Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Tambusai

GAMBARAN JUMLAH EOSINOFIL PADA MENCIT ALERGI TERHADAP PEMBERIAN DAUN SUNGKAI (Peronema canescens) Nabila Nabila; Supri Hartini; I Gede Andika Sukarya
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 3 (2023): SEPTEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i3.18767

Abstract

Sel leukosit merupakan sistem imunitas dalam tubuh. Berdasarkan morfologi dan fungsinya leukosit dibedakan atas neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit dan monosit. Pengobatan tradisional dengan memanfaatkan potensi bahan alam yang memiliki beberapa keunggulan karena pengobatan secara tradisional dengan menggunakan tumbuhan dapat memperkecil efek samping yang ditimbulkan, salah satunya menggunakan daun sungkai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah sel eosinofil pada mencit alergi terhadap pemberian daun sungkai. J enis penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni dan rancangan desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah Pretest and Posstest-Only Control Design karena adanya kelompok dan randomisasi. Sampel yang digunakan adalah Mencit sebanyak 27 ekor yang diambil dari populasi sampel berumur 3 bulan dengan berat badan kisaran 25-30 gram dengan total keseluruhan 35 ekor yang diambil dengan teknik pengambilan simpel random sampling acak sederhana. Sampel diberi induksi ovalbumin yang kemudian akan di diterapi dengan daun sungkai. Data primer yang telah didapatkan di analisis secara univariat dan bivariat. Hasil yang didapatkan yaitu pada kelompok mencit kontrol didapatkan jumlah sel eosinofil normal dengan jumlah 100%, pada kelompok mencit alergi tidak di berikan olesan daun sungkai didapatkan peningkatan jumlah sel eosinofil dengan presentase 100% selanjutnya pada kelompok mencit alergi yang diberikan olesan daun sungkai diperoleh penurunan jumlah sel eosinofil namun tidak semua masuk kedalam rentang nilai normal yaitu sebesar 66,8% dan yang masuk kedalam rentang nilai normal sebesar 33,2%.
HUBUNGAN LAMA MENDERITA PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KADAR ALBUMIN DI PUSKESMAS SIDOMULYO KOTA SAMARINDA Syavamaruah, Dhaisyfa Azriel; Prihandono, Dwi Setiyo; Sukarya, I Gede Andika
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49420

Abstract

Diabetes mellitus yaitu penyakit disfungsi metabolik yang mencerminkan peningkatan gula dalam darah yang dapat menyebabkan penurunan kadar albumin akibat gangguan fungsi hormon insulin serta ketidakseimbangan asupan energi dan protein yang dibutuhkan tubuh. Diabetes melitus berpotensi menyebabkan kondisi hipoalbuminemia akibat pembatasan asupan kalori yang ditujukan untuk mengontrol kadar glukosa darah serta parameter metabolik terkait. Selain itu, asupan protein juga kerap dibatasi guna mengurangi risiko proteinuria dan komplikasi nefropati diabetik. Tujuan dari studi ini yaitu menganalisis hubungan durasi menderita diabetes melitus tipe 2 dengan kadar albumin. Kajian ini dilaksanakan dengan pendekatan studi observasional analitik dan desain cross-sectional yang melibatkan 40 responden, terdiri atas 20 penderita dengan durasi penyakit <5 tahun dan 20 penderita ≥5 tahun. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square. Hasil analisis menunjukkan penderita berjenis kelamin perempuan (38,47%) dan berusia 60–75 tahun (61,1%) lebih banyak mengalami hipoalbuminemia. Sebagian besar penderita dengan durasi <5 tahun memiliki kadar albumin normal (60%), sedangkan pada durasi ≥5 tahun, hipoalbuminemia ditemukan pada 55% responden. Secara statistik, tidak ditemukan hubungan signifikan antara durasi <5 tahun terhadap kadar albumin (p=0,209), namun terdapat hubungan signifikan pada durasi ≥5 tahun (p=0,043). Penelitian ini merekomendasikan penderita diabetes melitus untuk rutin memeriksa kadar albumin, menjaga pola makan, mengontrol gula darah, menerapkan gaya hidup sehat, dan mematuhi pengobatan guna mencegah komplikasi.