Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana (JUFDIKES)

PENERAPAN LATIHAN GENGGAM BOLA KARET TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA KLIEN STROKE NON HEMORAGIK Margiyati Margiyati; Ainnur Rahmanti; Enggar Dwi Prasetyo
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 4 No. 1 (2022): Januari : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1034.193 KB) | DOI: 10.55606/jufdikes.v4i1.1

Abstract

Latar belakang: Stroke Non Hemoragik merupakan suatu gangguan yang disebabkan oleh iskemik, trombosis, emboli dan penyempitan lumen sehingga aliran darah ke otak terhenti. Stroke dapat berdampak pada berbagai fungsi tubuh diantaranya kelemahan otot. Latiham genggam bola karet dapat menimbulkan rangsangan sehingga meningkatkan aktivitas dari kimiawi neoromuskuler dan muskuler sehingga meningkatkan kekuatan otot. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan latihan genggam bola karet terhadap kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode pendekatan studi kasus. Subjek yang dipakai sebanyak dua responden dengan kriteria stroke non hemoragik serangan pertama, mengalami kelemahan ekstremitas atas, dapat berkomunikasi dengan baik. Bentuk intervensi berupa penerapan latihan genggam bola karet selama 4 hari. Alat ukur kekuatan otot menggunakan handgrip dynamometer. Data dianalisa dengan analisis deskriptif. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan subjek 1 mengalami peningkatan nilai kekuatan otot dari 14,6 kg menjadi 21 kg, subjek II dari 14,8 kg menjadi 18,8 kg. Hasil studi kasus menyimpulkan terdapat peningkatan nilai kekuatan otot pada subjek I sebanyak 6,4 kg dan subjek II sebanyak 4 kg. Saran : Terapi latihan genggam bola karet direkomendasikan sebagai intervensi keperawatan dalam manajemen kekuatan otot pada klien Stroke Non Hemoragik.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA Ainnur Rahmanti; Septediningrum Septediningrum
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 4 No. 1 (2022): Januari : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (968.426 KB) | DOI: 10.55606/jufdikes.v4i1.2

Abstract

Latar belakang: Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya kegagalan pemberian ASI pada anak, diantaranya karena faktor ibu bekerja. Pada survey awal di Posyandu melati kelurahan Gayamsari terdapat 35 orang ibu bekerja yang memberikan tambahan susu formula untuk anaknya yang masih berumur kurang dari enam bulan. Hal ini merupakan kondisi yang sangat memprihatinkan. Tujuan : Penulis ingin mengetahui alasan ibu bekerja yang memberikan susu formula pada anaknya. Metode: Dengan metode pemberian kuisioner dan wawancara terstruktur untuk menceri datanya. Pengambilan data ini dilakukan kurang lebih tiga bulan lamanya. Hasil: Kegagalan terbesar disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya ASI ekslusif dan keterbatan waktu dalam pemberian ASI. Saran : Pengetahuan akan pentingnya ASI ekslusif menjadi salah satu faktor penentu sikap ibu dalam memberikan ASI esklusif sehingga peran keluarga dan dukungan lingkungan sekitar sangat diprlukan.
PENERAPAN INTERVENSI SELF CARE MANAGEMENT UNTUK MENCEGAH PENINGKATAN INTERDIALYTIC WEIGTH GAIN (IDWG) PADA PASIEN HEMODIALISA Ainnur Rahmanti; Sunarto Sunarto
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 4 No. 1 (2022): Januari : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1153.749 KB) | DOI: 10.55606/jufdikes.v4i1.3

Abstract

Latar belakang: Peningkatan Berat Badan Interdialitik (IDWG) adalah peningkatan volume cairan yang diwujudkan dengan kenaikan berat badan sebagai indikator untuk mengetahui jumlah asupan cairan selama periode interdialitik dan kepatuhan management mandiri pasien terhadap regulasi cairan pada pasien yang mendapat terapi hemodialisis. Pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa harus dibatasi asupan cairannya. Upaya untuk mencegah peningkatan IDWG dapat dilakukan dengan pemberian intervensi self care management. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan intervensi self care management terhadap IDWG pada pasien hemodialisa. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode pendekatan studi kasus Subyek dalam studi kasus ini adalah 2 orang pasien dengan kriteria pasien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa, pasien yang bersedia diberikan intervensi self care management. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa pemberian intervensi self care managementdapat menurunkan berat badan antar sesi hemodialisisyaitu pada subyek Idari 5 % (kategori sedang) turun menjadi 0,8 % (kategori ringan) dan pada subyek II dari 6 % (kategori sedang) turun menjadi 0,8 % (kategori ringan). Intervensi self care management terbukti efektif untuk mencegah peningkatan IDWG pada pasien hemodialisa. Saran Intervensi Self care Management direkomendasikan sebagai intervensi keperawatan untuk pasien yang menjalani hemodialisa
CONSTRAINT INDUCE APHASIA THERAPHY (CIAT) SEBAGAI TERAPI REHABILITASI YANG EFEKTIF UNTUK AFASIA PASKA STROKE ISKEMIK DI PUSKESMAS ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG. Dwi Mulianda; Ainnur Rahmanti; Bagas Aji Subekti
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 4 No. 1 (2022): Januari : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1144.651 KB) | DOI: 10.55606/jufdikes.v4i1.5

Abstract

Latar belakang: Stroke yang menimbulkan lesi pada daerah broca dapat mengganggu pengantar dan pengendali kemampuan berbicara, yang terletak di lobus frontalis kiri berdekatan dengan daerah motorik korteks untuk mengontrol otot-otot artikulasi sehingga pasien akan mengalami afasia motorik.. Afasia menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan gangguan interaksi sosial, isolasi diri, frustasi, dan depresi.Terapi rehabilitasi afasia sangat dibutuhkan, salah satunya adalah Constraint Induced Aphasia Therapy (CIAT) yaitu terapi verbal dengan kartu dan pembatasan non verbal yang melatih kemampuan memahami, mengucapkan kata dan mengikuti perintah. Tujuan: analisis penerapan CIAT Terhadap Afasia Pasien Stroke Metode: Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif denganpendekatan studi kasus.pada 2 pasien stroke yang mengalami gangguan bicara dan kriteria inklusi yaitu pasien stroke yang menunjukkan gangguan dalam bicara spontan, pemahaman, menamai, repetisi (mengulang), membaca dan menulis. Sebelum terapi CIAT, pengkajian afasia dilakukan dengan token test. Hasil: afasia Subyek I dari skor 22 (kategori sedang) menjadi skor 25 (kategori ringan) dan pada subyek II skor dari 19 (kategori sedang) menjadi skor 20 (kategori sedang).artinya penerapan CIAT efektif terhadap afasia pada pasien stroke di Puskesmas Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Saran :. Penerapan terapi CIAT direkomendasikan melakukan CIAT terhadap pasien stroke dengan afasia.
PENERAPAN KOMPRES HANGAT PADA LEHER TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI KEPALA PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMKIT TK III 04.06.02 BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG Ainnur Rahmanti; Syurrahmi; Krido Aromanis Setia Pamungkas
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 4 No. 2 (2022): Juli : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jufdikes.v4i2.96

Abstract

Hipertensi adalah kondisi tekanan darah ?140/90 mmHg. Gejala awal hipertensi adalah nyeri kepala, di tengkuk atau leher. Kompres hangat merupakan terapi komplementer yang digunakan untuk menurunkan nyeri kepala pada pasien hipertensi. Tujuan studi kasus untuk menggambarkan penerapan kompres hangat pada leher terhadap penurunan skala nyeri kepala pada pasien hipertensi di RUMKIT TK III 04.06.02 Bhakti Wira Tamtama Semarang. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif dengan metode pendekatan studi kasus. Subjek yang digunakan sebanyak 2 orang dengan kriteria pasien hipertensi tekanan darah sistolik ?140 mmHg dan diastolik ?90 mmHg, composmentis, skala nyeri 4 - 6, usia 40 - 60 tahun, tidak ada luka di leher, tidak komplikasi emergensy dan TIA. Berdasarkan analisa data didapatkan hasil bahwa subyek I mengalami penurunan skala nyeri kepala dari skala 6 (sedang) menjadi skala 3 (ringan) dan subyek II dari skala 5 (sedang) menjadi skala 2 (ringan). Penerapan kompres hangat pada leher efektif menurunkan skala nyeri kepala pasien hipertensi.
IMPLEMENTASI PERMAINAN EDUKASI COVID 19 UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN PADA ANAK SEKOLAH DI ERA PANDEMI COVID 19 Margiyati Margiyati; Ainnur Rahmanti; Afifah Kurniawati; Diska Darma Putri
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 3 No. 2 (2021): Juli : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jufdikes.v3i2.106

Abstract

Children are at risk of experiencing anxiety due to the Covid 19 pandemic. Children's anxiety due to the Covid-19 pandemic because there is a lot of unclear information circulating, feeling that this pandemic is not over so they can't go out, bored at home, lack of time to socialize and play with friends friends, and the stress of online learning. Giving play therapy is one of the nursing interventions that can reduce anxiety in children. This study uses quantitative research methods with a quasi-experimental research design with a pre-test and post-test design approach. The inclusion criteria set were children aged 8-11 years, experiencing mild-moderate anxiety, in good health. The intervention was carried out 4 times using the covid 19 educational game media. Observation of anxiety was carried out twice, namely before the intervention and after the intervention. The number of samples is 24 school children. The questionnaire used to measure the level of anxiety of preschool-aged children with the Spence Children's Anxiety Scale (SCAS). Analysis of the data in this study used a statistical test with a significance level of 0.05 using the sample paired T-test. The results of the statistical test show that there is a significant effect between the implementation of the covid 19 educational game and the anxiety of school-age children in the era of the covid 19 pandemic. The implementation of the covid 19 educational game is recommended in handling children's anxiety by involving the family.
PENGARUH TERAPI PUZZLE WAPUWAN TERHADAP FUNGSI KOGNITIF LANSIA DI POSYANDU SETYAMANUNGGAL III Margiyati Margiyati; Tria Friska Ningrum; Ainnur Rahmanti; Mimin Indah Lestari
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 3 No. 2 (2021): Juli : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jufdikes.v3i2.131

Abstract

The elderly are at risk of experiencing cognitive function disorders due to the aging process. Wapuwan Puzzle (Wayang Punakawan) is a game therapy that was developed to improve cognitive function by carrying elements of the art of wayang punakawan characters that are popular with the elderly. The purpose of this study was to analyze the influence of the Wapuwan Puzzle on the cognitive function of the elderly. The design of this study was a quasi-experimental with a pre-post design with a control group. The research sample was 38 elderly people using the total sampling technique at the Posyandu Setya Manunggal III. Research instrument using MMSE. Data analysis using Mann Whitney. The results showed that the gender characteristics of the majority of the respondents were female, the average age of the respondents was in the range of 60-74 years, and the education of the respondents was on average not attending school and completing elementary school. The MMSE score of the elderly who received the Wapuwan Puzzle increased significantly than the elderly who did not receive the Wapuwan Puzzle. The results of the Mann Whiteney test obtained a significance value of 0.000 (P value < 0.05) so that it was concluded that there was an effect of the application of the Wapuwan Puzzle on the increase in cognitive function in the elderly at the Setyamanunggal Posyandu III Lempuyangan Hamlet.
PENERAPAN AROMATHERAPY LAVENDER UNTUK MENGURANGI KECEMASAN PADA PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RUMKIKT TK II dr. SOEDJONO MAGELANG Ainnur Rahmanti; endro haksara
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 5 No. 1 (2023): Januari : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jufdikes.v5i1.203

Abstract

Hemodialisa merupakan tindakan yang digunakan untuk menangani pasien CKD. Tindakan ini dapat mempengaruhi psikologis pasien CKD karena harus dilakukan suumur hidup, pasien menjadi ketergantungan pada mesin yang pelaksanaannya rumit dan membutuhkan waktu yang lama serta memerlukan biaya yang relative besar. Sehingga pasien menjadi bosan, malas menjalani hemodialisa, kualitas hidup menurun dan bisa berakibat kematian. Kecemasan ini salah satu hal yang dikeluhkan oleh pasien-pasien hemodialisa. Penerapan aromatherapy lavender sebanyak 0.6 ml selama 1 x 30 menit merupakan salah satu terapi nonfarmakologi yang aman untuk mengurangi tingkat kecemasan pada pasien yang akan menjalani hemodialisa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan aromatherapy lavender dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien CKD yang akan menjalani hemodialisa di Rumkit Tk. II dr. Soedjono Magelang. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif dengan metode pendekatan studi kasus. Subjek yang digunakan sebanyak 2 orang dengan kriteria pasien hemodialisa, pasien yang tidak mempunyai riwayat alergi terhadap aromatherapy lavender, pasien sadar dan dapat berkomunikasi, pasien yang bersedia menjadi responden, pasien yang menjalani tingkat kecemasan sedang dengan lembar penilaian HRS-A (score 21-27). Berdasarkan analisa data didapatkan hasil bahwa subyek I mengalami penurunan dari score kecemasan 27 (sedang) menjadi 19 (ringan) dan subyek II dari score kecemasan 24 (sedang) menjadi 17 (ringan). Kesimpulan penerapan aromatherapy lavender efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan pada pasien yang akan menjalani hemodialis. Penerapan aromatherapy lavender direkomendasikan untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien yang menjalani hemodialisa.