Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis

Pengaruh Pemberian Tepung Daun Anggrung (Trema orientalis) Pada Pakan Ayam Pedaging Terhadap Konsumsi Pakan, PBB dan FCR, dan Persentase Karkas Mohamad Rusli Ikhsan; Muhammad Alamsyah; Hana Silvia Ningsih; Roosena Yusuf
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v2i2.3697

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daunanggrung pada pakan ayam pedaging terhadap produktivitas ayam. Bahan utama yangdigunakan adalah tepung daun anggrung, air, 100 ekor DOC ayam pedaging, pakanayam starter. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA) sesuaidengan rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap (RAL) dengan bahantambahan tepung daun anggrung yang dilakukan dengan 5 perlakuan dan 5 ulangandan masing-masing ulangan terdiri dari 4 ekor ayam dengan dosis yang berbeda. P0 =Pakan, P1 = Pakan + tepung daun anggrung 10 g/kg pakan, P2 = Pakan + tepung daunanggrung 20 g/kg pakan, P3 = Pakan + tepung daun anggrung 30 g/kg pakan, P4 =Pakan + tepung daun anggrung 40 g/kg pakan. Hasil penambahan tepung dauntanggrung dalam pakan berpengaruh terhadap konsumsi pakan dan konversi pakan(FCR), dan juga berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan (PBB).
PEMANFAATAN DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) SEBAGAI FEED ADDITIVE TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PBB, FCR DAN LEMAK ABDOMINAL PADA AYAM BROILER Muhammad Zahid Al Fajar; Oskar Induk; Roosena Yusuf
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v2i1.2642

Abstract

The purpose of this research was to determine the productivity performance of broiler chickens given soursop leaf flour. The design used in this study was Completely Randomized Design (CRD) with 100 DOCs consisting of 5 treatments and 5 replications with each replication consisting of 4 chicken, namely P0 = control; P1 = soursop leaf flour 10g/kg feed; P2 = soursop leaf flour 20g/kg feed; P3 = soursop leaf flour 30g/kg of feed; P4 = soursop leaf flour 40g/kg of feed. The total number of broilers used in this research was 100. The results of analysis of variance showed that the addition of soursop leaf flour in feed did not have a significant effect (F<0.05) on feed consumption in broiler chickens. In addition, the results obtained from the administration of soursop leaves in 3 parameters and their interactions had a significant effect (P>0.05) on body weight gain, feed conversion and abdominal fat.
Pengujian Kualitas Susu Segar dengan Perbedaan Perlakuan Pemerahan Melalui Evaluasi Jumlah Mikroba dan Derajat Keasaman (pH) Lilis Mulyati; Fikri Ardhani; Roosena Yusuf
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v1i1.2440

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemerahan terhadap jumlah mikroba dan derajat keasaman (pH) pada susu segar. Penelitian terdiri dari dua faktor perlakuan pemerahan yaitu prosedur pemerahan konvensional dan faktor pemerahan inovatif. Pengujian setiap sampel dilakukan dua kali, dengan selang waktu tiga jam setelah pengujian pertama dengan menempatkan sampel pada suhu ruangan (27,5 oC), setiap sampel dihitung jumlah total bakterinya menggunakan uji TPC (Total Plate Count) dan dianalisis menggunakan uji T. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa rata-rata TPC menunjukan tidak berbeda nyata (P>0,05) pada prosedur pemerahan konvensional yaitu waktu 0 jam (1,80 ± 0,17) x 10⁶ CFU mL-1 dan waktu 3 jam  (2,6 ± 0,09) x 10⁶ CFU mL-1 pada prosedur pemerahan inovatif waktu 0 jam (1,5 ± 0,15) x 10⁶ CFU mL-1 dan waktu 3 jam (1,8 ± 0,17) x 10⁶ CFU mL-1 dan pH susu segar menunjukkan bahwa tidak berbeda nyata (P>0,05) pula pada prosedur pemerahan konvensional yaitu waktu 0 jam 6,6 ± 0,0 dan waktu 3 jam 6,6 ± 0,0. Pada prosedur pemerahan inovatif waktu 0 jam 6,67 ± 0,12 dan waktu 3 jam 6,70 ± 0,10. Dapat disimpulkan bahwa prosedur pemerahan inovatif  dapat menekan pertumbuhan bakteri pada susu saat proses pemerahan, namun total jumlah bakteri di Peternakan Sapi Terpadu masih melebihi batasan SNI yaitu 1 x 106 CFU mL-1