Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

EKSTRAK IKAN GABUS TERHADAP LUKA PERINEUM Suci Mega Sari; Anggraini Anggraini; Ratna Dewi Putri
Jurnal Medika Malahayati Vol 4, No 4 (2020): Volume 4 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.209 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v4i4.3332

Abstract

Tingginya angka morbiditas dari 85% wanita yang melahirkan spontan pervaginam mengalami trauma perineum, 32-33% terjadi karena tindakan episiotomi dan 52% merupakan laserasi spontan. data Persalinan di Puskesmas Rawat Inap Sukamaju pada tahun 2019 terdapat jumlah persalinan yaitu sebanyak 355 ibu bersalin dengan kejadian rupture perineum sebanyak 27,6% yang diakibatkan oleh rupture spontan dan 9,5% yang diakibatkan oleh episiotomy. Dengan Konsumsi obat herbal seperti pemberian konsumsi ekstrak ikan gabus dapat mempercepat penyembuhan luka perineum tujuan mengetahui perbedaan efektivitas pemberian ekstrak ikan gabus dibanding dengan yang tidak diberikan terhadap lama penyembuhan luka perineum ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Sukamaju Kota Bandar Lampung Tahun 2020. Penelitian quasi eksperimen dengan rancangan Post Test Only Control Group Design, populasi penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum di wilayah kerja puskesmas rawat inap Sukamaju dengan sampel berjumlah 34 responden. Data dikumpulkan sejak tanggal 12 Februari – 17 Agustus 2020, dianalisa menggunakan uji t-independent. Hasil didapatkan terdapat perbedaan penyembuhan luka perineum ibu post partum dengan p-value=0,000 atau <0.05. Pemberian penambahan ekstrak ikan gabus lebih efektif terhadap penyembuhan luka perineum ibu postpartum dibanding dengan yang tidak diberikan.
AROMA TERAPI CHAMOMILE MENURUNKAN SKALA NYERI PADA IBU YANG MENGALAMI LUKA EPISIOTOMI DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN PONIRAH MARGOREJO METRO SELATAN KOTA METRO Ratna Dewi Putri; Yuli Yantina; Suprihatin Suprihatin
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 6 No 2 (2018): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.172 KB) | DOI: 10.31964/jck.v6i2.82

Abstract

Episiotomi menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan yang berlangsung lama sehingga diperlukan suatu upaya untuk menurunkan intensitas nyeri tersebut. Salah satu upaya non farmakologi untuk menurunkan nyeri adalah dengan menggunakan aromaterapi chamomile. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian aroma terapi chamomile terhadap penurunan skala nyeri ibu yang mengalami luka episiotomi di BPM Ponirah Margorejo Metro Selatan Kota Metro tahun 2018. Metode penelitian pre eksperimen menggunakan rancangan One Group Pretest Posttest Design. Populasi adalah ibu postpartum di BPM Ponirah Margorejo Metro Selatan Kota Metro bulan Juni-Juli 2018. Sampel ditentukan dengan tehnik purposive sampling yang berjumlah 30 ibu postpartum dengan luka episiotomi. Instrumen penelitian adalah lembar observasi skala nyeri. Uji statistik yang digunakan adalah uji T Test. Hasil penelitian distribusi skala nyeri pada ibu postpartum sebelum dilakukan aroma terapi chamomile dengan nilai rata-rata adalah 5,53 dan standar deviasi = 1,20. Pengukuran pada hari pertama dengan nilai rata-rata adalah 5,07 dan standar deviasi = 1,05 dan pengukuran pada hari kedua dengan nilai rata-rata adalah 4,76 dan standar deviasi = 0,98. Terdapat pengaruh penggunaan aroma terapi chamomile terhadap penurunan skala nyeri ibu yang mengalami luka episiotomi dengan nilai p value = 0,000 Kesimpulan terdapat pengaruh penggunaan aroma terapi chamomile terhadap penurunan skala nyeri ibu yang mengalami luka episiotomi di BPM Ponirah Margorejo Metro Selatan Tahun 2018, sehingga dapat disarankan agar para tenaga kesehatan khususnya bidan untuk menerapkan penggunaan aroma terapi chamomile sebagai alternatif penggunaan analgesic guna menurunkan nyeri. Kata kunci :Aroma terapi Chamomile, Nyeri Luka Episiotomi.
PENYULUHAN TUMBUH KEMBANG BALITA DI DESA JATIMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Devi Kurniasari; Ratna Dewi Putri; Dessy Hermawan
Jurnal Perak Malahayati Vol 1, No 1 (2019): Vol 1, No 1, November 2019
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.498 KB) | DOI: 10.33024/jpm.v1i1.1516

Abstract

Tumbuh adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular atau bertambahanya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Berkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, halus, bicara dan bahasa, serta sosialisa dan kemandirian. Tumbuh kembang balita perlu dipantau dengan cara melakukan penimbangan setiap bulannya. Dengan demikian gangguan tumbuh kembang dapat dideteksi sedini mungkin seperti retardasi mental, sindrom down, dan lain-lain. Kegiatan ini telah dilaksankan pada hari rabu tanggal 27 Januari 2016. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan kepada ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita tentang pentingnya pertumbuhan dan perkembangan bagi balita di desa jatimulyo kabupaten lampung selatan dengan metode penyuluhan menggunakan leaflet. Terdapat pengaruh signifikan pada pengetahuan ibu sebelum dan sesudah penyuluhan tumbuh dan kembang balita. Dengan demikian, pemberian edukasi dapat memberikan peningkatan pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan tumbuh dan kembang balita
Program Pengabdian Kepada Masyarakat Pada Ibu Hamil Untuk Mengurangi Konstipasi Dengan Yogurt Di PMB Yanti Supriani Bandar Lampung Ratna Dewi Putri; Fijri Rachmawati; Ni Komang Hindi Triana
Jurnal Perak Malahayati Vol 4, No 1 (2022): Vol.4 No 1,Mei 2022
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.36 KB) | DOI: 10.33024/jpm.v4i1.6890

Abstract

Pendahuluan gangguan saluran pencernaan seperti mual dan sembelit sering terjadi selama kehamilan sedangkan sembelit adalah keluhan paling umum kedua pada ibu hamil. Jika tidak dikelola dengan baik konstipasi dapat menyebabkan komplikasi serius. Perubahan pola makan pada masa hamil juga berperan untuk terjadinya konstipasi komposisi makanan yang kurang mengandung serat baik dari sayuran, buah akan memperbesar resiko terjadinya konstipasi. Konstipasi merupakan sindrom klinis yang sering terjadi pada sekitar 2,6% hingga 24,8% di Asia dan 40% ibu hamil. Mengejan pada pasien dengan konstiping dapat melukai saraf pudendal dan melemahkan dasar panggul. Penanganan sembelit saat hamil perlu mendapat mendapat perhatian khusus karena menyangkut kesehatan ibu dan anak. Selain itu, konstipasi kronis dapat mengakibatkan komplikasi yang berpotensi serius seperti impaksi tinja, inkontinensia, kerusakan usus, perdarahan, wasir, dan fisura anus. Salah satu terapi yang digunakan untuk menangani konstipasi adalah Yogurt.Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai perubahan fisiologis saat hamil dan penggunaan yogurt  untuk mengatasi konstipasi.Metode yang digunakan adalah penyuluhan. Peserta dalam penyuluhan ini berjumlah sebanyak 9 orang. Kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari kamis tanggal 21 April 2022. Sasaran dalam penyuluhan ini ibu hamil trimester III yang mengalami konstipasi. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan berlangsung selama 1 jam.Hasil kegiatan ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan tentang penggunaan yogurt untuk mengatasi konstipasi.Kesimpulan Konsumsi konvensional dapat berperan dalam memperbaiki gejala konstipasi selama kehamilan. Kata kunci : Ibu hamil, Konstipasi, Yogurt ABSTRACT Introduction digestive tract disorders such as nausea and constipation are common during pregnancy while constipation is the second most common complaint in pregnant women. If not managed properly constipation can lead to serious complications. Changes in diet during pregnancy also play a role in the occurrence of constipation. The composition of foods that do not contain good fiber from vegetables, fruit will increase the risk of constipation. Constipation is a clinical syndrome that often occurs in about 2.6% to 24.8% in Asia and 40% of pregnant women. Constipation reduces quality of life and increases the burden on the health care system. Straining in a constipated patient can injure the pudendal nerve and weaken the pelvic floor or impair pelvic support function. In addition, chronic constipation can lead to potentially serious complications such as fecal impaction,incontinence, intestinal damage, bleeding, hemorrhoids, and anal fissures. One of the therapies used to treat constipation is yogurt. The purpose of this activity is to increase the knowledge of pregnant women regarding physiological changes during pregnancy and the use of probiotic yogurt to treat constipation. The method used is counseling. Participants in this counseling collected as many as 9 people. The counseling activity was carried out on Thursday, April 21, 2022. The target of this counseling was third trimester pregnant women who were constipated. The counseling activity lasted for 1 hour.The result of this activity is an increase in knowledge about the use of yogurt to treat constipation.Conclusion Conventional consumption can play a role in improving constipation symptoms during pregnancy. Keywords : pregnant women, constipation, yogurt
Combination Of Mung Bean Juice And Red Guava Juice Consumption In Treating Anemia In Adolescent Ratna Dewi Putri; Annisa Rahma wati; Astriana Astriana; Devi Kurniasari
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 8, No 1 (2022): Vol. 8 No. 1, Januari 2022
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v8i1.3185

Abstract

Latar belakang :Prevalansi anemia remaja putri di Indonesia adalah 57,1%, Remaja merupakan salah satu kelompok rentan gizi. Angka kejadian anemia di Lampung pada tahun 2013 mencapai 57,1%. usia sekolah sebesar 26,5%, Dikarenakan pada masa ini adalah masa yang pertumbuhan yang sangat pesat.Tujuan : mengetahui efek pemberian konsumsi jus kacang hijau dan jus jambu biji terhadap peningkatan kadar Hb pada remaja putri dengan anemia di Yayasan Pondok Pesantren Al-Ishlah Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2020Metode :Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian Quasi Eksperimen. Populasi penelitian seluruh remaja di Yayasan Pondok Pesantren Al-Ishlah Sukadamai Kecamatan Natar sebanyak dengan sampel sebanyak 40 orang teknik sampling purposive sampling. yang dibagi menjadi dua kelompok, terdiri dari 20 orang kelompok intervensi (diberikan jus kacang hijau dan jus jambu biji) dan 20 orang kelompok kontrol (hanya diberikan tablet Fe 200 mg ferro sulfat) yang dilakukan pengukuran Hb pre dan post intervensi. pengumpulan data dengan lembar observasi. Analisa data univariat dan bivariat uji t (t-test).Hasil: Hasil penelitian Rata-rata Hb pada kelompok sebelum intervensi adalah 10,4 gr/dl, setelah intervensi 11,1 gr/dl peningkatan sebesar 0,70 gr/dl. Rata-rata-rata Hb pada kelompok kontrol adalah 10,4 gr/dl, pengukuran kedua sebesar 10,7 gr/dl peningkatan sebesar 0,33 gr/dl.Kesimpulan: Ada pengaruh pemberian konsumsi jus kacang hijau dan jus jambu biji terhadap peningkatan kadar Hb pada remaja putri dengan anemia di Yayasan Pondok Pesantren Al-Ishlah Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan (p–value < 0,05).Saran: mengkonsumsi jus kacang hijau dan jambu merah dapat menghindarkan remaja dari kejadian anemia Kata kunci: Kadar Hb, Konsumsi jus kacang hijau dan jus jambu biji merah, Remaja ABSTRACT Background: The prevalence of anemia in adolescent girls in Indonesia is 57.1%. Adolescents are one of the nutritionally vulnerable groups. In Lampung, the incidence of anemia in 2013 reached 57.1%, with 26.5% school age because this period is a period of very rapid growth.Purpose: This study aims to know the effect of consuming mung bean juice and guava juice on increasing Hb levels in adolescent girls with anemia at the Al-Ishlah Sukadamai Islamic Boarding School Foundation, Natar Sub-district, South Lampung Regency in 2020.Methods: This quantitative research used a quasi-experimental research design. The research population was all adolescents in the Al-Ishlah Sukadamai Islamic Boarding School Foundation, Natar Sub-district, with a sample of 40 people using the purposive sampling technique. They were divided into two groups, 20 people in the intervention group (given mung bean juice and guava juice) and 20 people in the control group (only given Fe tablets), measured the Hb in pre-and post-intervention. Data collection employed observation sheets. Then, data analysis was carried out by univariate, bivariate, and t-test analyses.Results: The mean Hb in the group before the intervention was 10.4 gr/dl, and after the intervention was 11.1 g/dl, with an increase of 0.70 g/dl. Meanwhile, the mean Hb in the control group was 10.4 gr/dl in the first measurement and was 10.7 gr/dl in the second measurement, with an increase of 0.33 gr/dl.Conclusion: There is an effect of the consumption of mung bean juice and guava juice in increasing Hb levels in adolescent girls with anemia at the Al-Ishlah Sukadamai Islamic Boarding School Foundation, Natar Sub-district, South Lampung Regency (p-value <0.05).Suggestion: Mung bean dan guava combination can increase hemoglobin level, and this food consumption routinely will avoid anemia. Keywords: Consumption of mung bean juice and guava juice, Hb levels, adolescents
Pengaruh pemberian pepaya pada penyerapan tablet Fe terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II Ratna Dewi Putri; Cherly Desvia Nunyai; Nita Evrianasari; Suharman Suharman
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i2.1832

Abstract

Papaya (Carica papaya) consumption on iron absorption in the second trimester pregnant womenBackground: Anemia is one of the most common indirect causes of bleeding in maternity. The prevalence of anemia in pregnancy in Lampung Province is 69.8%. Papaya fruit contains high vitamin C which serves to accelerate the absorption of Fe tablets.Purpose: To determine papaya (carica papaya) consumption on iron absorption in the second trimester pregnant women at BPS Jati Agung District, South Lampung Regency in 2019.Method: The research method uses quantitative methods, the research design is pre-experimental with a one group pretest posttest approach. The population in this study were all 52 pregnant women with TM II. The sample in this study were all pregnant women in the second trimester as many as 30 participant. The sampling technique used was purposive sampling.Results : Univariate data analysis to determine the average hemoglobin level in pregnant women before and after being given papaya fruit, bivariate analysis using the T-test dependent. The average hemoglobin level in pregnant women before being given Papaya to pregnant women was 9.793 g/dl, and the average after being given treatment was 11.213 g/dl. The results of the analysis using the T-test dependent obtained a p-value of 0.000 which means that there is an effect of giving papaya on the absorption of Fe tablets on hemoglobin levels in second-trimester pregnant women.Conclusion : The average hemoglobin level was 9.793 gr/dl, which was below the average 14 participants and above the average 16 participants, and the average hemoglobin level in anemic pregnant women after giving which was 11.213 g/dl, which was below the average of 19 participants and above the average of 11, the t-test was obtained (p-value 0.000 <a 0.05).Suggestion: To public health center management to promote consume papaya fruit as a non-pharmacological way of increasing hemoglobin levels in pregnant women.Keywords: Papaya (Carica papaya); Iron absorption; Second trimester; Pregnant womenPendahuluan :Anemia merupakan salah satu penyebab tidak langsung terjadinya perdarahan terbanyak pada ibu bersalin. Prevalensi anemia pada kehamilan di Provinsi Lampung adalah sebesar 69,8%. Buah pepaya mengandung tinggi vitamin C yang berfungsi untuk mempercepat penyerapan tablet Fe.Tujuan :Untuk mengetahui pengaruh pemberian pepaya pada penyerapan tablet Fe terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil Trimester II di BPS Kecamatan Jati Agung Kabupaten  Lampung  Selatan Tahun 2019.Metode : Menggunakan metode kuantitatif, rancangan penelitian adalah pra-eksperimen dengan pendekatan one group pretest posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil TM II sebanyak 52 ibu hamil.Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester II sebanyak 30 participans, teknik Pengambilan sample menggunakan purposive sampling.Hasil :Analisa data univariat untuk mengetahui rata-rata kadar hemoglobin pada ibu hamil sebelum dan setelah diberikan buah pepaya, analisa bivariat menggunakan uji T-test dependent. Rata-rata kadar hemoglobin pada ibu hamil sebelum diberikan pepaya pada sebesar 9,793 gr/dl, dan rata-rata setelah diberikan perlakuan sebesar 11,213 gr/dl. Hasil analisa menggunakan Uji-T-test dependent didapatkan p-value 0,000 yang berarti ada pengaruh pemberian pepaya pada penyerapan tablet Fe terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II di BPS Eliana Putriani,Amd,Keb Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung SelatanSimpulan :Rata-rata kadar hemoglobin pada ibu hamil sebelum diberikan sebesar 9,793 gr/dl, dimana dibawah rata-rata sebanyak 14 participans dan diatas rata-rata sebanyak 16 participans, dan rata-rata kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia setelah diberikan pepaya sebesar 11,213 gr/dl, dimana dibawah rata-rata sebanyak participans dan diatas rata-rata sebanyak 11 participans. Diketahui adanya pengaruh pemberian pepaya pada penyerapan tablet fe terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II di BPS Eliana Putriani,A.Md,Keb Kec. Jati Agung Kab.Lampung  Selatan Tahun 2019, uji t didapat (p value 0,000 <a 0.05).Saran: Kepada pihak Puskesmas agar mempromosikan konsumsi buah pepaya sebagai cara nonfarmakologis untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil.
Optimalisasi Asi Pada Ibu Nifas 0-3 Hari Dengan Kegiatan Sosialisasi Tekhnik Menyusui Yuliana Martinah; Dainty Maternity; Nita Evrianasari; Ratna Dewi Putri
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v3i2.3038

Abstract

America Academy of Pediatrics merekomendasikan pemberian ASI eksklusif kepada bayi selama minimal 6 bulan dan dapat dilanjutkan minimal sampai bayi berusia 12 bulan. ASI merupakan nutrisi terbaik yang secara khusus ditujukan bagi bayi baru lahir karena mengandung berbagai komponen antibodi, nutrisi yang lengkap dan mudah dicerna oleh bayi baru lahir dibandingkan dengan susu formula. Kementrian Kesehatan yaitu meningkatkan cakupan menjadi 80% pada tahun 2014. Sedangkan provinsi Lampung sebesar 43,1% masih di bawah target pencapaian provinsi tahun 2017. Sedangkan cakupan ASI Ekslusif mengalami penurunan menjadi 43,2%  Dinas kesehatan Provinsi Lampung, 2017.Tujuan setelah mendapatkan penyuluhan teknik menyusui, diharapkan peserta ibu nifas 0-3 hari di RSIA Santa Anna mampu menyusui dengan teknik yang baik dan benar. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan teknik menyusui dengan baik dan benar dengan mengunakan metode ceramah dan tanya jawab serta demonstrasi tekkhnik menyusui yang baik dan benar.  Hasilnya semua ibu menyusui sudah mampu melakukan redemonstrasi tekhnik menyusui yang baik dan benar. Kesimpulan Terdapat peningkatan pengetahuan dan kemampunan tentang teknik menyusui dengan baik dan benar. Kata Kunci : Teknik menyusui, ibu nifas, ASI Eksklusif ABSTRACT The America Academy of Pediatrics recommends exclusive breastfeeding for babies for a minimum of 6 months and can be continued at least until the baby is 12 months old. Breast milk is the best nutrition specifically intended for newborns because it contains various antibody components, complete nutrition and is easily digested by newborns compared to formula milk. The Ministry of Health, namely increasing the coverage to 80% in 2014. Meanwhile, the province of Lampung by 43.1% is still below the provincial achievement target in 2017. While the coverage of exclusive breastfeeding has decreased to 43.2%. With counseling on breastfeeding techniques, it is hoped that postpartum mothers from 0-3 days at RSIA Santa Anna are able to breastfeed with good and correct techniques. The activities carried out were in the form of counseling on breastfeeding techniques properly and correctly using lectures and question and answer methods as well as demonstrations of proper and correct breastfeeding techniques. The result is that all breastfeeding mothers have been able to do a proper and correct redemonstration of breastfeeding techniques. Conclusion There is an increase in knowledge and ability about proper and correct breastfeeding techniques Keywords: breastfeeding technique, postpartum mother, exclusive breastfeeding
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR PADA IBU MENYUSUI EKSKLUSIF TERHADAP KENAIKAN BERAT BAYI 0 – 5 BULAN Ratna Dewi Putri; Fitria Fitria
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 1 (2021): Volume 7,Nomor 1,Januari 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i1.3470

Abstract

Latar Belakang : Kebutuhan gizi ibu menyusui meningkat dibandingkan dengan tidak menyusui dan masa kehaABSTRACT THE EFFECT OF MORINGA LEAVES EXTRACT ON EXCLUSIVE BREASTFEEDING MOTHER ON INFANT WEIGHT INCREASE IN 0 - 5 MONTHS  Background: The nutritional needs of breastfeeding mothers are increased compared to non-breastfeeding and during pregnancy. Efforts to achieve optimal infant nutrition until they reach six months of age can only be done through improving maternal nutrition. This illustrates that the food consumed by breastfeeding mothers greatly affects the production of breast milk. Moringa leaves are a food ingredient that has a lactogenic effect because they contain phytosterols. National exclusive breastfeeding coverage has only reached 65.16%, while exclusive breastfeeding coverage in Lampung province is 67.01% (Indonesian Ministry of Health 2018). Even though it has exceeded the national coverage, it is still low compared to the target target of 80%. Meanwhile, in Bandar Lampung City, in 2018, exclusive breastfeeding coverage was 44.5%. PWS KIA, Kebun Ginger Health Center, Bandar Lampung City, showed that from January to July 2019 there were 12,72% babies under 6 months did not get optimal weight gain.Purpose : To determine the effect of Moringa leaf extract on exclusive breastfeeding mothers on weight gain of infants 0-5 months at the Kebon Jahe Community Health Center in Bandar Lampung in 2020 Method: Quantitative research with a two group pretest-posttest design research method. The population was exclusively breastfeeding mothers, a sample of 32 mothers was divided into two groups. 16 breastfeeding mothers were given Moringa leaf extract and 16 breastfeeding mothers were given placebo, using purposive sampling technique. Data analysis was performed using statistical tests using independent t test and paired T test. Results: The average body weight in the group given Moringa leaves increased from 5012 grams to 5765.25 grams, while the group given katuk leaf extract increased from 4962 grams to 6040.62 grams. The results of the independent T test obtained a p-value of 0.556 (p value> 0.05), this means that statistically there is no difference in the two groups. Pairwise difference test results obtained p-value 0.000 (pvalue <0.05). Conclusion: there is no difference in the effect of giving Moringa leaf extract and Katuk leaf (placebo) on weight gain in infants. There were differences in body weight before and after giving Moringa leaf extract and placebo. Moringa leaves have the same effectiveness in increasing baby weight.Suggestion Based on the research results, the researchers suggest consuming a variety of foods that contain lactagogic effects such as Moringa leaves and Katuk leaves to help breast milk production. Midwives can provide health education during antenatal care regarding nutritional fulfillment with various types of food sources available, especially those containing lactagogum to increase breast milk production. Keywords: breastfeeding, weight, moringa leaves ABSTRAK Latar Belakang : Kebutuhan gizi ibu menyusui meningkat dibandingkan dengan tidak menyusui dan masa kehamilan. Upaya pencapaian gizi bayi optimal hingga mencapai usia enam bulan hanya dapat dilakukan melalui perbaikan gizi ibu. Hal ini menggambarkan bahwa makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Daun Kelor merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki efek laktogogum karena mengandung fitosterol. Cakupan ASI eksklusif nasional baru mencapai 65,16 %, sedangkan cakupan ASI eksklusif di propinsi lampung sebesar 67,01 % (Kemenkes RI 2018). Meskipun telah melampaui cakupan nasional namun masih rendah dibandingkan target sasaran sebesar 80%. Sementara di Kota Bandar Lampung Tahun 2018 cakupan ASI  eksklusif  sebesar 44,5% PWS KIA Puskesmas Kebun Jahe Kota Bandar Lampung menunjukkan dari Januari sampai Juli 2019 terdapat 12,72 %  bayi dibawah 6 bulan yang  tidak mengalami kenaikan berat badan optimal.Tujuan penelitian : Diketahui pengaruh ekstrak daun kelor kepada ibu menyusui eksklusif  terhadap kenaikan berat badan bayi 0-5 bulan di Puskesmas Kebon Jahe Bandar Lampung tahun 2020.Metode : Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian metode two group pretest-posttest design. Populasi adalah ibu menyusui eksklusif, sampel 32 ibu terbagi menjadi dua kelompok 16 ibu menyusui diberi ekstrak daun kelor dan 16 ibu menyusui diberikan placebo, teknik sampling purposive sampling. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik menggunakan uji t independent dan uji T berpasangan.Hasil penelitian : rata rata berat badan pada kelompok yang diberi daun kelor mengalami peningkatan dari 5012 gram menjadi 5765,25 gram sedangkan pada kelompok yang diberikan ektrak daun katuk mengalami peningkatan 4962 gram menjadi 6040,62 gram. Hasil uji T independent diperoleh nilai p-value sebesar 0,556 (p value > 0,05) hal ini bermakna bahwa secara statistik tidak ada perbedaan pada kedua kelompok. Hasil uji beda berpasangan diperoleh hasil pvalue 0,000 (pvalue < 0,05)Kesimpulan              : tidak ada perbedaan pengaruh pemberian ekstrak daun kelor dan daun katuk (placebo) terhadap kenaikan berat badan bayi. Ada perbedaan berat badan sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun kelor dan placebo. Daun kelor memiliki efektifitas yang sama dalam meningkatkan berat badan bayi.Saran Berdasarkan hasil penelitian peneliti menyarankan untuk mengkonsumsi ragam makanan yang mengandung efek laktagogum seperti daun kelor dan daun katuk untuk membantu produksi ASI. Tenaga kesehatan khusus nya Bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan selama antenatal care tentang pemenuhan gizi dengan beragam jenis sumber makanan yang tersedia khususnya yang mengandung laktagogum untuk meniningkatkan produksi ASI. Kata Kunci: daun kelor, bayi, berat badan, ASImilan. Upaya pencapaian gizi bayi optimal hingga mencapai usia enam bulan hanya dapat dilakukan melalui perbaikan gizi ibu. Hal ini menggambarkan bahwa makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Daun Kelor merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki efek laktogogum karena mengandung fitosterol. Cakupan ASI eksklusif nasional baru mencapai 65,16 %, sedangkan cakupan ASI eksklusif di propinsi lampung sebesar 67,01 % (Kemenkes RI 2018). Meskipun telah melampaui cakupan nasional namun masih rendah dibandingkan target sasaran sebesar 80%. Sementara di Kota Bandar Lampung Tahun 2018 cakupan ASI  eksklusif  sebesar 44,5% PWS KIA Puskesmas Kebun Jahe Kota Bandar Lampung menunjukkan dari Januari sampai Juli 2019 terdapat 220 bayi dibawah 6 bulan dengan 28 diantaranya tidak mengalami kenaikan berat badan yang optimal.Tujuan penelitian : Diketahui pengaruh ekstrak daun kelor kepada ibu menyusui eksklusif  terhadap kenaikan berat badan bayi 0-5 bulan di Puskesmas Kebon Jahe Bandar Lampung tahun 2020Metode : Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian metode two group pretest-posttest design. Populasi adalah ibu menyusui eksklusif, sampel 32 ibu terbagi menjadi dua kelompok 16 ibu menyusui diberi ekstrak daun kelor dan 16 ibu menyusui diberikan placebo, teknik sampling purposive sampling. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik menggunakan uji t independent dan uji T berpasangan. Hasil penelitian : rata rata berat badan pada kelompok yang diberi daun kelor mengalami peningkatan dari 5012 gram menjadi 5765,25 gram sedangkan pada kelompok yang diberikan ektrak daun katuk mengalami peningkatan 4962 gram menjadi 6040,62 gram. Hasil uji T independent diperoleh nilai p-value sebesar 0,556 (p value > 0,05) hal ini bermakna bahwa secara statistik tidak ada perbedaan pada kedua kelompok. Hasil uji beda berpasangan diperoleh hasil pvalue 0,000 (pvalue < 0,05) Kesimpulan    : tidak ada perbedaan pengaruh pemberian ekstrak daun kelor dan daun katuk (placebo) terhadap kenaikan berat badan bayi. Ada perbedaan berat badan sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun kelor dan placebo. Daun kelor memiliki efektifitas yang sama dalam meningkatkan berat badan bayi.
MANFAAT BAYAM MERAH (AMARANTHUS GANGETICUS) UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL Nilawati Jaya; Lolita Sary; Astriana Astriana; Ratna Dewi Putri
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 6, No 1 (2020): Volume 6,Nomor 1,Januari 2020
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v6i1.1715

Abstract

ABSTRAK  Latar belakang : Kejadian anemia pada kehamilan di Provinsi Lampung adalah tertinggi di pulau sumatera. Tingginya jumlah kasus anemia di Provinsi Lampung adalah sebesar 69,7%, angka tersebut lebih tinggi dari angka anemia gizi nasional yaitu sebesar 63%. Salah satu tumbuhan yang dapat menunjang kenaikan kadar hemoglobin adalah bayam merah karena bayam merah tinggi akan zat besi.  Tujuan  : Penelitian ini dilakukan untuk diketahui pengaruh konsumsi bayam merah (Amaranthus gangeticus) terhadap kenaikan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia di PMB Hj. Amriyah, SST Kelurahan Daya Murni Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2019. Metode : Jenis penelitian kuantitatif, rancangan penelitian quasy eksperimen dengan pendekatan pretest posttest with control group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil TM II dan III yang mengalami anemia sebanyak 43 ibu hamil. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami anemiapada saat dilakukan penelitian yaitu sebanyak 34 orang, 17 diberikan perlakuan dengan tablet FE dan jus bayam merah dan 17 diberikan perlakuan dengan tablet FE. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Analisa data dengan uji T-test independent. Hasil  : Pada kelompok intervensi rata-rata kadar hemoglobin pretest sebesar 9,89 gr/dl dan posttest sebesar11,31 gr/dl. Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata kadar hemoglobin pretest sebesar 9,81 gr/dl dan posttest sebesar 10,73 gr/dl. Diketahui ada pengaruh konsumsi bayam merah (Amaranthus gangeticus) dan tablet FE terhadap kenaikan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia di PMB Hj. Amriyah, SST Kelurahan Daya Murni Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2019. Hasil uji t-test didapat p value 0,000 < α (0,05). Simpulan :  Pemberian kombinasi Bayam merah (amaranthus gangeticus) dan Tablet Fe meningkatkan rata-rata kadar hemoglobin pada ibu hamil di PMB Hj. Amriyah, SST Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2019  Saran: tenaga kesehatan khususnya bidan dan masyarakat, bahwa dengan mengkonsumsi jus bayam merah dan  tablet fe dapat menaikan kadar hemoglobin pada ibu hamil dibandingkan hanya dengan mengkonsumsi tablet Fe saja  Kata Kunci : Jus Bayam Merah, Hamil, Hemoglobin
MINYAK ZAITUN (OLIVE OIL) UNTUK MENGURANGI STRIAE GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III Putu Candrawati; Dainty Maternity; Vida Wira Utami; Ratna Dewi Putri
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 2 (2021): Vol.7 No.2 April 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i2.3141

Abstract

THE EFFECT OF OLIVE OIL TO REDUCE STRIAE GRAVIDARUM IN TRIMESTER II AND III PREGNANT WOMEN  Background : Striae gravidarum is stretching of skin tissue beyond its elastic limit, especially the abdomen, thighs, buttocks, and breasts in line with fetal growth, gestational age, and weight growth. Nearly 45% of women develop striae gravidarum during pregnancy before 24 weeks of gestation. Pregnant women who experience striae gravidarum that are not treated will feel itching in the stomach, itching when scratched will cause sores, skin irritation, irritated skin regeneration, rough and dry skin, and unpleasant feelings.Purpose: The purpose of this research is to find out the effect of olive oil to reduce Striae gravidarum in pregnant women in the second and third trimesters of PMB, the UPT Pakuan Ratu Work Area in 2020.Methods : This type of research is quantitative, true-experimental research method with pretest-posttest approach with control group design, purposive sampling technique, univariate and bivariate data analysis using independent T-test.Results showed that striae gravidarum experienced a significant decrease in the olive oil intervention group, while the control group did not experience any changes and actually increased. The mean striae gravidarum among pregnant women in the second and third trimesters who were given olive oil was 1.72 and not given olive oil with a mean of 4.80. Conclusion  there is an effect of olive oil to reduce striae gravidarum in pregnant women in the second and third trimesters.Suggestion: It is hoped that the results of this study can increase the knowledge of mothers about striae gravidarum and how to handle it through herbal medicines such as olive oil. Keywords : Olive Oil, Striae Gravidarum, Pregnant Women  ABSTRAK Latar belakang : Striae gravidarum adalah peregangan jaringan kulit melebihi batas elastisitasnya terutama bagian perut, paha, pantat, dan payudara seiring dengan pertumbuhan janin, usia kehamilan, dan pertumbuhan berat badan. Hampir 45% wanita mengalami striae gravidarum selama kehamilan sebelum usia 24 minggu kehamilan. Wanita hamil yang mengalami striae gravidarum dan tidak diatasi akan merasakan gatal di bagian perut, rasa gatal jika digaruk akan menimbulkan luka, iritasi kulit, regenerasi kulit yang terganggu, kulit kasar dan kering, serta perasaan yang tidak enak.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh minyak zaitun untuk mengurangi Striae gravidarum pada ibu hamil trimester II dan III di PMB Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pakuan Ratu Tahun 2020.Metode : Jenis penelitian kuantitatif, metode penelitian true-eksperiment dengan pendekatan  pretes-postes with control group design, teknik sampling purposive sampling, analisa data univariat dan bivariat menggunakan uji T-tes independen.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan jika striae gravidarum mengalami penurunan signifikan pada kelompok intervensi dengan minyak zaitun, sedangkan pada kelompok kontrol tidak mengalami perubahan dan justru mengalami peningkatan. Rata-rata striae gravidarum pada ibu hamil trimester II Dan III Yang diberi Minyak Zaitun dengan mean 1,72 dan tidak diberi Minyak Zaitun dengan mean 4,80. Hasil uji statistik didapat nilai p-value 0,000 (<0,05) yang artinya terdapat pengaruh minyak zaitun untuk mengurangi striae gravidarum pada ibu hamil trimester II Dan IIISaran: Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang striae gravidarum  dan cara penangananannya melalui obat herbal seperti minyak zaitun Kata Kunci : Minyak Zaitun, Striae Gravidarum, Ibu Hamil