Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

ALIH TEKNOLOGI KONTROL EC DAN pH PADA BUDIDAYA ANGGREK DI NAMBANGAN ORCHIDS MAGELANG Farid, Noor; Ulinnuha, Zulfa; Oktaviani, Eka; Priswanto, Priswanto
ABDIPRAJA (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol 4, No 2 (2023): September
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/abdipraja.v4i2.7097

Abstract

Pemerintah Kota Magelang ingin mengembalikan citra Kota Magelang seperti yang telah dikenal sebagai Tuin Van Java (kebun/tamannya tanah Jawa) pada zaman penjajahan Belanda. Salah satu tanaman hias yang berkembang di Kota Magelang adalah anggrek. Anggrek merupakan tanaman hias potensial dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, namun produksinya masih terdapat beberapa kendala. Salah satu upaya peningkatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman anggrek melalui alih teknologi kontrol EC dan pH sehingga dalam penyiraman dan pemupukan dapat tepat konsentrasi. Pengabdian ini dilakukan di Nambangan Orchids desa Sidomulyo, kecamatan Candimulyo Magelang. Kegiatan ini dilakukan mulai bulan September 2022. Tujuan pengabdian pada masyarakat ini adalah; meningkatkan pengetahuan tentang alat kontrol EC dan pH pada tanaman anggrek.  Partisipasi anggota kelompok terlihat semangat dalam menjalankan kegiatan setting alat kontrol EC dan pH pada pembuatan nutrisi.
Teknologi Produksi Kubis Organik di Desa Serang Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga Sarjito, Agus; Farid, Noor; Indaryanto, Budi Supono
ABDIPRAJA (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol 4, No 2 (2023): September
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/abdipraja.v4i2.6450

Abstract

An extension activity has been carried out in order to develop organically sound cabbage cultivation. This agricultural extension aimed to improve farmer’s skills in controlling major pests and diseases on cabbage crops; to enhance farmer’s skills in making tricho-compost; to enhance quantity and quality of cabbage yields so as to increase farmer's income. This agricultural extension program is carried out through: training, mentoring, and demonstration plots. Pre-Test and Posttest were used to evaluate the success of the training. Farmers' knowledge increases after participating in training and practice in the field. The results of this activity showed that the participating farmers were able to practice organic cabbage cultivation well. Both farmer groups were able to apply methods of organically pest control and obtained high yields. The Margo Sayur Farmer Group obtained a cabbage yield of 19,74 tons per hectare, while the Ngudi Sayur Group obtained a yield of 18,79 tons per hectare.Key words: organic cabbage, organic fertilizer, botanical and biological pesticide, and yield.
Secondary Metabolites Application of Two Pseudomonas fluorescens isolates and Two Trichoderma Harzianum Isolates in Combination Against Postharvest Anthracnose in Papaya Muarifah, Mizar; Soesanto, Loekas; Sastyawan, Murti Wisnu Ragil; Mugiastuti, Endang; Farid, Noor
PLANTA TROPIKA Vol 11, No 2 (2023)
Publisher : Department of Agrotechnology, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/pt.v11i2.14594

Abstract

The occurrence of papaya anthracnose is a significant post-harvest ailment, necessitating the effective disease management. The aim was to determine the ability of secondary metabolites combination of Pseudomonas fluorescens and Trichoderma harzianum isolates against the disease. A completely randomized design was used for in vitro experiments and a randomized block design for in vivo experiments. The treatments consisted of P. fluorescens P60 and T. harzianum T10, P. fluorescens P60 and T. harzianum T213, P. fluorescens P32 and T. harzianum T10, P. fluorescens P32 and T. harzianum T213 secondary metabolites and fungicides (a.i. maneb). The observed variables included the pathosystem component and papaya character and organoleptic test. The in vitro test results showed that P. fluorescens P60 and T. harzianum T10 and P. fluorescens P60 and T. harzianum T213 secondary metabolites inhibited the pathogen growth by 48.1075 and 43.4625%, respectively. The secondary metabolites of P. fluorescens P60 and T. harzianum T10 in vivo test results could delay the germination time by 12.63% and reduce the invasion area by 44.29%. All secondary metabolites had no effect on sugar content, hardness and sensory test. The combined secondary metabolites of P. fluorescens and T. harzianum are safe and does not affect papaya fruit quality.
Aplikasi Pola Tanam Tumpangsari Jeruk dan Cabai di Lahan Pertanian Pondok Pesantren Baitul Mukhlasin, Kebumen Farid, Noor; Ulinnuha, Zulfa; Oktaviani, Eka
PESARE: Jurnal Pengabdian Sains dan Rekayasa Vol 2, No 3 (2024): Oktober 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/pesare.v2i3.41311

Abstract

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki peran dan fungsi menjalankan tugas berbasis keagamaan dan kemasyarakatan. Pondok Pesantren Baitul Mukhlasin merupakan salah satu pondok pesantren yang terletak di Kabupaten Kebumen. Pendidikan yang diterima santri saat ini bersifat keagamaan dan belum mendapatkan keterampilan lain. Pemberdayaan yang dilakukan kepada santri dapat dilakukan melalui pemberdayaan dalam peningkatkan kompetensi ekonomi agar nantinya santri tersebut setelah berada kembali di lingkungan masyarakatnya dapat menjadi panutan baik dalam bidang ekonomi produktif, di samping peran utamanya sebagai ustadz/ustadzah yang unggul dalam pengetahuan agama Islam. Pesantren ini memiliki sebidang lahan, namun belum dikelola dengan baik, sehingga kegiatan pemberdayaan melalui metode tumpangsari jeruk dengan cabai. Tumpangsari bertujuan memanfaatkan lahan secara lebih optimum. Varietas jeruk yang digunakan merupakan varietas yang sudah diuji produktivitasnya pada penelitian sebelumnya dan cabai yang tahan terhadap naungan sehingga tetap dapat berproduksi optimum jika ditanam di lahan sela. Kegiatan ini akan dilaksanakan mulai bulan Januari hingga September 2024. Metode yang akan dilakukan melalui metode partisipatif dan pendampingan. Pada tahun pertama dilakukan pendampingan mulai dari pemeliharaan bibit jeruk dan pemeliharaan cabai hingga panen. Hasil pengabdian menunjukkan dampak yang positif terhadap produktivitas lahan.
Keragaman Genetik Aksesi Tanaman Kunyit (Curcuma longa L.) Berdasarkan Penanda Molekuler Simple Sequence Repeat (SSR) Afidani, Muthia Hanin; Farid, Noor; Oktaviani, Eka
Vegetalika Vol 14, No 2 (2025): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.99927

Abstract

A plant breeding program for turmeric (Curcuma longa L.) development is required to fulfil the pharmaceutical industry's demand. Understanding genetic diversity is the initial step in selecting the parents in plant breeding. Selection assisted by molecular markers, specifically Simple Sequence Repeat (SSR), can be used to obtain genetic information. However, genetic information on turmeric based on SSR markers in Indonesia is still limited. This study aimed to determine the genetic diversity and relationship of six accessions of turmeric using 4 (four) SSR primers. This study was conducted from October 2023 to January 2024 at the Laboratory of Plant Breeding and Biotechnology, Faculty of Agriculture, Universitas Jenderal Soedirman. The result showed that the CuMiSat-19, CuMiSat-20, and CuMiSat-29 primers were informative based on the electrophoresis band polymorphism. The CuMiSat-19 primer generated the highest PIC value (0,88), followed by CuMiSat-20 (0,80) and CuMiSat-29 (0,74). While CuMiSat-23 did not produce polymorphism, the PIC value was 0. The dendrogram classified six turmeric accessions into the two clusters with a Jaccard correlation coefficient range of 0.11-0.33. Cluster I consisted of accession A (Ponorogo), accession C (Gresik), accession D (Indramayu), and accession B (Semarang). Cluster II grouped accession E (Banyumas) and accession F (Bogor). Based on the polymorphism and similarity coefficient, turmeric accessions have a wide range of genetic diversity. Turmeric in different clusters is a potential germplasm that can be utilized to broaden genetic diversity in plant breeding programs.