Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Kekuatan Genggaman Tangan pada Pasien Post Stroke Rumentalia Sulistini; Musonathul Khasifah; Hanna DL Damanik
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v6i2.1533

Abstract

Stroke is a loss of brain function caused by the cessation of blood supply in part of the brain. Death of brain tissue due to stroke can cause muscle weakness in the affected limb such as fingers. This condition affects the ability to move and the quality of life of patients. Patients not only experience paralysis but also experience cognitive impairment, communication disorders, and visual field disorders or deficits in perception. Aims this study was to describe handgrip strength The average age of respondents was 60.5 years with the youngest age 41 years and 80 years of age. The average strength of the handgrip is 7.4 kg with the lowest strength is 1.3 kg and the highest is 18.6 kg. Obtained a relationship between age and muscle strength after stroke (p 0.023). The relationship between age and post-stroke muscle strength shows that the relationship between medium strength and negative patterning means that as you age, muscle strength decreases. So it is necessary to develop the Pattern of Activities and exercises for Post Stroke in Hospitals and the Community.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Fatigue Pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis Rumentalia Sulistini; Krisna Yetti; Rr. Tutik Sri Hariyati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 15 No 2 (2012): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v15i2.30

Abstract

Chronic Kidney Disease merupakan kumpulan sindrom klinik dengan penurunan fungsi ginjal progresif. Prevalensi fatiguetinggi pada pasien hemodialisis. Penelitian ini bertujuan menjelaskan faktor yang berhubungan dengan Fatigue pada pasienyang menjalani hemodialisis. Desain penelitian analitik observasional. Teknik non probability sampling. Hasil penelitian tidakada hubungan tingkat fatigue dengan pekerjaan (p= 0,732; α= 0,05), status dukungan (p= 0,679; α= 0,05), jenis kelamin (p=0,914; α= 0,05), frekuensi (p= 0,676; α= 0,05), jarak fasilitas (p= 0,149; α= 0,05), komplikasi (p= 0,062; α= 0,05), merokok(p= 0,062; α= 0,05), alkohol (p= 0,075; α= 0,05), riwayat penyakit (p= 0,42; α= 0,05), dan status nutrisi (p= 0,168; α= 0,05).Ada hubungan tingkat fatigue dengan latihan fisik (p= 0,027; α= 0,05), lama menjalani hemodialisis (p= 0,019; α= 0,05), kadarhemoglobin (p= 0,029; α= 0,05), penghasilan (p= 0,07; α= 0,05), dan pendidikan (p= 0,040; α= 0.05). Faktor dominan adalahpenghasilan. Perawat hemodialisis diharapkan memonitoring fatigue, memberikan pendidikan kesehatan tentang latihan fisikdan memberikan asuhan keperawatan holistik.
Efek Life Review Therapy terhadap Depresi pada Lansia Nati Aswanira; Rumentalia Rumentalia; Vausta Vausta
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 18 No 3 (2015): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v18i3.416

Abstract

Depresi dapat dialami oleh lanjut usia (lansia) di penghujung kehidupannya. Depresi bukan merupakan proses penuaan yang normal, melainkan masalah psikososial yang dapat diatasi. Prevalensi depresi berkisar antara 10–15% pada lansia di komunitas, 11–45% pada lansia yang membutuhkan rawat inap, dan sampai 50% pada residen panti jompo. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pre-eksperimen dengan pendekatan one group pre-post test design. Pengambilan sampel dilakukan secara metode total sampling, sebanyak 28 orang dengan kriteria inklusi lansia yang mengalami depresi tingkat ringan dan sedang. Penelitian dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Palembang. Hasil penelitian diperoleh rerata skor depresi lansia sebelum life review therapy adalah 11,61 (SD= 2,061), rerata skor depresi sesudah life review therapy 10,07 (SD= 2,035). Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan skor depresi sebelum dan sesudah dilakukan life review therapy (p= 0,02). Life review therapy direkomendasikan sebagai alternatif tindakan keperawatan jiwa untuk mengatasi depresi pada lansia. Abstract The Effect of Life Review to the Depression in Elderly People. The Depression can be experienced by the elderly at the end of his life. This is not a normal aging process, but a medical illness that can be treated. Its prevalence ranges from 10–15% of the elderly at the community, 11–45% of the elderly age who require inpatient, and up to 50% in nursing home residents. This research is a pre experiment study with one group pre-post test design. This design used a sample group that was interviewed twice. Pretest and post test were done by using ratio scale. The total sample of 28 elderly people with mild and medium depression at Tresna werdha Elderly Social Institution Palembang. The result showed an average depression score elderly people before life review therapy is 11,61 (SD= 2,061), the average depression scores after the therapy 10,07 review life (SD= 2,035). The result showed that there is a significant difference between before and after life review therapy with therapy for depression in elderly (p= 0,002). It is expected for Tresna Werdha Teratai Social Institution in order to increase quality of services especially in an effort to reduce depression in the elderly people in the home by using review life therapy. Keywords: elderly, life review therapy, depression
PIJAT REFLEKSI BERPENGARUH TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI KLINIK ATGF 8 PALEMBANG Lukman Lukman; Sumitro Adi Putra; Elba Habiburrahma; Sukma Wicaturatmashudi; Rumentalia Sulistini; Ismar Agustin
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35910/jbkm.v4i1.238

Abstract

Background: Hypertension is often referred to as an unknown killer, because patients do not know that they suffer from hypertension. Many types of complementary therapies that can be applied to treat hypertensive patients, one of which is reflexology Method: This study aims to determine the effect of reflection on blood pressure in hypertensive patients at the Palembang ATFG-8 clinic. The design used in this study was pre-experimental using one group pre-test post-test design. The sample in this study were all hypertensive patients who visited for reflexology in April 17 until May 17, 2018. Determination of the sample using a purposive sampling method totaling 18 subjects. Result: The results obtained were the average age of the sample 54.22 years (± 7.216), systolic blood pressure before 148.44 mmHg (± 4,527) and after reflexology 143.78 mmHg (± 8,633). Diastolic blood pressure before 95.72 mmHg (± 2.886) and after reflexology 91.06 mmHg (± 5,252). The paired sample T test results showed the effect of reflexology on systolic blood pressure (p = 0.026) and diastolic (p = 0.001). Conclusion : There was a decrease in blood pressure statistically, but in substance it was not significant. The next researcher is expected to carry out further research by adding samples and using a control group.
LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI RT 13 KELURAHAN 29 ILIR KECAMATAN ILIR BARAT II WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAKRAYU PALEMBANG Azwaldi .; Rumentalia .; Imelda Erman
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.031 KB) | DOI: 10.32832/abdidos.v5i1.839

Abstract

Angka kejadian hipertensi semakin meningkat setiap tahunnya. WHO memperkirakan tahun 2025 terdapat 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total penduduk dunia menderita hipertensi, dimana 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Kejadian hipertensi yang meningkat setiap tahunnya mengindikasikan bahwa hipertensi perlu dan harus segera diatasi. Oleh sebab itu, penanganan hipertensi berupa pengobatan maupun perawatan dini sangat penting karena hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang harus dikontrol seumur hidup. Kegiatan ini bertujuan memberi pelatihan relaksasi otot progresif untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan dengan menciptakan suasana dan perasaan relaks bagi penderita hipertensi, sehingga menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. Metode kegiatan berupa demonstrasi, latihan pemeriksaan tekanan darah sebelum dan setelah latihan relaksasi otot progresif dan pendidikan kesehatan. Hasil Kegiatan menunjukkan penurunan tekanan darah sebesar 10-15 mmHg setelah dilakukan latihan relaksasi otot Progresif.
EVALUASI PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II PADA MASA PANDEMI COVID-19 Selvi Agustria; Rumentalia Sulistini; Hanna D.L Damanik
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 7, No 1 (2021): Proceeding Seminar Nasional 2021
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah. Penderita Diabetes Melitus (DM) kota palembang Tahun 2017 berjumlah 1522 orang. Pengetahuan penderita diabetes dapat membantu penderita menjalankan penatalaksanaan DM sehingga terhindar dari komplikasi dan kualitas hidup penderita dapat meningkat. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengetahuan penderita diabetes melitus menggunakan Diabetic Knowledge Quetionare 24. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengambilan data peneliti menggunakan kuesioner Diabetic Knowledge Questionairre-24 dan responden berjumlah 53 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan penderita DM rendah 96,2 %, dan item pertanyaan yang masih dijawab salah/tidak tahu berupa etiologi, tanda gejala, pemeriksaan diabetes, aktifitas fisik, perawatan luka dan diet diabetes. Kesimpulan bahwa 96,2 % penderita diabetes melitus berpengetahuan rendah. Untuk meningkatkan pemahaman maka perlu mengedukasi tidak hanya penderita tetapi juga melibatkan keluarga, memperkenalkan Diabetes Self Management Education/Support sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.Kata kunci: pengetahuan, diabetes melitus
KUALITAS HIDUP PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS Rumentalia Sulistini; Hanna D.I. Damanik; Dea Vanike Azinora
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 4, No 1 (2018): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2018
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.371 KB)

Abstract

Hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang paling banyak dipilih sehingga jumlah pasien yang menjalani terapi hemodialisis semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kualitas hidup yang buruk akan meningkatkan angka rawat inap dan mortalitas pada pasien yang menjalani hemodialisis. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kualitas hidup pasien hemodialisis. Penelitian ini dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling sebanyak 36 pasien. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kualitas hidup responden dengan usia (p 0,216 ) dan lama hemodialisis (p 0,192) . ada hubungan yang bermakna antara kualitas hidup responden secara umum dengan domain fisik ( p 0,001), psikologis (p 0,006), social ( p 0,001), dan lingkungan (p 0,001). Domain fisik memiliki hubungan yang lebih kuat.Kata Kunci : hemodialisis, kualitas hidup
LATIHAN DENGAN POSISI DUDUK MENURUNKAN KELETIHAN PENDERITA DIABETES MELLITUS Rumentalia Sulistini; Prahardian Putri
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 5, No 1 (2019): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2019
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.311 KB)

Abstract

AbstrakPenderita Diabetes Mellitus (DM) setiap tahunnya mengalami peningkatan dan salah satu dampak yangtimbul pada pasien adalah keletihan. Hasil penelitian diperoleh 85 % pasien DM mengalami keletihan.Keletihan yang dialami penderita DM tersebut mempengaruhi kualitas hidup. Sehingga perlu adanyaintervensi yang dapat mengatasi kondisi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh Latihan dengan Posisi Duduk Terhadap Kadar Gula Darah dan Keletihan. Desain penelitianyang digunakan adalah quasi experiment dengan rancangan pretest postest. Responden penelitianberjumlah 21 orang dengan metode pengambilan sampel random sampling. Penelitian ini telah dilakukanetichal clearance oleh Tim etik Poltekkes Makassar. Hasil distribusi responden berjenis kelaminperempuan (83,3%), tingkat pendidikan SD (42,9%), tidak bekerja (81,0%), 22% DM tipe 1, memilikiriwayat DM (42.9%), tanpa komplikasi DM (97,6 %). Latihan yang dilakukan pada penelitian ini adalahlatihan pada posisi duduk. Latihan dilakukan selama 3 kali/ minggu selama 4 minggu. Rata–rata skorkeletihan minggu pertama sebelum intervensi 18,23 dan rata–rata skor keletihan setelah intervensi (post)16 dan didapatkan ada perbedaan rerata skor keletihan yang bermakna antara awal minggu I dan akhirminggu IV pada kelompok intervensi (p value = 0,010). Jadi, ada pengaruh latihan dengan posisi dudukterhadap penurunan keletihan penderita DM. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan sistempemantauan Penderita DM khususnya latihan fisik selama di rumah. Mengefektifkan kembali ProgramProlanis di Puskesmas. Melatih Kader Posbindu dalam memotivasi dan mengkoordinir penderita DMuntuk meningkatkan aktifitas fisik guna meningkatkan kualitas hidup penderita DM.Kata Kunci: Keletihan , Diabetes Mellitus, LatihanAbstractPatients with diabetes mellitus (DM) increase every year and one of the effects that arise in patients isfatigue. The results obtained 85% of DM patients experienced fatigue. Fatigue experienced by DMsufferers affects quality of life. So there is a need for interventions that can overcome these conditions.The purpose of this study was to determine the effect of Exercise with Sitting Position on Fatigue. Theresearch design used was quasi experiment with posttest pretest design. The research respondents were21 people with random sampling method. This research has been carried out etichal clearance by theMakassar Poltekkes Ethics Team. The results showed that respondents were female (83.3%), elementaryschool level (42.9%), unemployed (81.0%), 22% type 1 DM, had a history of DM (42.9%),uncomplicated DM (97.6%). The exercise carried out in this study is exercise in a sitting position.Exercise is carried out for 3 times / week for 4 weeks. From the results of the analysis of the first weekfatigue score (before intervention) was 18,23 and fatigue scores after the intervention (post) was 16. itwas found that there was a significant difference in the mean fatigue scores between the first week andthe end of week IV in the intervention group (p value = 0.010). The conclusion is the effect of exercise ina sitting position on the decrease in fatigue in DM patients. This research is expected to develop amonitoring system for DM patients, especially physical exercise while at home. Re-effective the ProlanisProgram at the Puskesmas. Train Posbindu Cadres in motivating and coordinating DM patients toincrease physical activity in order to improve the quality of life for people with DM.Keywords: Fatigue, Diabetes Mellitus, exercise
PELATIHAN KADER POSBINDU DALAM PENATALAKSANAN PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MERDEKA Dan SATU ULU Rumentalia Sulistini; Devi Mediarti; Syokumawena Syokumawena
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2021): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v4i2.362-365

Abstract

Diabetes Mellitus sufferers around the world are increasing every year so this requires special attention from the public. The results of the registration of cadres stated that there were still many DM sufferers who did not carry out routine control while the existing cadres had not received training in managing DM, especially Physical Exercise. Community service activities have been carried out in three stages, namely preparation, training and assistance for cadres. The target of posbindu cadres in the working area of Puskesmas 1 Ulu and Puskesmas Merdeka were 29 people. The results of the activities included the availability of training media, increased cadre knowledge and the implementation of home visits. The importance of this activity requires continuous training or refresher of cadres so that the quality of life for diabetics increases.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KESELAMATAN PASIEN DALAM PEMASANGAN INFUS DWI KUSUMA SARI; RUMENTALIA SULISTINI; VAUSTA N
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 10 No 1 (2015): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10309.979 KB)

Abstract

Peran perawat salah satunya adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan atau care provider. Dalam perannya sebagai care provider, perawat bertugas untuk memberi kenyamanan dan rasa aman bagi klien. Salah satu tindakan patient safety dalam intervensi keperawatan adalah tindakan pemasangan infus yang dilakukan perawat hams berdasarkan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan. Terjadinya kejadian plebitis, bengkak, dan trauma akibat pemasangan infus yang berulang- ulang adalah akibat tindakan pemasangan infus yang tidak mengutamakan patient safety. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dan peran perawat dengan tindakan keselamatan pasien dalam pemasangan infus di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Myria palembang. Jenis penelitian kuantitatif metode observasional analitik dengan desain cross sectional dan tehnik pengambilan sampel probability sampling dengan jumlah sampel 42 responden. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara variabel peran perawat sebagai care provider dengan tindakan keselamatan pasien ( p value= 0.005). Sedangkan variabel karakteristik individu yang terdiri dari jenis kelamin, usia, dan lama kerja tidak ada hubungan yang signifikan terhadap tindakan keselamatan pasien dalam pemasangan infus dengan nilai p value masing-masing sebesar 0.134, 0.870, 0.959. Untuk itu peran perawat sebagai care provider dapat ditingkatkan sehingga perawat diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dalam tindakankeselamatan pasien dalam pemasangan infus.