Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Sains dan Aplikasi Keilmuan Teknik Industri

Evaluasi Permasalahan Kekuatan Splicing Benang pada Mesin Winding PT INS dengan Metode Seven Tools Khairunnisa, Hasna; Triwidiyanto, Fahri; Aribowo, Irham
Jurnal Sains dan Aplikasi Keilmuan Teknik Industri (SAKTI) Vol. 3 No. 2 (2023): December 2023
Publisher : Teknik Industri Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/jtiumc.v3i2.77

Abstract

Yarn manufacturing engineering stands as one of the initial phases in the textile industry and holds considerable significance in determining subsequent process qualities. PT INS specializes in producing ring spun yarn, wherein the final stage integrates an automatic yarn quality control mechanism within the winding machine. When the sensor identifies any yarn irregularity, an automatic cutting process initiates. Additionally, the winding machine incorporates a yarn splicing procedure to reconnect separated yarn ends or join yarn during cop changes. Any flaw in this splicing process can lead to a weak yarn splice, evident in the diminished Retained Spliced Strength (RSS), which in turn impacts subsequent weaving and knitting processes. PT INS encountered a yarn splicing issue, evidenced by consistently low RSS values from each spindle on its winding machines. An analysis was conducted employing various tools, including Control Charts, Fishbone Diagrams, Check Sheets, and Pareto Diagrams, to pinpoint the problematic spindle and identify the root cause of the splicing problem. Subsequently, improvement measures were proposed based on the analysis of each contributing factor. These steps aim not only to enhance the splicing process within the winding machine but also to elevate overall yarn quality. Through this approach, PT INS aims to rectify the splicing discrepancies, ultimately ensuring a more robust splicing process within the winding machine and elevating the overall yarn quality.
Pengembangan Benang Berkelanjutan Berbasis Serat Nanas dengan Teknik Pemintalan Open-End Rotor Khairunnisa, Hasna; Rusman, Fahmi Fawzy; Aribowo, Irham; Yulianto, Bambang; Mahmudi, Rahmad Ali
Jurnal Sains dan Aplikasi Keilmuan Teknik Industri (SAKTI) Vol. 5 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : Teknik Industri Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahan baku benang yakni serat dapat berasal dari berbagai macam jenis serat, baik serat alam maupun serat buatan. Tekstil berkelanjutan merupakan isu yang terus mendorong untuk pencarian sumber serat alternatif dari alam yang lebih ramah lingkungan dan mendukung sirkularitas. Pineapple Leaf Fibre (PALF) atau serat nanas merupakan salah satu potensi bahan baku yang dapat dikembangkan. Penelitian ini ingin mengembangkan dan mengkaji kemampuan dan kualitas benang yang dihasilkan dari serat nanas yang dikombinasikan dengan serat alam lainnya yaitu serat cotton. Mesin open-end spinning digunakan untuk memproduksi benang campuran serat nanas dan cotton dengan mempertimbangkan berbagai keunggulan dan fleksibilitas mesin tersebut. Studi dilakukan berdasarkan desain eksperimen yang mempertimbangkan 2 parameter utama yakni Nomor Benang (Ne) serta komposisi serat nanas dan cotton, juga dilakukan perbandingan dari 2 sumber serat nanas yang berbeda. Produksi dilakukan pada mesin drawing finisher dan breaker untuk menghasilkan sliver campuran berdasarkan komposisi yang ditentukan, kemudian benang diproduksi pada mesin open-end dengan 8 kombinasi eksperimen. Benang yang telah diproduksi kemudian melewati pengujian parameter kualitas yakni nomor benang, ketidakrataan benang, serta tenacity. Pengujian kualitas membuktikan bahwa serat nanas yang dikombinasikan dengan serat cotton dapat diproduksi menjadi benang dengan kualitas yang sesuai. Namun, uji statistik menunjukkan belum terdapat bukti kuat bahwa faktor material, komposisi dan nomor benang berpengaruh signifikan terhadap kualitas benang campuran serat nanas dan cotton. Variasi komposisi campuran cenderung berkemungkinan untuk mempengaruhi ketidakrataan dan tenacity daripada variasi nomor benang, sedangkan faktor material dan komposisi lebih berpengaruh ke ketidakrataan benang. Lebih jauh, faktor komposisi dan nomor benang lebih berpengaruh ke tenacity.