Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Modal Sosial-Multikultural Pesantren dalam Membangun Harmoni Sosial Umat Beragama Sauqi Futaqi
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 5 No. 2 (2020): Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).5963

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk membahas modal sosial yang dimiliki dan didayagunakan oleh pesantren Al-Qodir. Modal sosial tersebut juga berkaitan dengan masalah keragaman, yang diistilahkan peneliti sebagai modal sosial multikultural. Dengan menggunakan riset kualitatif fenomenologis, hasil riset menunjukkan adanya dua area/sumber modal sosial-multikultural, yakni modal internal dan eksternal. Modal internal mencakup keragaman santri dan nilai sosial-budaya yang terbangun didalamnya. Modal internal ini bersifat bonding (mengikat/mempersatukan). Modal eksternal berkaitan dengan jejaring multikultural dan terbangunnya kepercayaan (social trust) bagi pesantren dan komunitas eksternal yang beragam. Modal eksternal ini menampilkan tipe bridging (menjembatani). Adanya modal sosial-multikultural tersebut menjadikan pesantren ini memiliki kemampuan dan berkontribusi nyata dalam pembangunan harmoni sosial, terutama bagi umat beragama.
PESANTREN MENEMBUS BATAS (Studi Kapital Spiritual-Multikultural Pesantren Al-Qodir dalam Membentuk Santri Multikulturalis ) Sauqi Futaqi
Jurnal Ijtihad Vol 4, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/multikultural.v4i1.6715

Abstract

 Penelitian ini mengkaji tentang kapital spiritual pesantren yang digunakan sebagai basis utama dalam membentuk santri multikulturalis. Dengan adanya kapital ini, pesantren Al-Qodir mampu menembus sekat-sekat kultural dan agama, sehingga memungkinkan pesantren bisa terbuka untuk semua golongan. Melalui studi fenomonologi dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, penelitian ini  bertujuan untuk menemukan kapital spiritual dan pendayagunaannya dalam membangun kesadaran multikultural. Dari hasil penelitian, ada beberapa temuan penting: 1) spiritualitas Kiai memungkinkan terjadinya keterbukaan pesantren; 2) adanya integrasi spiritual dan multikultural yang melahirkan pandangan bahwa multikulturalisme sebagai spiritualitas; 3) 2) nilai-nilai spiritual merupakan nilai pembentuk nilai-nilai multikultural; 4) adanya pemahaman akan tujuan beragama sebagai kebertuhanan dan kemanusiaan; 5) kapital spiritual-multikultural tersebut menjadi basis utama dalam membentuk santri multikulturalis. Kata kunci: kapital, spiritual-multikultural, nilai spiritual-multikultural, santri multikulturalis    This study examines the spiritual capital of pesantren which is used as the main basis in forming multiculturalist santri. With this capital, the Al-Qodir pesantren is able to penetrate cultural and religious barriers, thus allowing pesantren to be open to all groups. Through phenomonology studies by collecting data through observation, interviews, and documentation, this research aims to find spiritual capital and its utilization in building multicultural awareness. From the results of the study, there are several important findings: 1) Kiai's spirituality enables the opening of pesantren; 2) the existence of spiritual and multicultural integration which gave birth to the view that multiculturalism as spirituality; 3) 2) spiritual values are the values forming multicultural values; 4) there is an understanding of the purpose of religion as Godliness and humanity; 5) the spiritual-multicultural capital becomes the main base in forming multiculturalist santri. Keywords: multicultural spiritual-capital, spiritual-multicultural value, santri multiculturalist
Kompetensi Multikultural Lembaga Pendidikan Islam Sauqi Futaqi
TA'LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam Vol 1 No 1 (2018): January
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.38 KB) | DOI: 10.52166/talim.v1i1.621

Abstract

Abstrak : Tulisan ini berupaya mendorong perlunya pengembangan kompetensi multikultural bagi lembaga pendidikan Islam. Pengembangan kompetensi ini didasarkan pada perkembangan dan permasalahan global yang memaksa lembaga pendidikan Islam harus memainkan perannya. Dalam menjalankan peran ini, peningkatan kompetensi multikultural bisa menjadi satu tawaran yang relevan. Dalam persaingan global, kompetensi multikultural tidak hanya menjadi benteng kebudayaan nasional, tetapi juga menjadikan para generasi lebih adaptif terhadap perubahan dan memiliki fleksibilitas di dalam menghadapi berbagai kemungkinan. Dengan watak multikultural bangsa Indonesia dan moderatisme pendidikan Islam, sangat besar kemungkinan lembaga pendidikan Islam mampu melahirkan keunggulan yang beragam. Kajian dalam tulisan ini ingin melakukan konseptualisasi kompetensi multikultural yang dirasa menjadi salah satu kompetensi penting dalam menghadapi persaingan global. Selain itu, kajian ini juga ingin menegaskan bahwa kompetensi multikultural tidak hanya dipahami dalam konteks harmoni sosial, melainkan harus dikembangkan menjadi strategi pendidikan Islam dalam melahirkan perubahan dan kemajuan yang tanpa merusak tatanan kemanusiaan. Di samping kompetensi multikultural bisa dipahami sebagai modal budaya dan sosial bagi kesuksesan para lulusan pendidikan Islam, ia juga bisa dipahami dalam kerangka modal bagi pengembangan lembaga pendidikan Islam dalam melahirkan keunggulan yang beragam dan kompetitif secara global.
Pengambilan Keputusan (Decision Making) Untuk Total Quality Management In Education (TQME) di Tengah Tantangan Global Sauqi Futaqi
TA'LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam Vol 2 No 1 (2019): January
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/talim.v2i1.1438

Abstract

The purpose of this study discusses decision making used in the application of total quality management in Education (TQME). The decisions taken in TQME have different characteristics, because its priority is customer satisfaction. Therefore, decisions need to consider the global challenges, because it’s as well as sufficient influence customer needs and interests of educational services. The decision-making for TQME must consideration that is always be responsive and contextual appropriate with an indicator of customer satisfaction.
MEMPERKOKOH BASIS TEOLOGIS PENDIDIKAN ISLAM Sauqi Futaqi
TA'LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam Vol 3 No 1 (2020): January
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.469 KB) | DOI: 10.52166/talim.v3i1.1911

Abstract

Islamic education cannot be separated from its theological basis. The theological basis of Islamic education comes from Islam itself. Nevertheless, the theological building for the conceptualization of Islamic education is lacking - not to say no at all - finding its relevance in the Islamic educational scene so far. Generally the discourse of Islamic education is directed at developing theories, methodologies, and speaking very little about philosophy in its deep understanding. The link between Islamic theology and education lies in the beliefs, spirits and values ​​that have strengthened progress in the field of education. This is to avoid spiritual anxiety amid the complexities of global progress. This anxiety can be seen from a number of national education curriculum contents that are now beginning to be directed to strengthen the spiritual and social aspects, without reducing the scientific ethos in the field of Science and Technology. At least the development of Islamic education theology discourse can present a new ethos for the integrity of the process of human life as the subject of education.
MANAJEMEN PENGETAHUAN DALAM MENINGKATKAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Sauqi Futaqi
TA'LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam Vol 3 No 2 (2020): July
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/talim.v3i2.2370

Abstract

This paper seeks to offer a conceptual framework regarding knowledge management in order to improve the quality of Islamic education institutions. This concept is very interesting because it creates a knowledge-based institutional culture. In addition, with this knowledge management concept, educational institutions will find it easier to run the wheels of the organization, especially when there is a change of leadership. Through activities of finding, selecting, sharing, and storing knowledge, a culture of quality will be created in Islamic educational institutions.
Pembiayaan Pendidikan Berbasis Filantropi Islam: Strategi Rumah Pintar BAZNAS Piyungan Yogyakarta Sauqi Futaqi; Imam Machali
MANAGERIA: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Prodi Manajemen Pendidikan Islam FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.025 KB) | DOI: 10.14421/manageria.2018.32-02

Abstract

This study aims to investigate the financial management and strategies deployed by Rumah Pintar (Rumpin) BAZNAS Piyungan Bantul Yogyakarta to improve the quality of education. Employing a qualitative approach, the data of this research is collected through observation, interviews, and documentation. The data were then analyzed in three stages: data reduction, data display and data verification. The results show that financial resources of Rumpin BAZNAS Piyungan are obtained from zakat through BAZNAS Center and through the allocation of costs in Rumpin that has increased from year to year. The improved allocation of costs were caused by the increasing need for services requested by the service recipients (mustahik). The result of the cost improvement is the increasing quality of education and services. It can be seen from the achievements obtained by Rumpin BAZNAS Piyungan which won number of awards such as the Best Rumpin in center development under the category of Non-Departmental body; received award of pustaka bakti tama penggerak buku (books reader movement for literary devotion) and several training certificates that can be used to find a job.
NALAR SUFISTIK ISLAM NUSANTARA DALAM MEMBANGUN PERDAMAIAN Sauqi Futaqi
DAR EL-ILMI : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora Vol 5 No 2 (2018): Oktober
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.357 KB)

Abstract

Tulisan ini mencoba menemukan nalar sufistik dalam pemikiran Islam Nusantara. Kajian ini bertujuan untuk (1) melakukan konstruksi nalar sufistik yang sebenarnya memiliki basis historis yang cukup kuat dalam pergumulan Islam di Nusantara; (2) menjadikan nalar sufistik sebagai tawaran dalam membangun perdamaian dunia. Untuk menemukan konstruksi ini, penulis akan memulai dengan pembahasan diskursus Islam Nusantara dalam rangka untuk menemukan legitimasi historis nalar sufistik. Dengan legitimasi historis ini, penulis mencoba menemukan konstruksi nalar sufstik yang dibangun dalam pergumulan Islam di Nusantara. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan, konstruksi nalar sufistik ini memuat nalar sufistik yang dominan, yakni 1) nalar sufistik menjadikan Tuhan sebagai pusat; 2) nalar sufistik sangat memperhatikan aspek keikhlasan dan kekhusu’an; 3) nalar sufistik dibangun berdasarkan model keberagamaan berbasis afektif dan rasa, dengan semangat peningkatan moral dan keluhuran budi pekerti; 4) nalar sufistik dikonstruksi melalui pemahaman keagamaan yang inklusif dan toleran. Empat konstruksi nalar sufistik ini menjadi penting dalam membangun perdamaian dunia. Dalam tataran teoritis, kehadirannya dapat menembus tembok-tembok pemisah antara satu disiplin keislaman dengan disiplin keislaman dan antara disiplin keislaman dengan displin keilmuan lainnya. Dalam tataran praktis, konstruksi nalar ini akan berkontribusi dalam mengatasi hambatan atau keterbatasan hubungan yang disebabkan perbedaan keyakinan, agama, paham/aliran dalam internal umat beragama, budaya, adat istiadat, kedaerahan, dan perbedaan lain yang melekat pada individu.
Konstruksi Moderasi Islam (Wasathiyyah) dalam Kurikulum Pendidikan Islam Sauqi Futaqi
Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars No Series 1 (2018): AnCoMS 2018: Book Series 1
Publisher : Koordinatorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta Wilayah IV Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.131 KB) | DOI: 10.36835/ancoms.v0iSeries 1.155

Abstract

KONSTRUKSI MODERASI ISLAM (WASATHIYYAH) DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
RELIGIOUS MODERATION CYBER: SEBUAH STRATEGI PENGARUSUTAMAAN MELALUI LITERASI MEDIA BARU Sauqi Futaqi; Saepudin Mashuri
Tatar Pasundan : Jurnal Diklat Keagamaan Vol 15, No 2 (2021): Tatar Pasundan: Jurnal Diklat Keagamaan
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38075/tp.v15i2.233

Abstract

This study aims to examine mainstreaming strategies through new media in the cyber world as an effort to find alternative formulation on enriching religious moderation’s life. The methodology used in this study is qualitative through intertextuality techniques. The findings show the results of data collected. All those three stages have emerged religious moderation cyber. As a result, it turns out that media provides convenience for religious people in accessing information and establishing relationships, but on the other hand the media is also often used as a channel to spread radical understanding, hoaxes, and spread hatred.        Keywords: Religious Moderation; Mainstreaming Strategy; New Media Literacy