Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Prominensia hidung berdasarkan analisis Holdaway pada laki-laki dan perempuan remaja akhir Suku Jawa: studi cross-sectional Anindita, Ni Made Pramesti; Kuswandari, Sri; Supartinah, Aloysia
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 37, No 2 (2025): Agustus 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v37i2.60916

Abstract

Pendahuluan: Wajah merupakan bagian penting dari identitas individu dan berperan dalam membangun rasa percaya diri. Salah satu aspek yang berperan dalam estetika wajah adalah prominensia hidung, yang berkaitan erat dengan harmoni antara hidung dan struktur wajah lainnya, termasuk bibir atas. Terdapat perbedaan pola pertumbuhan pada laki-laki dan perempuan. Selain itu, setiap suku memiliki karakteristik spesifik yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, termasuk dalam hal struktur dan proporsi wajah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan prominensia hidung laki-laki dan perempuan remaja akhir suku Jawa berdasarkan analisis Holdaway. Metode: Jenis penelitian cross sectional. Studi dilakukan dengan menganalisis foto profil wajah 70 laki-laki usia 16-20 tahun dan 70 perempuan usia 14-18 tahun di SMA Muhammadiyah 1 Klaten. Prominensia hidung diukur dari jarak Pronasal ke garis tegak lurus Labrale superior terhadap Frankfort Horizontal Plane (FHP). Data dianalisis dengan uji independent t-test. Hasil: Prominensia hidung pada laki-laki lebih besar (5,32±1,35 mm) dibandingkan perempuan (4,57±0,84 mm) dengan perbedaan yang signifikan secara statistik (p<0,05). Simpulan: Prominensia hidung laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan remaja akhir suku Jawa. Perbedaan ini mencerminkan dimorfisme seksual yang memengaruhi harmonisasi estetika antara hidung dan bibir atas. Nasal prominence based on Holdaway analysis in late adolescent Javanese males and females: a cross-sectional studyIntroduction: The face is an important part of an individual's identity and plays a significant role in shaping self-confidence. One aspect that contributes to facial aesthetics is nasal prominence, which is closely related to the harmony between the nose and other facial structures, including the upper lip. Differences in growth patterns exist between males and females. Moreover, each ethnic group has distinct characteristics shaped by genetic and environmental factors, including facial structure and proportions. This study aims to analyze differences in nasal prominence between late adolescent Javanese males and females using Holdaway analysis. Methods: This cross-sectional study analyzed profile photographs of 70 males aged 16–20 years and 70 females aged 14–18 years from Muhammadiyah 1 High School in Klaten. Nasal prominence was measured as the distance from the pronasal point to the perpendicular line drawn from the labrale superior to the Frankfort Horizontal Plane (FHP). Data were analyzed using an independent t-test. Results: Nasal prominence was greater in males (5.32 ± 1.35 mm) than in females (4.57±0.84 mm), with a statistically significant difference (p<0.05). Conclusion: Late-adolescent Javanese males exhibit greater nasal prominence compared to females. This difference reflects sexual dimorphism, that influences the aesthetic harmony between the nose and the upper lip.
Toothbrushing Behavior and Handgrip Strength among Children with Intellectual Disabilities: a Cross-Sectional Study Sabilillah, Muhammad Fiqih; Kusnanto, Hari; Hanindriyo, Lisdrianto; Kuswandari, Sri
INKLUSI Vol. 12 No. 2 (2025)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ijds.120209

Abstract

Children with intellectual disabilities have cognitive limitations, fine motor impairments and low conceptual understanding, which hinder their ability to perform self-care activities independently, including brushing their teeth. Limited fine motor skills can affect their ability to grip and control a toothbrush, making hand grip strength a relevant variable in efforts to enhance the independence of children with intellectual disabilities in brushing their teeth. The aim of this study is to analyze the relationship between toothbrushing behavior and hand grip strength in children with intellectual disabilities. This study employs an observational analytic design with a cross-sectional approach. The sample selection was conducted using purposive sampling, resulting in 38 respondents. Toothbrushing behavior has a significant relationship with hand grip strength in children with intellectual disabilities. Variables such as frequency, duration and brushing time (morning and night) consistently influence grip type, strength control, independence, grip duration, stability and grip precision. Repeated toothbrushing with a specific pattern can improve fine motor strength and support children's independence and quality of life. Anak disabilitas intelektual memiliki keterbatasan kognitif, ketidakmampuan motorik halus dan rendahnya pemahaman konseptual sehingga menghambat melaksanakan kegiatan kebersihan diri secara mandiri, termasuk menyikat gigi. Kemampuan motorik halus yang terbatas, dapat mempengaruhi kemampuan anak menggenggam dan mengontrol sikat gigi maka kekuatan genggaman tangan menjadi variabel yang relevan dalam upaya meningkatkan kemandirian anak disabilitas intelektual menyikat gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan perilaku menyikat gigi dengan kekuatan genggaman tangan pada anak disabilitas intelektual. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan observasional analitik dengan metode cross-sectional. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan didapatkan 38 responden. Perilaku menyikat gigi memiliki hubungan signifikan dengan kekuatan genggaman tangan anak disabilitas intelektual. Variabel frekuensi, durasi dan waktu menyikat gigi (pagi dan malam) secara konsisten mempengaruhi jenis genggaman, kontrol kekuatan, kemampuan mandiri, durasi genggaman, stabilitas dan presisi genggaman. Pengulangan menyikat gigi dengan pola tertentu akan meningkatkan kekuatan motorik halus anak dan mendukung kemandirian dan kualitas hidup.