Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis Kandungan Logam Berat (Pb) dan (Cd) Terhadap Lamun (Enhalus Acoroides) Sebagai Bioindikator Di Perairan Tanjung Lanjut Kota Tanjungpinang Pratiwi, Asih Resti; Willian, Nancy; Pratomo, Arief
Jurnal Zarah Vol 2 No 1 (2014): Jurnal Zarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.603 KB)

Abstract

Biota Laut, termasuk tanaman lamun dapat digunakan sebagai bioindikator dalam penentuan kualitas air di perairan.Lamun  Enhalus acoroides merupakan tumbuhan yang banyak ditemukan di perairan Tanjung Lanjut dan mampu mengakumlasi  bahan pencemar dalam hal ini logam berat Pb ( timbal) dan Cd ( cadmium). Aktivitas manusia  seperti kegiatan transportasi laut, limbah perkotaan dan domestic serta sisa tailing pertambangan bauksit dapat menyumbang bahan pencermar ke badan perairan yang mengakibatkan penurunan kualitas air serta merusak ekosistim laut. Penelitian ini bertujuan : 1)untuk menganalisis dan mengetahui kandungan logam berat Pb dan Cd pada Lamun Enhalus acoroides yang terdapat pada bagian akar, batang (rhizoma), dan daun.   2)Mengetahui kandungan logam berat dalam air laut. Penelitian dilakukan dengan mengambil 3 titik stasiun sampel yaitu Stasiun 1 terletak pada 00◦56’12’’ LU dan 104◦28’13’’ BT terletak di daerah muara dan jalur lalu lintas kapal-kapal serta tongkang yang membawa bauksit, Stasiun 2 terletak pada 00◦56’48’’ LU dan 104◦28’32’’ BT terletak sekitar kurang lebih 5 m dari aktivitas pertambangan bauksit dan pemukiman warga, Stasiun 3 terletak pada 00◦56’52’’ LU dan 104◦28’49’’ BT kondisi pada titik Stasiun ini dekat dengan aktivitas industri galangan kapal dengan jarak sekitar kurang lebih 12 m. Tanaman Lamun dibagi 3 bagian yaitu bagian akar, batang dan daun. Jumlah keseluruhan dari 3 stasiun adalah 9 lamun dan 27 sampel. Selain sampel lamun, sampel air laut juga dianalisis untuk melengkapi data kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan rata-rata logam berat Pb pada lamun  berkisar antara 0,1088 mg/L - 0,1915 mg/L  dan logam berat Cd pada lamun berkisar antara 0,3907 mg/L – 0,4536 mg/L, sedangkan untuk air laut kandungan rata-rata untuk Pb berkisar antara 0,0274 mg/L - 0,0486 mg/L dan Cd yaitu 0,0926 mg/L - 0,1289 mg/L. Pada bagian tumbuhan lamun penyerapan logam berat Pb dan Cd tertinggi terdapat pada akar. Kandungan ini telah melewati ambang batas baku mutu yaitu 0,008 mg/L untuk logam Pb dan 0,001 mg/L untuk logam Cd. Hasil analisis pada Lamun Enhalus acoroides dapat digunakan sebagai bioindikator untuk menggambarkan kondisi perairan Tanjung Lanjut yang tercemar oleh logam berat
VARIABILITAS SPASIAL SUHU PERMUKAAN LAUT PULAU BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PADA EMPAT MUSIM BERBEDA Zulfikar, Zulfikar; Jaya, Yales Veva; Pratomo, Arief; Putra, Risandi Dwirama; Suhana, Mario Putra
Dinamika Maritim Vol 6 No 2 (2018): Dinamika Maritim, Vol. 6 No. 2, February 2018
Publisher : Coastal and Marine Resources Research Center, Raja Ali Haji Maritime University, Tanjungpinang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.76 KB)

Abstract

Informasi suhu permukaan laut (SPL) dalam bidang perikanan memiliki peran yang sangat penting. Data SPL ECMWF sangat baik untuk melihat perubahan SPL secara berkala. Selain berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme dan perkembangan suatu organisme suhu permukaan laut (SPL) merupakan faktor penting yang mempengaruhi dinamika iklim global. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memetakan sebaran suhu permukaan laut di perairan Pulau Bintan. Metode penelitian ini menggunakan analisis suhu permukaan laut secara temporal berdasarkan fluktuasi SPL bulanan dan musiman dalam bentuk grafik deret waktu, dan analisis spasial berdasarkan visualisasi  peta sebaran rata-rata SPL musiman. Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi temporal SPL  tahun 2015-2016 di perairan Pulau Bintan cenderung mengalami peningkatan. Variabilitas nilai SPL di perairan Pulau Bintan dipengaruhi oleh musim, SPL pada musim timur dan musim peralihan barat-timur cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan SPL pada musim barat dan musim peralihan timur-barat. Sebaran spasial SPL di perairan dekat pesisir cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan SPL di perairan jauh pesisir atau lepas pantai. Secara spasial, perairan dekat pesisir memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan perairan lepas pantai. Suhu permukaan laut di perairan Pulau Bintan juga cenderung mengalami fluktuasi berdasarkan musim. Pada musim peralihan barat-timur dan musim peralihan timur rata-rata suhu permukaan laut cenderung lebih tinggi dan sebaliknya pada musim barat dan musim peralihan timur-Barat rata-rata suhu permukaan laut cenderung mengalami penurunan.
Analisis Kandungan Logam Berat (Pb) dan (Cd) Terhadap Lamun (Enhalus Acoroides) Sebagai Bioindikator Di Perairan Tanjung Lanjut Kota Tanjungpinang Pratiwi, Asih Resti; Willian, Nancy; Pratomo, Arief
Jurnal Zarah Vol 2 No 1 (2014): Jurnal Zarah
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.603 KB) | DOI: 10.31629/zarah.v2i1.23

Abstract

VARIABILITAS SPASIAL SUHU PERMUKAAN LAUT PULAU BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PADA EMPAT MUSIM BERBEDA Zulfikar, Zulfikar; Jaya, Yales Veva; Pratomo, Arief; Putra, Risandi Dwirama; Suhana, Mario Putra
Dinamika Maritim Vol 6 No 2 (2018): Dinamika Maritim, Vol. 6 No. 2, February 2018
Publisher : Pusat Penelitian Sumberdaya Pesisir dan Laut, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Informasi suhu permukaan laut (SPL) dalam bidang perikanan memiliki peran yang sangat penting. Data SPL ECMWF sangat baik untuk melihat perubahan SPL secara berkala. Selain berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme dan perkembangan suatu organisme suhu permukaan laut (SPL) merupakan faktor penting yang mempengaruhi dinamika iklim global. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memetakan sebaran suhu permukaan laut di perairan Pulau Bintan. Metode penelitian ini menggunakan analisis suhu permukaan laut secara temporal berdasarkan fluktuasi SPL bulanan dan musiman dalam bentuk grafik deret waktu, dan analisis spasial berdasarkan visualisasi peta sebaran rata-rata SPL musiman. Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi temporal SPL tahun 2015-2016 di perairan Pulau Bintan cenderung mengalami peningkatan. Variabilitas nilai SPL di perairan Pulau Bintan dipengaruhi oleh musim, SPL pada musim timur dan musim peralihan barat-timur cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan SPL pada musim barat dan musim peralihan timur-barat. Sebaran spasial SPL di perairan dekat pesisir cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan SPL di perairan jauh pesisir atau lepas pantai. Secara spasial, perairan dekat pesisir memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan perairan lepas pantai. Suhu permukaan laut di perairan Pulau Bintan juga cenderung mengalami fluktuasi berdasarkan musim. Pada musim peralihan barat-timur dan musim peralihan timur rata-rata suhu permukaan laut cenderung lebih tinggi dan sebaliknya pada musim barat dan musim peralihan timur-Barat rata-rata suhu permukaan laut cenderung mengalami penurunan.
KEANEKARAGAMAN KOMUNITAS Strombus spp. DAN PARAMETER KUALITAS AIR DI PERAIRAN PENGUDANG BINTAN Salsabila Putri; Roseani Baiti Rohmah; Vera Febri Devita; Fanny Dwi Safitri; Mohd. Nabil Samrota; Dana Kurniawan; Suci Novri Ardyanti; Shika Meylani Putri; Muhammad Fitrah Ramadhan; Indra Kelana; Eagie Murshalas; Rika Anggraini; Arief Pratomo; Falmi Yandri
BIOCHEPHY: Journal of Science Education Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : MO.RI Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52562/biochephy.v4i1.1194

Abstract

Kepulauan Riau adalah salah satu provinsi yang terdiri dari berbagai pulau, diantaranya seperti Pulau Dompak dan Pulau Bintan. Sumber daya hayati laut di Pulau Bintan memiliki fungsi yang sangat penting (Irawan et. al. 2020). Banyaknya aktivitas masyarakat di sekitar pesisir akan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan dan menyebabkan rendahnya populasi organisme yang berada didalamnya, salah satu diantaranya organisme tersebut adalah Strombus spp. Salah satu jenis dari organisme Strombus spp. adalah siput gonggong. Keberadaan dari siput gonggong ini bisa menggambarkan kondisi kualitas lingkungan karena siput gonggong ini hidup menetap dikawasan pasang surut. Pengamatan ini bertujuan untuk menentukan indeks ekologi dan membandingkan status kualitas lingkungan dengan standar baku mutu bagi biota. Pengukuran parameter insitu di lapangan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan di setiap titik, setelah itu dilakukan pengambilan sampel air untuk analisis total suspended solid (TSS) yang digunakan dalam pengambilan data Strombus spp. pada perairan tidak tercemar dan perairan tercemar adalah metode line transek. Pada perairan pengudang untuk nilai keseragaman Strombus spp didapatkan nilai sebesar 0.7 dengan kategori tinggi karena mendekati angka 1 berdasarkan nilai kriteria E, karena setiap jenis atau komunitas tersebut stabil. Pada perairan pengudang untuk nilai dominansi Strombus spp. didapatkan nilai sebesar 0.3 dengan kategori rendah, karena setiap jenis seragam dan rata. Parameter fisika dan kimia perairan berdasarkan PP RI No. 22 Tahun 2021, pH pada 2 stasiun tersebut termasuk optimum karena masih dalam ambang batas baku mutu. Jika pH terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mempengaruhi ketahanan hidup Strombus spp.
Perbandingan Kepadatan Dan Variasi Pola Cangkang Populasi Makrozoobentos Clithon oualaniense Antara Perairan Pengudang Dan Dompak Di Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau Dia, Susi Sulian; Agustian, Hamdan; Jeriyan, Jeriyan; Raziman, M.; Nengsih, Rahayu Agustiana; Safitri, Raja; Aldiyansah, Rindi; Nurbaiti, Siti; Azzulfa, Syarifah; Jeleandra, T. Muhammad; Januarni, Wisa; Ramadhani, Widya Ayu; Pratomo, Arief; Yandri, Falmi; Anggraini, Rika
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 6, No 2 (2024): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlik.v6i2.9840

Abstract

Penelitian ini menelaah keanekaragaman hayati makrozoobentos, khususnya spesies Clithon oualaniensis di 2 lokasi berbeda: kawasan air jernih di Desa Pengudang dan kawasan air keruh di Pantai Dompak, Tanjungpinang. Berdasarkan metode Random Sampling dan transek kuadran, ditemukan bahwa Clithon oualaniense mendominasi kedua lokasi, meskipun dengan variasi pola cangkang yang berbeda. Di Pantai Pengudang, ditemukan sembilan variasi pola cangkang, sedangkan di Pantai Dompak ditemukan enam variasi. Variasi yang paling dominan di kedua lokasi adalah pola Axial , sedangkan Narrow spiral merupakan pola yang paling langka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan seperti jenis substrat dan salinitas mempengaruhi distribusi dan variasi Clithon oualaniense. Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana kepadatan dan keanekaragaman hayati berdasarkan pola variasi cangkang yang dapat digunakan untuk memprediksi perubahan lingkungan dan interaksi antar spesies dalam suatu ekosistem.
Environmental DNA Metabarcoding Reveals the Eukaryotes Diversity in Marine Protected Area of Lombok Island, Indonesia Pratomo, Arief; Bengen, Dietriech Geoffrey; Zamani, Neviaty Putri; Madduppa, Hawis
Journal Omni-Akuatika Vol 18, No 2 (2022): Omni-Akuatika November
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2022.18.2.1009

Abstract

Biodiversity assessment surveys are necessary for establishing conservation areas. However, such surveys are typically expensive, primarily if they cover a large area and take a long time. The survey difficulty increases when applied to cryptic, sparse, and fast-moving organisms. In addition, it requires expertise in taxonomic-biota classification. The breakthrough environmental DNA (eDNA) metabarcoding technique promises to overcome all the hurdles of assessing the potential for marine biodiversity in a non-invasive, rapid, extensive, and more effective way. We evaluated the ability of the eDNA survey to reveal the potential diversity and character of marine eukaryotes in the Lombok Island Marine Protected Area. A sampling of seawater and sediment eDNA in pore size fractions of 0.4-12 ?m and >12 ?m was carried out in the Core Zone, Non-Core Zone, and Non-Conservation Area, in east, north, and west Lombok, respectively. The detection and classification of eukaryotes using bioinformatics analysis were accomplished following extraction, amplification, and DNA sequencing. We identified 20,478 unique sequences of potential species classified in five kingdoms to 654 marine eukaryotes families. The comparison results show differences in community structure between locations, as well as differences in diversity between media and factions. The eDNA survey can assess marine biodiversity at a macro level and has implications for management in conservation areas.Keywords: Biodiversity, Marine eukaryotes, environmental DNA, the Primary V9-SSU 18S rRNA gene