Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

ANALISIS SEBARAN TINGKAT PENCEMARAN BERDASARKAN METODE INDEKS PENCEMARAN DI MUARA SUNGAI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Hayati, Norlaila; Baharuddin, Baharuddin; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v1i2.11677

Abstract

Penentuan tingkat pencemaran air dilakukan untuk melakukan pemantauan pencemaran kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran spasial status mutu air dan penentuan tingkat pencemaran di perairan muara Sungai Kapuas berdasarkan metode Indeks Pencemaran.  Penelitian ini pada dilaksanakan bulan Juli 2017, pengumpulan data berupa pengambilan sampel kualitas air fisika, kimia dan biologi dengan menggunakan metode Porposiv Sampling dari 13 lokasi sampling, masing-masing nilai parameter diklasifikasikan mengacu pada “Kepmen LH No 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota laut” sehingga terbentuk sebaran spasial status mutu air. Tahap berikutnya melakukan analisis data berupa pengisian data dan atribut dari masing-masing parameter dengan mengacu pada “Kepmen LH No 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air” sehingga menghasilkan tingkat pencemaran di perairan muara Sungai Kapuas.  Sebaran spasial parameter kualitas air yang memenuhi baku mutu diantaranya DO, BOD5, pH. Sedangkan tidak memenuhi baku mutu diantaranya yaitu Suhu, TSS,  Kecerahan, Salinitas, Fosfat dan Nitrat. Keadaan fitoplankton di lokasi penelitian mempunyai tingkat keanekaragaman sangat stabil, keseragaman sangat merata dengan kategori sangat baik.  Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Pencemaran disimpulkan bahwa kondisi perairan Muara Sungai Kapuas tergolong dalam kategori tercemar sedang.
STUDI KANDUNGAN BAHAN ORGANIK (NITROGEN, FOSPOR), MINERAL (MAGNESIUM) DAN HUBUNGANNYA DENGAN TEKSTUR SEDIMEN DI KAWASAN MANGROVE DESA PAGATAN BESAR KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN Anliany, Riska Dewi; Hamdani, Hamdani; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/mcsij.v8i1.15061

Abstract

Desa Pagatan Besar merupakan Desa yang terdapat di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Desa pagatan besar memiliki bentangan wilayah sebesar 32,114 Ha, tepi pantai berpasir seluas 15 Ha, kawasan rawa seluas 20 Ha. Terdapat bantaran sungai sebesar 5 Ha. Kondisi ini berpengaruh pada karakteristik substrat dan pola sebaran sedimen yang berdampak pada aktifitas serta keseimbangan ekosistem diperairan Desa Pagatan Besar.Penelitian ini bertujuan untuk melihat hungan antara unsur hara dan tekstur sedimen di Kawasan mangrove Desa Pagatan Besar.Metode penenutan stasiun pengambilan sampel sedimen dilakukan mengunakan purposive sampling method, Unsur hara di analisa dengan mengunakan metode AAS dan Kjeldahl sedangkan sedimen di analisa menggunakan metode pipet.  Tekstur sedimen di Kawasan Mangrove Desa Pagatan Besar terbagai atas 3 fraksi yaitu fraksi sand, silt, dan clay dengan dominasi fraksi clay dengan karakteristik tekstur Sandy Mud. Kandungan bahan organik pada ekosistem mangrove Desa Pagatan Besar dengan kategori Nitrogen berkisar antara 0,11 – 0,20. Fospor bekisar antara 57,16 – 71,46 mg/100g. Magnesium bekisar antara 0,08 – 0,25%. Hubungan antara fraksi sedimen dengan unsur hara pada sedimen Kawasan mangrove Desa Pagatan Besar berdasarkan analisa tingkat hubungan dengan taraf signifikasi 5% yaitu fraksi sand dan fosfor memiliki hubungan yang lebih besar dibanding unsur lain.Fraksi silt memiliki hubungan yang lebih besar dengan unsur hara fosfor, sedangkan untuk fraksi clay memiliki hubungan yang lebih besar dengan nitrogen dibandingkan dengan unsur hara lain.
KONDISI MANGROVE DI DESA BUNATI, KECAMATAN ANGSANA, KABUPATEN TANAH BUMBU, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fatimah, Siti; Nursalam, Nursalam; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v7i1.11825

Abstract

Mangrove merupakan tumbuhan yang tumbuh pada wilayah di sekitar perairan laut, sungai, payau, dan terestrial. Terjadinya penyusutan luas dan menurunnya kualitas perairan kawasan mangrove merupakan ancaman serius terhadap suatu kawasan yang masyarakatnya memiliki ketergantungan terhadap sumberdaya yang tersedia di kawasan mangrove. Desa Bunati merupakan desa yang berada di Kecamatan Angsana, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Desa Bunati merupakan desa di Kecamatan Angsana terletak di kawasan pesisir menghadap ke laut lepas sehingga perairan Bunati dapat dikatakan sebagai perairan terbuka. Adanya aktivitas industri tambang batubara dan pelabuhan khusus yang digunakan sebagai tempat bongkar muat hasil industri tambang batubara, yang mana keadaan tersebut sedikit banyak berpengaruh terhadap kondisi vegetasi di sekitar salah satunya yaitu mangrove. Berdasarkan kondisi Desa Bunati yang telah dijabarkan sebelumnya perlu dilakukan penelitian mengenai kondisi mangrove di Desa Bunati, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan data vegetasi mangrove yang diperoleh dengan menggunakan metode transek kuadrat. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis vegetasi mangrove yang terdiri dari kerapatan jenis dan relatif, frekuensi jenis dan relatif, dominansi jenis dan relatif, serta indeks nilai penting. Tingkat kerapatan mangrove di Desa Bunati pada St 1 yaitu 966,67 ind/ha, St 2 1266,67 ind/ha, dan St 3 633,33 ind/ha berdasarkan nilai tersebut mengacu pada KEPMEN LH No. 201 Tahun 2004 Tentang Kriteria Baku  dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove, kondisi mangrove di Desa Bunati tergolong dalam kategori rusak (jarang) dan baik (sedang).
STUDI EKOLOGI (Isis hippuris) DI PERAIRAN PULAU MARABATUAN KECAMATAN PULAU SEMBILAN KABUPATEN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN Sarman, Sarman; Dewi, Ira Puspita; Nursalam, Nursalam
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/mcsij.v8i1.15063

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ekologi Isis hippuris di perairan Pulau Marabatuan, Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Isis hippuris merupakan jenis karang Gorgonian yang dominan di perairan Indonesia bagian timur, terutama di Maluku dan Papua. Faktor lingkungan seperti kecerahan, sedimentasi, dan arus mempengaruhi morfologi karang gorgonian ini. Meskipun diakui sebagai jenis karang yang dilindungi, populasi dan ekologi Isis hippuris di perairan Pulau Marabatuan belum terdokumentasi dengan baik. Pemerintah telah menetapkan moratorium bambu laut sejak tahun 2014, dan KEPMEN-KP No. 8 Tahun 2020 menetapkan Isis spp. sebagai jenis karang yang dilindungi penuh. Penelitian ini menjadi penting karena Isis hippuris tidak hanya memiliki nilai ekologis sebagai komponen ekosistem, tetapi juga memiliki potensi sebagai bahan baku obat-obatan dan perhiasan. Dengan kondisi perairan yang jernih di Pulau Marabatuan, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman ekologi dan konservasi Isis hippuris di wilayah tersebut.
POLA DISTRIBUSI PARTIKEL SEDIMEN TERSUSPENSI MENGGUNAKAN CITRA SENTINEL 2 DAN MODEL MIKE 21 FLOW MODEL (FM) DI MUARA PERAIRAN SUNGAI BARITO PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Widyanata, Dimas; Dewi, Ira Puspita; Baharuddin, Baharuddin
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v7i1.11821

Abstract

Tingginya intensitas curah hujan pada musim hujan, akan menyebabkan volume limpasan dan debit yang tinggi. Volume limpasan yang tinggi menyebabkan terjadinya erosi di wilayah pembukaan lahan, hal ini dapat meningkatkan konsentrasi partikel sedimen tersuspensi. Debit yang tinggi akan mnyebabkan distribusi partikel sedimen tersuspensi semakin jauh ke arah laut. Rendahnya intensitas curah hujan pada musim kemarau akan menyebabkan volume limpasan dan debit yang lebih rendah. Kondisi ini akan membuat konsentrasinya menjadi lebih rendah dan hanya terdistribusi di wilayah muara karena didominasi pengaruh pasang surut. Sungai Barito merupakan sungai utama dari DAS Barito dengan total Panjang sekitar 900 km. Kondisi ini menyebabkan banyak bermuara sungai-sungai lainnya yang merupakan sub DAS Barito seperti Sungai Martapura, Sungai Kuin, Sungai Nagara dan Sungai Tapin. Sebagian besar DAS maupun sub DAS tersebut telah mengalami pembukaan lahan yang cukup intensif. Sungai Barito juga bermuara ke Laut Jawa sehingga memiliki jangkauan pengaruh pasang surut dan intrusi air laut sekitar 140 km dari muaranya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pola distribusi partikel sedimen tersuspensi berdasaran pengukuran langsung, citra Sentinel-2 dan model MIKE 21 FM pada akhir musim hujan bulan Maret 2021 dan musim kemarau bulan Juni 2021 di Muara Perairan Sungai Barito. Hasil penelitian terlihat bahwa pola distribusi berdasarkan pengukuran langsung, citra Sentinel-2 dan model Mike 21 FM, menunjukkan pola distribusi yang sama dengan kisaran masing-masing pendekatan yaitu 12 mg/l – 46 mg/l pada saat musim hujan dan 1 mg/l – 65 mg/l saat musim kemarau dengan pengukuran langsung, 30 mg/l – 170 mg/l pada saat musim hujan dan 5 mg/l – 50 mg/l saat musim kemarau menggunakan citra sentinel-2 dan 12 mg/l – 78 mg/l pada saat musim hujan dan 12 – 52 mg/l saat musim kemarau dengan pendekatan model. Musim hujan konsentrasinya akan tinggi dan terdistribusi jauh ke arah laut karena pengaruh tingginya debit dan curah hujan, sedangkan musim kemarau konsentrasinya lebih rendah dan hanya terdistribusi di muara karena pengaruh debit dan pasang surut yang sama-sama kuat.
ANALISIS TEKSTUR DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI KAPUAS KABUPATEN KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Mariam, Mariam; Dewi, Ira Puspita; Baharuddin, Baharuddin
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v1i2.11687

Abstract

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli 2017 di Perairan Muara Sungai Kapuas Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Muara Sungai Kapuas merupakan salah satu muara sungai yang mengalami sedimentasi yang cukup tinggi. Adanya proses fluvial (debit aliran Sungai Kapuas) dan proses marine (hidrodinamika Laut Jawa) sangat mempengaruhi tekstur dan sebaran sedimen secara spasial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tekstur dan sebaran sedimen di perairan muara Sungai Kapuas. Analisis tekstur dan sebaran sedimen dilakukan dengan metode megaskopis dan metode ayakan kering yang dihubungkan dengan kedalaman dari peta laut Pushidrosal Tahun 2015. Untuk mengetahui ukuran butir sedimen dan statistik sedimen meliputi D50, sortasi, skewness dan kurtosis dari jumlah 12 sampel sedimen dengan metode Purposive Sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa tekstur sedimen di perairan muara Sungai Kapuas medium sand, fine sand dan ukuran butir sedimen sand, slight gravelly sand, dan gravelly sand selain itu, kondisi kedalaman juga mempengaruhi tekstur dan sebaran sedimen. Sebaran D50 berkisar 0,142 – 0,566 mm, sortasi berkisar 1,35 – 3,18, skewness berkisar -0,55 – 0,65 dan kurtosis berkisar 0,59 – 2,89. Berdasarkan kisaran sebaran tersebut dan pengaruh kedalaman perairan maka sebaran dan tekstur sedimen di perairan ke arah muara Sungai Kapuas semakin kasar dan ke arah laut semakin halus
ANALISIS STATUS MUTU AIR DAN TINGKAT PENCEMAR DI PERAIRAN TELUK TAMIANG Jannah, Rusidatul; Dewi, Ira Puspita; Amri, Ulil
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v3i2.11769

Abstract

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2019 - Juli 2020 di perairan Teluk Tamiang desa Teluk Tamiang, Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar, Kabupaten Kotabaru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui baku mutu air berdasarkan KepMen LH 51 Tahun 2004 tentang baku mutu biota laut dan status mutu air berdasarkan KepMen 115 Tahun 2003 tentang pedoman penentu status mutu air. Metode yang digunakan adalah indeks pencemaran (IP) dengan membandingkan data hasil penelitian dengan standar baku mutu dan status mutu air. Hasil penelitian menunjukkan beberapa parameter tidak memenuihi standar kualitas air yaitu nitrat dan fosfat, sedangkan parameter yang tidak memenuhi baku mutu yaitu parameter suhu, TSS, salinitas, pH, DO, Amoniak dan minyak.  Adapun parameter biologi ditemukan 21 jenis yang terdiri dari kelas bacillariphyceae dan Dinoflagellata (Dinophyceae) dengan Keadaan struktur komunitas ekosistem tingkat keanekaragaman tidak stabil, indeks keseragaman sangat merata dengan kategori baik dan indeks dominansi sedang serta kondisi lingkungan cukup stabil. Berasarkan hasil perhitungan indeks pencemaran kondisi perairan Teluk Tamiang berada dalam katagori tercemar sedang hingga tercemar berat.
PEMODELAN BANJIR ROB DAN SUNGAI MENGGUNAKAN HECRAS DAN CITRA SENTINEL-1 DI WILAYAH PELAIHARI – TAKISUNG KABUPATEN TANAH LAUT Briantara, Toni Ocxa; Baharuddin, Baharuddin; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v5i2.11803

Abstract

Banjir yang melanda Kalimantan Selatan pada awal tahun 2021 merupakan banjir terbesar dalam kurun waktu 50 tahun terakhir dan melanda 11 kabupaten/kota. Salah satu wilayah yang terkena dampak cukup besar yakni DAS Tabanio. Sungai Tabanio merupakan sungai utama di DAS Tabanio yang memiliki potensi kejadian banjir Rob dan sungai dengan kategori tinggi dan sangat tinggi pada tanggal 9 – 14 Januari 2021. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi banjir Rob dan sungai dan menganalisis luas genangan banjir menggunakan HECRAS dan membandingkan dengan citra sentinel-1. Pendekatan model yang digunakan adalah Unsteady Flow Model secara 2D. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi banjir diantaranya adalah topografi, batimetri, pasang surut, curah hujan dan debit banjir. Sedangkan pada luas genangan, hasil model luasan banjir menggunakan HECRAS sebesar 13597,87 Ha dan citra Sentinel-1 sebesar 13314,24 Ha, terjadi perbedaan sebesar 283,63 Ha.
ANALISIS TRANSFORMASI GELOMBANG MENGGUNAKAN MODUL CMS WAVE DI PERAIRAN PULAU KARAJAAN KABUPATEN KOTABARU Kuncoro, Bonda Wahyu; Baharuddin, Baharuddin; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v2i2.11759

Abstract

Pulau Karajaan atau Pulau Kerayaan merupakan bagian dari gugusan pulau yang terletak di sisi tenggara Pulau Laut Kabupaten Kotabaru. Kondisi ini menjadikan gelombang dapat terbentuk dari semua arah. Gelombang yang merambat menuju tepi pantai akan mengalami proses transformasi. Bentuk pantai di Pulau Karajaan berupa tanjung dan teluk mengakibatkan perbedaan posisi dan transformasi di tiap sisi pulau. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk memodelkan transformasi gelombang menggunakan modul CMS Wave di Perairan Pulau Karajaan. Hasil analisis menunjukan bahwa gelombang dari tiap utara, barat dan timur cenderung sama sedangkan dari selatan mengalami proses transformasi yang cukup beragam. Proses konvergensi terjadi pada pantai dengan tipe tanjung seperti Tanjung Batu Laso dan divergensi pada pantai dengan tipe teluk seperti Teluk Soreang dan Teluk Bodi. Tinggi gelombang di wilayah Tanjung Batu laso yang tegak lurus dengan arah datang gelombang dari selatan berkisar antara 1 – 2 m, sedangkan gelombang yang mengalami refraksi memiliki ketinggian <1 m. Hal ini dikarenakan pengaruh kontur kedalaman yang menjadikan tinggi gelombang di berbagai wilayah menjadi berbeda.
VARIASI FASE PENYEBARAN KLOROFIL-A BERDASARKAN POLA PERGERAKAN ARUS DAN HUBUNGANYA TERHADAP TANGKAPAN YANG DIPEROLEH IKAN PELAGIS KECIL DI LAUT JAWA Setiawan, Bagus; Syahdan, Muhammad; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v7i2.11826

Abstract

Penelitian yang dilakukan di perairan Laut Jawa ini berlangsung selama periode Bulan Desember 2017 hingga Bulan Mei 2022 dengan tujuan untuk memahami hubungan antara pola pergerakan arus dan penyebaran klorofil-a kepada ikan pelagis kecil yang diperoleh. Penelitian tersebut menggunakan data klorofil-a dari citra satelit Aqua MODIS, data arus dari citra satelit Altimetri, dan data Tangkapan yang Diperoleh Ikan pelagis kecil dari Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Bajomulyo. Analisis korelasi menunjukkan bahwa klorofil-a memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap tangkapan ikan pelagis kecil, dengan variasi fase yang memengaruhi distribusi ikan pada perairan tersebut. Hasil penelitian memperlihatkan jika penyebaran klorofil-a di Laut Jawa mengalami perubahan fase. Fase barat memiliki konsentrasi tinggi klorofil-a, terutama di sepanjang pesisir Pulau Kalimantan dan Jawa, disebabkan oleh naiknya nutrien ke permukaan laut. Fase peralihan I juga menunjukkan fluktuasi konsentrasi klorofil-a, tetapi cenderung lebih rendah pada laut dalam. Fase timur mempunyai konsentrasi klorofil-a yang lebih sedikit daripada fase barat. Pada fase peralihan II, konsentrasi klorofil-a fluktuatif dan rendah, terutama di sekitar Pulau Kalimantan dan Laut Jawa. Pola pergerakan arus di Laut Jawa juga bervariasi sepanjang tahun. Fase barat ditandai dengan arus yang mengarah ke Laut Jawa dari Laut Natuna dengan kecepatan yang berubah-ubah. Fase peralihan I memiliki arus yang mengarah ke tenggara dengan konsentrasi klorofil-a yang stabil. Fase timur menghasilkan arus ke arah barat daya dan barat laut, mempengaruhi aliran arus di Laut Jawa. Di fase peralihan II, terjadi perubahan arah arus di sepanjang pesisir Pulau Kalimantan dan Laut Jawa. Klorofil-a di Laut Jawa memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap Tangkapan yang Diperoleh Ikan pelagis kecil. Klorofil-a yang tinggi kadang-kadang mendorong pertumbuhan makanan ikan, tetapi faktor lain seperti fase , lingkungan, dan dinamika perairan juga memengaruhi Tangkapan yang Diperoleh Ikan.