Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

TONGKAT ISTIWA‘, GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN GOOGLE EARTH UNTUK MENENTUKAN TITIK KOORDINAT BUMI DAN APLIKASINYA DALAM PENENTUAN ARAH KIBLAT Budiwati, Anisah
Al-Ahkam Volume 26, Nomor 1, April 2016
Publisher : Faculty of Shariah and Law, State Islamic University (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.151 KB) | DOI: 10.21580/ahkam.2016.26.1.808

Abstract

There are at least three ways to determine the position or the coordinates of a spot on the Earth's surface. They are: istiwa' sticks, Global Positioning System (GPS), and Google Earth. Istiwa' stick is used without technology operations, while GPS and Google Earth are used with technology. Until now, the use of GPS and Google Earth is still a passively consumptive, without their critical analytical effort. This qualitative research using descriptive analytic mathematical methods. The objective of this study is the to know the theory, applications, and accuracy of the istiwa' stick, GPS, and Google Earth comparatively. The study found that the istiwa' stick is one of the alternatives way to determine the coordinates of the Earth which uses the theory of spherical trigonometry calculations simply without assistance. Whereas GPS and Google Earth use principles of geodetic scientifically. In terms of applications, the most practical and accurate is GPS,and then followed by Google Earth, and the last is istiwa' stick.Setidaknya ada tiga cara untuk menentukan posisi atau titik koordinat suatu tempat di permukaan Bumi, yaitu tongkat istiwa’, Global Positioning System (GPS), dan Google Earth. Tongkat istiwa’ digunakan tanpa bantuan teknologi, sedangkan GPS dan Google Earth digunakan dengan teknologi. Sampai saat ini, penggunaan GPS maupun Google Earth masih bersifat konsumtif pasif, tanpa adanya upaya analitis kritis. Penelitiankualitatif ini menggunakan metode deskriptif analitik matematis. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui teori, aplikasi, maupun akurasi tongkat istiwa’, GPS, dan GoogleEarth secara komparatif. Penelitian ini menemukan bahwa tongkat istiwa’ adalah salah satu alternatif penentuan titik koordinat Bumi yang menggunakan teori perhitunganspherical trigonometry secara sederhana tanpa bantuan, sedangkan GPS dan Google Earth menggunakan prinsip keilmuan geodesi yang lebih teliti. Dari segi aplikasi, yangpaling praktis dan akurat adalah GPS. Kemudian disusul Google Earth, dan tongkat istiwa’.
TELAAH AWAL KALENDER HIJRIAH GLOBAL TUNGGAL JAMALUDDIN ‘ABD AL-RAZIK Budiwati, Anisah
Jurnal Bimas Islam Vol 10 No 3 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.724 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v10i3.29

Abstract

This paper discusses the urgency of incorporating the Global Islamic calendar by adopting the concept of Jamaluddin 'Abd al-Razik's hijriah calendar as an early review towards the unification of the calendar. The concept of this global hijriah calendar has the advantage of being able to unify one day in one date compared to other unification calendars that fragment certain zones on Earth. Although there is still difficulties in understanding the concept of universal day as a criterion, this calendar criterion still has an opportunity to be applied in Indonesia considering the results of the calculation research is possible smaller error than applying the zonal calendar. Tulisan ini membahas urgensi penyatuan kalender Islam Global dengan mengangkat konsep kalender hijriah Jamaluddin ?Abd al-razik sebagai sebuah telaah awal menuju penyatuan kalender. Konsep kalender hijriah global ini memiliki kelebihan pada sisi dapat mempersatukan satu hari dalam satu tanggal dibandingkan dengan kalender unifikasi lainnya yang membagi-bagi zona tertentu di muka Bumi. Meski masih terdapat kesulitan dalam memahami konsep hari universal yang dimiliki sebagai sebuah kriteria, namun kriteria kalender ini masih memiliki peluang untuk dapat diterapkan di Indonesia mengingat hasil penelitian perhitungan dimungkinkan kesalahan yang lebih kecil dibanding menerapkan kalender zonal.
Akurasi Arah Kiblat Masjid di Ruang Publik Anisah Budiwati
JSSH (Jurnal Sains Sosial dan Humaniora) JSSH (Jurnal Sains Sosial dan Humaniora) Vol. 2 No. 1 Maret 2018
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1272.104 KB) | DOI: 10.30595/jssh.v2i1.2275

Abstract

This research explores the concept of understanding of mosque managers in the public space about the importance of facing the direction of Qibla. Samples Mosque located in the public space of the Hospital Jogja International Hospital, Adisutjipto Airport and Mall Plaza Ambarrukmo be proof of the tendency of pattern of understanding of managers of religious orders to face the direction of Qiblah correctly. By using qualitative analysis method and data collection method in the form of observation, interview and documentation, it is found that first, that understanding of mosque managers in public space at three places reflects the quality of life of Islami ie measuring to the expert so that the direction of qibla . Secondly, the accuracy of the direction of the mosque building in the public space in Sleman Yogyakarta is included in the category of accurate with the maximum reason for the 6 minute arc disturbance, where the direction of the largest deviation on the mosques is 0o 1 '20.8 "or equivalent to 3,074 km which means still leads the city of Mecca.Keywords: Accuracy, Understanding and Mosque in Public Space Penelitian ini menggali konsep pemahaman para pengelola Masjid di ruang publik tentang pentingnya menghadap arah kiblat. Sampel Masjid yang berada di ruang publik yakni Rumah Sakit Jogja International Hospital, Bandara Adisutjipto dan Mall Plaza Ambarrukmo menjadi bukti kecenderungan pola pemahaman pengelola terhadap perintah agama untuk menghadap ke arah kiblat dengan tepat. Dengan menggunakan metode analisis kualitatif dan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi diperoleh hasil penelitian, pertama bahwa pemahaman para pengelola masjid di ruang publik pada tiga tempat tersebut mencerminkan kualitas hidup Islami yakni melakukan pengukuran kepada pihak ahli sehingga arah kiblat sesuai dengan keilmuan astronomi. Kedua, akurasi atau ketelitian arah kiblat bangunan Masjid di ruang publik di Sleman Yogyakarta termasuk dalam kategori akurat dengan alasan maksimal penyimpangan 6 menit busur, di mana arah penyimpangan paling besar pada masjid-masjid tersebut adalah 0o 1’ 20,8” atau setara 3,074 km yang berarti masih mengarah kota Mekah.Kata kunci: Akurasi, Pemahaman dan Masjid di Ruang Publik
TONGKAT ISTIWA‘, GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN GOOGLE EARTH UNTUK MENENTUKAN TITIK KOORDINAT BUMI DAN APLIKASINYA DALAM PENENTUAN ARAH KIBLAT Anisah Budiwati
Al-Ahkam Volume 26, Nomor 1, April 2016
Publisher : Faculty of Sharia and Law, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.151 KB) | DOI: 10.21580/ahkam.2016.26.1.808

Abstract

There are at least three ways to determine the position or the coordinates of a spot on the Earth's surface. They are: istiwa' sticks, Global Positioning System (GPS), and Google Earth. Istiwa' stick is used without technology operations, while GPS and Google Earth are used with technology. Until now, the use of GPS and Google Earth is still a passively consumptive, without their critical analytical effort. This qualitative research using descriptive analytic mathematical methods. The objective of this study is the to know the theory, applications, and accuracy of the istiwa' stick, GPS, and Google Earth comparatively. The study found that the istiwa' stick is one of the alternatives way to determine the coordinates of the Earth which uses the theory of spherical trigonometry calculations simply without assistance. Whereas GPS and Google Earth use principles of geodetic scientifically. In terms of applications, the most practical and accurate is GPS,and then followed by Google Earth, and the last is istiwa' stick.Setidaknya ada tiga cara untuk menentukan posisi atau titik koordinat suatu tempat di permukaan Bumi, yaitu tongkat istiwa’, Global Positioning System (GPS), dan Google Earth. Tongkat istiwa’ digunakan tanpa bantuan teknologi, sedangkan GPS dan Google Earth digunakan dengan teknologi. Sampai saat ini, penggunaan GPS maupun Google Earth masih bersifat konsumtif pasif, tanpa adanya upaya analitis kritis. Penelitiankualitatif ini menggunakan metode deskriptif analitik matematis. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui teori, aplikasi, maupun akurasi tongkat istiwa’, GPS, dan GoogleEarth secara komparatif. Penelitian ini menemukan bahwa tongkat istiwa’ adalah salah satu alternatif penentuan titik koordinat Bumi yang menggunakan teori perhitunganspherical trigonometry secara sederhana tanpa bantuan, sedangkan GPS dan Google Earth menggunakan prinsip keilmuan geodesi yang lebih teliti. Dari segi aplikasi, yangpaling praktis dan akurat adalah GPS. Kemudian disusul Google Earth, dan tongkat istiwa’.
Telaah Awal Kalender Hijriah Global Tunggal Jamaluddin ‘Abd al-razik: Sebuah Upaya menuju Unifikasi Kalender Anisah Budiwati
Jurnal Bimas Islam Vol. 10 No. 3 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37302/jbi.v10i3.29

Abstract

This paper discusses the urgency of incorporating the Global Islamic calendar by adopting the concept of Jamaluddin 'Abd al-Razik's hijriah calendar as an early review towards the unification of the calendar. The concept of this global hijriah calendar has the advantage of being able to unify one day in one date compared to other unification calendars that fragment certain zones on Earth. Although there is still difficulties in understanding the concept of universal day as a criterion, this calendar criterion still has an opportunity to be applied in Indonesia considering the results of the calculation research is possible smaller error than applying the zonal calendar. Tulisan ini membahas urgensi penyatuan kalender Islam Global dengan mengangkat konsep kalender hijriah Jamaluddin ‘Abd al-razik sebagai sebuah telaah awal menuju penyatuan kalender. Konsep kalender hijriah global ini memiliki kelebihan pada sisi dapat mempersatukan satu hari dalam satu tanggal dibandingkan dengan kalender unifikasi lainnya yang membagi-bagi zona tertentu di muka Bumi. Meski masih terdapat kesulitan dalam memahami konsep hari universal yang dimiliki sebagai sebuah kriteria, namun kriteria kalender ini masih memiliki peluang untuk dapat diterapkan di Indonesia mengingat hasil penelitian perhitungan dimungkinkan kesalahan yang lebih kecil dibanding menerapkan kalender zonal.
Global Islamic Calendar Digital Information Mapping Herlina Nur Afida; Siti Marhamah; Anisah Budiwati
Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : University of Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1119.978 KB) | DOI: 10.30596/jam.v5i1.3023

Abstract

The Global Islamic Calendar doesn't yet exist because it cannot be applied in some Muslim countries in the world. The criteria for Global Islamic Calendar still debated because it’s difficult to apply throughout the world. The development of information technology encouraged astronomers to digitize the site-based global Islamic calendar. Some websites that we have researched have not yet used the integrated calendar criteria set in Turkey Congress 2016. Therefore it is necessary to maping a website that presents a global Islamic calendar so that it can be used as a reference recommendation for Muslim community. 
HISTORICAL-ASTRONOMIC PROVISION OF BIRTH AND DEATH PROPHET MUHAMMAD SAW Anisah Budiwati
Al-Hilal: Journal of Islamic Astronomy Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.429 KB) | DOI: 10.21580/al-hilal.2019.1.1.5188

Abstract

This paper describes the historical aspects of astronomy born from the hijri calendar and its application in determining the date of birth and death of the Prophet Muhammad. This research uses the history-astronomy method, which is history used to discuss important events that were born and died the Prophet Muhammad SAW as a great Islamic figure. While considering astronomy is used to explain the calculation of the start of the hijri calendar and analyze the date of birth and death of the Prophet through the calculation of the hisab Ephemeris and clarification of three software (Accurate Time 5.3.9, Stary Night, and Stellarium). This research concludes the brith of the Holy Prophet SAW on Legi Monday, 14th Rabi'ul Awwal 53 BH (5th May 570 AD ) and the death that the Prophet Muhammad SAW occurred on Legi Monday, 14 Rabi'ul Awwal 11 H (8 June 632 AD).
Pengembangan Pembelajaran Ilmu Falak Daring Melalui Website Anisah Budiwati
Refleksi Pembelajaran Inovatif Vol 3, No 1 (2021): Volume 3 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/rpi.vol3.iss1.art3

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pengembangan pembelajaran website untuk memenuhi CPMK (Capaian Matakuliah) Ilmu Falak sebagai matakuliah praktik yang dilaksanakan secara daring dan mengidentifikasi kesulitan, kelebihan, dan kekurangan dari bentuk pengembangan tersebut. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif untuk melihat bentuk pengembangan pembelajaran ilmu falak menggunakan website. Temuan dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa pembelajaran matakuliah ilmu falak yang merupakan matakuliah praktik terbantu dengan adanya website untuk mengkurasi banyak aplikasi yang digunakan oleh mahasiswa dalam keperluannya memenuhi CPMK Ilmu Falak. Kesulitan dari pembelajaran matakuliah praktik secara daring adalah membangun motivasi mahasiswa untuk dapat melakukan dan mempraktikan matakuliah secara menyeluruh. Kelebihan dari pembelajaran praktik secara daring melalui website adalah bahan kajian dapat terintegrasi dalam satu website sedangkan kekurangannya Dosen harus tetap mempertahankan penjelasan terutama dalam interaksi secara tatap maya. Keterbatasan dalam penelitian ini hanya fokus pada bentuk pengembangan website aplikasi ilmu falak dengan pemanfaatan software-software ilmu falak. Saran pengembangan dari penelitian ini adalah perlu diterapkan model pembelajaran website dalam matakuliah praktik daring dengan menambah e-reference dalam fitur website untuk kasus-kasus yang tidak dapat dibahas secara langsung secara daring. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah terbentuknya desain model pembelajaran matakuliah praktik ilmu falak di masa pandemi Covid-19 yang akan menjadi contoh untuk pembelajaran matakuliah praktik lainnya secara daring.
DAMPAK PENGHAPUSAN KEWAJIBAN LABEL HALAL PADA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN (PERMENDAG) NOMOR 29 TAHUN 2019 PADA KEBIJAKAN SERTIFIKAT HALAL LPPOM MUI YOGYAKARTA Muhammad Arafat; Anisah Budiwati
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2020): Ahwal syakhshiyah, Pendidikan Agam Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol2.iss1.art2

Abstract

Tulisan ini hendak membahas tentang penghapusan kewajiban label halal pada produk impor terhadap kebijakan sertifikasi halal LPPOM MUI DIY. Pada peraturan menteri dagang (permendag) yang baru, yaitu Permendag Nomor 29 Tahun 2019 yang merupakan revisi dari permendag Nomor 59 tahun 2016, telah terjadi polemik ditengah masyarakat. permendag telah menghapus keharusan adanya sertifikasi atau label halal seperti yang tertuang dalam aturan sebelumnya, yakni pasal 16 Permendag No. 59 Tahun 2016. Terbentuknya peraturan menteri perdagangan (PERMENDAG) Nomor 29 tahun 2019 tentang Ketentuan Ekspor Dan Impor dan Hewan Produk Hewan dilatarbelakangi oleh keputusan panel sengketa perdagangan nomor DS484 badan penyelesaian sengketa World Trade Organization (WTO) pada tanggal 22 November 2017. Kebijakan yang diambil LPPOM MUI DIY dengan adanya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 29 Tahun 2019 tentang Ketentuan Ekspor Impor Hewan dan Produk Hewan adalah tetap Melaksanakan Penyertifikasian Halal di tiap wilayah khususnya DIY. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa walaupun dengan adanya perubahan-perubahan pasal yang menghilangkan kewajiban label halal pada PERMENDAG Nomor 29 tahun 2019, maka itu tidak berpengaruh terhadap kinerja dari LPPOM MUI khususnya wilayah DIY sebab peraturan tersebut telah dianggap menyalahi UU No.33/2014 dan dinilai cacad hukum.
Blended Learning in Islam Ulil Albab Course and Its Contribution To Enhance Students’ Piety Sri Haningsih; Shubhi Mahmashony Harimurti; Anisah Budiwati
Millah: Journal of Religious Studies Vol. 21, No. 2, February 2022
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol21.iss2.art7

Abstract

Conventional face-to-face or offline learning is considered outdated for students in today's digital era. However, online learning, which is considered new and meets nowadays learning, still lacks practice. This research is aimed to provide a solution for combining online and offline teaching; at the same time, to offer an approach to develop students’ piety. The proposed innovation is to apply blended learning. This method emphasizes students’ active roles in their learning. Digital devices used include YouTube, Google Classroom, and Interactive Mentimeter. The methods used in this research were classroom action research and literature studies. The learning model used was flipped Classroom; offline meetings used textbooks, and online lectures used online videos. The main objective is to link blended learning media with the development of piety among the Chemical Analysis department students. The results indicate that collaborative and contextual learning meet students’ needs in developing piety. In conclusion, blended learning also helps students to formulate their contributions to Islamic civilization in the future.