Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan Remaja Dalam Menerapkan Protokol Kesehatan Pada Cafe Di Kecamatan Sintang Tahun 2022 Gandha Sunaryo Putra; Hermina Hermina
Jumantik Vol 9, No 2 (2022): JUMANTIK : Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jjum.v9i2.4878

Abstract

Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung sampai saat ini. Pemerintah mengeluarkan kebijakan New normal. Kebijakan ini tentunya harus memperhatikan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). Protokol kesehatan adalah prosedur kesehatan yang harus dilakukan ketika melaksanakan aktivitas di tengah pandemi COVID-19. Melalui Peraturan Bupati Sintang No. 60 Pasal 6 Tahun 2020 bahwa penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan dilakukan pada tempat dan fasilitas umum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan remaja dalam menerapkan protokol kesehatan pada pengunjung cafe di Kecamatan Sintang tahun 2022.Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan rancangan studi Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu remaja usia  10-19 tahun di kecamatan Sintang yang berjumlah 74.612 jiwa. Sampel yang diteliti sebanyak 215 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara ketersediaan informasi p value 0,000 (p<0,05), pengetahuan p value 0,000 (p<0,05), sikap p value 0,000 (p<0,05), peran tenaga kesehatan p value 0,007 (p<0,05), sarana prasarana p value 0,000 (p<0,05), dan peran orang tua p value 0,000 (p<0,05) dengan kedisiplinan remaja dalam menerapkan protokol kesehatan pada pengunjung cafe di Kecamatan Sintang Saran untuk pengunjung cafe diharapkan lebih mematuhi peraturan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.
POLA KONSUMSI MAKANAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI Trintrin T. Mudjianto; Tjetjep S. Hidayat; Hermina Hermina; Triasari Andanwerti; Nurfi Afriansyah; Adhi Dharmawan Tato; Siti Hasnah Soetedjo; Djoko Susanto
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 16 (1993)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2280.

Abstract

Studi ini dilakukan untuk menggali faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap pola konsumsi makanan responden buruh pabrik dan keluarganya di wilayah pengembangan industri. Sebagai pembanding diteliti pula keluarga petani kecil di wilayah pertanian. Sebanyak 100 orang responden dan keluarganya di masing-masing wilayah menjadi sumber data penelitian ini. Beberapa temuan menunjukkan keragaan sebagai berikut: Sebagian KK di wilayah pertanian selain bekerja sebagai petani juga bekerja sebagai buruh pabrik. Penghasilan KK di wilayah industri relatif lebih tinggi dibandingkan dengan di wilayah pertanian. Ketersediaan makanan dan bahan makanan yang berasal dari pedagang tetap maupun pedagang keliling di kedua wilayah tidak banyak berbeda. Konsumsi makanan keluarga di wilayah industri relatif lebih baik dibandingkan dengan di wilayah pertanian baik dalam hal jumlah maupun macamnya. Di kedua wilayah penelitian, macam makanan yang dikonsumsi KK tidak banyak berbeda dengan yang dikonsumsi anggota keluarga lainnya. Dibandingkan terhadap kecukupan gizi yang dianjurkan (ROA) maka kecuali protein, konsumsi zat-zat gizi darl makanan yang diperoleh KK di lingkungan pabrik dan di rumah umumnya masih belum memenuhi patokan gizi tersebut. Namun demikian konsumsi energi dan proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan di wilayah industri, sedangkan konsumsi vitamin dan mineral sebaliknya. Sebanyak 67% KK di wilayah industri memperoleh makan siang dengan cara membeli di warung sekilar pabrik, 1% membawa bekal dari rumah, 4% mendapat jatah dari pabrik, 22% makan di rumah dan 6% tidak makan. Alasan responden tidak makan siang karena pendapatannya tidak mencukupi.
CIRI-CIRI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN: KAITANNYA DENGAN KIE GIZI, PANGAN DAN KESEHATAN Djoko Susanto; Siti H. Soetedjo; Tjetjep S. Hidayat; Hermina Hermina; Triasari Andanwerti; Nurfi Afriansyah
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 15 (1992)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2243.

Abstract

CIRI-CIRI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN: KAITANNYA DENGAN KIE GIZI, PANGAN DAN KESEHATAN
KERAGAAN PENGETAHUAN GIZI DAN PENGETAHUAN PRAKTEK PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN ANAK DARI IBU DENGAN BALITA GIZI BURUK DI DAERAH BOGOR DAN SEKITARNYA Hermina Hermina
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 15 (1992)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2244.

Abstract

Dalam upaya menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk telah banyak dilakukan berbagai usaha misalnya melalui kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Namun demikian sampai saat ini masih banyak ditemukan anak balita yang menderita gizi kurang dan gizi buruk serta masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang gizi dan kesehatan. Temuan dari telaahan terdahulu menunjukkan bahwa pengetahuan gizi ibu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi pangan dan status gizi anak balita. Tujuan penelitian ini: menggali keragaman di lapangan berkenaan dengan pengetahuan gizi dan pengetahuan praktik pemberian makanan bayi dan anak dari ibu balita gizi buruk guna meningkatkan program KIE gizi dalam penyusunan model penyuluhan terarah untuk mencegah terjadinya gizi kurang dan gizi buruk pada usia dini. Penelitian dilakukan di daerah Bogor dan sekitarnya. Responden penelitian adalah ibu-ibu dari anak balita penderita gizi buruk (n=32) yang berobat di Klinik Gizi Puslitbang Gizi, Bogor. Sebagai kontrol diambil 30 responden yang mempunyai anak balita gizi baik dan menjadi tetangga dari anak balita gizi buruk dengan dasar pelayanan kesehatan yang sama yaitu Puskesmas dan Posyandu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan gizi ibu dengan balita gizi buruk berbeda dan lebih rendah dibandingkan dengan ibu balita gizi baik, sementara pengetahuan praktik cara pemberian makanan bayi dan anak dari ibu balita gizi buruk juga berbeda dan lebih rendah dibandingkan dengan ibu balita gizi baik. Pengetahuan gizi yang kurang dan pengetahuan praktik pemberian makanan bayi dan anak dari ibu-ibu balita yang cenderung kurang tepat cukup berperan dan menentukan keadaan gizi yang kurang dan kemungkinan akan bertambah buruk jika hal-hal tersebut tidak segera mendapat pelayanan kesehatan yang tepat guna baik di Puskesmas maupun di Posyandu.
POLA KONSUMSI MAKANAN SANTRI DI LIMA PESANTREN DI KABUPATEN CIAMIS DAN JOMBANG Hermina Hermina; Trintrin T. Mudjianto; Erna Luciasari; Tjetjep S. Hidayat; Djoko Susanto
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 19 (1996)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2294.

Abstract

Studi ini dilakukan untuk mengkaji pola konsumsi makanan para santri remaja di pesantren yang diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam proses penyusunan model pendidikan gizi di pesantren agar santri memiliki kemampuan dan pengetahuan rasional di dalam memilih makanannya. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat dan di Kabupaten Jombang Propinsi Jawa Timur. Pemilihan pesantren dilakukan secara purposive yakni Pesantren Darussalam di Ciamis, Tebu Ireng dan Walisongo di Jombang sebagai pesantren modern, serta Pesantren Al-Faadiliyah di Ciamis dan Pacul Gowang di Jombang sebagai pesantren tradisional. Responden adalah para santri remaja putra dan putri tamat Madrasah Ibtidaiyah/SD atau yang sedang bersekolah di Madrasah Tsanawiyah/SLTP dan Madrasah Aliyah/SLTA yang dipilih secara acak. Terkumpul sebanyak 424 santri di pesantren modern dan 190 santri di pesantren tradisional serta 34 orang ustad/guru/pengasuh asrama di lima pesantren yang diteliti. Beberapa temuan menunjukkan keragaan sebagai berikut: Pola konsumsi santri di pesantren modern lebih beragam dibandingkan dengan di pesantren tradisional di kedua lokasi. Ketersediaan makanan/bahan makanan di pesantren tradisional lebih terbatas dibandingkan dengan di pesantren modern baik dalam jumlah dan macamnya. Dibandingkan terhadap kecukupan gizi yang dianjurkan (RDA) konsumsi gizi para santri di pesantren-pesantren yang diteliti umumnya masih di bawah angka kecukupan yang dianjurkan dan konsumsi zat-zat gizi santri di pesantren tradisional lebih rendah daripada santri di pesantren modern.
PENGAMBANGAN PEDOMAN MENU MAKANAN GIZI SEIMBANG MAKANAN TRADISIONAL DI SULAWESI TENGGARA DAN NUSA TENGGARA TIMUR Tjetjep S. Hidayat; Trintrin T. Mudjianto; Hermina Hermina; Erna Luciasari; Djoko Susanto; Mien K. Machmud
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 19 (1996)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2295.

Abstract

Menu makanan tradisional pada umumnya belum berkadar gizi seimbang. Untuk itu diperlukan buku Pedoman Menu Makanan Gizi Seimbang (PMMGS) makanan tradisional. Penelitian ini dilakukan untuk menyiapkan buku PMMGS makanan tradisional sekaligus dilakukan uji coba kelayakan buku pedoman tersebut. Penilaian kelayakan buku PMMGS dilihat dari adanya perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku responden setelah mendapat pelatihan berupa penyuluhan dan praktik mengolah menu makanan gizi seimbang. Penelitian dilakukan di dua desa di Propinsi Sulawesi Tenggara dan dua desa di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian berupa rancangan “one group pre-test dan post-test”. Subyek penelitian adalah ibu pengguna Posyandu yang sengaja dipilih. Sejumlah 57 ibu di Sulawesi Tenggara dan 65 ibu di Nusa Tenggara Timur. Analisis dilakukan dengan pendekatan “kualitatif” dalam bentuk frekuensi dan prosentase. Pada awal penelitian ditemukan bahwa hanya sebagian kecil yaitu di bawah 14% responden yang berpengetahuan cukup baik tentang makanan gizi seimbang. Sebagian besar responden sejak awal penelitian yaitu diatas 50% bersikap setuju adanya kegiatan program tentang menu makanan gizi seimbang, karena responden telah mengenal beberapa kegiatan kesehatan dan telah merasakan manfaatnya. Pola konsumsi keluarga responden makanan pada awal penelitian ditemukan belum berkadar gizi seimbang. Namun demikian setelah dilakukan pelatihan dan penyuluhan, serta praktik mengolah menu makanan gizi seimbang ditemukan adanya peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku responden. Pengetahuan responden meningkat menjadi yaitu 66% ibu pengguna Posyandu yang berpengetahuan baik di Sulawesi Tenggara dan 56% responden di Nusa Tenggara Timur. Begitu pula sikap sebagian besar responden setelah pelatihan diatas 90% responden berubah menyetujui kegiatan PMMGS. Perubahan perilaku ditunjukkan oleh adanya perubahan pada konsumsi makanan pokok yang semakin beragam jenis bahan pangannya. Selain itu, ditemukan pula adanya peningkatan frekuensi konsumsi sumber protein hewani maupun nabati yang semakin sering dan jumlahnya semakin banyak yang dikonsumsi keluarga. Konsumsi kacang-kacangan yang semula sebagian besar responden hanya mengkonsumsi 1-6 kali/minggu menjadi 1 kali/hari. Begitu pula konsumsi sayur menjadi semakin meningkat, sedangkan buah dikonsumsi tergantung musim. Dengan demikian buku Panduan Menu Makanan Gizi Seimbang Makanan Tradisional dapat digunakan sebagai alat penyuluhan oleh kader dan sebagai buku pegangan ibu rumah tangga dalam menyusun menu makanan gizi seimbang untuk keluarganya.
KECENDERUNGAN KONSUMSI MAKANAN MODERN PADA ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK : STUDI KASUS DI TK ISLAM AL-AZHAR DAN TK ISLAM MUTIA, KECAMATAN KEBAYORAN BARU, JAKARTA SELATAN Hermina Hermina; Tjetjep S. Hidayat; Trintrin T. Mudjianto
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 20 (1997)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2361.

Abstract

Kemajuan di bidang ekonomi terutama di perkotaan menyebabkan perubahan pada gaya hidup, antara lain perubahan dalam pola makan. Perubahan dari pola makan tradisional ke pola makan barat, seperti fast food (makanan modern) yang banyak mengandung kalori, lemak dan kolestrol. Ditambah kehidupan yang disertai stress dan berkurangnya aktifitas fisik, terutama di kota besar mulai menunjukkan dampaknya dengan meningkatnya masalah gizi lebih dan penyakit degeneratif. Penelitian ini dilakukan untuk menggali data konsumsi makanan modern pada anak-anak usia pra sekolah (murid TK) di TK favorit dan TK bukan favorit di wilayah Jakarta Selatan. Tujuan penelitian adalah untuk melihat bagaimana kecenderungan konsumsi makanan modern pada anak TK. Responden adalah ibu-ibu dari anak TK (59 orang) dan guru TK (10 orang). Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan makanan modern banyak dikonsumsi oleh anak-anak pra sekolah. Sebagian besar anak (>60%) di TK favorit sudah biasa mengkonsumsi fried chicken, burger, pizza, donat modern, roti bakery, ice cream, daging steak dan spaghetti dengan frekuensi konsumsi yang bervariasi. Sedangkan anak-anak di TK bukan favorit, sebagian besar mengkonsumsi makanan modern berupa chiki, agar-agar/jeli, es, permen dan makanan kemasan lain yang menggunakan zat pewarna/zat adiktif lain dengan harga relatif murah yang akan berdampak negatif terhadap kesehatan anak. Untuk itu pendekatan informasi tentang perilaku gizi yang baik dan benar perlu dipasarkan sedemikian rupa berdasarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) dengan menyandingkan makanan tradisional sebagaimana yang diharapkan dalam pemasyarakatan gerakan Aku Cinta Makanan Indonesia yang telah digalakkan sejak awal Repelita VI ini.
KERAGAMAN PENERAPAN PENDIDIKAN GIZI DI SEKOLAH DASAR (SD) DAN MADRASAH IBTIDAIYAH (IM) DALAM PELAKSANAAN PMT-AS DI PEDESAAN DI LAMPUNG TENGAH Hermina Hermina; Tjetjep S. Hidayat; Trintrin T. Mudjianto; Djoko Susanto
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 21 (1998)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2337.

Abstract

The program of supplementary feeding for Elementary School children has been implemented for several years. One of the multiple purposes of the program is to improve understanding and knowledge of nutrition for children and teachers through nutrition education and feeding practices. The study was carried out to collect informations on nutrition education within activities related to supplementary feeding program at government Elementary School (SD) and Islamic Elementary School (Madrasah Ibtidaiyah) in the District of Central Lampung. The findings show that nutrition education activities given by the teachers has not been done properly due to several reasons such as limitation of time availability, and teachers do not have adequate knowledge on food and nutrition leading to the constraint in applying nutrition education. Further training for teachers is needed to enable them to carry out nutrition education within the activities of Supplementary Feeding Program (PM-ASI) in appropriate ways.Keywords: nutrition education, school feeding program (PMT-AS), elementary school children.
PENGARUH PENANGGULANGAN PENYAKIT CACINGAN TERHADAP STATUS GIZI DAN DAYA TERIMA PELAJARAN MURID SEKOLAH DASAR Tjetjep Syarif Hidayat; Hermina Hermina; Erna Luciasari; Adhi Dharmawan Tato; Djoko Susanto
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 21 (1998)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2341.

Abstract

Infestation of worms is stiil considered as one of major public health problem in Indonesia especially among young school-age children. When the duration of inferestation takes relatively long time it might provide bad influence to nutritional status, physical and intellectual development and school performance of young children. The aim of the study is mainly stressed on collecting information of the influence of deworming control program to nutritional status and performance of learning acceptance among the Elementary School of grades 3, 4, and 5. Deworming control program consists of distribution of deworming pills twice a year and extention education specially stressed on the problem of infestation of worms. Out of 223 children of two Elementary Schools 166 children were covered in the study. The study showed that: there was a the trend of betterment among the experimental group with regard to prevalence of worm infestation, nutritional status, school attendance and achievment of learning acceptance compared to the control group. Due to relatively bad environment sanitation it is suggested to include program to intervene the environment sanitation in such that reinfection of worm infestation can be limited.Keywords: helminthiasis, learning achievment, nutritional status.
KEADAAN GIZI DAN KESEHATAN BALITA KURANG ENERGI PROTEIN YANG BEROBAT JALAN KE ENAM PUSKESMAS DI KABUPATEN BOGOR Effendi Rustan; Edwi Saraswati; Vita Kartika; Hermina Hermina
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 18 (1995)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2220.

Abstract

Pada penelitian uji coba paket penanggulangan gizi buruk yang dilakukan oleh tenaga pelaksana gizi di enam puskesmas terpilih, tercatat 83 anak balita kurang energi protein yang berobat jalan ke puskesmas yang dapat diamati perubahan keadaan gizi dan kesehatan. Setelah mengikuti kegiatan pemulihan di puskesmas selama enam bulan ternyata terdapat perubahan keadaan gizi anak balita dari 83 anak, 35 anak (42.2%) mengalami perbaikan keadaan gizi, dengan 4 anak (4.82%) menjadi keadaan gizi baik. 44 anak (53.0%) tidak mengalami perubahan keadaan gizi dan 4 anak (4.8%) mengalami penurunan keadaan gizi. Dari 83 anak balita tersebut yang berkunjung ke puskesmas ternyata lebih banyak disertai penyakit. Jenis penyakit yang banyak diderita adalah infeksi saluran pernapasan (55.5%), penyakit kulit 20.5%, infeksi saluran pernapasan atas disertai diare 20.5% dan diare 7.3%.