Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KEPOLISEMIAN VERBA TSUKERU: KAJIAN LINGUISTIK KOGNITIF Suciaty, Prisyanti; Sutedi, Dedi; Herniwati, Herniwati
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 2, No 1 (2017): JAPANEDU Volume 2 Issue 1, June 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v2i1.6791

Abstract

Polisemi merupakan salah satu tema yang dibahas ketika berbicara mengenai makna sebuah kata. Kata yang berpolisemi adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu. Penelitian ini meneliti makna verba tsukeru yang berpolisemi. Verba tsukeru dianalisis dengan menggunakan kajian linguistik kognitif. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan makna dasar, mengklasifiksikan makna perluasan, serta mendeskripsikan hubungan antara makna dasar dan makna perluasan dari verba tsukeru. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang digunakan yaitu  jitsurei yang diperoleh dari korpus BCCWJ (Balanced Corpus of Contemporary Written Japanese) yang bersumber dari dokumen, majalah, koran, buku pelajarann, buletin, dan yahoo yang terbit antara tahun 2000-2008.  Selanjutnya dicatat dalam bentuk kartu data. Kemudian dilanjutkan dengan mengklasifikasikan data ke dalam makna dasar dan makna perluasan,dan menganalisis hubungan makna dasar dan makna perluasan menggunakan kajian linguistik kognitif yakni menurut majas metafora, metonimi, dan sinekdoke. Hasil penelitian yang ditemukan adalah verba tsukeru memiliki makna dasar memasang. Kemudian ditemukan 15 makna perluasan yaitu memberi, menempatkan, menambahkan, merendam, mencampurkan, menyalakan, mengoles, mengawasi yang masuk kepada perluasan metafora, selanjutnya menetapkan, mempekerjakan, dan menulis masuk ke peluasan metonimi, terakhir menggores, mengenakan, dan menghentikan perluasan makna sinekdoke. Selain itu ditemukan juga makna idiomatikal seperti membatasi, terbiasa, bertengkar, menuduh, lepas tangan, berhati-hati, memandang, mengerjakan, dan melengkapi diri.This paper present an analysis of tsukeru verb which have multiple meanings and in which the mulitple meanings of a word may be connected or related. While this analysis based on cognitive linguistics. The goal of this analysis is describe basic meaning and another meanings of tsukeru verb, and also describe relation of basic meaning and another meanings, and the last present meanings structure of tsukeru verb. The analysis using data form  Balanced Corpus of Chunagon contemporary Written Japanese corpus presented by National Institute for Japanese Language and Linguistics. Sentence data in this paper based on document, magazine, newspaper, study books, bulletin, and yahoo at 2000-2008. This data clasification using data card  (table data). Decription of relation basic meaning and another meanings using cognitive linguistics analysis which is metaphor, metonymy , and synecdoche. The result of this research is tsukeru verb have basic meaning is put on, and then founded 15 another meanings. Result are follow including metaphor are give, put, adding, soaking, mix, ignite, spreading, watching, including metonymy are decide, hiring, writing, and the last is including synecdoche are slash, dress, stop. Furthermore, fouded idiom meanings such as define, common, quarrel, accuse, hands off, be careful, starring at, doing, acquire.
Persepsi siswa terhadap Penerapan Model Pembelalajaran Flipped Classroom berbasis video pada Pembelajaran Moji Goi Prisyanti Suciaty; Rita Arni; Maulluddul Haq
Omiyage : Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Jepang Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/omg.v5i2.587

Abstract

Penelitian ini membahas tentang persepsi siswa terhadap penerapan model pembelajaran Flipped Classroom berbasis video pada pembelajaran moji goi atau pembelajaran huruf dan kosakata. Siswa yang menjadi responden penelitian adalah siswa semester satu dan tiga Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Padang. Kegiatan di kelas lebih terfokus kepada siswa daripada hanya menyimak penjelasan materi. Karena siswa sudah memahami konsep materi sebelum mengikut pembelajaran. Model ini efektif diterapkan  dalam pembelajaran moji goi yang banyak aktiftas driil secara mandiri. Instrument yang digunakan yaitu berupa angket terbuka, kemudian digunakan metode deskriptif kualitatif untuk menjabarkan hasil dan pembahasan. Dari penelitian ini dapat dipahami bahwa penerapan model ini pada perkuliahan sangat disukai oleh siswa, mereka menjadi lebih percaya diri dan kegiatan dikelas bisa lebih terfokus pada pemantapan materi.
Pengaruh Penggunaan Wordwall Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa MKU Bahasa Jepang UNP Rita Arni; Prisyanti Suciaty
KIRYOKU Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Kiryoku
Publisher : Vocational College of Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kiryoku.v7i1.208-216

Abstract

Educational game media with wordwall has many unique templates that can be used for learning Japanese language. Therefore, researcher want to test how the effect of educational games with wordwall is on the learning outcomes of MKU Japanese language students at UNP, semester January-June 2023. This study aims to determine the effect of using educational games with wordwall on student learning outcomes of MKU Japanese language students at UNP. The research design used is a quasi experiment. This research is a quantitative research with an experimental design with a posttest only control group design. The population of this study were all MKU Japanese language students at UNP, in the January-June 2023 semester. The data was collected from a research sample of 80 people consisting of two classes. From the results of the independent sample test t-test, it was concluded that H1 was accepted at the sig level of sig 0.0001 <0.05, which means that student learning outcomes in the experimental class were superior to those in the control class. In other words, the use of wordwall educational games has an effect on the learning outcomes of MKU Japanese language students at UNP.
Penerapan PJBL dalam Pengajaran Sakubun untuk pemelajar tingkat menengah Maulluddul Haq; Hendri Zalman; Prisyanti Suciaty; Rita Arni
Omiyage : Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Jepang Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/omg.v6i2.754

Abstract

This article reports the findings of observations regarding the implementation of project-based learning (PjBL) in Intermediate Japanese Writing Courses (Chukyu Sakubun) at one university in Indonesia. The research instruments were observation and online questionnaire for 47 students who attended Chukyu Sakubun course. The project-based learning which is implemented in this course takes the form of a group writing activity with the output of the Tadoku reading books. The activity is divided into three stages: preparation stage, implementation stage, and evaluation stage. 15 tadoku books were produced with various genres. The results of the questionnaire explained that the majority of participants were actively involved in the process. Meanwhile, observation results show that during the project work process, students are able to communicate and collaborate with group members, as well as think critically and creatively in producing products.
Tindak Tutur Komisif dalam Dorama Alice in Borderland Season 1 Karya Haro Aso Agnes, Monica; Suciaty, Prisyanti
YASIN Vol 4 No 4 (2024): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Yasin AlSys

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58578/yasin.v4i4.3148

Abstract

This research aims to examine in more depth the function and form of commissive speech act sentences in the drama "Alice in Borderland Season 1" by Haro Aso. This research is qualitative research with descriptive methods. The method used in this research is the observation method with an advanced technique, namely the note-taking technique. This research uses the theory of the function of commissive speech acts according to Searle, the theory of sentence form by Yule, and the theory of context by Hymes. After data collection and analysis, it were found that the guarantee function 8 data, the promise function in 5 data, the refusal function in 9 data, the threat function in 4 data, the volunteer function in 5 data, and the offer function in 1 data. For sentence form, declarative were found in 24 data, imperative sentences in 4 data, and interrogative sentences in 4 data. The most dominant function identified is refusal, because the characters in the story often have to refuse requests that could endanger their lives. The most common sentence form is declarative, indicating that statements and explanations are frequently used in dialogue. This study underscores that the story's context, in which characters must survive dangerous games, significantly influences the type of commissive speech acts that arise. By utilizing theories from Searle, Yule, and Hymes, this research successfully identifies and explains the functions and forms of commissive speech acts, providing a deeper understanding of the communication dynamics in the drama.
Bimtek Pemantapan TPACK bagi Guru SMAN 3 Padang Panjang berbasis Internet of Things Oktoviandry, Rifki; Rosita, Nur; Ramadhani, Syafitri; Suciaty, Prisyanti
ABDI HUMANIORA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Humaniora Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdihumaniora.v4i2.120432

Abstract

Sektor pendidikan telah merujuk pada pendekatan Internet of Things di abad ke-21. Faktanya, guru berusaha mengelola dan mengintegrasikan penggunaan teknologi ke dalam pengetahuan pedagogis dan konten di kelas. Pengabdian ini mencoba memaparkan penilaian self-rating guru dalam menerapkan teknologi dalam proses pengajaran mereka untuk meningkatkan kompetensi konten dan pedagogik mereka agar lebih berkembang. Sebanyak 25 orang guru di SMAN 3 Padang Panjang telah mengisi kuesioner TPACK yang diadaptasi dari Schmidt (2009) untuk mengetahui pengetahuan mereka di bidang teknologi, pedagogik, dan konten. Pendekatan deskripsi data qualitative digunakan untuk menganalisis data angket scoring menggunakan likert scale 1-4. Terlihat bahwa skala penilaian diri guru pada TPACK berkembang dengan baik. Kemudian, tersirat bahwa mereka tidak dapat mengembangkan konten dan pedagogi tanpa teknologi. Dengan demikian, teknologi menjadi faktor penting untuk mendukung pedagogi dan pengetahuan konten dalam pembelajaran abad 21.
Meningkatkan Kemampuan TPACK dengan Artificial Intelligence for Education (AIEd) bagi Guru SMPN 4 Padang Panjang Addinna, Ainul; Kurniawati, Eni; Suciaty, Prisyanti; Rosita, Nur
ABDI HUMANIORA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Humaniora Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdihumaniora.v6i1.131087

Abstract

Tahun 2024 menjadi tahun yang berbeda bagi guru di Indonesia yang mana guru diharuskan mengisi e-kinerja di aplikasi PMM dan menetapkan Refleksi Kompetensi. Refleksi Kompetensi ini berfokus pada kesesuaian kompetensi guru dengan kebutuhan peserta didik. Kompetensi guru ini salah satunya adalah TPACK atau Technological Pedagogical Content Knowledge yang dapat berbantukan Artificial Intelligence (AI). TPACK adalah framework pengetahuan guru abad 21 yang berguna menunjang skill pengajaran. Sementara AI adalah sejumlah aplikasi yang dapat mempermudah dan menunjang pengajaran. Dengan alat bantu ini, guru dapat mengoptimalkan kualitas dan kuantitas pembelajaran baik dari segi persiapan materi, pemberian tugas terstruktur secara digital, pelaksanaan pengajaran, dan evaluasi secara online yang hasilnya dapat secara cepat dan in real time. Hal ini membuat kegiatan mengajar dapat dilakukan tanpa kertas (paperless), tanpa papan tulis (boardless), dan dapat dilakukan dari mana saja (anywhere) dan kapan saja (anytime). Oleh sebab itu, workshop ini adalah salah satu cara yang efektif dalam meningkatkan kompetensi professional dan pedagogik guru. Disisi lain, pelatihan ini juga memberikan kebermanfaatan digital literacy skill bagi guru dalam pembelajaran di era digital. Guru akan mampu menyiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran 4.0 yang tidak terbatas ruang dan waktu.
Pelatihan pembuatan buku bacaan bahasa Jepang Tadoku, MGMP Bahasa Jepang, Kabupaten Agam Haq, Maulluddul; Rahmalina, Reny; Suciaty, Prisyanti
ABDI HUMANIORA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Humaniora Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdihumaniora.v4i2.120231

Abstract

Permasalahan yang sering dialami oleh guru dalam pembelajaran bahasa Jepang di tingkat SMA yang melatarbelakangi kegiatan pengabdian ini adalah kurangnya pengetahuan guru bahasa Jepang terhadap pendekatan membaca ekstensif (tadoku), serta minimnya ketersediaan buku bacaan berbahasa Jepang yang dapat digunakan sebagai suplemen dalam pembelajaran bahasa Jepang, khususnya pada kegiatan membaca. Keterbatasan ini disebabkan oleh sulitnya untuk mendapatkan buku bacaan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, serta harga yang tidak terjangkau apalagi jika langsung memesan buku asli dari Jepang. Kegiatan pelatihan pembuatan buku tadoku ini menawarkan solusi terhadap permasalahan guru dengan cara memanfaatkan keterampilan guru yang sudah ada untuk menciptakan buku bacaan berbahasa Jepang yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa di sekolah.