Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

OPTIMASI KONSENTRASI PELARUT DAN WAKTU EKSTRAKSI PEKTIN KULIT JERUK MANIS (CITRUS SINENSIS) DENGAN METODE MASERASI Putri, Widya Dwi Rukmi; Nasution, Anggi Triwardiningsih; Tiffani, Margaretha Hanna; Wardana, Aditya
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 22, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.936 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2021.022.01.5

Abstract

  ABSTRAKLimbah kulit jeruk dapat dimanfaatkan menjadi pektin dengan cara diekstrak. Pektin banyak digunakan pada industri pangan, salah satunya stabilizer. Penelitian bertujuan mengeta­hui konsentrasi pelarut dan lama waktu yang optimum pada proses ekstraksi untuk mendapat­kan rendemen, total pektin, dan tingkat kecerahan yang terbaik. Rancangan penelitian meng­gunakan Response Surface Methodology dengan Central Composite Design melalui software Design Expert 7.1.5. Kombinasi faktor perlakuan yaitu, konsentrasi asam oksalat (%) dan lama waktu ekstraksi (menit). Hasil penelitian menunjukkan nilai optimum konsentrasi pelarut asam oksalat sebesar 0,22% dengan lama waktu ekstraksi 90 menit 16 detik, menghasilkan 16,78% rendemen; 10,59% total pektin; dan 63,56 (L) tingkat kecerahan pektin. Kemudian, dilakukan karakterisasi pektin optimasi dengan hasil untuk kadar air 9,87%, berat ekivalen 901,60; kadar metoksil 5,59%; kadar asam galakturonat 51,45%; dan derajat esterifikasi 61,69%. Pektin yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar International Pectin Producers Association (IPPA), kecuali pada berat ekivalen. Pektin hasil optimasi termasuk pektin metoksil rendah.Kata kunci : Ekstraksi; Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis); Pektin; Response Surface Methodology  ABSTRACTOrange peels waste can be utilized by extracting the pectin. Pectin used by food industry as stabi­lizer. This research aims to determine the optimum solvent concentration and duration in the extraction process to get the best yield, total pectin, and brightness level of pectin. Design of this study uses Response Surface Methodology with Central Composite Design through Design Expert 7.1.5 software. Combination of factors used are oxalic acid solvent concentration (%) and extraction duration (minutes). Results of opti­mum concentration of oxalic acid solvent used for extraction is 0.22% and optimum time of extraction is 90 minutes 16 seconds, resulting 16.78% for yield; 10.59% for total pectin; and 63.56 (L) for brightness level of pectin. The characterization of the optimized pectin are as follows : water content of 9,87%; equivalent weight of 901.60; methoxyl content of 5.59%; galacturonic acid level of 51.45%; and esterification content of 61.69%. The result of characterizations pectin fitted accordance with the International Pectin Producers Association (IPPA) standard, except for equivalent weight. Optimized pectin classified as low methoxyl pectin type. Keywords : Extraction; Sweet peel orange (Citrus sinensis); Pectin; Response Surface Methodology
Potensi Polisakarida (Selulosa, Lignin, Pektin) Sebagai Bahan Baku Alternatif Bio-Based Surfaktan Polimerik Margaretha Hanna Tiffany; Andi Marlisa Bossa Samang; Syahmidarni Al Islamiyah
Jurnal Informasi, Sains dan Teknologi Vol. 6 No. 1 (2023): Juni: Jurnal Informasi Sains dan Teknologi
Publisher : Politeknik Negeri FakFak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/isaintek.v6i1.62

Abstract

Penggunaan surfaktan polimerik berbasis polisakarida memberikan solusi dalam memanfaatkan sumber daya alam terbarukan dan berkelanjutan sebagai penyusun bagian hidrofilik maupun hidrofobik pada molekul surfaktan. Ulasan ini bertujuan untuk membahas mengenai potensi polisakarida (selulosa, lignin, dan pektin) sebagai bahan baku dalam sintesis surfaktan polimerik untuk aplikasinya di berbagai sistem emulsi dan dispersi pada produk pangan, agrokimia, tekstil, farmasi, perawatan diri dan rumah tangga (personal care and household), serta pertambangan minyak bumi. Pembahasan mencakup mengenai metode kimiawi dan fisik yang dapat digunakan dalam memodifikasi polisakarida secara hidrofobik dan hidrofilik untuk mengubah karakteristiknya menjadi agen aktif permukaan (surfaktan). Hal ini dapat dicapai dengan memperkenalkan substituen yang hidrofobik (senyawa non-polar) maupun hidrofilik (senyawa polar) ke dalam gugus fungsional  dari polisakarida (gugus hidroksil alifatik dan gugus fenolik). Surfaktan merupakan molekul yang mempunyai gugus polar dan non-polar. Surfaktan dapat terakumulasi pada permukaan cairan atau antarmuka di antara dua fase yang berbeda (polar dan non-polar) dengan peran dalam menurunkan tegangan permukaan dan antarmuka. Modifikasi hidrofobik pada selulosa dan pektin secara kimiawi dilakukan menggunakan metode esterifikasi, transesterifikasi dan amidasi. Modifikasi hidrofilik lignin secara kimiawi menggunakan metode alkilasi, sulfonasi, oksidasi, fenolasi, serta aminasi. Sedangkan modifikasi hidrofilik lignin dan modifikasi hidrofobik pektin secara fisik dilakukan menggunakan metode iradiasi sinar UV. Adapun modifikasi hidrofobik selulosa secara fisik menggunakan metode iradiasi plasma dingin.  
Ulasan Ilmiah : Potensi Pektin Dari Kulit Jeruk Sebagai Emulsifier Melalui Modifikasi Hidrofobik Pektin Margaretha Hanna Tiffany; Andi Marlisa Bossa Samang; Indrastuti Indrastuti; Syahmidarni Al Islamiyah
Jurnal Teknologi dan Mutu Pangan Vol 1 No 2 (2023): JTMP: Jurnal Teknologi dan Mutu Pangan
Publisher : Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2775.009 KB) | DOI: 10.30812/jtmp.v1i2.2542

Abstract

Orange peel contains pectin. Pectin is a water-soluble (hydrophilic) polysaccharide compound containing hydroxyl groups. In general, pectin can be used as and emulsifier and can reduces the interfacial tension in water-fat mixture because it has both hydrophilic and hydrophobic sides. However, the emulsion produced by native pectin has low stability, so it needs to be modified. The purpose of this study was to determine the effect of pectin hydrophobic modification on improving the properties of pectin. Hydrophobic modification of pectin using amidation technique which reacts the methoxyl groups in pectin with alkylamine compounds (N-octylamine, N-dodecylamine, and N-octadecylamine) is known to remove the hydrophilic properties of pectin and produce amidated pectin. The results of literature study showed an increase in the affinity of hydrophobic molecules for amidated pectin. In addition, the pectin indicator amidated has the ability to act as an emulsifier in oil and water emulsion systems, which can be proven from the acquisition of interfacial tension values and emulsifying activity. There was a decrease in interfacial tension and an increase in emulsification activity in the modified pectin compared to its native form. This leads to the conclusion that the hydrophobic modification of orange peel can be used as an emulsifier capable of maintaining emulsion system stability. It is hoped that the findings of this review will serve as a resource for readers to conduct additional research as well as a source of information about the hydrophobic pectin modification process.
Analisis Aktor yang Berperan dalam Pengembangan Industri Gula Merah Lontar Di Kabupaten Jeneponto Syahmidarni Al Islamiyah; Margaretha Hanna Tiffany; Indrastuti Indrastuti; Nur Fitriyanti Bulotio
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 3 No 1 (2023): Mei
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jasathp.v3i1.911

Abstract

Industri gula merah lontar di Kabupaten Jeneponto adalah industri kecil milik masyarakat yang dikelola secara mandiri. Industri ini memiliki kekuatan utama dalam ketersediaan dan kemudahan bahan baku. Berdasarkan evaluasi Internal-Eksternal (IE), posisi industri ini berada pada titik koordinat positif yaitu kuadran I yang menandakan situasi industri pengolahan gula merah lontar sangat menguntungkan untuk digunakan dalam pengembangan ke depan. Upaya pengembangan industri ini perlu kontribusi dari berbagai aktor. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis aktor yang berperan dalam pengembangan industri gula merah di Kabupaten Jeneponto berdasarkan kriteria penilaian ketersediaan bahan baku, keterampilan pengolah/Sumber Daya Manusia, aspek pemasaran, kemampuan teknologi pengolahan, dan kebijakan pemerintah daerah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data melalui studi pustaka dari buku referensi dan penelitian yang mendukung, wawancara, dan pengisian kusioner. Analisis data menggunakan Analisis Hierarki Proses (AHP). Hasil penelitian menunjukkan aktor yang berperan dalam pengembangan industri gula merah di Jeneponto berdasarkan kriteria penilaian dan derajat kepentinngannya adalah pengolah (0,617), pemerintah (0,209), lembaga mitra (0,102), dan lembaga keuangan (0,073). Kesimpulan penelitian ini yaitu aktor utama dengan derajat kepentingan tertinggi adalah pengolah (0,617).
Pemanfaatan Produk Samping Pengolahan Minyak Kelapa Mandar (Blondo) di Desa Galung Lombok Al Islamiyah, Syahmidarni; Tiffany, Margaretha Hanna; Indrastuti, Indrastuti
Jurnal Ilmiah Pangabdhi Vol 9, No 2: Oktober 2023
Publisher : LPPM Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/pangabdhi.v9i2.19857

Abstract

Blondo is a by-product of coconut oil processing that has not been optimally utilized among the community. The problem faced is that the residents of Galung Lombok Village do not have the knowledge and skills to use blondo. This community service aims to share knowledge as well as equip the ability to use blondo into blondo flour and its application in making cookies. Methods in this activity include material presentation and training. The results obtained in this service activity include: 1) blondo, a by-product of coconut oil processing, mandar is used in processed products, 2) participants have knowledge and skills in making blondo flour and applying it in making cookies. The conclusion of this activity is that people who participated in this service activity gained knowledge and skills to use blondo into blondo flour and cookies.  The recommendation for this activity to be carried out continuously is the implementation of special assistance from the government to develop it into an economic activity for the people of Galung Lombok Village.
Enkapsulasi Senyawa Lipid Bioaktif Menggunakan Nanoteknologi: Ulasan Ilmiah Tiffany, Margaretha Hanna; Bossa Samang, Andi Marlisa; Islamiyah, Syahmidarni Al
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 3 No 2 (2023): November
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jasathp.v3i2.1234

Abstract

Lipid bioaktif merupakan nutrisi – nutrisi penting dalam makanan yang berkontribusi terhadap kesehatan manusia. Namun, penggunaan senyawa lipid bioaktif dalam formulasi produk pangan fungsional memiliki keterbatasan, yakni kelarutannya dalam air dan stabilitas yang rendah selama pemrosesan, penyimpanan, serta ketika berada dalam saluran pencernaan sehingga dapat mengurangi bioavailabilitasnya. Enkapsulasi berbasis nanoteknologi mampu mengatasi keterbatasan tersebut dengan cara memfasilitasi penanganan, stabilitas, serta bioavailabilitas lipid bioaktif. Oleh karena itu, ulasan ilmiah ini bertujuan untuk membahas tentang kemajuan terbaru dalam proses enkapsulasi senyawa lipid bioaktif berbasis nanoteknologi. Teknologi nano untuk enkapsulasi lipid bioaktif yang akan dibahas adalah nanoemulsi dan nanostructured lipid carrier. Nanoemulsi adalah emulsi yang memiliki rata-rata ukuran droplet sekitar 20-500 nm. Nanostructured lipid carrier adalah sistem pembawa berbasis lipid yang menggunakan matriks berupa lipid padat dan lipid cair yang distabilkan dengan penambahan surfaktan, sehingga menghasilkan rata-rata ukuran droplet sekitar 10-500 nm. Pembentukan nanoemulsi dan nanostructured lipid carrier dapat diformulasikan dengan menerapkan teknik homogenisasi tekanan tinggi yang akan menghasilkan ukuran droplet yang kecil (skala nanometer) dan memiliki kemudahan dalam pengoperasian alat pada skala industri.
Karakteristik Sensori Tepung Jewawut dengan Perendaman Anti-browning Agent Islamiyah, Syahmidarni Al; Samang, Andi Marlisa Bossa; Nurhafnita, Nurhafnita; Tiffany, Margaretha Hanna
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 4 No 1 (2024): Mei
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jasathp.v4i1.1455

Abstract

The purpose of this study was to determine the sensory properties of jewawut flour by soaking citric acid as an anti-browning agent. The study was an experimental study using a two-factorial Complete Randomized Design three repeats. The variables of the study were concentration (A) consisting of 1.5% (A1), 2% (A2), 2.5% (A3) and soaking duration (B), and soaking duration (B) consisting of 30 minutes (B1), 45 minutes (B2), and 60 minutes (B3). Data collection through observation and measurement of sensory parameters including color, aroma, and texture using the hedonic method. The results showed that the sensory properties of jewawut flour with citric acid soaking both color, texture, and aroma were favored by the panelists, which were on a scale of 4 (likes). The color of the white jewawut flour is slightly yellowish, the texture is very soft (mesh size 60), and the distinctive aroma that remains smelled. The addition of citric acid as an inhibitor of the browning reaction has an effect by producing a brighter flour color as the concentration increases (1.5-2.5%), the texture also gets softer. However, in terms of aroma, the addition of citric acid with a high concentration will affect the aroma of flour to sour.
Studi Lama Fermentasi Terhadap Karakteristik VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Metode Enzimatis dan Pancingan Tiffany, Margaretha Hanna; Aldy, Aldy
Journal Of Agritech Science (JASc) Vol 8 No 2 (2024): Journal Of Agritech Science (JASc) - November
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jasc.v8i2.1400

Abstract

Proses pengolahan VCO dapat dilakukan dengan berbagai cara baik secara tradisional, fermentasi, enzimatis, pancingan maupun pemasakan. Tetapi dari beberapa metode ini masih memiliki kekurangan contohnya di metode pemasakan yang di mana ini bisa menghasilkan VCO yang kekuningan akibat oksidasi selama proses perebusan. Pembuatan VCO dengan menggunakan metode enzimatis dari enzim buah nanas dan pembuatan VCO metode pancingan dengan menggunakan variasi waktu fermentasi diharapkan dapat memperoleh VCO yang berkualitas baik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi terhadap karakteristik VCO menggunakan metode enzimatis dan pancingan. Kemudian dianalisis baik dari perhitungan rendemen, uji kadar air, dan uji organoleptik. Penelitian ini menggunakan konsentrasi enzimatis sebesar 15% dan 20% dan variasi lama fermentasi ( 16, 20 dan 24 jam) pada krim santan dan konsentrasi pancingan 15% 20% dan variasi lama fermentasi (16, 20 dan 24 jam). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian dan Kehutanan. Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Sulawesi Barat, waktu Penelitian 2 bulan Terhitung dari 10 Juni 2024 – 01 Agustus 2024.
Pendampingan Pengembangan Komoditas Lokal Pertanian Virgin Coconut Oil (VCO) Di Desa Katumbangan, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat Margaretha Hanna Tiffany; Dwi Ratna Sari; Fitri Fitri; Andi Marlisa Bossa Samang
MALAQBIQ Vol. 2 No. 2 (2023): Malaqbiq: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46870/jam.v2i2.650

Abstract

Desa Katumbangan terletak di Kabupaten Polewali Mandard Provinsi Sulawesi Barat merupakan daerah penghasil kelapa, sehingga sangat potensial untuk mengembangkan minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai olahan produk inovatif dari kelapa. VCO memilliki banyak manfaat untuk kesehatan dan memiliki harga jual lebih tinggi dari kopra maupun minyak kelapa biasanya. Persoalan yang sedang dihadapi oleh warga Desa Katumbangan adalah ketiadaan inovasi dalam mengembangkan produk olahan kelapa. Oleh karena itu, pengolahan kelapa menjadi VCO merupakan peluang dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan dari segi kesehatan dan ekonomi. Melalui kegiatan pendampingan yang dilakukan, warga desa diberikan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah kelapa menjadi VCO.  Pada akhir kegiatan, peserta kegiatan pengabdian telah mampu membuat VCO secara mandiri. Masyarakat dan perangkat desa sangat antusias dan berinisiatif menjadikan VCO menjadi salah satu produk unggulan selain kopra.
Empowering the Community Through Training in the Production of Flavored Banana Chips as a Strategy for Product Diversification in Bonde Village, Pamboang District, Majene Regency: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Pembuatan Keripik Pisang Aneka Rasa Sebagai Upaya Diversifikasi Produk Olahan Pisang di Desa Bonde Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene Tiffany, Margaretha Hanna; Fathanah, Nurul; Samang, Andi Marlisa Bossa; Syah, Ikrar Taruna
Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kaa Mieera Vol. 3 No. 2 (2025): Oktober: Jurnal Inovasi Dan Pengabdian Kaa Mieera (JIPKAM)
Publisher : Politeknik Negeri Fakfak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60000/jipkam.v3i1.19

Abstract

This community service activity was carried out in Bonde Village, Pamboang District, Majene Regency, to empower the local community through training in the production of flavored banana chips as a strategy for product diversification based on local potential. Bonde Village has several leading agricultural commodities, one of which is bananas. However, the utilization of bananas is still limited to fresh consumption or direct sale at relatively low economic value. The activity consisted of three stages: preparation, training, and evaluation. During the training phase, participants received material on the objectives of product diversification, followed by hands-on practice in making banana chips with chocolate and balado flavor variants. Evaluation was conducted using pre-test and post-test methods to assess the improvement in participants’ understanding. The results showed a significant increase in participants' understanding of the diversification process and banana chip production (85% and 95%, respectively), as well as an increased interest in developing the product as a business opportunity (75%). This activity is expected to serve as an initial step in developing local potential and enhancing the economic self-reliance of the village community.