Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Program Pengabdian Kepada Masyarakat Pada Ibu Hamil Untuk Mengurangi Konstipasi Dengan Yogurt Di PMB Yanti Supriani Bandar Lampung Ratna Dewi Putri; Fijri Rachmawati; Ni Komang Hindi Triana
Jurnal Perak Malahayati Vol 4, No 1 (2022): Vol.4 No 1,Mei 2022
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.36 KB) | DOI: 10.33024/jpm.v4i1.6890

Abstract

Pendahuluan gangguan saluran pencernaan seperti mual dan sembelit sering terjadi selama kehamilan sedangkan sembelit adalah keluhan paling umum kedua pada ibu hamil. Jika tidak dikelola dengan baik konstipasi dapat menyebabkan komplikasi serius. Perubahan pola makan pada masa hamil juga berperan untuk terjadinya konstipasi komposisi makanan yang kurang mengandung serat baik dari sayuran, buah akan memperbesar resiko terjadinya konstipasi. Konstipasi merupakan sindrom klinis yang sering terjadi pada sekitar 2,6% hingga 24,8% di Asia dan 40% ibu hamil. Mengejan pada pasien dengan konstiping dapat melukai saraf pudendal dan melemahkan dasar panggul. Penanganan sembelit saat hamil perlu mendapat mendapat perhatian khusus karena menyangkut kesehatan ibu dan anak. Selain itu, konstipasi kronis dapat mengakibatkan komplikasi yang berpotensi serius seperti impaksi tinja, inkontinensia, kerusakan usus, perdarahan, wasir, dan fisura anus. Salah satu terapi yang digunakan untuk menangani konstipasi adalah Yogurt.Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai perubahan fisiologis saat hamil dan penggunaan yogurt  untuk mengatasi konstipasi.Metode yang digunakan adalah penyuluhan. Peserta dalam penyuluhan ini berjumlah sebanyak 9 orang. Kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari kamis tanggal 21 April 2022. Sasaran dalam penyuluhan ini ibu hamil trimester III yang mengalami konstipasi. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan berlangsung selama 1 jam.Hasil kegiatan ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan tentang penggunaan yogurt untuk mengatasi konstipasi.Kesimpulan Konsumsi konvensional dapat berperan dalam memperbaiki gejala konstipasi selama kehamilan. Kata kunci : Ibu hamil, Konstipasi, Yogurt ABSTRACT Introduction digestive tract disorders such as nausea and constipation are common during pregnancy while constipation is the second most common complaint in pregnant women. If not managed properly constipation can lead to serious complications. Changes in diet during pregnancy also play a role in the occurrence of constipation. The composition of foods that do not contain good fiber from vegetables, fruit will increase the risk of constipation. Constipation is a clinical syndrome that often occurs in about 2.6% to 24.8% in Asia and 40% of pregnant women. Constipation reduces quality of life and increases the burden on the health care system. Straining in a constipated patient can injure the pudendal nerve and weaken the pelvic floor or impair pelvic support function. In addition, chronic constipation can lead to potentially serious complications such as fecal impaction,incontinence, intestinal damage, bleeding, hemorrhoids, and anal fissures. One of the therapies used to treat constipation is yogurt. The purpose of this activity is to increase the knowledge of pregnant women regarding physiological changes during pregnancy and the use of probiotic yogurt to treat constipation. The method used is counseling. Participants in this counseling collected as many as 9 people. The counseling activity was carried out on Thursday, April 21, 2022. The target of this counseling was third trimester pregnant women who were constipated. The counseling activity lasted for 1 hour.The result of this activity is an increase in knowledge about the use of yogurt to treat constipation.Conclusion Conventional consumption can play a role in improving constipation symptoms during pregnancy. Keywords : pregnant women, constipation, yogurt
Edukasi Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) pada Calon Pengantin Sunarsih Sunarsih; Ana Mariza; Fijri Rachmawati; Putu Candrawati
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 7 (2022): Volume 5 No 7 Juli 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i7.6305

Abstract

 ABSTRAK Pemeriksaan kesehatan pranikah lebih memfokuskan pada kesehatan reproduksi. Salah satu bentuk pemeriksaan yang juga merupakan syarat yang harus dipenuhi adalah imunisasi Tetanus Toxoid yang bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum. Penyakit tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan). Angka kematian kasus (Case Fatality Rate) sangat tinggi. Pada kasus tetanus neonatorum yang tidak dirawat, angkanya mendekati 100%, terutama yang mempunyai masa inkubasi kurang dari 7 hari. Tujuan edukasi adalah untuk meningkatkan pengetahuan masayarakat tentang imunisasi TT. Edukasi dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pakuan Ratu tanggal 16 maret 2021. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari 3 tahapan yaitu pretest, pemberian materi dan post test. Terdapat peningkatkan pengetahuan calon pengantin saat post test dengan selisih nilai sebanyak 60%. Kata Kunci: Edukasi, Tetanus Neonatorum, Calon pengantin  ABSTRACT Premarital health checks are more focused on reproductive health. One form of examination that is also a requirement that must be met is the Tetanus Toxoid immunization which aims to prevent the occurrence of Tetanus Neonatorum. Tetanus Neonatorum is a disease that occurs in neonates (babies less than 1 month old). The case fatality rate is very high. In cases of untreated neonatal tetanus, the rate is close to 100%, especially those with an incubation period of less than 7 days. Purpose of the education is an increase of knowledge of the bride and groom about Tetatus Toxoid. The education was carried out in the work area of the Pakuan Ratu Health Center on March 16, 2021. The implementation of the activity consisted of 3 stages, that is pretest, giving materials and post-test. There is an increase in the knowledge of the bride and groom during the post test with a difference in value of 60% Keywords: Education, Neonatorum, Premarital
Edukasi Manfaat Jus Wortel Sebagai Terapi Dismenorea Pada Remaja Sunarsih Sunarsih; Aryati Sumarlinda; Fijri Rachmawati
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 1 (2022): Volume 5 No 1 Januari 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i1.5236

Abstract

ABSTRAK Dismenore adalah nyeri ringan yang dapat ditolerir tanpa obat, namun dalam kondisi berat bisa mengganggu aktivitas sehari – hari atau absen sekolah. Pemicu utama dismenore primer adalah prostaglandin yang berperan penting menyebabkan kram dan kontraksi serta gejala lainnya. Mengatasi dismenore dapat dilakukan dengan menggunakan jus wortel yang kaya akan karotin, pectin, aspargin, serat, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, besi, sodium, asam amino, minyak esensial dan beta karote serta vitamin A,B,C,D,E dan K. Vitamin E membantu block formasi prostaglandin dan membantu mengatasi efek dari peningkatan prostaglandin, sehingga efektif menurunkan nyeri. Kegiatan penyuluhan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mulya Asri tanggal 15 maret 2021. Kegiatan diawali dengan melakukan pertest lalu penyampaian materi, demonstrasi pembuatan jus dan diakhiri dengan evalusi dalam bentuk post test. Terdapat  peningkatan pengetahuan remaja putri tentang dismenore serta cara mengatasi dismenorea menggunakan jus wortel yaitu sebesar 55%. Kata Kunci: Edukasi, Jus Wortel, Remaja, Dismenore ABSTRACTDysmenorrhea is mild pain that can be tolerated without medicine, however, severe conditions can disturb daily activity or be absent in school. The main trigger of primer dysmenorrhea is a prostaglandin that has an important role in causing cramps, contraction, and other symptoms. The way to overcome dysmenorrhea can be done by using carrot juice in which very rich in carotene, pectin, asparagine, fiber, fat, carbohydrate, calcium, phosphorus, iron, sodium, amino acids, essential oil, beta carotene, and A, B, C, D, E, K vitamin. Vitamin E helps block the formation of prostaglandin and helps in overcoming the effects of increased prostaglandin so that it is very effective in decreasing pain.  Counseling activity was done in the worked area of Mulya Asri’s Public Health Center on 15th March 2021.  This activity was started by doing a pretest, delivering the material, demonstrating in making juice, and ended by evaluating in the form of the posttest. The results were that teenage girls have had increased their knowledge about dysmenorrhea and they have had known in overcoming dysmenorrhea by using carrot juice totally 55%. Keywords : Education, Carrot Juice, teenage, Dysmenorrhea
THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE OF POST PARTUM MOTHERS ON BREASTFEEDING TECHNIQUES WITH THE OCCUPATION OF BREAST MILK DAMS IN THE WORK AREA OF THE HEALTH CENTER, BUILDING AJI, TULANG BAWANG REGENCY Neneng Siti Lathifah; Rosmiyati Rosmiyati; Fijri Rachmawati
ANJANI Journal (Medical Science & Healthcare Studies) Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : ANJANI Journal (Medical Science & Healthcare Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.689 KB)

Abstract

The local health office managed to collect data on postpartum women, including postpartum women, including 3000 physiological postpartum women, and postpartum women with problems, including 60 postpartum women who experienced uterine atony, 445 people. experienced breast milk dams, 4112 postpartum women experienced bleeding, 150 postpartum women experienced uterine involution, 100 postpartum women experienced dizziness, 25 postpartum women experienced an increase in body temperature and 266 postpartum women experienced mastitis. Based on the data from the Preliminary Study that I did at BPM Diana Ariyanti, I got data for the period May - August 2020, it was found that there were 19 postpartum mothers who experienced breast milk dams and for the period September - December 2020, 32 postpartum mothers received and who experienced breast milk dams. as many as 21 breastfed people. The purpose of this study is to determine the relationship between postpartum mother's knowledge about breastfeeding techniques and the occurrence of breast milk dams in the Working Area of the Aji Building Health Center, Tulang Bawang Regency in 2021.This type of research is quantitative. This type of research is descriptive correlation with the aim of knowing the relationship between one variable and another by using a cross sectional design. In this study, the number of samples to be taken were 32 respondents from postpartum mothers, total population technique. Analysis of univariate and bivariate data using chi square.good knowledge as many as 14 people (43.8%), and poor knowledge as many as 18 (56.2%). 15 respondents (46.9%) did not experience breast milk dam, and 17 respondents (53.1%) had breast milk dam. The results of the study obtained a p-value of 0.005 (0.05), which means that there is a relationship between postpartum mother's knowledge about breastfeeding techniques and the occurrence of breast milk dams in the Working Area of the Puskesmas Gedung Aji, Tulang Bawang Regency in 2021, with an Odds Ratio of 12.833 which means that the respondents' knowledge is not good. will be 13 times at risk of experiencing breast milk dam. It is hoped that the results of this study can be used as input for and improvement of programs related to the implementation of prevention of breast milk dams in their respective Puskesmas Working Areas. In addition, increasing exposure can also be done by presenting PPT or leaflets related to the handling and prevention of breast milk dams
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lemonterhadap Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di Puskesmas Wonogiri Lampung Utara Lala Putriyaza; Ana Mariza; Fijri Rachmawati
ANJANI Journal (Medical Science & Healthcare Studies) Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Perkumpulan Dosen Muda Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37638/anjani.v3i1.750

Abstract

Latar Belakang: Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) suatu yang normal pada ibu hamil namun jika mual muntah terjadi 10 kali dalam sehari, dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan elektrolit, dan dapat memengaruhi keadaan umum sehingga jika muntah bertambah menjadi hiperemesis dapat mengakibatkan pertumbuhan janin terganggu. Angka kejadian emesis gravidarum pada wanita hamil yaitu 50-90%, sedangkan hiperemesis gravidarum mencapai 10-15% di Provinsi Lampung dari jumlah ibu hamil yang ada yaitu sebanyak 19.896 orang, Rasa mual dalam kehamilan dapat ditanggulangi dengan menggunakan terapi pelengkap antara lain dengan aromaterapi.Tujuan penelitian: diketahui pengaruh pemberian aromaterapi lemon terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil TM 1 di Puskesmas Wonogiri.Metode: Jenis penelitian kuantitatif dan desain penelitian pre eksperimen dengan rancangan one group  pre post test design. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil sebanyak 34 orang. . Sampel pada penelitian ini berjumlah 34 ibu hamil. Teknik sampling menggunakan sampling jenuh yaitu semua anggota populasi dijadikan sampel. Objek penelitian ini adalah emesis gravidarum dan aromaterapi lemon. Penelitian telah dilaksanakan di Puskesmas Wonogiri Kotabumi Lampung Utara pada bulan Juni - Juli 2021. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Analisi data secara univariat dan bivariat (uji t).Hasil penelitian: rata-rata mual muntah sebelum diberikan aromaterapi lemon adalah 8,7, sedangkan rata-rata mual muntah sesudah diberikan aromaterapi lemon adalah 6,4.KesimpulanAda pengaruh pemberian aromaterapi lemon terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil TM 1 di Puskesmas Wonogiri dengan p-value 0,000.Saran : Diharapkan untuk ibu hamil agar dapat menggunakan aromaterapi lemon dalam mengatasi mual muntah dalam kehamilan. ABSTRACTBackground: Nausea (nausea) and vomiting (emesis gravidarum) are normal in pregnant women but if nausea and vomiting occur 10 times a day, it can disrupt the balance of nutrition, electrolytes, and can affect the general condition so that if vomiting increases to hyperemesis it can cause fetal growth disturbed. The incidence of emesis gravidarum in pregnant women is 50-90%, while hyperemesis gravidarum reaches 10-15% in Lampung Province from 19,896 pregnant women. Nausea in pregnancy can be overcome by using complementary therapies, including aromatherapy. The purpose: of the study was to determine the effect of giving lemon aromatherapy on emesis gravidarum in pregnant women TM 1 at the Wonogiri Health Center.Methods: This type of research is quantitative and pre-experimental research design with one group pre-post test design. The population of this study were all 34 pregnant women. . The sample in this study amounted to 34 pregnant women. The sampling technique uses saturated sampling, that is, all members of the population are sampled.  The object of this research is emesis gravidarum and lemon aromatherapy. The research was carried out at the Wonogiri Health Center, Kotabumi, North Lampung in June - July 2021. Data collection used a questionnaire sheet. Data analysis was univariate and bivariate (t test).The results: of the study on average nausea and vomiting before being given lemon aromatherapy was 8.7, while the average nausea and vomiting after being given lemon aromatherapy was 6.4. Conclusion: There is an effect of giving lemon aromatherapy on emesis gravidarum in pregnant women TM 1 at the Wonogiri Health Center with a p-value of 0.000. Suggestion: It is hoped that hoped can do lemon aromatherapy as an effort to reduce nausea and vomiting during pregnancy
Stunting Risk Factor Analysis Rosita Afriyanti; Nurul Isnaini; Fijri Rachmawati; Devi Kurnia Sari
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 9, No 3 (2023): Volume 9 No. 3 Juli 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v9i3.8003

Abstract

Latar Belakang Prevalensi stunting di dunia pada anak di bawah usia 5 tahun adalah 21,3%. Hal ini menunjukkan bahwa secara global pada tahun 2019 sekitar 144 juta anak di bawah usia 5 tahun menderita stunting dengan sekitar dua pertiganya tinggal di kawasan Afrika dan Asia Tenggara (WHO, 2020).Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko stunting di Kecamatan Dente Teladas Tulang Bawang Tahun 2022.Metode Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan jumlah anak usia 0 – 59 bulan di Kecamatan Way Dente Tulang Bawang pada bulan April sebanyak 159 anak yang mengalami stunting. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel sebanyak 159 responden.Hasil Sebaran frekuensi stunting tertinggi pada kategori pendidikan tinggi 105 (66,0%), jumlah keluarga kecil 105 (67,9%), pola asuh positif 97 (61,0%), jenis kelamin perempuan 95 (40,3%), sanitasi lingkungan tidak sehat 92 (57,9%), tinggi badan ibu kurang 90 (56,6%), berat badan tidak berisiko 86 (54,4%), ibu bekerja 85 (53,5%), tidak ada riwayat penyakit menular 85 (53,5%), usia anak tidak beresiko 85 (55,3%), pendidikan dasar ibu 83 (52,2%) tingkat pengetahuan ibu kurang baik 82 (51,6%), pendidikan dasar ayah 78 (52,3%), tinggi badan ayah normal 69 (43,4%).Kesimpulan Faktor risiko stunting adalah pendidikan tinggi, jumlah keluarga sedikit, pola asuh positif, jenis kelamin perempuan, sanitasi lingkungan yang tidak sehat, tinggi badan ibu yang kurang baik.Saran dapat meningkatkan pengetahuan responden dalam merawat dan merawat anaknya agar terhindar dari masalah stunting Kata kunci : Anak, Faktor karakteristik, Stunting ABSTRACT Background The prevalence of stunting in the world in children under 5 years of age is 21.3%. This shows that globally in 2019 around 144 million children under 5 years of age suffer from stunting with around two-thirds of them living in Africa and the Southeast Asian region (WHO, 2020).The purpose of this study was to analyze the risk factors for stunting in the District of Dente Teladas Tulang Bawang in 2022.Methods This type of research is quantitative, with a number ofchildren aged 0 – 59 months inWay Dente Tulang Bawang sub-district in April as many as 159 children who experienced stunting. The sample technique used is a total sample of 159 respondents.Result Distributionthe highest frequency of stunting was included in the higher education category 105 (66.0%), the number of small families 105 (67.9%), positive parenting 97 (61.0%),female gender 95 (40.3%),unhealthy environmental sanitation 92 (57.9%), maternal height is less 90 (56.6%),body weight is not at risk 86 (54.4%),working mothers 85 (53.5%),no history of infectious disease 85 (53.5%), the age of the child is not at risk 85 (55.3%),the mother's basic education is 83 (52.2%) the mother's knowledge level is not good 82 (51.6%), the father's basic education is 78 (52.3%), the father's height is normal 69 (43.4%).Conculison  The risk factors for stunting are higher education, small number of families, positive parenting, female gender, unhealthy environmental sanitation, poor maternal heightSuggestions can increase knowledge of respondents in caring for and caring for their children to avoid stunting problems Keywords : Children,Characteristic factors,Stunting
INOVASI DAUN KATUK DALAM BERBAGAI OLAHAN MAKANAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI KAMPUNG SARI BAKTI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Nurliani, Nurliani; Rachmawati, Fijri
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2023): Volume 5, Nomor 1, MEI 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.10179

Abstract

Pendahuluan: Kegiatan Desa Siaga merupakan kegiatan dalam memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu dalam pengembangannya diperlukan langkah-langkah pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses identifikasi masalah hingga upaya pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi. Berdasarkan hasil survey didapatkan angka penggunaan fasilitas kesehatan dengan dukun tidak ada, pemeriksaan kehamilan tidak lengkap 76,9 %, imunisasi tidak lengkap 63,6 %, ibu tidak ASI Ekslusif 47%., anemia ibu hamil berjumlah 7 ibu hamil. Ibu hamil KEK sebanyak 23,1 %, ibu tidak berKB 28,4.Tujuan: Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam inovasi daun katuk dalam berbagai olahan makanan sebagai upaya  peningkatan produksi asi di Kampung Sari Bakti Kecamatan Seputih Banyak Lampung TengahMetode Penelitian: Metode yang digunakan penyuluhan dengan langkah yang dilakukan yaitu pendekatan tingkat desa, survei mawas diri, musyawarah masyarakat desa, dan kegiatan intervensi. Hasil: Berdasarkan prioritas masalah didapatkan prioritas pertama adalah melakukan peningkatan pengetahuan ibu tentang cara meningkatkan ASI yaitu dengan membuat olahan daun katuk seperti pembuatan bolu kukus, puding, cendol, rolade, dan di jus dicampur dengan lemon. Hasil kegiatan menunjukkan masyarakat yang hadir memberi respon cukup baik dari permulaan penyuluhan sampai akhirnya masyarakat mengerti dan berusaha untuk melakukan seperti apa yang dijelaskan selama proses penyuluhan.Kesimpulan: Dengan kegiatan ini masyarakat telah mengerti cara mengatasi permasalahan kesehatan yang ada sehingga dapat membantu pencapaian MDGs dengan membentuk Desa Sari Bakti  menjadi Desa Siaga menuju Desa Sehat Kata kunci: penyuluhan, daun katuk, produksi ASI
SOSIALISASI JAGA IBU HAMIL ANEMIA DENGAN DAUN KELOR DI KELURAHAN KEMILING RAYA KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG Susilawati, Susilawati; Rachmawati, Fijri; Hevi, Hevi
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2024): Volume 6 Nomor 1 Mei 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v6i1.15262

Abstract

Latar Belakang Daun kelor memiliki banyak khasiatnya salah satunya dalam upaya meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia, karena kandungan zat besi dalam 100 gram daun kelor yautu 25 kali lebih banyak dari bayam. Tumbuhan kelor yang berpotensi sebagai obat sangat banyak tumbuh dan mudah ditemui di berbagai daerah, sehingga perlu adanya pengetahuan untuk memanfaatkannya. Tanaman Kelor ini sudah sejak lama dikenal dan digunakan sebagai alternatif alami pengobatan. Pemanfaatan penyajian daun kelor ini masih kurang menarik atau kurang praktis, oleh karena itu perlu pemanfaatan daun kelor dalam bentuk yang lebih mudah, cepat dan siap disajikan.Tujuan dari praktik komunitas ini yaitu Ibu hamil mampu memahami manfaat daun kelor terhadap keningkatkan hemoglobin ibu hamil dengan anemia.Sasaran dari prakttik Komunitas ini adalah ibu hamil dengan anemia yang di data melalui SDM dan dari hasil penentuan prioritas masalah dalam MMD.Penatalaksanaan dengan memberikan inovasi makanan bebahan daun kelor pada ibu hamil seperti bolu daun kelor, botok dau kelor, stik daun kelor, dan pudding daun kelor.Kesimpulan dengan memberikan inovasi makanan dengan kandungan daun kelor diharapkan ibu hamil yang mengalami anemia dapat teratasi dengan baik. 
MANFAAT IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA DI DESA SINDANG AGUNG KECAMATAN TANJUNG RAJA KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2023 Rachmawati, Fijri
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2023): Volume 5 Nomor 2 November 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i2.12666

Abstract

Imunisasi adalah upaya mencegah anak-anak (termasuk bayi) terhindar dari berbagai penyakit infeksi menular yang berbahaya bagi kesehatan dan proses tumbuh kembang melalui pemberian vaksin. Tujuan imunisasi memberikan perlindungan melalui sistem kekebalan tubuh (imunitas) atas jenis-jenis penyakit tertentu. Pemerintah mewajibkan setiap anak mendapatkan imunisasi dasar lengkap (IDL) untuk mencegah berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi Dasar Lengkap adalah imunisasi dasar yang diterima setiap bayi / anak sebelum berumur 1 tahun (9-11 bulan) melalui pemberian vaksin secara lengkap meliputi 1 (satu) dosis vaksin Hepatitis B (HB-0), 1 (satu) dosis vaksin BCG, 3 (tiga) dosis vaksin DPT-HBHiB (pentavalen), 4 (empat) dosis vaksin Polio tetes, 1 dosis vaksin Polio Suntik (IPV), 1 (satu) dosis vaksin Campak dan Rubella (MR).Berkaca dari pengalaman pandemi COVID-19, terjadi penurunan cakupan imunisasi di tingkat global dari 86% pada tahun 2019 menjadi 81% pada tahun 2021. Jumlah anak yang tidak mendapat imunisasi sejak tahun 2017-2021 sebesar 1.525.936. Penurunan juga dialami Indonesia dengan cakupan imunisasi dasar dari 93,7% pada tahun 2019 menjadi 84,5% pada tahun 2021. Pada tahun 2022, terjadi peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap sebesar 99,6%, namun tidak merata di setiap wilayah.Inovasi “SIDEKAP (Sertifikat Imunisasi Dasar Lengkap)” merupakan inovasi dalam bidang kesehatan anak terutama dalam hal peningkatan cakupan imunisasi anak yang rendah yaitu optimalisasi program- program di Puskesmas diberikan kepada bayi yang telah mendapatImunisasi dasar lengkap. Tujuan kegiatan ialah meningkatkan kesadaran masyarakat terkhusus para ibu tentang pentingnya imunisasi lengkap pada anak serta bahaya dan resiko yang mungkin dialami jika tidak melakukan imuniasi yang mungkin bisa juga berdampak pada kesehatan anak, memberikan motivasi bagi ibu-ibu untuk memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayinya sehingga tercapanya sasaran IDL didesa Sindang Agung. Kegiatan dimulai dengan memberikan pre test guna menggali pemahaman ibu tentang imunisasi. Selanjutnya memberikan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi, evaluasi terhadap pemahaman ibu tentang imunisasi, kemudian pemberian sertifikat dan trofi kepada bayi yang telah mendapat Imunisasi Dasar Lengkap. Setelah 3 bulan pemberian SIDEKAP cakupan IDL Desa Sindang Agung meningkat dari 17% menjadi  32,3%.Kata Kunci : Penyuluhan, Imunisasi Dasar Lengkap, Sertifikat
The Effect Of Breastfeeding On Pain During Hb-0 Immunization Aslam, Fatmawati; Rachmawati, Fijri; Anggraini, Anggraini; Mariza, Ana
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 10, No 11 (2024): Volume 10 No.11 November 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v10i11.11583

Abstract

Latar Belakang: Tindakan menyuntikkan vaksin pada saat imunisasi dapat menyebabkan rasa nyeri pada bayi. Rasa nyeri yang dirasakan bayi jarang menjadi perhatian petugas kesehatan. Karena bayi belum mampu mengungkapkan rasa nyeri yang dirasakannya secara verbal. Metode yang bisa digunakan untuk mengurangi nyeri ialahmenyusu. Asupan manis pada ASI dapat mengurangi rasa sakit, seperti yang terdapat pada ASI. Tujuan: penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh menyusu terhadap nyeri saat imunisasi Hb-0.Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan quasi eksperimen (Posttest Only Control Group Design). Populasi seluruh bayi baru lahir hingga usia 7 hari. Sampel yang digunakan 34 responden. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Totomulyo Kabupaten Tulang Bawang Barat pada bulan Februari - Juni. Skala nyeri diukur dengan NIPS (Neonatal Infant Pain Scale). Analisis data secara univariat dan bivariat (uji-t).Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata mean pada kelompok intervensi adalah 2,53 masuk katagori nyeri ringan sedangkan pada kelompok kontrol skala rata-rata mean 5,65 masuk katagori nyeri hebat. Hasil uji-t didapat nilai (p value = 0,000 < 0,05) menunjukkan adanya pengaruh menyusu terhadap nyeri saat imunisasiDari analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh menyusu pada bayi terhadap skala nyeri saat imunisasi Hb-0. Dari hasil penelitian ini diharapkandapat dijadikan tindakan alternatif dalam mengatasi nyeri yang dialami para bayi pada saat imunisasi. Saran: Disarankan agar penyedia layanan kesehatan mengedukasi orang tua tentang pilihan menyusui selama imunisasi HB0 sebagai metode alternatif untuk mengurangi respons nyeri pada bayi. Kata Kunci : Nyeri, Imunisasi HB-0, Menyusui, ASI, Bayi ABSTRACT Background: The act of administering vaccines during immunization can induce pain in infants. The pain experienced by infants often goes unnoticed by healthcare providers, as infants are unable to express their pain verbally. One method that can be used to alleviate this pain is breastfeeding. The sweet content in breast milk can help reduce the sensation ofpain. Objective: this research aims to identify the effect of breastfeeding on pain during Hb-0 immunization.Method: this study employed a quantitative research approach with a quasi-experimental design (Posttest Only Control Group Design). The population comprised all newborns up to 7 days old, with a sample size of 34 respondents. The research was conducted in the Totomulyo Primary Health Care, West Tulang Bawang Regency, from February to June. Pain levels were measured using the Neonatal Infant Pain Scale (NIPS). Data analysis involved univariate and bivariate analysis (t-test).Conclusion: the research results revealed that the mean value in the intervention group was 2.53, categorized as mild pain, whereas in the control group, the mean score was 5.65, categorized as intense pain. The t-test yielded a value (p value = 0.000 < 0.05), indicating the influence of breastfeeding on pain during immunization. Based on the above data analysis, it can be concluded that there is an effect of breastfeeding on infants in relation to the pain scale during Hb-0 immunization. This research is expected to provide an alternative measure to address the pain experienced by infants during immunization. Suggestion: It is recommended that healthcare providers educate parents about the option of breastfeeding during the HB0 immunization as an alternative method to alleviate pain responses in infants. Keywords: Pain, Hb-0 Immunization, Breastfeeding, Infants