Hipertensi merupakan penyakit yang membutuhkan pengobatan yang lama dan dapat menimbulkan komplikasi pada organ vital tubuh. Salah satu tindakan nonfarmakologi yang sering dilakukan oleh penderita hipertensi adalah dengan menggunakan obat tradisional. Sejak pandemi COVID-19, masyarakat lebih memilih penggunaan obat tradisional untuk mengelola penyakit hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan obat tradisional pada penyakit hipertensi selama pandemi Covid-19 Di Kelurahan Jawa Samarinda. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif kuantitatif dengan jenis penelitian menggunakan rancangan cross sectional study. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah responden adalah 65 responden. Analisa data menggunakan uji univariat. Hasil menunjukkan bahwa responden sebagian besar berusia 56-65 tahun, jenis kelamin perempuan, bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, tingkat sosial ekonomi rendah, tidak merokok, tidak pernah melakukan olahraga; memiliki riwayat keturunan hipertensi; dan lama menderita hipertensi 3-5 tahun. Sebelum pandemi Covid-19, sebanyak 33,8% responden menggunakan obat tradisional, tapi selama pandemi Covid-19 persentase responden yang menggunakan obat tradisional meningkat menjadi 43,1%. Faktor eksternal responden menggunakan obat tradisional karena rekomendasi dari keluarga/teman/tetangga (66%), sedangkan faktor internal karena menganggap obat tradisional lebih murah (60%). Jenis obat tradisional yang paling banyak digunakan oleh responden adalah mentimun (26%). Kesimpulannya, terdapat peningkatan penggunaan obat tradisional selama pandemik Covid-19. Hypertension is a disease that requires a long treatment and can cause complications in the body's vital organs. One of the non-pharmacological actions that are often carried out by people with hypertension is using traditional medicine. Since the COVID-19 pandemic, people have preferred to use traditional medicines to manage hypertension. Objective: To determine the use of traditional medicine in hypertension during the Covid-19 pandemic in the Samarinda Java Village. This research used descriptive quantitative method with a cross-sectional study design. The sampling method used is purposive sampling with the number of respondents is 65 respondents. Data analysis using a univariate test. Results showed that most of the respondents were 56-65 years old, female gender, worked as housewives, low socioeconomic level, did not smoke, never did sports; have a hereditary history of hypertension; and have had hypertension for 3-5 years. Before the Covid-19 pandemic, 33.8% of respondents used traditional medicines, but during the Covid-19 pandemic, the percentage of respondents who used traditional medicines increased to 43.1%. External factors of respondents using traditional medicine because of recommendations from family/friends/neighbors (66%), while internal factors because they think traditional medicine is cheaper (60%). The most common type of traditional medicine used by respondents was cucumber (26%). In Conclusion, there is an increase in the use of traditional medicines during the Covid-19 pandemic.