Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

UPAYA MENGEMBALIKAN TRADISI BUDAYA MULUNG MASYARAKAT ADAT BARANUSA MENUJU PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN BERWAWASAN LINGKUNGAN Paulus Edison Plaimo; Imanuel Lama Wabang; Isak Feridikson Alelang
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 2 (2020): JUNI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4573.165 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v4i2.2023

Abstract

Abstrak: Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, kami berupaya melakukan penyuluhan atau sosialisasi terhadap masyarakat nelayan yang berdomisili di pesisir Baranusa tentang manfaat pemberlakuan tradisi budaya Mulung. Mulung sendiri adalah sebuah budaya yang telah dititiskan oleh oleh leluhur baranusa yang memilki fungsi secara ekologi sebab melakukan konservasi habitat sumberdaya perairan yang berdampak pada peningkatan produktivitas perairan dan mendorong nilai ekonomi nelayan dan pedagang ikan. Akan tetapi tradisi budaya ditinggalkan sehingga pendapatan nelayan mengalamai penyusutan oleh sebab kerusakan habitat kawasan peraiaran akibatnya ketersedian sumberdaya perairan semakin berkurang. Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi tiga tahapan antara lain tahapan persiapan adalah melakukan observasi, berkoordinasi dan penyiapan bahan dan alat yang dibutuhkan disaat pelaksanaan kegiatan, tahapan pelaksanaan adalah melakukan kegiatan sosialisasi atau penyuluhan mengenai aspek kebermanfaatan tradisi budaya Mulung melalui aspek ekologi dan ekonomi, tahapan evaluasi, mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang dilakukan. Hasil pengabdian menunjukkan adanya peningkatan pola pemahaman dari masyarakat (mitra) tentang manfaat memberlakukan kembali tradisi budaya Mulung.Abstract:  Through community service activities, we strive to conduct counseling or outreach to fishing communities who live on the coast of Baranusa about the benefits of applying Mulung cultural traditions. Mulung itself is a culture that has been founded by the ancestors of Baranusa which has an ecological function because it conserves the habitat of aquatic resources which has an impact on increasing aquatic productivity and encourages the economic value of fishermen and fish traders. However, cultural traditions are left behind so that fishermen's income experiences depreciation due to damage to marine habitat due to the diminishing availability of aquatic resources. The method of carrying out this activity consists of three stages including the preparation stage, which is observing, coordinating and preparing the materials and tools needed while carrying out the activity, the implementation stage is conducting socialization activities or counseling on aspects of the benefits of Mulung cultural traditions through ecological and economic aspects, evaluation stages, measure the level of success of the activities carried out. The results of the service show an increase in the pattern of understanding from the community (partners) about the benefits of re-enacting the Mulung cultural tradition.
Upaya Mengembalikan Budaya Temong Sebagai Media Rekonsiliasi Sangketa Petani Suku Abui - Desa Mataru Utara, Kecamatan Mataru, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur Paulus Edison Plaimo; Isak Alelang; Setia Budi Laoepada; Thomas John Tanglaa; Elia Maruli
Madaniya Vol. 1 No. 2 (2020)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.859 KB)

Abstract

Budaya temong merupakan media rekonsiliasi, walaupun budaya temong sangat bermanfaat dalam menyelesaikan pertikaian tetapi budaya ini mulai ditinggalkan karena tergerus oleh kemajuan zaman setiap persoalan langsung dilimpahkan ke kepolisian. melalui metode wawancara dan diskusi bersama sesama anggota temong, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemerintah ditemukan pola dan faktor-faktor yang mendorong peristiwa rekonsiliasi. adapun pola yang mendorong peristiwa rekonsiliasi antara lain: (a) saat kegiatan temong berlangsung ada ikatan emosional, merasa senasib dan sepenanggungan sehingga perasan bathin antar sesama anggota temong lebih terbuka; (b) ketika kegiatan temong berlangsung ada perasaan sukacita, bergembira bersama sehingga melalui kebersamaan yang ada, suasana bathin para anggota lebih ebih menerima satu dengan yang lain dan saling memaafkan jika ada pertikaian mealui guyonan, berbalas berpantun; (c) setelah kegiatan temong berakhir dilanjutkan dengan makan bersama sehingga jika masih ada persoalan yang tersimpan dibathin dapat segera lebur karena semua anggota saling melayani, menerima kekurangan dan kelebihan antar anggota. selanjutnya ditemukan faktor yang mendorong peristiwa rekonsiliasi dapat berlangsung, seperti (a) keinginan memegang teguh nilai adatia yang diwariskan oleh leluhur melalui budaya temong; (b) apabila rekonsiliasi berhasil dengan mendamaikan pertikaian oleh beberapa pihak saat pelaksanaan kegiatan temong biasanya akan menghasilkan hasil panen yang melimpah; (c) apabila rekonsiliasi berhasil dengan mendamaikan pertikaian oleh beberapa pihak saat pelaksanaan kegiatan temong, di ladang (kebun) tersebut biasanya terbebas dari hama yang dapat merusak tanaman perkebunan. melalui kegiatan pengabdian masyarakat, kami melakukan pendampingan kepda masyarakat untuk tetap menggunakan budaya temong sebagai media rekonsiliasi.
Peningkatan Pemahaman Masyarakat Nelayan Pesisir Baranusa Mengenai Penerapan Tradisi Budaya Mulung Paulus Edison Plaimo; Imanuel Lama Wabang; Isak Feridikson Alelang; Ferdinand Romelus Anigomang
Jurnal SOLMA Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.244 KB) | DOI: 10.29405/solma.v9i1.4882

Abstract

Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, kami berupaya melakukan penyuluhan atau sosialisasi terhadap masyarakat nelayan yang berdomisili di pesisir Baranusa tentang manfaat pemberlakuan tradisi budaya Mulung. dampak dari tradisi budaya budaya mulung yang ditinggalkan pendapatan nelayan, mengalami penyusutan oleh sebab kerusakan habitat kawasan perairan sehingga ketersediaan sumberdaya perairan semakin berkurang. metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi tiga tahapan antara lain tahapan persiapan adalah melakukan observasi, berkoordinasi dan penyiapan bahan dan alat yang dibutuhkan disaat pelaksanaan kegiatan, tahapan pelaksanaan adalah melakukan kegiatan sosialisasi atau penyuluhan mengenai manfaat tradisi budaya Mulung Penerapan tradisi budaya Mulung dapat memperpendek jarak nelayan ke daerah penagkapan (fishing ground) keadaan ini berdampak penghematan biaya operasional dan juga meminimalisasi kebutuhan waktu maupun tenaga, tahapan evaluasi, mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang dilakukan. Hasil pengabdian menunjukkan adanya peningkatan pola pemahaman dari masyarakat (mitra) tentang manfaat tradisi budaya Mulung
PENYULUHAN PENGGUNAAN JARING SEBAGAI PELINDUNG RUMPUT LAUT DARI SERANGAN HAMA MAKRO PADA PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT Paulus Edison Plaimo; Imanuel Lamma Wabang; Isak Feridikson Alelang; Fredrik Abia Kande
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 3 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (987.079 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i3.8637

Abstract

Abstrak: Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pembudidaya rumput laut terkait upaya melindungi tanaman rumput laut dari serangan hama makro seperti ikan baronang dan penyu untuk menjamin stabilitas produksi rumput laut, keberadaan stok dan kestabilan harga dan kepercayaan pasar, hal ini sangat penting, untuk menjaga kestabilan perekonomian pembudidaya rumput laut yang terguncang akibat lahan budidaya rumput laut di serang hama makro rumput laut yaitu ikan baronang dan penyu dengan intensitas tinggi. Metode pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, dilakukan dalam beberapa tahapan antara lain: (1) Tahap Persiapan; (2) tahap pelaksanaan kegiatan; (3) tahap evaluasi. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi terkait penggunaan jaring untuk memagari rumput laut yang di budidaya dapat dikatakan berhasil secara signifikan 100%, indikator nya, terlihat jelas adanya perubahan pengetahuan dan pemahaman pembudidaya rumput laut secara keseluruhan yang mengikuti kegiatan ini. Hal ini nampak dari kemampuan serta ketrampilan pembudidaya rumput laut Desa Allumang yang sudah dapat menerapkan teknik ini, setelah kegiatan penyuluhan dan sosialisasi selesai dilakukan. Abstract: The implementation of this community service activity aims to increase knowledge and understanding of seaweed farmers regarding efforts to protect seaweed plants from macro pests such as baronang fish and turtles to ensure the stability of seaweed production, stock availability and price stability and market confidence, this is very important. , to maintain the stability of the economy of seaweed cultivators who were shaken by the seaweed cultivation area being attacked by macro pests of seaweed, namely baronang fish and turtles with high intensity. The method of implementing Community Service activities is carried out in several stages, including: (1) Preparation Stage; (2) activity implementation stage; (3) evaluation stage. The implementation of counseling and socialization activities related to the use of nets to fence the cultivated seaweed can be said to be significantly successful 100%, the indicator, it is clear that there is a change in knowledge and understanding of seaweed cultivators as a whole who participates in this activity. This can be seen from the abilities and skills of Allumang Village seaweed cultivators who have been able to apply this technique, after the counseling and socialization activities have been completed
Peningkatan Pemahaman Penggunaan Kontrusksi Sistem Patok Kepada Pembudidaya Rumput Paulus Edison Plaimo; Imanuel Lamma Wabang; Andri Permata Timung; Junius Manase Sau Sabu; Theresia Lounggina Luisa Peny
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 5 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/matappa.v5i1.1708

Abstract

Kegiatan Pengabdian kepada Masyaakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pembudidaya rumput laut Di Desa Allumang, terhadap Penggunaan Kontrusksi Sistem Patok pada metode dasar (bottom method) dengan jarak antar patok 50cm, hal ini dimaksudkan mengurangi kompetisi antar bibit rumput laut terhadap sumberdaya (nutrisi) sehingga memperoleh thallus rumput laut dengan diameter besar untuk meningkatkan produksi keragenan, sehingga memenuhi selera pasar. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dilakukan dalam beberapa tahapan antara lain: (1) Tahap Persiapan; (2) tahap pelaksanaan kegiatan; (3) tahap evaluasi. Pelakasanaan kegiatan penyuluhan ini dikatakan berhasil secara signifikan yaitu 100% oleh karena secara psikologis terlihat adanya perubahan pola pikir pembudidaya terkait teknik budidaya yang tidak semata-mata sesuai kebiasaan meningkatkan volume hasil panen, tetapi juga harus berkorelasi dengan kualitas rumput laut yang dihasilkan. Selanjutnya untuk lebih meyakinkan pemahaman pembudidaya rumput laut dilakukan kegiatan demonstrasi menancapkan tiang patok sesuai jarak yang dianjurkan dilokasi budidaya. Hasil pelaksanan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini secara signifikan memberikan dampak positif, karena secara mayoritas pembudidaya rumput laut melakukan praktek pembudidayaan sesuai dengan yang di anjurkan.
Persepsi Masyarakat Terhadap Wisata Mangrove di Desa Pante Deere, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor Paulus Edison Plaimo; Imanuel Lamma Wabang
Barakuda'45 Vol 4 No 1 (2022): Edisi April
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.515 KB) | DOI: 10.47685/barakuda45.v4i1.206

Abstract

This study aims to determine public perceptions regarding the management of mangrove tourism areas in Pante Deere Village, Kabola District, Alor Regency, East Nusa Tenggara. The research method used is the Likert scale. The results of the research regarding the benefits or benefits obtained related to the existence of mangrove forest areas, 81% of respondents stated strongly agree; 4% agree; 4% Neutral; 5% Disagree and 6% strongly Disagree; Furthermore, mangrove tourism has an effect on people's income or economy, 74% of respondents and 10% stated strongly agree and agree, while 10% are neutral, while 6% and 5% disagree and strongly disagree; then related to the need for improvement or improvement of the quality of mangrove tourism assets, 86% of respondents stated strongly agree; 9% agree; 5% Neutral; Meanwhile, to give sanctions to anyone who takes/cut down Mangrove trees in the Mangrove Forest Tourism area, it turns out that the majority or 100% of respondents stated that they strongly agreed.
Penyuluhan Penanganan Biofouling Sebagai Upaya Peningkatkan Kualitas Rumput Laut Kepada Pembudidaya Rumput Laut di Desa Allumang Paulus Edison Plaimo; Imanuel Lamma Wabang; Efrin Antonia Dollu; Andri Permata Timung; Emirensiana Latuan; Isak Feridikson Alelang; Jublina Bakoil; Hemy Ratmas Djasibani; Anita Trisia Dimu Lobo; Elia Maruli; Fredrik Abia Kande; Setia Budi Laoepada; Thomas John Tanglaa
Madaniya Vol. 3 No. 3 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.215

Abstract

Budidaya rumput laut yang dilakukan oleh petani rumput laut di Desa Allumang, Kecamatan Pantar Barat Laut, Kabupaten Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur, belum sepenuhnya memperhatikan biofouling yang tumbuh bersama rumput laut, baik pada thallus rumput laut maupun pada tali atau longline yang digunakan untuk mengikat benih rumput laut dari awal budidaya, serta setelah panen. Hal ini berdampak pada penurunan kualitas rumput laut karena pertumbuhannya terhambat akibat adanya kompetisi unsur hara antara rumput laut dan biofouling. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai penanganan biofouling sebagai pesaing dalam pengambilan sumberdaya (nutrisi) untuk meningkatkan mutu atau mutu rumput laut. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam beberapa tahapan, antara lain: (1) Tahap Persiapan; (2) tahap pelaksanaan kegiatan; (3) tahap evaluasi. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini ditujukan kepada pembudidaya rumput laut di Desa Alumang yang berjumlah 582 KK dan perkembangannya dikatakan berhasil secara signifikan yaitu 100% karena secara kognitif psikologis terjadi perubahan pola pikir petani mengenai penanganan biofouling. untuk meningkatkan mutu atau mutu rumput laut karena berkorelasi dengan mutu rumput laut yang dihasilkan. Selanjutnya untuk lebih memastikan pemahaman pembudidaya rumput laut, dilakukan contoh kegiatan demonstrasi penanganan biofouling di lokasi budidaya.
EFEKTIVITAS PEMANFAATAN RUMPON PADA OPERASI PENANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN KABOLA KABUPATEN ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Efrin Antonia Dollu; Paulus E. Plaimo; Imanuel L. Wabang; Rosalina Y. Kurang
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 8 No. 1 (2023): Januari-Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.8.1.2023.37876

Abstract

Penggunaan dan pemanfaatan rumpon yang semakin meningkat di kalangan nelayan memerlukan pengaturan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan pola ruang ikan dan terjaganya kelestarian sumberdaya ikan. Informasi mengenai distribusi rumpon dan efektivitas rumpon terhadap alat tangkap pada perairan Kabola masih terbatas, sehingga perlu dilakukan kajian terhadap pengaruh distribusi dan efektivitas alat tangkap rumpon terhadap hasil tangkapan ikan di Perairan Kabola Kecamatan Kabola kabupaten alor provinsi nusa tenggara timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola distribusi rumpon, komposisi hasil tangkapan dan membandingkan efektivitas alat penangkapan ikan yang beroperasi disekitar rumpon. Metode penelitian yang digunakan untuk perhitungan pola distribusi rumpon digunakan analisis deskriptif dengan menggunakan peta dan diperkuat dengan analisis tetangga terdekat, perhitungan komposisi jenis ikan, perhitungan efektivitas alat penangkapan ikan yang beroperasi disekitar rumpon dan Uji T untuk mengetahui perbandingan hasil tangkapan dari 3 jenis alat tangkap yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan pola Distribusi dari ala bantu penangkapan Rumpon yang digunakan oleh nelayan di Perairan Kabola yaitu mengelompok. Komposisi hasil tangkapan terdiri dari jenis ikan Layang 49%, Ikan Selar 29% dan ikan Tembang yaitu sebesar 22%. Nilai efektivitas untuk alat tangkap yang dioperasikan disekitar Rumpon yaitu Jaring Insang (Gill net) sebesar 45,28%, Pancing tonda sebesar 29,34% dan Pancing Rawai sebesar 25,36 % Terdapat perbedaan hasil tangkapan pada 3 jenis alat tangkap yang beroperasi disekitar rumpon.