Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, dan Cu) PADA SEDIMEN KAWASAN MANGROVE DAN NONMANGROVE DI MUARA SUNGAI MUSANG DAN PERAIRAN SEKITARNYA KECAMATAN ALUH-ALUH KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Salsabila, Anggi Marista; Nursalam, Nursalam; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/mcsij.v8i2.15071

Abstract

Logam berat adalah kelompok unsur logam yang memiliki massa jenis lebih dari 5 gr/cm3 yang pada jumlah tertentu dapat berubah menjadi racun bagi lingkungan. Cemaran logam berat adalah masalah yang penting untuk ditangani karena dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem dan lingkungan secara keseluruhan. Sedimentasi terbentuk ketika logam berat yang ada di perairan turun dan mengendap di dasar perairan. Desa Sungai Musang merupakan salah satu desa di Kecamatan Aluh-Aluh yang kegiatan domestik hariannya terjadi di dekat atau di atas badan air dapat membahayakan ekosistem perairan karena masukkan zat pencemar. Lokasi penelitian berada pada kawasan mangrove dan nonmangrove di muara Sungai Musang dan perairan sekitarnya Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi logam berat (Pb, Cd, dan Cu) yang ditemukan pada sedimen . Untuk mengetahui berapa banyak logam berat yang ada pada sedimen, digunakan metode AAS (Atom Absorpsi Spectrometer) . Hasil pengujian konsentrasi kandungan logam berat kandungan logam berat Cd pada sedimen di semua stasiun bernilai <0,002 mg/kg. Konsentrasi kandungan Cu berkisar 1,486 – 2,578 mg/kg. Konsentrasi kandungan logam Pb senilai 0,13 – 0,608 mg/kg.
PEMODELAN PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN MODUL GENCADE DI PANTAI SUNGAI DUA LAUT KABUPATEN TANAH BUMBU Siswoyo, Ersa; Baharuddin, Baharuddin; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v2i1.11689

Abstract

Perubahan garis pantai disebabkan pergerakkan gelombang yang dibangkitkan angin secara terus menerus dari suatu tempat ke tempat lain, mengikis tanah kemudian mengendapkannya. Secara geografis pantai Sungai Dua Laut terletak di posisi membujur dari arah barat daya ke arah timur dan menghadap ke arah tenggara, memiliki jenis perairan terbuka yang menghadap langsung dengan Laut Jawa. Pantai Sungai Dua Laut memiliki tipe pantai berpasir dan kelerengan yang landai. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menggunakan metode penginderaan jauh dan numeris serta matematis untuk mengetahui perubahan garis pantai dan model pola perubahan garis pantai menggunakan citra Quickbird dan modul GenCade di Pantai Sungai Dua Laut. Hasil analisis overlay citra tahun 2015 dan 2019 garis pantai yang mengalami abrasi sepanjang 1,682 km dengan luas -3,025 ha tersedimentasi sepanjang 1,528 km dengan luas 3,033 ha, sehingga diperoleh selisih sedimentasi sebesar 0,015 ha. Perubahan garis pantai model menunjukkan sedimentasi sepanjang garis pantai dan abrasi pada wilayah muara sungai. Hal ini berkaitan dengan adanya pengaruh masukan pengaruh gelombang dari arah selatan dan barat daya yang menyebabkan transpor sedimen bergerak ke arah timur Pantai Sungai Dua Laut.
PEMETAAN GARIS PANTAI PESISIR TABANIO KABUPATEN TANAH LAUT MENGGUNAKAN WAHANA UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV) Hadaita, Ana; Baharuddin, Baharuddin; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v6i1.11805

Abstract

Pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, garis pantai dibagi atas dasar kondisi pasang surut air laut, yakni garis pantai pasang tertinggi (HAT), tinggi muka air laut rata-rata (MSL) dan surut terendah (LAT). Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanah Laut tahun 2017 – 2036, kawasan Pesisir Tabanio termasuk dalam kawasan rawan bencana abrasi/gelombang pasang. Ketersediaan data posisi garis pantai dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan pengelolaan dan pemanfaatan di kawasan ini. Penelitian ini bertujuan adalah untuk memetakan posisi garis pantai Tabanio pada saat HAT, MSL dan LAT menggunakan wahana Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai muka air laut pesisir Tabanio pada saat MSL sebesar 132,59 cm, untuk HAT sebesar 242,17 cm atau 109,58 cm terhadap MSL, sedangkan nilai LAT sebesar 23 cm atau -109,58 cm terhadap MSL. Posisi garis pantai di wilayah Utara penelitian antara pada saat HAT dengan MSL rata-rata sebesar 15 – 35 meter, namun posisi garis pantai pada saat LAT cenderung jauh dengan selisih jarak 100 – 400 meter dengan posisi garis pantai MSL. Adapun posisi garis pantai di wilayah Selatan (wisata pantai) memiliki selisih jarak antara pada saat HAT dengan MSL sejauh 10 – 30 meter, sedangkan perbedaan selisih jarak antara garis pantai pada saat MSL dan LAT yakni sebesar 20 – 180 meter.
ANALISIS KETELITIAN PEMETAAN BATIMETRI MENGGUNAKAN SISTEM PENENTUAN POSISI BERBASIS SATELIT DENGAN METODE ABSOLUT DAN DIFERENSIAL (STUDI KASUS: PERAIRAN TELUK JAKARTA) Nasution, Muhammad Gani Ihsan; Dewi, Ira Puspita; Baharuddin, Baharuddin
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/mcsij.v8i1.15065

Abstract

Model batimetri merupakan representasi visual yang menyajikan informasi tentang kedalaman perairan beserta kondisi fisik dan struktur dasar laut (seabed), salah satunya dapat digunakan untuk kepentingan pemanatauan sedimentasi. Salah satu permasalahan utama di Perairan Teluk Jakarta adalah laju sedimentasi tinggi akibat transfer massa sedimen dari hulu, yang juga ditambah oleh aktivitas reklamasi di pesisir utara Jakarta (Aprilia dan Pratomo, 2017). Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini salah satunya dengan memantau perubahan kedalaman secara time series melalui pemetaan batimetri dengan alat berketelitian tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat ketelitian instrumen fishfinder SBES dalam aplikasi pemetaan batimetri. Berdasarkan hasil penelitian diketahui tingkat akurasi pengukuran posisi horizontal instrumen fishfinder yang diukur menggunakan metode absolut adalah 2,153 m terhadap pengukuran diferensial RTK-GPS. Ketelitian vertikal hasil bacaan alat yang sama sebesar 0,094 m dengan nilai komparasi terhadap bacaan standard SBES adalah 0,17 m. Hasil pengujian menunjukkan pemanfaatan alat fishfinder SBES untuk aplikasi pemetaan batimetri dapat dilaksanakan pada ketentuan survei orde 1 untuk penentuan posisi horizontal dan survei orde khusus untuk pengukuran kedalaman.
Pemetaan Karakteristik Pasang Surut Dan Batimetri Di Selat Semau Provinsi Nusa Tenggara Timur Adiyatno, Satria; Rifa'i, Miuhammad Ahsin; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v1i1.3307

Abstract

Batimetri didefinisikan sebagai pengukuran dan pemetaan topografi dasar laut. Pemetaan batimetri menggunakan echosounder perlu adanya koreksi terhadap pasang surut. Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya permukaan air laut pada periode tertentu. Pengamatan pasang surut bertujuan untuk menentukan bidang acuan kedalaman serta koreksi dari hasil pemeruman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasang surut dan kondisi batimetri dengan referensi MHHWS, MSL dan MLLWS di Selat Semau. Metode yang digunakan adalah analisis pasang surut dengan metode Admiralty, beda tinggi, kedalaman dan kelerengan. Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis data, tipe pasang surut di Selat Semau termasuk tipe campuran condong keharian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal) dengan nilai bilangan Formzahl (F) sebesar 0,39. Hasil peta batimetri diperoleh pada referensi MHHWS, MSL dan MLLWS. Perbandingan pada tiga posisi tersebut dibedakan pada tinggi muka airnya, dengan selisih nilai antar posisi sebesar 1,13 m. Hasil klasifikasi lereng diperoleh total luasan wilayah sebesar 2603,472 ha. Klas Rata/hampir datar (0 – 2 %) seluas 2169,546 ha. Klas landai (2 – 6 %) seluas 334,796 ha. Klas Miring (6 – 13 %) seluas 41,797 ha. Klas curam menengah (13 – 25 %) seluas 16,844 ha. Klas curam ( 25 – 55 %) seluas 28,978 ha dan klas sangat curam (> 55 %) seluas 11,511 ha.
ANALISIS MODEL DISTRIBUSI TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) PADA LAHAN REKLAMASI DI TANJUNG KEMUNING, KABUPATEN KOTABARU Hanggar Benny, Bimantara Phara Mahaesta; Dewi, Ira Puspita; Baharuddin, Baharuddin
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v7i1.11819

Abstract

Tanjung Kemuning merupakan lokasi berada di utara Pulau Laut, dimana kondisi perairan wilayah ini dipengaruhi oleh dua selat yaitu Selat Laut/barat dan Selat Makassar/timur, pada perairan Kotabaru terdapat banyak sungai sehingga sumber masuknya TSS ke laut cukup besar, namuan di Tanjung Kemuning terdapat aktivitas reklamasi yang sedang berlangsung sehingga menjadi sumber lain masuknya TSS ke perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola arus dan distribusi TSS pada lahan reklamasi menggunakan pendekatan model dengan software Mike 21 Flow Model FM. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola arus bergerak ke arah barat/Selat Laut menuju pasang dengan kecepatan 0,09 m/s dan ke arah timur/Selat Makassar menuju surut dengan kecepatan 0,15 m/s. Perubahan pola arus berdampak pada perubahan pola distribusi TSS, konsentrasi TSS pada area reklamasi 84 – 92 mg/l atau 0,084 – 0,092 kg/m3. Pada area reklamasi sumber TSS terbagi menjadi tiga sesuai dengan lokasi dumping material reklamasi, pola sebaran TSS pada titik dumping 1 TSS terdistribusi ke arah barat daya sedangkan pada lokasi dumping 2 dan 3 terdistribusi ke arah timur laut. Hal tersebut disebabkan perbedaan waktu dumping material sehingga pola arus antar lokasi dumping berbeda-beda.
ANALISIS KUALITAS AIR SECARA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE INDEKS PENCEMARAN DI PERAIRAN TAKISUNG KABUPATEN TANAH LAUT Annisa, Rima; Dewi, Ira Puspita; Baharuddin, Baharuddin
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v5i2.11801

Abstract

Perairan Takisung masih mendapat pengaruh dari Sungai Barito serta Sungai Takisung dan Sungai Angsau yang bermuara langsung ke perairan tersebut. Berbagai aktivitas terdapat di pesisir maupun perairan Takisung seperti pemukiman, wisata pantai, alur pelayaran, dan industri rumahan. Tingginya intensitas aktivitas tersebut mempengaruhi kualitas perairan Takisung. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara spasial mengenai kualitas perairan Takisung baik secara fisika, kimia dan biologi. Pengukuran dan pengambilan data sampling dilakukan dengan metode purposive sampling, baik secara insitu maupun eksitu. Metode pengukuran kualitas air di Indonesia mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, sedangkan penentuan status mutu perairan dan tingkat pencemaran di Indonesia sudah diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Perairan Takisung untuk parameter fisika tergolong d.alam kondisi baik hingga tercemar ringan. Parameter kimia tergolong dalam kondisi tercemar ringan hingga tercemar sedang, sedangkan parameter biologi tergolong dalam kondisi baik.
PERBANDINGAN PEMODELAN GELOMBANG MENGGUNAKAN MODUL SPECTRAL WAVES DENGAN CMS-WAVE DI WILAYAH PANTAI BALIKPAPAN DAN SEKITARNYA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Kristiawan, Karlitos Yohanes; Dewi, Ira Puspita; Baharuddin, Baharuddin
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v5i1.11791

Abstract

Pantai Balikpapan dan sekitarnya terdiri dari dua orientasi pantai yakni wilayah pantai timur merupakan daerah semi-tertutup dan pantai selatan termasuk daerah terbuka yang memiliki kondisi batimetri yang bervariasi sehingga transformasi gelombang yang terjadi memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pola transformasi gelombang telah dilakukan dengan berbagai metode dan pendekatan model. Setiap kajian pemodelan gelombang laut menunjukkan pola refraksi gelombang pada tipe pantai yang berbeda dimana gelombang mengalami perubahan arah dan tinggi karena di pengaruhi kedalaman yang berbeda. Dari hasil simulasi transformasi gelombang menggunakan modul Spectral Wave dan CMS-Wave dari arah tenggara, barat daya, timur dan selatan terlihat adanya perbedaan output yang di hasilkan yakni modul spectral wave memiliki tinggi gelombang yang berubah sebelum dipengaruh kedalaman yang lebih dangkal akan tetapi perubahan sudut arah gelombang yang dihasilkan sesuai  dengan sudut orientasi pantai sedangkan hasil dari CMS-Wave memiliki perubahan tinggi gelombang setelah dipengaruhi kontur kedalaman yang lebih dangkal kemudian perubahan sudut arah gelombang yang mengalami refraksi memiliki perubahan sudut yang tidak terlalu besar untuk mengikuti sudut orientasi pantai yang dituju
ANALISIS KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA KOLOM PERMUKAAN AIR DI PERAIRAN PESISIR TAKISUNG KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN Ali, M; Tony, Frans; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v7i1.11824

Abstract

Mikroplastik adalah potongan plastik yang sangat kecil dan dapat mencemari lingkungan. Meskipun ada berbagai pendapat mengenai ukurannya, mikroplastik didefinisikan memiliki diameter yang kurang dari 5 mm. Penelitian ini bertujuan unuk menganalisis kelimpahan mikroplastik pada kolom permukaan air di perairan pesisir Takisung. Perairan pesisir Takisung memiliki nilai kelimpahan mikroplastik sebesar 7100 partikel/m3 yang menunjukan bahwa perairan ini sudah tercemar oleh adanya mikroplastik, didominasi mikroplastik jenis line dengan total kelimpahan 5100 partikel/m3, kemuadian film dengan total kelimpahan 1400 partikel/m3, dan yang paling rendah fragment dengan total kelimpahan 600 partikel/m3.
Pengaruh Bangunan Pantai terhadap Pola Transformasi Gelombang di Pantai Ujung Pandaran Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah Simanjuntak, Sera Mentari; Baharuddin, Baharuddin; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v4i1.11782

Abstract

Pantai Ujung Pandaran Kabupaten Kotawaringin Timur  merupakan pantai yang relatif terbuka karena berhadapan langsung dengan Laut Jawa. Hal tersebut menyebabkan terjadinya gelombang yang terjadi sangat intens. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak dari gelombang yaitu dengan dibangunnya breakwater dan Karung Geotekstil Memanjang (KGM). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh bangunan pantai  terhadap pola transformasi gelombang dengan arah angin yang dapat membangkitkan gelombang yaitu arah selatan, tenggara dan timur  saat pasang tertinggi dan surut terendah. Software yang digunakan dalam memodelkan pola transformasi gelombang di Pantai Ujung Pandaran adalah SMS (Surface Modelling System) 11.2 modul Coastal Modelling System Wave (CMSWave). Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, pengaruh breakwater terhadap tinggi gelombang mampu mengurangi sebesar 1,929 m sedangkan daerah KGM berada pada kedalaman 3 – 4 m saat pasang tertinggi. Sementara itu, saat surut terendah daerah breakwater tidak mengalami perubahan karena posisi air tidak mencapai breakwater, sedangkan pada KGM tinggi gelombang mengalami pengurangan sebesar 0,79 m.Hal tersebut menunjukkan bahwa pada saat surut terendah KGM dapat mereduksi sebesar 54% tinggi gelombang.