Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Pengolahan Limbah Cair Hotel Aston Braga City Walk dengan Proses Fitoremediasi menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok SITOMPUL, DEBORA FRANSISKA; SUTISNA, MUMU; PHARMAWATI, KANCITRA
Jurnal Reka Lingkungan Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.012 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v1i2.105-114

Abstract

ABSTRAKStatus kota Bandung sebagai kota wisata menyebabkan peningkatan jumlah hotel yang memberi dampak terhadap timbulan limbah cair. Limbah cair dari hasil kegiatan perhotelan dapat diolah secara fisika, kimia maupun biologi. Dari ketiga jenis pengolahan ini, pengolahan biologi merupakan cara pengolahan yang paling ekonomis. Pengolahan biologi yang dapat diterapkan dalam kegiatan perhotelan adalah fitoremediasi. Fitoremediasi merupakan proses dimana tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di akar tumbuhan bermutualisme dan melakukan pengolahan terhadap parameter-parameter yang terdapat pada limbah cair. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah BOD, COD, TSS, pH, bau, dan kekeruhan.  Pada penelitian ini diterapkan tiga jenis perlakuan yaitu perlakuan I (limbah saja), perlakuan II (limbah+ 1 eceng gondok), dan perlakuan III (limbah + 2 eceng gondok).  Waktu kontak yang digunakan adalah 0, 2, 4, 6 dan 8 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap perlakuan memiliki nilai efisiensi yang tinggi untuk mengolah parameter BOD, TSS dan kekeruhan dengan waktu kontak optimum selama 6 hari, dan secara umum perlakuan III merupakan perlakuan terbaik yang memiliki nilai efisiensi sebesar 84,48 % untuk penyisihan BOD,  89,95% untuk penyisihan TSS, dan 87,76 % untuk penyisihan kekeruhan. Kata kunci : limbah cair hotel, fitoremediasi,eceng gondok
Efek Perlakuan pH pada Ozonisasi SARI, NANDA NURITA; SURURI, M.RANGGA; PHARMAWATI, KANCITRA
Jurnal Reka Lingkungan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.001 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v1i1.1-12

Abstract

AbstrakOzon merupakan salah satu oksidator kuat dalam air dan dianggap sebagai desinfektan paling efektif dibandingkan dengan desinfektan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pH pada konsentrasi sisa ozon (C) dan waktu kontak (T) optimum bagi proses penyisihan bakteri coliform dan E. Coli. Semakin tinggi kondisi pH di dalam air maka semakin besar kandungan ion hidroksida didalamnya. Ion hidroksida dalam dekomposisi ozon berperan sebagai inisiator yang  dapat mempercepat pembentukan OH radikal yang bersifat tidak selektif. Sampel air yang digunakan adalah Mata Air Cibanteng dan air Unit Filter PDAM Tirtawening Kota Bandung. Metode yang digunakan untuk mengukur C adalah Indigo Colorimetric. Penelitian dilakukan di Laboratorium Air ITENAS secara semi batch dengan perlakuan pH asam, netral dan basa pada interval waktu kontak 3,5,10 dan 15 menit. Konsentrasi sisa ozon dengan perlakuan pH basa lebih kecil nilainya dibandingkan pH netral dan asamKata kunci : desinfeksi, konsentrasi sisa ozon (C), pH, ozonisasi. AbstractOzone is a strong oxidator in water and is deemed as the most effective disinfectant compared to the others. The aim of this research were raise awareness of the pH in the residual ozone concentration (C) and optimum time (T) for the residual process of coliform bacteria and E. Coli. The higher pH in the water will raised number of hydroxide ions. Hydroxide ions inside the decomposed ozone act as the initiator which could speed up the forming of radical OH who is not selective. The water sample used was Cibanteng Spring Water and output of water filter unit in PDAM Tirtawening Kota Bandung. The method used to measure C was the Indigo Colorimetric. This research was done in water laboratorium ITENAS using the semi batch technique in regards to the acidic, the neutral and the alkali pH during the interval contact time of 3, 5, 10 and 15 minutes. Concentration of residual ozone with alkaline pH treatment is lower than than neutral and alkaline pH treatment.Key words : disinfection, residual ozone concentration (C), pH, ozonation  
Fitoremediasi Phospat dengan menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) pada Limbah Cair Industri kecil Pencucian Pakaian (Laundry) STEFHANY, CUT ANANDA; SUTISNA, MUMU; PHARMAWATI, KANCITRA
Jurnal Reka Lingkungan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.773 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v1i1.13-23

Abstract

ABSTRAKPeningkatan industri pencucian pakaian dapat menimbulkan pencemaran air yang mengakibatkan eutrofikasi, Hal ini disebabkan oleh fosfat yang merupakan bahan penyusun utama dalam deterjen, sehingga perlu dilakukan alternatif pengolahan dan pengaplikasian yang efektif untuk mengolah limbah ini, salah satunya dengan menggunakan fitoremediasi. Fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan, menstabilkan atau menghancurkan bahan pencemar baik senyawa organik maupun anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan tumbuhan Eceng gondok dalam menurunkan fosfat pada limbah pencucian pakaian dengan 3 perlakuan yaitu kontrol, 3 tumbuhan Eceng gondok, dan 3 tumbuhan Eceng gondok bebas bakteri aktif rhizosfer dengan pengamatan waktu kontak 0, 5, 10, 15, dan 20 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan konsentrasi fosfat oleh Eceng gondok yang paling optimum adalah pada perlakuan 2 dan perlakuan 3 pada hari ke-5 dengan konsentrasi fosfat <0.01 mg/L. Sedangkan efisiensi penyerapan dan akumulasi fosfat optimum pada Eceng gondok selama 20 hari didapat pada perlakuan 3 yaitu akumulasi pada akar sebesar 14.90 % dan tangkai daun 20.05 %.Kata kunci : Eceng gondok , Fitoremediasi, fosfatABSTRACTThe laundry industries may effective water pollution resulting in eutrophication. This was caused by phosphate which is the main substance in detergents, it need alternative technology for laundry waste water treatment. Phytoremediation is the use of plant to deprive, stabilize or destroying material contaminant organic compounds and inorganic. The aims of the research was know ability of Eichhornia crassipes  to absorp phosphate, in the methodology were use three treatment first as a control, three Eichhornia crassipes, and three Eichhornia crassipes  free bacteria active rhizosfer with the observation time contact 0, 5, 10, 15, and 20 days. The result showed that the optimum phosphate concentration decreased by Eichhornia crassipes with second treatment and third treatment in a fifth day, with concentration phosphate <0.01 mg/L. The efficiency while absorption and accumulation of phosphate optimum  Eichhornia crassipes for twenty days was in third treatment at accumulated with 14.90 % in roots and 20.05 % in petiole.Key words : Eichhornia crassipes, Phytoremediation, phosphate
Analisis Tarif Pengelolaan Sampah Berdasarkan Ability To Pay dan Willingness To Pay di Kecamatan Cimahi Tengah HASBULLAH, ZAMADILA ROSYIDA; PHARMAWATI, KANCITRA; PRATAMA, YULIANTI
Jurnal Reka Lingkungan Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.19 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v8i1.1-13

Abstract

AbstrakKecamatan Cimahi Tengah merupakan pusat Kota Cimahi yang terdapat aktivitas didalamnya seperti pemukiman, perkantoran, pusat perbelanjaan, pusat pendidikan militer yang menghasilkan sampah dalam kegiatan sehari-hari. Timbulan sampah domestik di Kecamatan Cimahi Tengah sebesar 53,36 ton/hari. Biaya pembuangan sampah ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sarimukti mengalami kenaikan dari Rp. 29.000 menjadi Rp. 50.000 per ton sampah, tahun 2016 target retribusi masyarakat sebesar 8%, namun target retribusi hanya mencapai 5,8%, sehingga beban yang ditanggung pemerintah meningkat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) masyarakat di Kecamatan Cimahi Tengah berdasarkan kelas daya listrik, kelas II rumah dengan daya listrik 500 watt sampai dengan 1300 watt dan kelas III rumah dengan daya listrik 250 watt sampai dengan 500 wattterhadap pengelolaan sampah. Metode yang digunakan adalah survei, wawancara, kuesioner, ATP, WTP menggunakan Contingent Valuation Method (CVM).Nilai ATP yang diperoleh pada kelas II dan kelas III adalah Rp. 12.701 dan Rp. 6.829, serta nilai WTP Rp. 7.492 dan Rp. 3.439. Kata kunci: pengelolaan sampah, ATP, WTP, CVMAbstractCimahi Tengah sub-district is the center of Cimahi City which has activities inside such as residential, office, health center, military education center which produce garbage in daily activities. Domestic waste generation in Kecamatan Cimahi Tengah is 53.36 ton / day. The cost of garbage disposal to Sarimukti Final Processing Place (TPA) increased from Rp. 29,000 to Rp. 50,000 per ton of garbage, by 2016 the target of community retribution is 8%, but the retribution target is only 5.8%, so the government will increase. This study is to determine the ability to pay (ATP) and the willingness to pay (WTP) of the community in the District of Central Cimahi based on electric power class, class II house with 500 watts of power up to 1300 watts and class III houses with 250 watts of power up to 500 watts on waste management. The method used is survey, interview, questionnaire, ATP, WTP using Contingency Assessment Method (CVM). ATP value obtained in class II and class III is Rp. 12,701 and Rp. 6,829, and WTP value Rp. 7,492 and Rp. 3.439. Keywords: waste management, ATP, WTP, CVM
Penyisihan Parameter Pencemar Lingkungan pada Limbah Cair Industri Tahu menggunakan Efektif Mikroorganisme 4 (EM4) serta Pemanfaatannya MUNAWAROH, ULUM; SUTISNA, MUMU; PHARMAWATI, KANCITRA
Jurnal Reka Lingkungan Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.84 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v1i2.93-104

Abstract

AbstrakLimbah cair tahu mengandung berbagai jenis pencemar lingkungan, misalnya BOD5, COD, TSS dan pH. Pembuangan limbah cair tahu ke badan air tanpa proses penanganan yang baik akan berdampak pada penurunan kualitas lingkungan, sehingga diperlukan suatu pengolahan limbah cair, salah satunya dengan EM4. Penelitian ini menggunakan prinsip reaktor batch dengan cara mencampurkan reaktan dalam suatu reaktor selama waktu tertentu. Reaktor yang digunakan berkapasitas 8 Liter dengan volume operasional 6 Liter. Variasi perlakuan pada penelitian ini yaitu tanpa EM4 (P1), menggunakan EM4 sebanyak 300 mL (P2) dan 600 mL EM4 (P3). Parameter yang diukur BOD5, COD, TSS, pH, N, P, dan K dengan waktu kontak selama 20 hari. Hasil penelitian P2 menunjukan pengolahan limbah cair tahu menggunakan EM4 mampu menurunkan nilai BOD5 97%, COD 96% di hari ke-5, P 0,001231% di hari ke-20, serta meningkatkan pH menjadi 7,26 di hari ke-15, TSS 1.545 mg/L di hari ke-20, N 1,12% di hari ke-20 dan K2O 0,2% di hari ke 20. Selain itu hasil uji terhadap Capsicum frutescens L menunjukan P2 berpotensi sebagai nutrisi tanaman dengan laju pertumbuhan 25,3%  dan tumbuhnya bakal cabang dalam waktu kontak 12 hari.Kata kunci: Limbah Cair Tahu, EM4, Sistem Batch.
Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Bersih dan Air Limbah Di Apartemen Menara Cibinong Tower C Putra, Rhezaldy Pradestama; Pharmawati, Kancitra; Nurprabowo, Anindito
Jurnal Serambi Engineering Vol 7, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v7i1.3796

Abstract

AbstrakTingginya pertumbuhan penduduk menuntut kebutuhan akan hunian, sehingga apartemen dianggap sebagai solusi dalam pemenuhan kebutuhan akan hunian. Pada dasarnya setiap usaha atau kegiatan pembangunan menimbulkan dampak bagi lingkungan, baik itu positif maupun negatif. Sistem instalasi plambing air bersih, air limbah dan ven pada bangunan gedung dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Untuk menjaga kesehatan penghuni gedung maka kegiatan sanitasi perlu ditunjang pemenuhan akan kebutuhan air bersih. Populasi pada bangunan Apartemen Cibinong Tower C berjumlah 957 jiwa dengan total kebutuhan air bersih 87,95 m3/hari. Dalam pemenuhan kebutuhan air bersih untuk sehari-hari pada gedung perencanaan menggunakan ground water tank dengan kapasitas 120 m3 dan roof tank sebagai pemenuhan kebutuhan air pada jam tertentu dengan kapasitas 49 m3. Untuk mendistribusikan air dari GWT menuju RT menggunakan pompa dengan kapasitas daya 33,44 Kwatt. Berdasarkan hasil perencanaan diameter pipa air bersih menggunakan dimensi 20 mm sampai 125 mm dengan menggunakan jenis pipa Polypropylene Random (PPR) sedangkan untuk air limbah menggunakan jenis pipa Polyvinil Chloride (PVC) kelas D. Untuk air limbah blackwater menggunakan pipa dengan dimensi 60 mm – 140 mm dan untuk air limbah greywater menggunakan pipa dimensi 32 mm – 114 mm, sedangkan untuk pipa ven menggunakan dimensi pipa 42 mm – 114 mm.Kata Kunci: Air Bersih, Air Limbah , Apartemen, Plambing
PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SISTEM PERSAMPAHAN AREA WISATA GRAMA TIRTA JATILUHUR MENGGUNAKAN PRINSIP CONTINGENT VALUATION METHOD Rafi Khaistan Isyala; Kancitra Pharmawati
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 3 No. 2 (2019): Vol. 3 No.2, September 2019
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.971 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v3i2.1836

Abstract

Area Wisata Grama Tirta Jatiluhur (GTJ) merupakan suatu destinasi wisata yang hampir seluruh fasilitas yang disediakan mengandalkan keindahan alam sekitar Waduk dan menjadikannya daya tarik utama bagi setiap pengunjung, yang pada kondisinya tidak terhitung menjadi nilai ekonomi area wisata GTJ karena tidak memiliki nilai pasar. Valuasi ekonomi dibutuhkan untuk memperkecil dampak dari kegagalan pasar akibat tidak memilikinya nilai guna sehingga menjadikan peluang terjadinya eksploitasi pada lingkungan menyebabkan pencemaran lingkungan terjadi di area wisata GTJ. Pencemaran lingkungan di area wisata GTJ disebabkan oleh sampah yang dibuang tidak pada tempatnya karena kurang baiknya sistem pewadahan dan pengumpulan sampah. Pendekatan yang digunakan dalam valuasi ekonomi adalah Contingent Valuation Method (CVM) untuk menngukur nilai keberadaan dari sumber daya alam yang di eksploitasi dan menyebabkan pencemaran. Prinsip CVM yang digunakan adalah pasar hipotesa, penawaran pengembangan sistem pewadahan dan persampahan Willingness to Pay (WTP) pengunjung. Penggunaan prinsip tersebut memberikan solusi untuk pengembangan pengelolaan sistem persampahan khususnya sistem pewadahan dan pengumpulan sampah. WTP yang didapat dijadikan dasar biaya sistem pewadahan dan pengumpulan sampah. WTP total yang didapat adalah Rp.988.330.500 dengan WTP rata-rata pengunjung adalah Rp.4.500.
VALUASI NILAI EKONOMI WISATA PANTAI SAWARNA DENGAN MENGGUNAKAN TRAVEL COST METHOD Rifki Armadinata; Kancitra Pharmawati
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 3 No. 2 (2019): Vol. 3 No.2, September 2019
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.337 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v3i2.1835

Abstract

Pantai Sawarna di Kabupaten Lebak memiliki keindahan alam yang dapat digunakan sebagai daya tarik objek wisata bagi setiap pengunjung. Keindahan alam pada kenyataannya tidak terhitung menjadi nilai ekonomi atau tidak memiliki nilai pasar, sehingga pentingnya dilakukan valuasi ekonomi untuk memperkecil eksternalitas yang dapat menyebabkan kegagalan pasar karena suatu barang atau jasa yang tidak memiliki nilai pasar, sehingga dalam kajian ini bertujuan untuk menentukan nilai ekonomi Pantai Sawarna dari sumberdaya alam yang tidak memiliki nilai Pasar. Metode valuasi ekonomi yang digunakan adalah metode biaya perjalanan dengan pendekatan individu (Individual Travel Cost Method). ITCM dipilih sebagai pendekatan yang lebih teliti dalam menilai kondisi sosial ekonomi pengunjung sehingga mengetahui nilai ekonomi dan nilai Willingness To Pay dari biaya perjalanan pengunjung. Willingness To Pay (WTP) dijadikan untuk mencari nilai ekonomi dan surplus konsumen area Pantai Sawarna. Hasil dari valuasi ekonomi dengan pendekatan ITCM yang digunakan di area Pantai Sawarna tersebut didapat nilai rata-rata WTP sebesar Rp. 93.672,-/pengunjung, dan nilai ekonomi Pantai Sawarna adalah Rp. 6.722.558.424,- / tahun. Nilai surplus konsumen adalah Rp. 5.164.066.252,-.
PENYISIHAN Fe-ORGANIK PADA AIR TANAH DENGAN AOP (ADVANCED OXIDATION PROCESS) Siti Ainun Saleh; Mohamad Rangga Sururi; Kancitra Pharmawati; Indra Suryana
Reaktor Volume 15 No.4 Oktober 2015
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.573 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.15.4.218-223

Abstract

ORGANIC FERROUS REMOVAL IN GROUNDWATER USING ADVANCE OXIDATION PROCESS (AOP). Groundwater is usually contained a lot of iron concentration. Iron can bind organic materials which resulted in health and aesthetic problems, so it needs alternative technology to be applied for iron organic removal. The aim of the research is to gain the efficiency of iron organic (Fe2+) removal with ozone and UV light, known as advanced oxidation process (AOP). Groundwater samples were taken from Padasuka area in Bandung. Ozone was supplied continually into a semi-batch reactor with 1.5 liters of sample, then indigo colorimetric method was used to measure ozone residual concentration at contact time : 5, 10, 15, 25 and 30 minutes. Measurement of the concentration of iron and organic matter employed methods of penenthroline, followed by pemanganometri titration, consecutively. The initial concentration of iron (Fe2+) was 3.271 mg/L and the concentration of organic matter was 4.38 mg/L. The results showed that the removal efficiency was 90% for iron and 70% for organic material which gives an indication that the advanced oxidation process (AOP) with ozone and UV can remove the organic iron. Keywords: AOP; efficiency; Fe; groundwater; organic matter Abstrak Air tanah biasanya mengandung konsentrasi besi yang tinggi. Besi bisa berikatan dengan material organik yang bisa berdampak pada kesehatan dan masalah estetika sehingga perlu alternatif teknologi pengolahan untuk penyisihan besi organik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan tingkat efisiensi terbaik dari penyisihan besi organik (Fe2+) dengan menggunakan ozon dan sinar UV sebagai proses oksidasi lanjutan (AOP). Sampel penelitian in menggunakan air tanah dari daerah Padasuka Kota Bandung. Ozon dialirkan secara kontinyu ke dalam reaktor semi-batch  dengan volume 1,5 liter. Pengukuran konsentrasi sisa ozon menggunakan metode indigo colorimetric pada waktu kontak: 5, 10, 15, 25 dan 30 menit. Pengukuran konsentrasi besi dan materi organik berturut-turut menggunakan metoda penanthroline dan titrasi pemanganometri. Konsentrasi awal besi (Fe2+) sebesar 3,271 mg/L dan konsentrasi materi organik sebesar 4,38 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penyisihan konsentrasi keduanya berturut turut adalah sebesar 90% untuk besi dan 70% untuk materi organik yang memberikan indikasi bahwa proses oksidasi lanjutan (AOP) dengan ozon dan UV dapat menyisihkan kandungan besi organik. Kata kunci: proses oksidasi lanjutan (AOP); tingkat efisiensi; Fe; air tanah; materi organik  
Perhitungan Kuantitatif Skor Risiko Kecelakaan menggunakan Metode Fine dan Matriks Robinson (Studi Kasus PT.X) Fransis Yolanda; Juli Soemirat; Kancitra Pharmawati
Jurnal Reka Lingkungan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v2i2.%p

Abstract

ABSTRAKRisiko kecelakaan kerja di sektor konstruksi cukup tinggi dari sektor lain, sehingga diperlukan penelitian untuk perhitungan SR (Skor Risiko) kuantitatif. Perhitungan SR kuantitatif menggunakan Metode Fine dan Matriks Robinson, Matriks Robinson memberikan nilai E (Paparan), C (Konsekuensi), dan P (Kemungkinan) untuk  perhitungan SR menggunakan Metode Fine. SR tertinggi hasil perhitungan kuantitatif adalah bagijejas dalam, luka sayat, dan luka tusuk pada bagian jari tangan sebesar 196,842 berjumlah 17 kasus, kaki & lutut sebesar 130,263 berjumlah 15 kasus, dan pergelangan dan tangan sebesar 81,053 berjumlah 7 kasus. Dapat diketahui perhitungan SR kuantitatif selain memperhitungkan keparahan, juga memperhitungkan frekuensi. SR kuantitatif menunjukan prioritas untuk pencegahan kecelakaan agar kecelakaan yang sama tidak terulang kembali dan angka kecelakaan dapat turun dengan cepat. Dengan demikian metode kuantitatif juga memberi peluang untuk perbaikan secara berkelanjutan sampai tercapainya kondisi zero accident.Kata kunci : Industri Konstruksi, Skor Risiko kuantitatif, Metode Fine, Matriks Robinson.