Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

HUBUNGAN PANJANG-BERAT DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN KAKATUA (Chlorurus strongycephalus) DI TAMAN NASIONAL WAKATOBI Mercy Patanda; Urip Rahmani
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 9 No 2 (2018): NOVEMBER 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2115.494 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.9.115-121

Abstract

Ikan kakatua merupakan sumber daya penting di Kabupaten Wakatobi dan ikan kakatua ditangkap dengan alat tangkap jaring, bubu, dan muroami. Penelitian ini dilakukan di Taman Nasional Wakatobi pada bulan Desember 2014 sampai Maret 2015. Tujuan penelitian adalah melihat pola pertumbuhan dan ukuran pertama kali tangkap untuk ikan kakatua (Chlorurus strongycephalus). Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dimana pengambilan sampel dilakukan secara purposif (purposive sampling) dan data yang digunakan adalah panjang dan berat ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pertumbuhan allometrik negatif dan faktor kondisi yaitu sebesar 1,07 yang berarti bahwa ketersedian makanan masih cukup sedangkan ukuran minimal ikan yang tertangkap adalah 31,82 cm. Hasil ini memperlihatkan perlunya regulasi untuk penangkapan ikan kakatua (Chlorurus strongycephalus) di Kabupaten Wakatobi dan modifikasi alat tangkap seperti celah pelolosan untuk bubu.
ASPEK BIOLOGI IKAN TEMBANG (Sardinella gibbosa) DI PUSAT PENDARATAN IKAN (PPI) KRONJO KABUPATEN TANGERANG Mario Limbong; Urip Rahmani; Emanuel Duho
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 14, No 1 (2022): (APRIL) 2022
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.14.1.2022.47-56

Abstract

Perairan Kronjo memiliki potensi ikan Sardinella gibbosa yang cukup besar dan bernilai ekonomis yang tinggi. Tingginya permintaan ikan tembang menyebabkan semakin meningkatnya upaya penangkapan. Pengawasan penangkapan perlu dilakukan untuk melihat kondisi habitat ikan agar tidak terjadi growth overfishing. Penelitian mengenai aspek biologi ikan tembang untuk menggambarkan kondisi habitat daerah penangkapan ikan di perairan Kabupaten Tangerang masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek biologi ikan tembang serta status habitat ikan tembang di perairan Kronjo. Penelitian dilakukan pada September sampai Desember 2021 di PPI Kronjo. Jumlah ikan yang diukur panjang dan beratnya sekitar 1.188 ekor. Analisis data menggunakan regresi power untuk hubungan panjang berat, uji khi kuadrat untuk menentukan nisbah kelamin, dan fungsi logistik untuk menentukan ukuran pertama kali ikan tertangkap. Ikan S. gibbosa yang ditangkap di perairan Kronjo berukuran 11,6 – 17,2 cm dan berat tubuh ikan berkisar antara 10,7 – 41,8 gr. Ikan S. gibbosa betina lebih dominan tertangkap dengan nisbah kelamin 2,01:1 terhadap ikan jantan. Panjang total S. gibbosa pertama kali tertangkap di perairan Kronjo adalah 14,7 cm dengan pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif. Panjang infinity ikan S. gibbosa adalah 18,85 cm sedangkan nilai faktor kondisi sebesar 1,08. Status sumber daya ikan S. gibbosa di perairan Kronjo masih dalam kondisi cukup baik (potensial) dan keberkelanjutan namun diperlukan pengaturan intensitas penangkapan.Kronjo waters have a large potential for Sardinella gibbosa and high economic value. The high demand for S. gibbosa has led to increased fishing efforts. Fishing supervision needs to be carried out to see the condition of the fishing grounds so that growth overfishing does not occur. Research on the biological aspects of S. gibbosa to describe the conditions of fishing grounds in the waters of Tangerang Regency is still very limited. This study aimed to analyze the biological aspects of S. gibbosa and the status of the habitat of S. gibbosa in Kronjo waters. The research was conducted from September to December 2021 at Kronjo fishing base. There were 1,188 fish measured and weighed. Data analysis used power regression for the relationship between length and weight, the chi-square test to determine the sex ratio, and logistic functions to determine the length at first capture. The total length of S. gibbosa ranged from 11.6 – 17.2 cm, and the body weight of fish ranged from 10.7 – 41.8 g. The female S. gibbosa was more dominantly caught with a sex ratio of 2.01:1 to the male fish. Length at first capture in Kronjo waters was 14.7 cm with a negative allometric growth pattern. The infinity length of S. gibbosa is 18.85 cm, while the condition factor value is 1.08. The resource status of S. gibbosa in Kronjo waters is still in reasonably good condition (potential) and sustainable, but it is necessary to regulate fishing intensity.
Analisis Rantai Nilai Sistem Resi Gudang Ikan Indonesia (Studi Kasus pada Perusahaan Penangkapan Ikan) Urip Rahmani; Ediyanto Edi Sitorus; Darlius Darlius
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 17, No 2 (2022): DESEMBER 2022
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jsekp.v17i2.10348

Abstract

Sistem resi gudang (SRG) dalam penerapannya pada sektor perikanan Indonesia masih memiliki banyak kendala, antara lain, (1) belum jelasnya informasi aktor dan peranannya dalam penerapan sistem resi gudang dan (2) masih belum idealnya pelaksanaan sistem resi gudang ikan Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi dan menetapkan peran aktor yang terlibat dalam implementasi SRG perikanan, (2) menentukan rantai nilai yang paling efisien, dan (3) memberikan rekomendasi SRG perikanan yang ideal. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rantai nilai (value chain analysis) dan analisis keragaan rantai nilai yang dilihat dari margin pemasaran berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh 24 nelayan dan pelaku usaha perikanan. Dari penelitian ini ditemukan adanya empat saluran pemasaran ikan di Pelabuhan Benoa dengan aktornya, antara lain, nelayan, pedagang pengepul kecil, pedagang pengepul besar nasional, distributor/pemilik resi gudang, perusahaan pengolaha ikan, dan importir. Ditemukan juga bahwa saluran IV adalah saluran yang paling efisien. Sebagai rekomendasi, SRG yang ideal adalah SRG yang melibatkan nelayan, pemilik resi gudang, dan perusahaan pengolah ikan.Title: Value Chain Analysis of Indonesian Fish Warehouse Receipt System (Case Study on Fishing Company)The warehouse receipt system in its application to the Indonesian fishery sector still has many obstacles including (1) unclear information on actors and their roles in the implementation of the warehouse receipt system and (2) the implementation of the Indonesian fish warehouse receipt system is still not ideal. According to that situation, the objective of this research are (1)  to identify and determine the role of actors involved in the implementation of the fishery warehouse receipt system, (2)  to determine the most efficient value chain and (3) to provide recommendations for the ideal fishery warehouse receipt system. The analyses used in this study are value chain analysis and value chain performance analysis seen from the marketing margin based on the results of filling out questionnaires by 24 fishers and fisheries business actors. This research found that there are four fisheries marketing channel at Benoa Harbour with actors are fishers, small collectors traders, national wholesalers, distributors/owners of warehouse receipts, fish processing companies and importers. It was also found that IV line was the most efficient line. As a recommendation, the ideal warehouse receipt system is one that involves fishers, warehouse receipt owners and fish processing companies.
ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU Urip Rahmani; Riena F Telussa
PROSIDING SNITek Vol. 1 No. 01 (2017): SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKHNOLOGI (SNITek)
Publisher : FT-TEKNIK USNI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59134/prosidng.v1i01.103

Abstract

Minawisata adalah pengembangan kegiatan perekonomian masyarakat dan wilayah yangberbasispada pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan, perikanan dan pariwisata secara terintegrasi padasuatu wilayah tertentu. Pulau Tidung adalah salah satu pulau di Kepulauan Seribu yangbanyakdikunjungi oleh wisatawan dan merupakan pulau berpenduduk yang pengelolaan wisatanya berbasismasyarakat. Luas Pulau Tidung sekitar 106 hektar yangterdiri atas Pulau Tidung Besar dan PulauTidung Kecil. Keindahan bawah laut dan panorama pantaimenjadi alasan bagi wisatawan untukmelakukan aktifitas wisata di Pulau Tidumg. Aktivitas wisata yang banyak diminati oleh parawisatawan adalah wisata pantai dan snorkeling di beberapa spot untuk melihat terumbu karang danbiota bawah laut. Hasil analisa kesesuaian untuk kategori wisata snorkeling di Pulau Tidungdiperoleh nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) sebesar 53%, memenuhi kriteria dalampengembangan wisata kategori Snorkeling dan masuk dalam kriteria sesuai (S2) dan layak untukdikembangkan. Hasil analisa kesesuaian untuk kategori wisata pantai Jembatan Cinta di PulauTidung diperoleh nilai IKW sebesar 62%, memenuhi kriteria dalam pengembangan wisata pantaikategori Jembatan Cinta dan masuk dalam kriteria sesuai (S2) dan layak untuk dikembangkan
PENGELOLAAN KEUANGAN NELAYAN KERANG HIJAU DI DESA KETAPANG, KECAMATAN MAUK KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN Rahmani, Urip; Patanda, Mercy; Ernaningsih, Dwi; Telussa, Riena F; Limbong, Mario; Stefhany, Yosi
Community Services and Social Work Bulletin Vol 2, No 2 (2022): Community Services and Social Work Bulletin Volume 2 No. 2 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/cswb.v2i2.7563

Abstract

Tangerang's green mussel farms are expanding. Green mussels grow swiftly and easily, thus many people plant them. Boatmen, divers, bamboo and rope sellers, clam shell peelers, clam boilers, stroller-selling clam sellers, and rice stalls that serve green clam delicacies all work hard on green mussel farms. Green mussel growers and other coastal towns rely heavily on sales. To make a life, farmers need excellent financial arrangements because yields can vary. This prompted financial management coaching for green mussel fisherman in Ketapang Village, Mauk District, Tangerang Regency. The activity took place from April to August 2022. Green mussel farmers should be able to run their enterprises and manage their money to enhance them. Counseling participants are mostly employed, according to their earnings. Most counseling clients don't know much about food-industry green mussels. Counseling changed everything. The counseling findings demonstrate participants' financial literacy. Managing revenue and expenses, borrowing tactics from financial institutions, or learning about business growth budgets. 
Heavy Metal Content in Green Mussels (Perna viridis) Cultivated in Ketapang Village, Tangerang Regency: Kandungan Logam Berat pada Kerang Hijau (Perna viridis) yang Dibudidayakan di Desa Ketapang, Kabupaten Tangerang Dwi Ernaningsih; Patanda, Mercy; Rahmani, Urip; Telussa, Riena F.
Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis (Journal of Tropical Fisheries Management) Vol 7 No 1 (2023): Journal of Tropical Fisheries Management (on progress)
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jppt.v7i1.45094

Abstract

The aims of the study were: (1) to test the metal content in green mussels; (2) testing the metal content in seawater for aquaculture activties; and (3) calculating green mussel business income. The research was conducted in May-July 2022 at four locations, three locations in the green mussel cultivation area and the fourth location in the green mussel collection area owned by a fisherman. Selection of sampling locations by purposive sampling. Primary data was collected by field survey methods and interviews with 9 green mussel cultivators. Secondary data was obtained from the Department of Maritime Affairs and Fisheries of the Tangerang Regency and scientific publications, including other research supporting data. Data analysis of metal content in green mussels according to the Indonesian National Standard (SNI) No. 7387-2009; Analysis of heavy metal content in seawater refers to the government regulation No 22 of 2021 concerning on the implementation of environmental protection and management seawater quality standards, especially for marine life; identification of trap catches was analyzed descriptively; analysis of green mussels chart business income using net income (????), R/C ratio, and payback period. The results showed that the metal content in green mussels at location 1 exceeded the threshold value compared to the other three locations; all metal content in sea water does not exceed the threshold value. This means that the mussels can still be consumed by the public and the waters are good for mussel cultivation. Mud grouper is the main catch of traps associated with green mussel cultivation sites and the highest R/C in respondents No. 1 and 6 with a payback period of <3 years, showing that the rate of return on business capital is categorized as fast.
Tingkat pemanfaatan ikan Tuna Mata Besar Bigeye Tuna (thunus obesus Lowe) di WPP 572 Dan 573 dalam rangka mendukung kebijakan Penangkapan Ikan Terukur: Utilization level of Bigeye Tuna (thunnus obesus lowe) in Fishery Management Areas (FMA) 572 and 573 to support measured fishing policy Sutanto; Ernaningsih, Dwi; Rahmani, Urip
Jurnal Ilmiah Satya Minabahari Vol. 10 No. 1 (2024): JISM VOL. 10 NO. 1 Agustus 2024 - Januari 2025
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Satya Negara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan tuna mata besar bigeye tuna (Thunus obesus lowe) merupakan salah satu komoditi unggulan terbesar di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman (PPSNZ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil tangkapan per upaya (CPUE), mengestimasi hasilyang didaratkan di PPSNZ. Berdasarkan analisis model schfaer hasil tangkapan maksimum lestari ( ) sebesar 5662,27 ton, upaya optimum 3542 trip, dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) 4529,82 ton dengan rata-rata tingkat pemanfaatan ikan tuna bigeye di WPP 572 dan 573 yang didaratkan di PPSNZ berada pada status moderate atau tingkat pemanfaatan sedang. Saran yang pengajuan berdasarkan penelitian ini adalah penelitian mengenai pendekatan secara bioekonomi dan pengaruh faktor oseanografi terhadap tangkapan, baik menggunakan penginderaan jauh secara satelit (seperti suhu permukaan laut) maupun observasi lapangan langsung menggunakan alat ukur oseanografi tertentu.
Studi kelayakan finansial Kapal Dogol dan Kapal Bouke-Ami di Desa Eretan Kulon, Kabupaten Indramayu: Financial Feasibility Study of Dogol Boats and Bouke-Ami Boats in Eretan Kulon Village, Indramayu Regency Apriyanto, Tedi; Rahmani, Urip; Ernaningsih, Dwi
Jurnal Ilmiah Satya Minabahari Vol. 10 No. 2 (2025): Vol. 10 No. 2 Februari - July 2025
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Satya Negara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53676/jism.v10i1.209

Abstract

Industri perikanan Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan dengan salah satu sektor yang menjanjikan adalah perikanan cumi-cumi. Cumi-cumi merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Metode penelitian yang digunakan metode studi kasus, dengan melakukan pengamatan terhadap finansial dari kapal dogol dan kapal bouke-ami yang terdapat di PPP Eretan, Indramayu, serta wawancara terhadap juragan/pengurus kapal. Berdasarkan hasil data di lapangan, nilai investasi kapal dogol sebesar Rp. 312.000.000 dan biaya operasional selama 1 tahun sebesar Rp. 515.455.320 serta penerimaan sebesar Rp. 622.860.000 didapatkan keuntungan sebesar Rp. 107.404.680 dengan pengembalian modal selama 3 (tiga) tahun. Nilai investasi kapal bouke-ami sebesar Rp. 1.200.000.000 dan biaya operasional selama 1 tahun sebesar Rp. 859.446.976 serta penerimaan sebesar Rp. 2.397.741.000 didapatkan keuntungan sebesar Rp. 1.538.294.024 dengan pengembalian modal selama 1 (satu) tahun. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usaha penangkapan dogol dan bouke-ami di Desa Eretan Kulon dapat dilanjutkan dengan memperhatikan musim tangkapan serta menyesuaikan biaya operasional dengan kebutuhan sehingga tidak terjadi pembengkakan biaya dalam setiap trip operasi penangkapan yang dapat mempengaruhi keuntungan dari usaha penangkapan dogol dan bouke-ami.
RESOURCES OF SCALP FISH (Trichiurus lepturus) AND ITS FISHING GEAR IN CILACAP WATERS Ernaningsih, Dwi; Bintoro, Sigit; Rahmani, Urip
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 3 No. 1 (2024): November 2024 - April 2025
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi, & Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Satya Negara Indonesia (LP3M-USNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59408/jisni.v2i1.21

Abstract

Hairtail is one commodities of fish economically important that be caught in Cilacap waters. The increased demand of hairtail in every years, caused hairtail resources potentially exploited as great as possible and when not controlled will caused disturbed hairtail resources. This study aims were to analysis fisheries biology condition of hairtail in Cilacap waters and to analyse fishing gear effectiveness. Research implemented in November to Desember 2014 on fish landing sites (TPI) Pandanarang, Tegal Katilayu, Lengkong and surrounding Cilacap waters. The research methodology was a survey method to fish catching activities with sirang nets (drift gillnet), payang nets (denish seine) and arad nets. Fisheries biology conditions analyzed with fishing gear effectiveness analyzed with catch per unit effort (CPUE) every fishing gear. The result of research were range in total length and length mode 25,2- 79,9 cm and 69 cm, range in weight and weight mode 15- 285 gram and 165 gram. Growth pattern of hairtail was negative allometric. Efective fishing gear was drift gillnet with CPUE was 0,57 ton/units.
INDEKS KESESUAIAN WISATA PANTAI TANJUNG SELAKI LAMPUNG SELATAN Cahyani, Galuh; Rahmani, Urip; F Telussa, Riena
SEMAH Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Perairan Vol 7, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/semahjpsp.v7i2.1239

Abstract

Keelokan dan keaslian pada pantai perlu didukung dengan adanya kesiapan amenitas dan aksesibilitas untuk dapat mengembangkan kawasan wisata pantai. Untuk itu penilaian Indeks Kesesuaian Wisata perlu dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kawasan wisata pantai untuk menjaga keselamatan pengunjung. Hasil pengukuran Indeks Kesuaian Wisata pantai menujukkan kategori sesuai dengan rata-rata IKW pada stasiun (S) 1, stasiun (S) 2, dan stasiun (S) 3 adalah sebesar 2,3. Saran yang dapat diberikan melakukan promosi secara terstruktur, terukur dan menjangkau semua lini masyarakat selain menambah reklame dengan gambar yang menarik dan informasi yang jelas.