,000 yang berarti terdapat perbedaan rata-rata skala nyeri terapi kompres ice gel dengan terapi distraksi menggenggam es batu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan efektifitas terapi kompres ice gel dengan terapi distraksi menggenggam es batu terhadap skala nyeri anak yang dilakukan pemasangan infus di RSUD Ungaran. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat mampu menerapkan terapi tersebut untuk mengurangi skala nyeri anak pada saat dilakukan pemasangan infus.
Pengaruh Variasi Konsentrasi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk) Terhadap Efek Antiinflamasi Sediaan Emulgel Octavianus Robby; Fransisca Gloria; Tunik Saptawati
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13, No 2 (2022): April 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v13i2.1820

Abstract

Moringa is a plant that is often used as a treatment and contains phytochemical compounds, one of which is a flavonoid that can be used as an anti-inflammatory. The purpose of this study was to formulate the ethanolic extract of Moringa leaves in the form of an emulgel with various extract concentrations of 5%, 7.5%, 10%. Emulgel formula consists of ethanol extract of Moringa leaves, carbopol 940, TEA, tween 80, methyl paraben, propyl paraben, propylene glycol and aquadest. Examination of the physical characteristics of the emulgel included: organoleptic, homogeneity, pH, spreadability, adhesion. The emulgel preparation was tested for its anti-inflammatory effect on male white rats of the wistar strain induced by carrageenan. The data obtained were analyzed statistically, namely the Anova test. The results of the examination of the characteristics of the emulgel which included organoleptic, homogeneity, pH, dispersion, and adhesion met the requirements for topical preparations. In the anti-inflammatory effect test of formula III, the highest percentage of inflammation reduction was 14.40% compared to the negative control, formula I and formula II. The Aova test results showed a p value <0.05. It was concluded that there were significant differences in the effect of variations in the concentration of Moringa leaf extract.Keywords: emulgel; Moringa leaf extract; anti-inflammatory ABSTRAK Kelor merupakan tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai pengobatan dan mengandung senyawa fitokimia yang salah satunya adalah flavonoid yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan ekstrak etanol daun kelor dalam bentuk sediaan emulgel dengan variasi konsentrasi ekstrak 5%, 7,5%, 10%. Formula emulgel terdiri dari ekstrak etanol daun kelor, carbopol 940, TEA, tween 80, metil paraben, propil paraben, propilenglikol dan aquadest. Pemeriksaan karakteristik fisik emulgel meliputi: organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat. Sediaan emulgel diuji efek antiinflamasi pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi karagenan. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik yaitu uji Anova. Hasil pemeriksaan karakteristik emulgel yang meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat memenuhi syarat sediaan topikal. Pada uji efek antiinflamasi formula III, nilai persen penurunan radang yang paling tinggi yaitu 14,40% dibandingkan kontrol negatif, formula I dan formula II. Hasil uji Aova menunjukkan nilai p <0,05. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efek secara signifikan dari variasi konsentrasi ekstrak daun kelor.Kata kunci: emulgel; ekstrak daun kelor; antiinflamasi
Formulasi dan evaluasi sediaan hand cream ekstrak etanol brokoli (Brassica oleracea L.) Silvy Aldila; Veronica Bellacaesa; Tunik Saptawati; Rissa Maharani Dewi
Journal of Pharmaceutical and Sciences JPS Volume 6 Nomor 3 (2023)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.198

Abstract

Broccoli (Brassica oleracea L.) extract contains flavonoid compounds and vitamin C. Vitamin C has a protective role against free radicals, brightens skin tone, and enhances sensitivity to keep skin moist. The content of broccoli is very suitable for preparation in hand cream preparations with moisturizing function for dry skin, especially hand skin, because hand skin only has endocrine sweat glands, so it is easy to water. to handle. evaporation (transepidermal water loss) occurs. In this study, three formulations of hand cream were made with three concentration variants of broccoli extract, namely F1 (2g), F2 (3g) and F3 (4g). In addition, tests for the physical properties of the composition include sensory testing, homogeneity, pH, dispersion, adhesion and viscosity. The results showed that the formulas F1, F2 and F3 met the requirements of testing the mechanical and physical parameters of the preparation. The conclusion of this study was that the hand cream composition produced had an average pH value of 6, a dispersion of 5 cm, a adhesion of 3 s and a viscosity of 32000 cPs and was concluded to meet the requirements for physical characteristics.
Perawatan Palliative Berbasis Kolaborasi Tim: Perawatan Palliative Berbasis Kolaborasi Tim Ratnasari Ratnasari; Dwi Fitriyanti; Tunik Saptawati; Reny Yulita Sari; Anifatus Sa’adah
Jurnal Pengabdian Perawat Vol. 2 No. 2 (2023): November 2023
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jpp.v2i2.2395

Abstract

Untuk mensukseskan penyelenggaraan perawatan paliatif sesuai penetapan WHO seorang perawat harus memiliki pengetahuan, sikap yang mendukung serta praktek pelaksanaan paliatif yang adekuat. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan kapasitas perawat dalam perannya pemberi asuhan keperawatan paliatif. Kegiatan ini terdiri dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Kegiatan diikuti oleh 21 perawat yang dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2023. Metode yang digunakan yaitu survei terhadap peserta pelatihan menggunakan pre-post test untuk mengetahui perubahan pengetahuan setelah dilakukan pelatihan. Kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan yang berisi tentang perawatan paliatif. Hasil pengabdian masyarakat didapatkan peningkatkan pengetahuan rata-rata mencapai 57% dengan rata nilai post test 90,23. Konsep perawatan paliatif yang dilakukan untuk meningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam perawatan paliatif