Totok Apriyanto, Totok
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Undaris Ungaran

Published : 30 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

KERANGKA EVALUASI PENGEMBANGAN TERMINAL BUS ANTAR KOTA Apriyanto, Totok
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 10, No 2 (2008): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Development of an inter-city bus terminal with its evaluations frame set are intended to reduces traffic congestion, improve services and capacity of the terminal, drives city developing through city’s hinterland, and increasing internal city’s income. This study conducted to determine the location of the new bus terminal based on the method of determining the location along with the theoritical assumption approach. Local governments must integrating between the various transportation modes and inter-city bus operator’s needs, inter-city bus terminal derived from traffic evaluation, the level of congestion, air pollution levels, the impact of the development of economic activities, and the level of community mobility. Study for developing better inter-city terminal location, can be more acceptable for users and bus operators, so terminal relocation won’t be the only choice we had.Pengembangan suatu terminal bus antar kota dengan kerangka evaluasinya dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan lalu-lintas, meningkatkan pelayanan pengguna jasa dan kapasitas terminal, mengarahkan pembangunan ke pinggiran kota, serta meningkatkan pendapatan asli daerah. Studi dilakukan untuk menentukan lokasi terminal bus baru dengan menerapkan metode penentuan lokasi beserta asumsi pendekatan teoritisnya.  Pemerintah daerah harus melakukan integrasi antar berbagai moda transportasi dan kepentingan operator kendaraan antar kota, sehingga terwujud suatu pengembangan terminal bus antar kota dengan mengevaluasi tingkat kemacetan lalulintas, tingkat polusi udara, dampak pengembangan aktivitas ekonomi, dan tingkat mobilitas masyarakat. Kajian tentang pengembangan terminal menjadi lebih baik dan keberadaan terminal bus antar kota lebih bisa diterima oleh pengguna dan operator bus, sehingga tidak akan terjadi lagi pengembangan terminal yang hanya memiliki salah satu alternatif yaitu pemindahan  lokasi  ke terminal  baru.
ANALISIS PENYEDIAAN FASILITAS PEDESTRIAN DI KAWASAN PASAR BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG Apriyanto, Totok
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 12, No 1 (2010): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tourist area Bandungan identical Bandungan market, offers the natural charm of the cold and full of beauty of natural scenery and tourist shopping in Bandungan Market that sells a variety of fresh fruits and meals and snacks typical mountain areas. However, still attached to the impression of cramped and chaotic. This is caused by the increasing number of traders and visitors and is still mixing with the flow of pedestrian flow movement of traffic along the shopping area Bandungan market. By supporting the existence of tourist shopping in Bandungan, the presence of street vendors along the sidewalks on the road need to be maintained Bandungan market and need to be addressed physical appearance, because this is the main attraction of the Area Tourism Bandungan as a trade center as a tourist attraction and shopping. To overcome the chaos in the shopping area Bandungan market, the provision of pedestrian facilities (pedestrian) that separates the pedestrian flow to the flow of traffic movement became a necessity. Given thethe limitations of land ,provision of pedestrian facilities is done by taking the used road is 1.5 meters long and lined,with a flow of traffic movement ,so that the concentration of pedestrians will focus only on the facility . In addition, crossing facilities also need to be provided so that the defector will only be crossed at one place these crossings. The existence of these facilities will enhance the effective road width so as to smooth traffic flow past the shopping area Bandungan market.Kawasan wisata Bandungan yang identik pasar Bandungan, menawarkan pesona alam berupa hawa dingin dan pemandangan alam penuh keelokan dan wisata belanja di Pasar Bandungan yang menjual berbagai buah-buahan dan makanan serta jajanan khas daerah pegunungan. Namun demikian masih lekat dengan kesan sumpek dan semrawut. Hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya jumlah pedagang dan pengunjung serta masih bercampurnya arus pejalan kaki dengan arus pergerakan lalu lintas di sepanjang kawasan wisata belanja pasar Bandungan. Demi menunjang eksistensi wisata belanja di Bandungan, keberadaan PKL di sepanjang trotoar pada ruas jalan pasar Bandungan perlu tetap dipertahankan dan perlu dibenahi penampilan fisiknya, karena hal ini menjadi daya tarik dari Kawasan Wisata Bandungan sebagai pusat perdagangan dan sebagai obyek wisata belanja. Untuk mengatasi kesemrawutan di kawasan wisata belanja pasar Bandungan, penyediaan fasilitas pejalan kaki (pedestrian) yang memisahkan arus pejalan kaki dengan arus pergerakan lalu lintas menjadi sebuah keharusan. Mengingat keterbatasan lahan, penyediaan fasilitas pedestrian dilakukan dengan mengambil sebagaian ruas jalan sebesar 1,5 meter dan diberi pembatas dengan arus pergerakan lalu lintas, sehingga konsentrasi pejalan kaki akan terpusat hanya pada fasilitas tersebut. Disamping itu, fasilitas penyeberangan juga perlu disediakan sehingga para penyeberang hanya akan menyeberang pada satu tempat penyeberangan tersebut. Keberadaan fasilitas-fasilitas tersebut akan meningkatkan lebar efektif jalan sehingga dapat melancarkan arus lalu lintas yang melewati kawasan wisata belanja pasar Bandungan.
ANALISIS PENYEDIAAN FASILITAS PEDESTRIAN DI KAWASAN PASAR BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG Apriyanto, Totok
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 12, No 1 (2010): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v12i1.7003

Abstract

Tourist area Bandungan identical Bandungan market, offers the natural charm of the cold and full of beauty of natural scenery and tourist shopping in Bandungan Market that sells a variety of fresh fruits and meals and snacks typical mountain areas. However, still attached to the impression of cramped and chaotic. This is caused by the increasing number of traders and visitors and is still mixing with the flow of pedestrian flow movement of traffic along the shopping area Bandungan market. By supporting the existence of tourist shopping in Bandungan, the presence of street vendors along the sidewalks on the road need to be maintained Bandungan market and need to be addressed physical appearance, because this is the main attraction of the Area Tourism Bandungan as a trade center as a tourist attraction and shopping. To overcome the chaos in the shopping area Bandungan market, the provision of pedestrian facilities (pedestrian) that separates the pedestrian flow to the flow of traffic movement became a necessity. Given thethe limitations of land ,provision of pedestrian facilities is done by taking the used road is 1.5 meters long and lined,with a flow of traffic movement ,so that the concentration of pedestrians will focus only on the facility . In addition, crossing facilities also need to be provided so that the defector will only be crossed at one place these crossings. The existence of these facilities will enhance the effective road width so as to smooth traffic flow past the shopping area Bandungan market.Kawasan wisata Bandungan yang identik pasar Bandungan, menawarkan pesona alam berupa hawa dingin dan pemandangan alam penuh keelokan dan wisata belanja di Pasar Bandungan yang menjual berbagai buah-buahan dan makanan serta jajanan khas daerah pegunungan. Namun demikian masih lekat dengan kesan sumpek dan semrawut. Hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya jumlah pedagang dan pengunjung serta masih bercampurnya arus pejalan kaki dengan arus pergerakan lalu lintas di sepanjang kawasan wisata belanja pasar Bandungan. Demi menunjang eksistensi wisata belanja di Bandungan, keberadaan PKL di sepanjang trotoar pada ruas jalan pasar Bandungan perlu tetap dipertahankan dan perlu dibenahi penampilan fisiknya, karena hal ini menjadi daya tarik dari Kawasan Wisata Bandungan sebagai pusat perdagangan dan sebagai obyek wisata belanja. Untuk mengatasi kesemrawutan di kawasan wisata belanja pasar Bandungan, penyediaan fasilitas pejalan kaki (pedestrian) yang memisahkan arus pejalan kaki dengan arus pergerakan lalu lintas menjadi sebuah keharusan. Mengingat keterbatasan lahan, penyediaan fasilitas pedestrian dilakukan dengan mengambil sebagaian ruas jalan sebesar 1,5 meter dan diberi pembatas dengan arus pergerakan lalu lintas, sehingga konsentrasi pejalan kaki akan terpusat hanya pada fasilitas tersebut. Disamping itu, fasilitas penyeberangan juga perlu disediakan sehingga para penyeberang hanya akan menyeberang pada satu tempat penyeberangan tersebut. Keberadaan fasilitas-fasilitas tersebut akan meningkatkan lebar efektif jalan sehingga dapat melancarkan arus lalu lintas yang melewati kawasan wisata belanja pasar Bandungan.
KERANGKA EVALUASI PENGEMBANGAN TERMINAL BUS ANTAR KOTA Apriyanto, Totok
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 10, No 2 (2008): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v10i2.6949

Abstract

Development of an inter-city bus terminal with its evaluations frame set are intended to reduces traffic congestion, improve services and capacity of the terminal, drives city developing through city’s hinterland, and increasing internal city’s income. This study conducted to determine the location of the new bus terminal based on the method of determining the location along with the theoritical assumption approach. Local governments must integrating between the various transportation modes and inter-city bus operator’s needs, inter-city bus terminal derived from traffic evaluation, the level of congestion, air pollution levels, the impact of the development of economic activities, and the level of community mobility. Study for developing better inter-city terminal location, can be more acceptable for users and bus operators, so terminal relocation won’t be the only choice we had.Pengembangan suatu terminal bus antar kota dengan kerangka evaluasinya dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan lalu-lintas, meningkatkan pelayanan pengguna jasa dan kapasitas terminal, mengarahkan pembangunan ke pinggiran kota, serta meningkatkan pendapatan asli daerah. Studi dilakukan untuk menentukan lokasi terminal bus baru dengan menerapkan metode penentuan lokasi beserta asumsi pendekatan teoritisnya.  Pemerintah daerah harus melakukan integrasi antar berbagai moda transportasi dan kepentingan operator kendaraan antar kota, sehingga terwujud suatu pengembangan terminal bus antar kota dengan mengevaluasi tingkat kemacetan lalulintas, tingkat polusi udara, dampak pengembangan aktivitas ekonomi, dan tingkat mobilitas masyarakat. Kajian tentang pengembangan terminal menjadi lebih baik dan keberadaan terminal bus antar kota lebih bisa diterima oleh pengguna dan operator bus, sehingga tidak akan terjadi lagi pengembangan terminal yang hanya memiliki salah satu alternatif yaitu pemindahan  lokasi  ke terminal  baru.
ANALISIS PENYEDIAAN FASILITAS PEDESTRIAN DI KAWASAN PASAR BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG Apriyanto, Totok
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 12, No 1 (2010): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v12i1.7003

Abstract

Tourist area Bandungan identical Bandungan market, offers the natural charm of the cold and full of beauty of natural scenery and tourist shopping in Bandungan Market that sells a variety of fresh fruits and meals and snacks typical mountain areas. However, still attached to the impression of cramped and chaotic. This is caused by the increasing number of traders and visitors and is still mixing with the flow of pedestrian flow movement of traffic along the shopping area Bandungan market. By supporting the existence of tourist shopping in Bandungan, the presence of street vendors along the sidewalks on the road need to be maintained Bandungan market and need to be addressed physical appearance, because this is the main attraction of the Area Tourism Bandungan as a trade center as a tourist attraction and shopping. To overcome the chaos in the shopping area Bandungan market, the provision of pedestrian facilities (pedestrian) that separates the pedestrian flow to the flow of traffic movement became a necessity. Given thethe limitations of land ,provision of pedestrian facilities is done by taking the used road is 1.5 meters long and lined,with a flow of traffic movement ,so that the concentration of pedestrians will focus only on the facility . In addition, crossing facilities also need to be provided so that the defector will only be crossed at one place these crossings. The existence of these facilities will enhance the effective road width so as to smooth traffic flow past the shopping area Bandungan market.Kawasan wisata Bandungan yang identik pasar Bandungan, menawarkan pesona alam berupa hawa dingin dan pemandangan alam penuh keelokan dan wisata belanja di Pasar Bandungan yang menjual berbagai buah-buahan dan makanan serta jajanan khas daerah pegunungan. Namun demikian masih lekat dengan kesan sumpek dan semrawut. Hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya jumlah pedagang dan pengunjung serta masih bercampurnya arus pejalan kaki dengan arus pergerakan lalu lintas di sepanjang kawasan wisata belanja pasar Bandungan. Demi menunjang eksistensi wisata belanja di Bandungan, keberadaan PKL di sepanjang trotoar pada ruas jalan pasar Bandungan perlu tetap dipertahankan dan perlu dibenahi penampilan fisiknya, karena hal ini menjadi daya tarik dari Kawasan Wisata Bandungan sebagai pusat perdagangan dan sebagai obyek wisata belanja. Untuk mengatasi kesemrawutan di kawasan wisata belanja pasar Bandungan, penyediaan fasilitas pejalan kaki (pedestrian) yang memisahkan arus pejalan kaki dengan arus pergerakan lalu lintas menjadi sebuah keharusan. Mengingat keterbatasan lahan, penyediaan fasilitas pedestrian dilakukan dengan mengambil sebagaian ruas jalan sebesar 1,5 meter dan diberi pembatas dengan arus pergerakan lalu lintas, sehingga konsentrasi pejalan kaki akan terpusat hanya pada fasilitas tersebut. Disamping itu, fasilitas penyeberangan juga perlu disediakan sehingga para penyeberang hanya akan menyeberang pada satu tempat penyeberangan tersebut. Keberadaan fasilitas-fasilitas tersebut akan meningkatkan lebar efektif jalan sehingga dapat melancarkan arus lalu lintas yang melewati kawasan wisata belanja pasar Bandungan.
KERANGKA EVALUASI PENGEMBANGAN TERMINAL BUS ANTAR KOTA Apriyanto, Totok
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 10, No 2 (2008): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v10i2.6949

Abstract

Development of an inter-city bus terminal with its evaluations frame set are intended to reduces traffic congestion, improve services and capacity of the terminal, drives city developing through city’s hinterland, and increasing internal city’s income. This study conducted to determine the location of the new bus terminal based on the method of determining the location along with the theoritical assumption approach. Local governments must integrating between the various transportation modes and inter-city bus operator’s needs, inter-city bus terminal derived from traffic evaluation, the level of congestion, air pollution levels, the impact of the development of economic activities, and the level of community mobility. Study for developing better inter-city terminal location, can be more acceptable for users and bus operators, so terminal relocation won’t be the only choice we had.Pengembangan suatu terminal bus antar kota dengan kerangka evaluasinya dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan lalu-lintas, meningkatkan pelayanan pengguna jasa dan kapasitas terminal, mengarahkan pembangunan ke pinggiran kota, serta meningkatkan pendapatan asli daerah. Studi dilakukan untuk menentukan lokasi terminal bus baru dengan menerapkan metode penentuan lokasi beserta asumsi pendekatan teoritisnya.  Pemerintah daerah harus melakukan integrasi antar berbagai moda transportasi dan kepentingan operator kendaraan antar kota, sehingga terwujud suatu pengembangan terminal bus antar kota dengan mengevaluasi tingkat kemacetan lalulintas, tingkat polusi udara, dampak pengembangan aktivitas ekonomi, dan tingkat mobilitas masyarakat. Kajian tentang pengembangan terminal menjadi lebih baik dan keberadaan terminal bus antar kota lebih bisa diterima oleh pengguna dan operator bus, sehingga tidak akan terjadi lagi pengembangan terminal yang hanya memiliki salah satu alternatif yaitu pemindahan  lokasi  ke terminal  baru.
ANALISA TIGKAT KENYAMANAN JALUR PEDESTRIAN PADA JALAN PAHLAWAN KOTA SEMARANG Hasan, Muhammad Alwi; Effendi, Ahmad Yusuf; Apriyanto, Totok; Fakhri, Khoirudin
Jurnal Teknik Indonesia Vol 6, No 1 (2025): JTI (Jurnal Teknik Indonesia)
Publisher : Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman GUPPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61689/jti.v6i1.690

Abstract

Jalur pedestrian merupakan infrastruktur penting dalam mendukung mobilitas masyarakat urban. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kenyamanan jalur pedestrian di Jalan Pahlawan Kota Semarang berdasarkan kondisi fisik, fasilitas pendukung, dan persepsi pengguna. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif, melalui observasi lapangan dan penyebaran kuesioner kepada pejalan kaki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jalur pedestrian di Jalan Pahlawan memperoleh nilai kenyamanan rata rata 83% (kategori sangat nyaman. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan meliputi lebar jalur, penerangan, keberadaan elemen penunjang, dan hambatan fisik. Studi ini memberikan rekomendasi bagi peningkatan kualitas pedestrian yang inklusif dan berkelanjutan.
STUDI KOMPARATIF JENIS FONDASI YANG OPTIMAL UNTUK PERENCANAAN GEDUNG REKTORAT UNDARIS DENGAN KONDISI TANAH BERDASARKAN HASIL UJI SONDIR Junior, Muhammad Berry Tan; Saputro, Muh Alhadad; Apriyanto, Totok; Wibowo, Agung Hari
Jurnal Teknik Indonesia Vol 6, No 1 (2025): JTI (Jurnal Teknik Indonesia)
Publisher : Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman GUPPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61689/jti.v6i1.687

Abstract

Darul Ulum Islamic Centre Sudirman University is planning to add a rectorate building which is expected to support all important activities and events related to the management and development of the university. In this study, the authors identified soil types and compared soil bearing capacity and land subsidence using data from the static cone penetration test (CPT) or sondir test. From the results of the analysis of the bearing capacity and settlement, it was obtained that on a shallow foundation (footplate) with a size of 1,8 x 1,8 m, thickness (hc) 0,4 m, depth 1,5 m, with a bearing capacity of 91,585 ton and settlement of 0,07675 mm in Terzaghi method and 87,110 ton and settlement 0,07671 mm in Meyerhoff method. Meanwhile, for deep foundation (borepile) with a diameter 40 cm and a depth of 9 m, the value of single pile capacity is 25,040 ton, and of the pile group bearing capacity is 75,897 ton and the single pile settlement is 0,06874 cm the pile group settlement is 0,15371 cm in the Meyerhoff method, and for the Schmertman and Nottingham method, the single pile bearing capacity is 23,181 ton and the pile group is 70,264 ton, the single pile settlement is 0,06294 cm and the pile group is 0,14297 cm.
Analisis Desain Rekonstruksi Jalan Simpang 3 Tol Pejagan - Batas Kabupaten Tegal / Brebes KM. PKL. 107+865 s/d 110+950 Prasetyo, Agus; Pradana, Jehan Adi; Apriyanto, Totok; Wibowo, Agung Hari
Jurnal Teknik Indonesia Vol 6, No 2 (2025): JTI (Jurnal Teknik Indonesia)
Publisher : Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman GUPPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61689/jti.v6i2.801

Abstract

Kondisi volume lalu lintas setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan banyaknya penggunaan pribadi dibandingkan moda transportasi umum. Namun hal ini tidak diimbangi dengan adanya peningkatan kapasitas maupun kualitas jalan raya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi geometri eksisting kinerja dan kinerja lalu lintas Jalan Simpang 3 Tol Pejagan- Batas Kabupaten Tegal/Brebes, serta merencanakan perbaikan kualitas struktur perkerasan jalan raya. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari Tim Inti Perencanaan Dan Pengawasan Teknis Jalan Dan Jembatan Provinsi Jawa Tengah dan juga pihak ketiga. Data-data yang diperoleh adalah Data Lalu Lintas Harian Tahunan (LHRT), Data Hasil penyelidikan tanah, Data Gambar Kerja. Metode yang digunakan adalah dengan menganalisis data lalu lintas eksisting dan analisis kondisi tanah dengan metode Bina Marga MDP 2024 yang kemudian dikonfirmasi dengan metode AASHTO 1993. Selanjutnya dari perhitungan tersebut didapat rekomendasi desain rekonstruksi berupa perkerasan lentur.
Perencanaan Bangunan Bawah Jembatan Gantung Untuk Pejalan Kaki Bentang 60 Meter (Studi Kasus: Jembatan Gantung Jatirunggo, Kec. Pringapus, Kab. Semarang) Heriyanto, Achmad; Apriyanto, Totok; Wibowo, Agung Hari
Jurnal Teknik Indonesia Vol 6, No 2 (2025): JTI (Jurnal Teknik Indonesia)
Publisher : Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman GUPPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61689/jti.v6i2.803

Abstract

Jembatan gantung merupakan salah satu tipe jembatan yang menggunakan kabel baja (wirerope) sebagai elemen utama pemikul beban lalu lintas dan berat sendiri. Penelitian ini berfokus pada perencanaan ulang (redesain) bangunan bawah Jembatan Gantung Jatirunggo, Kabupaten Semarang, dengan bentang utama 60 meter. Metode yang digunakan meliputi survei lapangan, pengumpulan data geoteknik, analisis pembebanan sesuai SNI 1726:2019, serta perhitungan struktur blok angkur dan pylon menggunakan bantuan perangkat lunak spreadsheet excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain blok angkur dan kaki pylon mampu menahan kombinasi beban mati, hidup, angin, serta gempa dengan faktor keamanan yang memenuhi standar. Penurunan yang terjadi pada pylon tercatat hanya 0,867 mm dan pada blok angkur 0,475 mm, masih dalam batas aman. Kapasitas struktur meningkat hingga 150% dibanding desain awal, dengan umur layan yang lebih panjang.