Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Application of "Hati" (Reproductive Health) Video to Increase Knowledge and Attitudes on Reproductive Health in Prospective Bride and Groom Indah Dewi Ridawati; Kiki Sulaningsi
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.598 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i12.10291

Abstract

The Maternal Mortality Rate in Musi Rawas has increased. This is still a serious problem because the initial rate of the strategic plan (in 2010) was 102 per 100,000 live births and the final rate during the strategic plan period (2015) was 169 per 100,000 live births. The purpose of the study was to determine the effect of the HATI video on reproductive health knowledge and attitudes in prospective brides. This research is a quasi-experimental research with pre-post without a control group. The sample used is an accidental sampling of as many as 60 people. The Wilcoxon test showed that there was a difference in the value of reproductive health knowledge and attitude (p=0.000). The conclusion there was a significant increase in reproductive health knowledge and attitudes before and after being given the video. Suggestions to KUA to be able to use the 'HATI' video as a method of promoting reproductive health.
Analisis Stunting Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Dalam Aspek Sosial Budaya : Systematic Review kiki sulaningsi; Nur Alam Fajar
Jurnal Kesehatan Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Yatsi Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37048/kesehatan.v12i1.187

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang : Periode emas dimulai sejak dalam kandungan ibu sampai usia anak dua tahun “seribu hari pertama kehidupan”, keadaan dimana tubuh anak tidak sesuai dengan standar usianya menjadi salah satu tanda buruknya tumbuh kembang anak yang berasal dari akumulatif faktor kesehatan yang buruk sebelum dan dua tahun setelah kelahiran. Prevalensi stunting Indonesia dalam lima tahun terakhir masih jauh dari target yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia, dan termasuk lima tertinggi kasusnya di dunia. Kerangka konseptual WHO perihal stunting menyatakan ada faktor sosial budaya sebagai salah satu faktor penyebabnya. Tujuan tinjauan sistematik ini untuk merangkum penelitian-penelitian sebelumnya yang memberikan gambaran umum terkait menggunakan aspek budaya terhadap insiden stunting pada 1000 HPK Metode : Penulisan menggunakan panduan PRISMA dengan menggunakan tiga sumber data yang berasal dari ScienceDirect, PubMed, dan Google Scholar menggunakan kata kunci “stunting”, “budaya”, ”1000 HPK”. Hasil : Tinjauan dari tujuh jurnal yang sudah dipilih mengemukakan budaya mempunyai dampak pada fase pencegahan stunting, jika dalam usia dua tahun menunjukkan tanda stunting maka diperlukan suplementasi tambahan lainnya. Kesimpulan : persepsi makan mempunyai nilai budaya serta sosial, pemanfaatan budaya pada status gizi di 1000 HPK akan lebih mudah diterima masyarakat sehingga mempunyai dampak terhadap pencegahan stunting. Kata kunci: stunting, budaya, 1000 HPK ABSTRACT Background: The golden period starts from the mother's womb until the child is two years old "the first thousand days of life", a condition where the child's body does not match the aged standard is one of the signs of poor child development and development which comes from the accumulative factors of poor health before and after two years after birth. The prevalence of stunting in Indonesia in the last five years is still far from the target set by the world health organization and is among the five highest cases in the world. The WHO conceptual framework regarding stunting states that sociocultural factors are contributing factors. The purpose of this systematic review is to summarize previous studies which provide an overview regarding using cultural aspects of stunting incidents in 1000 HPK Methods: Writing uses the PRISMA guide using three data sources originating from ScienceDirect, PubMed, and Google Scholar using the keyword "stunting" ”, “culture”, ”1000 HPK”. Results: A review of the seven journals that have been selected suggests that culture has an impact on the stunting prevention phase, if at the age of two they show signs of stunting, another additional supplementation is needed. Conclusion: the perception of eating has cultural and social values, and the use of culture on nutritional status at 1000 HPK will be more easily accepted by the community so, it will have an impact on stunting prevention. Keywords: stunting, culture, 1000 days of life
Analisis Persepsi Manfaat Berdasarkan Teori Health Belief Model dengan Inisiasi Menyusui Dini dalam Pencegahan Stunting Sulaningsi, Kiki; Ananingsih, Esti Sri; Wulanda, Ayu Febri; Fajar, Nur Alam; Flora, Rostika
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 19 No 1 (2024): (JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v19i1.2233

Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan salah satu bentuk kegagalan tumbuh kembang yang disebabkan penumpukan kekurangan gizi yang dimulai sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Pada tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,6%, dengan Kabupaten Musi Rawas melaporkan angka sebesar 25,4%. Percepatan penurunan stunting dapat dilakukan dengan intervensi diet khusus dengan mendorong bayi untuk menerima Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Perilaku kesehatan dalam melaksanakan tindakan tersebut dapat dilaksanakan dengan meningkatkan persepsi ibu terhadap manfaat yang diperoleh. Penelitian ini untuk menganalisis manfaat yang dirasakan dari pemberian Inisiasi Menyusu Dini dalam pencegahan stunting di Kecamatan Tuah Negeri Kabupaten Musi Rawas. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan uji hipotesis perbedaan dua proporsi dan diperoleh 154 responden. Analisis data menggunakan chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu (p=0,030) dan sikap (p=0,017) dengan tindakan IMD. Namun, umur, pendidikan, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, dan jumlah anggota keluarga tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tindakan IMD. Analisis multivarian menunjukkan sikap kurang baik sebesar 4,9 kali untuk tidak melakukan tindakan IMD dan dikontrol oleh variabel pengganggu pengetahuan dan pendapatan keluarga.. Kesimpulan: Studi ini menunjukkan bahwa peningkatan persepsi ibu tentang manfaat melalui pendidikan pemerintah dan peningkatan pendapatan keluarga dapat memengaruhi persepsi mereka secara positif. Kata kunci: Inisiasi, menyusui, persepsi, manfaat, stunting ABSTRACT Background: Stunting is a form of growth and development failure caused by the accumulation of malnutrition that begins in the womb until the age of two years. In 2022, the prevalence of stunting in Indonesia was 21.6%, with Musi Rawas Regency reporting a figure of 25.4%. Acceleration of stunting reduction can be done with special dietary interventions by encouraging babies to receive early initiation breastfeeding (IMD). Health behavior in carrying out these actions can be implemented by increasing mothers' perceptions of the benefits obtained. This study aims to analyze the perceived benefits of providing Early Breastfeeding Initiation in the prevention of stunting in Tuah Negeri District, Musi Rawas Regency Methods: This study used a quantitative method with a cross-sectional design. Samples were taken using purposive sampling with hypothesis testing of differences in two proportions and 154 respondents were obtained. Data analysis using chi-square and multiple logistic regression. Results: There was a significant relationship between maternal knowledge (p=0.030) and attitude (p=0.017) with IMD actions. However, age, education, maternal occupation, family income, and number of family members did not have a significant relationship with IMD actions. Multivariant analysis showed unfavorable attitude was 4.9 times to not give IMD action and controlled by confounding variables of knowledge and family income Conclusion: The study suggests that improving mothers' perceptions of benefits through government education and increased family income can positively influence their perceptions. Keywords: Initiation, breastfeeding, perception, benefits, stunting
Deteksi dini stunting berbasis edukasi dan pendampingan kader kesehatan Fajar, Nur Alam; Sulaningsi, Kiki; Ananingsih, Esti Sri; Sunarsih, Elvi; Yuliana, Indah; Etrawati, Feny; Octaviana, Sinta
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 4 (2024): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i4.27878

Abstract

AbstrakStunting merupakan masalah kesehatan nasional yang memerlukan intervensi dari berbagai pihak untuk mengatasinya. Stunting adalah kondisi dimana seorang anak memiliki tinggi atau panjang badan yang lebih rendah dari standar usianya, yang sering kali diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis dan kondisi kesehatan yang tidak optimal selama periode penting pertumbuhan anak. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk menurunkan prevalensi stunting melalui berbagai strategi intervensi yang spesifik dan sensitif, yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup generasi mendatang. Kegiatan pengabdian ini dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan deteksi dini stunting pada balita di Kelurahan Thehok, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini melibatkan pendampingan intensif kepada 34 kader dan perangkat desa di Kelurahan Thehok. Pendampingan ini dilakukan melalui beberapa tahapan pelaksanaan, yaitu persiapan, pelaksanaan (pre-test) untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal, pemberian pendampingan edukatif, evaluasi (post-test) untuk mengukur peningkatan pengetahuan, serta kegiatan keberlanjutan yang bertujuan memastikan penerapan hasil pengabdian dalam jangka panjang. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan skor rata-rata pengetahuan dari 86,4 menjadi 91, serta peningkatan skor sikap dari 12,46 menjadi 14,23, yang keduanya signifikan secara statistik (p- value < 0,05). Keterampilan peserta dalam deteksi dini stunting juga meningkat, khususnya dalam penggunaan alat ukur tinggi badan dan pemberian edukasi kepada masyarakat.Hal ini mengindikasikan perubahan positif pada ketiga komponen tersebut di kalangan kader dan perangkat desa yang terlibat. Kesimpulannya, program ini mampu meningkatkan kapasitas kader dalam mendeteksi dan mencegah stunting di Kelurahan Thehok, yang diharapkan dapat berkontribusi pada penurunan angka stunting di daerah tersebut. Kata kunci: stunting; deteksi dini; pengetahuan; sikap; keterampilan AbstractStunting is a national health issue that requires interventions from various stakeholders to address it. Stunting is a condition where a child has a height or length below the standard for their age, often caused by chronic malnutrition and suboptimal health conditions during critical growth periods. The Indonesian government has set a target to reduce stunting prevalence through specific and sensitive intervention strategies aimed at improving the health and quality of life of future generations. This community service program was designed to enhance the knowledge, attitudes, and skills of early detection of stunting in toddlers in Thehok Village, Jambi Selatan District, Jambi City. The method employed in this program involved intensive mentoring for 34 village health cadres and officials in Thehok. The mentoring process included several implementation stages: preparation, pre-test to assess initial knowledge levels, educational mentoring, post-test to evaluate knowledge improvement, and sustainability activities to ensure long-term application of the program's results. The evaluation results showed an increase in the average knowledge score from 86.4 to 91, and an increase in attitude scores from 12.46 to 14.23, both statistically significant (p-value < 0.05). Participants' skills in early detection of stunting also improved, especially in the use of height measurement tools and in providing education to the community. This indicates positive changes in all three components among the involved cadres and village officials. In conclusion, this program effectively enhanced the capacity of cadres to detect and prevent stunting in Thehok Village, which is expected to contribute to reducing stunting rates in the area. Keywords: stunting; early detection; knowledge; attitudes; skill
BANGUN KEKUATAN OTAK REMAJA: PEER SUPPORT SEBAGAI SENJATA MELAWAN BRAIN ROT Kusumawaty, Ira; Yunike, Yunike; Aprilyadi, Nadi; Susmini, Susmini; Sulaningsi, Kiki; Zuraidah, Zuraidah; Eka Harsanto, D
Publikasi Ilmiah Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (SIKEMAS) Vol. 4 No. 1 (2025): Artikel Pengabdian bulan April-Juni 2025
Publisher : Lafadz Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47353/sikemas.v4i1.3210

Abstract

Fenomena brain rot atau penurunan fungsi otak akibat paparan informasi digital yang tidak terkontrol menjadi tantangan serius bagi kesehatan mental remaja di era digital. Penggunaan media sosial secara berlebihan, kecanduan gim daring, dan minimnya istirahat mental menyebabkan penurunan daya konsentrasi, memori, dan kemampuan berpikir kritis. Artikel ini melaporkan pelaksanaan program pengabdian masyarakat berbasis komunitas yang bertujuan untuk mencegah brain rot melalui edukasi, pelatihan pengelolaan media digital, dan pembentukan kelompok peer support pada remaja di kawasan urban. Metode yang digunakan mencakup survei awal untuk mengidentifikasi kebiasaan digital remaja, pelaksanaan edukasi dan diskusi kelompok tentang kesehatan mental dan strategi penggunaan teknologi yang sehat. Selain itu, pembentukan kelompok dukungan sebaya dilakukan untuk mendorong perubahan kebiasaan digital secara berkelanjutan. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta mengenai brain rot dan peningkatan kesadaran dampak media sosial. Program ini membuktikan bahwa dukungan sebaya berperan efektif dalam mengubah pola perilaku digital remaja dan menjaga kesehatan otak serta mental mereka. Intervensi berbasis komunitas dengan pendekatan peer support terbukti meningkatkan efektivitas program edukatif dalam mencegah dampak negatif digitalisasi. Kesimpulannya, peer support merupakan strategi penting yang dapat diintegrasikan ke dalam program pendidikan dan kesehatan masyarakat untuk membentuk generasi muda yang lebih sehat secara mental dan tangguh dalam menghadapi tantangan era digital.
Pemanfaatan Daun Kelor dalam Pencegahan Stunting di Desa Lubuk Rumbai Kecamatan Tuah Negeri Kabupaten Musi Rawas Fajar, Nur Alam; Ananingsih, Esti Sri; Hasyim, Hamzah; Flora, Rostika; Sulaningsi, Kiki; Rachmayanti, Riris Diana
Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/pjpm.v6i1.3705

Abstract

Stunting is a representation of chronic malnutrition throughout a time of growth and development from birth. Stunting can be caused by a variety of variables, including familial and toddler traits, as well as low dietary intake along with the prevalence of viral infections in children. This study intends to enhance housewives' understanding of preventing and overcoming stunting, as well as their abilities in using Moringa dodol maker (DOKERINA) for stunting prevention. The target in this service is mothers who visit the white jasmine Posyandu, totaling 30 people. This study used counseling methods and interactive discussions with the community, direct demonstrations on how to make Moringa dodol (Dokerina) by involving mothers at the posyandu, distribution of leaflets, administration of dokerina, cognitive tests. From the empowerment results, it was found that there was an increase in knowledge and skills, that is, the knowledge value increased by 37% from 60% to 97% and the skill value increased by 30% from 63% to 93%. It is hoped that related parties will continue to monitor the continuation of the Moringa dodol making program.
Family Roles and Support in Preventing Stunting: A Systematic Review Fajar, Nur Alam; Zulkarnain, Mohammad; Taqwa, Ridha; Sulaningsi, Kiki; Ananingsih, Esti Sri; Rachmayanti, Riris Diana; Sin, Siau Ching
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Volume 19 No.1 Januari 2024
Publisher : Master Program of Health Promotion Faculty of Public Health Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpki.19.1.50-57

Abstract

Background: Stunting is inadequacy in physical growth. Stunting can be detrimental to children under five as it causes low intelligence, decreased endurance, and inhibited growth and development. This will increase risk of infections and non-communicable diseases in adulthood. The optimal implementation of family roles supports the improvement of nutritional status in toddlers so it can reduce the incidence of stunting.Method: This systematic review is written in accordance to the PRISMA guidelines. The process includes analysis on online articles from databases of ScienceDirect, PubMed, and Google Scholar for the past five years the period from 2019 with the keywords "stunting and parents or family".Results: There are researches from eight articles related to the role and support of families in preventing stunting. Based on several syntheses reviewed, it was determined that culture can be an inhibiting factor in preventing stunting. Still, with local wisdom, it can also be a catalyst in reducing stunting itself. Culture is one of the specific nutrition interventions that can reduce the prevalence of stunting by emphasizing aspects of a mother as the “center of life”, family roles and support, and the role of fathers in preventing stunting. Families have an important role to play in preventing and managing the problem of stunting. Families play an important role in preventing stunting at every stage of life from fetus in the womb, to newborn, toddler, teenager, married, pregnant, and so on. Therefore, efforts to empower families are necessary.
Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Menggunakan Media Edukasi Ular Tangga dalam Pencegahan Anemia Defisiensi Besi Sulaningsi, Kiki; Nur Alam, Fajar; Riris Diana, Rachmayanti; Esti Sri , Ananingsih; Rostika, Flora; Ayu Febri, Wulanda
CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2024): Agustus
Publisher : Ilin Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31960/caradde.v7i1.2356

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri dengan menggunakan media permainan edukasi ular tangga dalam pencegahan anemia defisiensi besi. Metode yang digunakan kategori eksperimental one group pretest-posttest design dengan besar sampel 20 orang remaja putri yang diberikan materi edukasi tentang anemia melalui permainan ular tangga. Pengambilan data dilakukan dengan kuesionee pre tes sebelum edukasi dilakukan dan post tes setelah edukasi dilakukan. Waktu penilitian bulan Juli-November 2020. pengolahan dan analisis data menggunakan program SPSS yaitu   uji parametrik t-test dengan P value = 0,05 . Hasil penilitian didapatkan  ada peningkatan nilai rata-rata sebelum edukasi yaitu mean=65,00 menjadi mean=82,50, sedagkan berdasarkan uji hubungan hasil penilitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna sebelum dan sesudah perlakuan edukasi menggunakan model pendidikan kesehatan melalui permainan ular tangga pada remaja putri di desa Lubuk Rumbai kecamatan Tuah Negeri Kabupaten Musi Rawasa dengan nilai significan  p= 0,000. Kesimpulan media edukasi yang menarik lebih mudah untuk diterima masyarakat.