Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Gambaran Penyebab Tidak Langsung Kejadian Stunting di Tingkat Rumah Tangga Wilayah RT 23 dan 24 Kelurahan Bukuan Kecamatan Palaran Samarinda Reny Noviasty; Ismail Kamba; Dini Ayu Rahmah; Sagita Mei NF; Listiani AT; Dea Ayu A; Tasriyani Tasriyani; Yuni Ferbriani; Ari Wibowo; Rani Mawar Dhani; Khusnul Khatimah
Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman (JKMM) Vol.4 No.1 Juli (2022) : Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman (JKMM)
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jkmm.v4i1.9361

Abstract

Latar belakang & Tujuan: Stunting merupakan masalah gizi nasional. Berbagai factor bai secara langsung maupun secara tidak langsung mempengaruhi berkembangnya kejadian stunting. Faktor akses terhadap pelayanan Kesehatan, perilaku konsumsi keluarga, kondisi rumah dan lingkungan serta kebiasaan cuci tangan pakai sabun merupakan penyebab tidak langsung yang memberi kontribusi lebih besar jiakka diidentifikasi ataupun ditangani dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai factor penyebab tidak langsung yang berkaitan dengan kejadian stunting. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan menggunakan kuesioner yang menggali informasi mengenai akses terhadap pelayanan Kesehatan, perilaku konsumsi keluarga, kondisi rumah dan lingkungan serta kebiasaan cuci tangan pakai sabun. Respinden penelitian ini adalah 100 kepala keluarga di wilayah RT 23 dan RT 24 kelurahan bukuan kecamatan palaran, samarinda. Hasil : ini menunjukkan bahwa mayoritas keluarga mengakses puskesmas dan klinik sebagai tempat pelayanan Kesehatan. (89% dan 91%). mayoritas (65%) telah mengkonsumsi menu lengkap yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah), namun masih terdapat 45% keluarga dengan menu makanan yang belum terkategori lengkap. Sebagian besar (89%) kondisi rumah memenuhi syarat 99% tersedia jamban, 62% kualitas air memenuhi syarat, namun masih ditemukan 41% rumah terdapat jentik di tempat penampungan air. Kesimpulan: Masih diperlukan upaya intervensi secara intensif dengan pendekatan keluarga untuk memperbaiki perilaku gizi keluarga, kondisi rumah dan lingkungan serta perilaku cuci tangan keluarga.
Identifikasi Kasus Insidensi Memar (Bruising) pada Karkas Sapi di Rumah Potong Hewan Tanah Merah Samarinda Ari Wibowo; Suhardi; Muhammad Aulia Rahman
Jurnal Sains Peternakan Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Sains Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jsp.v11i1.8251

Abstract

Penanganan pra-penyembelihan adalah semua aktivitas dan proses yang harus ternak lewati. Aktivitas dan proses terjadi pada semua tempat yaitu kandang, kendaraan transportasi, dan pada rumah potong hewan, proses penanganan pra- penyembelihan yang salah dapat menyebabkan memar pada tubuh ternak. Memar adalah hasil dari trauma ke otot tubuh, Karakteristik memar seperti ukuran, bentuk, warna dapat memberikan informasi mengenai kurangnya kesejahteraan hewan. Tujuan dari penelitian ialah untuk mengetahui persentase memar yang terjadi selama proses pre-slaughter handling, dan mengidentifikasi penyebab memar di Rumah Potong Hewan Tanah Merah Samarinda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2021 hingga Februari 2022 di Rumah Potong Hewan (RPH) Tanah Merah Samarinda, sampel diambil menggunakan metode purposive sampling dengan menggunakan 377 karkas sapi bali dari NTT dan Sulawesi serta Sapi PO. Data yang telah di peroleh dianalisa menggunakan analisis statistik deskriptif dan dihitung dalam bentuk persentase (%). Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi menunjukan tingkat kejadian Memar pada karkas adalah sebagai berikut: didapati sebanyak 44,8% karkas memiliki memar dan 55,2% karkas tidak memiliki memar, mayoritas memar berwarna merah muda dengan persentase 20,4%, mayoritas memar terjadi pada bagian butt dengan persentase 34,2% dan bentuk memar yang paling dominan adalah bentuk irregular dan circular sebanyak 23,3% dan 16,4% secara berurutan. Disimpulkan bahwa Sebagian besar memar terdapat pada karkas di RPH Tanah Merah Samarinda terjadi ketika ternak dikekang dan dirobohkan sebelum disembelih dan saat ternak berada di dalam transportasi.
Pengamatan Perubahan Sifat Fisik pada Otot Longissimus Dorsi pada Sapi Pasca Penyembelihan Selama Masa Simpan Dingin (Display) Ira erlina Silaban; Ari Wibowo; Ibrahim Ibrahim
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v4i2.6465

Abstract

Perubahan sifat fisik yang biasanya terdapat pada daging sapi yaitu perubahan pada nilai pH yang ada pada sapi pasca penyembelihan ,dimana pH pada daging sapi yaitu 5,4-5,7. Nilai Daya ikat air (DIA)/ water holding capacity, yaitu air yang terikat oleh karena kemampuan daging. Susut masak yaitu indikator yang menentukan nilai nutrisi daging dimana berat daging dihitung berdasarkan berat daging yang hilang selama pemasakan/pemanasan. Warna, dimana daging yang memiliki kualitas yang baik dan paling disukai oleh konsumen adalah daging yang memiliki warna merah cerah.  Daging atau otot Longissimus Dorsi sebelum diolah lebih lanjut hal yang pertama yang dilakukan adalah daging diambil dari RPH (Rumah Pemotongan Hewan). Daging tersebut dimasukkan ke dalam box, kemudian dimasukkan ke dalam refrigator dengan suhu 40C.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan sifat fisik yang terjadi pada daging.  Penelitian ini dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman pada tanggal 12-18 April 2021. Percobaan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan empat kali ulangan. Data yang dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan diuji lanjut menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Penelitian ini menunjukkan bahwa daging sapi bahwa nilai pH berbeda nyata pada setiap perlakuan (p<0,05). Nilai susut masak berbeda nyata pada setiap perlakuan, Nilai kecerahan berbeda nyata pada setiap perlakuan, nilai warna merah berbeda nyata pada setiap perlakuan, dan Nilai daya ikat air menunjukkan nilai tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan (p>0,05).Kata kunci: Otot Longissimus Dorsi, kualitas Fisik
Efek Penambahan Fosfat Pengganti Terhadap Sifat Fisik dan Kimia Daging Sapi (Longisimus Lumborum) Ari Wibowo; Suhardi Suhardi; Arif Ismanto; Hamdi Mayulu
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v2i2.3688

Abstract

Pengaruh penambahan fosfat pengganti ( 3% MSG + 0,75% NaOH + 2.5% NaCl),fosfat terhadap sifat fisik dan kimia daging sapi (longisimus lumborum) yang diberikanperlakuan tumbling dan kontrol (tanpa tumbling). Hasil observasi menunjukanpeningkatan nilai pH yang diikuti dengan menurunnya tingkat kekerasan pada dagingyang diberikan penambahan fosfat dan fosfat pengganti (p<0,05). Sedangkan padadaging matang yang diberikan perlakuan penambahan dan pengganti secara signifikanmenunjukan nilai expressible drip yang rendah atau memiliki daya ikat air yang lebihtinggi dibandingkan kontrol, meskipun kontrol menunjukan nilai redness index yang lebihtinggi (p<0,05), tetapi untuk daging sapi yang diberikan perlakukan penambahanpengganti dan menunjukan memiliki kandungan metmyoglobin yang lebih rendah padaeksudat dari daging segar dibandingkan kontrol (p<0,05). Berdasarkan hasil penelitianini bahwa penambahan pengganti pada daging sapi (Longisimus lumborum) dapatmencegah terjadinya proses oksidasi pada myoglobin yang terdapat didalam dagingtetapi tidak pada area permukaan otot/daging. Oleh sebab itu penambahan 3% MSG +0,75% NaOH + 2,5% NaCl bisa diapilkasikan sebagai bahan pengganti pada dagingsegar ataupun daging masak dikarenakan kemampuannya untuk meningkatkan dayaikat air, keempukan daging, dan stabilitas oksidatif pada myoglobin
Perubahan Sifat Fisik Otot Vastus Lateralis Pada Daging Sapi Bali Pasca Pemotongan (Post-Mortem) Di Rumah Potong Hewan (Rph) Tanah Merah Samarinda Asri Yulistyowati Wibowo; Ari Wibowo; Fikri Ardhani
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v4i1.6267

Abstract

Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan hewani yang dibutuhkan oleh konsumen namun kualitas dagingnya dapat mempengaruhi sifat fisik. Tujuan dari penelitian ini yaitu dilakukan pengamatan sifat fisik daging sapi yang dilihat dari proses pasca pemotongan (post-mortem) dan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada daging sapi bali yang ditinjau dari lama masa simpan yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali perlakuan dan 4 kali ulangan yang dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA). Hasil dari pengujian sifat fisik daging sapi bali pasca pemotongan yaitu nilai pH berkisar antara 6,5-6,3 dan nilai susut masak 21,41-26,76%. Perlakuan sifat fisik daging sapi bali dengan lama masa simpan yang berbeda merupakan perlakuan terbaik, dikarenakan memiliki nilai pH daging dengan perbedaan yang signifikan disebabkan adanya perubahan glikogen otot menjadi asam laktat sehingga mengalami nilai pH yang rendah dengan memiliki nilai susut masak yang tinggi serta mengalami kerusakan pada struktur jaringan otot pada daging sapi dari potongan otot vastus lateralis.
The potential of cassava-goat integration in aerial and fertilizer production in Lampung Anhar Faisal Fanani; Asnath Maria Fuah; I Komang Gede Wiryawan; Salundik Salundik; Nurul Fajrih; Suhardi Suhardi; Ari Wibowo; Rohmatul Anwar
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Ilmu Peternakan Terapan
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jipt.v7i1.3958

Abstract

This study aimed to evaluate the integration potential of cassava plants with goats in aerial production and goat manure-derived fertilizers. This research was conducted by purposive sampling with the consideration that Lampung Province is the central region of cassava production in Indonesia and is the region with the highest population of goats outside Java Island. Sampling was carried out in Central Lampung and East Lampung with high-production cassava and goats. Analysis using LQ, FPCI, carrying capacity, and fertilizer production from goat manure. The data obtained was then presented descriptively. The results showed that FPCI was located in Central Lampung, East Lampung, North Lampung, Tulang Bawang, and Tulang Bawang West. The highest aerial carrying capacity of cassava, 31.6%, was concentrated in Central Lampung, thereby affecting the livestock carrying capacity. LQ analysis obtained showed that around 66.7% of the area in Lampung was a goat livestock base. The highest production of fertilizer from goat manure was obtained by South Lampung, which covers around 24.5% of the total area of Lampung. The conclusion from this study was that areas that have potential for development supported by the provision of feed sourced from aerial sources from cassava plant waste if integrating cassava plants and goat livestock were East Lampung, Central Lampung, North Lampung, Tulang Bawang, and Tulang Bawang Barat districts.
The Effect of Different Ages on the Body Dimensions of Intensively Raised Balinese Cattle in Samarinda City Suhardi Suhardi; Asep Junaedi Abdullah; Ari Wibowo
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol 12, No 1 (2024)
Publisher : DEPARTMENT OF ANIMAL HUSBANDRY, FACULTY OF AGRICULTURE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jipt.v12i1.p14-22

Abstract

This study aimed to find out the effect of different ages on the body dimensions of Bali cattle which are reared intensively to select calves. This study was designed using a completely randomized design (CRD) which consisted of 3 treatments, namely different ages of cattle with the same repetition. Based on the results of the analysis of variance, it was shown that the age of the cows had a significant effect on the body dimensions of Bali cattle which were reared intensively. Based on the least significant difference test (LSD) showed that the P3 treatment was higher than the P1 and U2 treatments. While the treatment of P1 and P2 is relatively the same. This is because P1 and P2 are the phases of bone growth while at P3 the bone growth is maximized leading to fat accumulation. Based on the results of the study it can be concluded that the selection of breeding stock can be carried out by taking into account the body dimensions of Bali cattle where aged 2.5-3 years have body dimensions such as body length, chest circumference, hip height, shoulder height, chest width and crotch width which are larger. better than age 1.5-2.5 and 2–2.5 years.
TEKNIK PENYEMBELIHAN STANDAR HALAL BAGI PARA PENYEMBELIH (JURU SEMBELIH) DI WILAYAH SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Ari Wibowo; Suhardi Suhardi
Peternakan Abdi Masyarakat (PETAMAS) Vol 2, No 2 (2022): Volume 2, Nomor 2, Desember 2022
Publisher : Departemen of Animal Science, Agriculture Faculty, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/petamas.v2i2.29047

Abstract

Ketajaman pisau dan teknik penyembelihan hewan memiliki peran yang sangat vital dalam proses penyembelihan hewan, hal tersebut berkaitan dengan tercapainya kesejahteraan hewan, Kualitas daging yang dihasilkan dan keselamatan kerja dalam proses penyembelihan hewan. Tipe pisau dan teknik penajamannya serta penyembelihan yang salah dapat meningkatkan risiko terjadinya false aneurysm atau penggumpalan darah pada vena junggularis sehingga menyebabkan terhambatnya pengeluaran darah serta tertundanya hilang kesadaran pada hewan yang disembelih yang diikuti dengan rasa sakit yang cukup serius. Program pelatihan teknik penyembelihan standar Halal melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para penyembelih dan petugas penanganan hewan (Stock person) khususnya penerapan kesejahteraan hewan dalam proses penyembelihan ternak. Kegiatan pelatihan disampaikan dengan metode penyuluhan, sesi tanya jawab dan praktek di Rumah Potong Hewan. Hasil yang dicapai dari program pelatihan ini adalah para penyembelih dan Stock person memiliki pengetahuan tentang tingkah laku ternak untuk penanganan hewan prasembelih dan kompetensi yang mumpuni di bidang penyembelihan hewan standar halal. Kompetensi penyembelih dan petugas penanganan hewan dapat menekan risiko stres dan kesakitan pada ternak pada saat penyembelihan dan pasca penyembelihan.