Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PERTUMBUHAN KEKUATAN AWAL BETON DENGAN VARIASI PERSENTASE GROUND GRANULATED BLAST FURNACE SLAG DAN FLY ASH Dj Ahmad, Rina Sukma Aulia; Ming Narto Wijaya; Lilya Susanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan populasi menjadi salah satu fenomena yang tak terhindarkan. Dengan meningkatnya penduduk maka meningkat pula permintaan infrastruktur yang menggunakan semen sebagai bahan penyusunnya. Akan tetapi penggunaan semen yang berlebihan berdampak buruk pada lingkungan. Oleh karena itu salah satu inovasi yang dapat digunakan yaitu menggantikan Sebagian semen dengan GGBFS (Ground Granulated Blast Furnace Slag) dan Fly Ash. Digunakan benda uji silinder dengan dimensi 15 cm x 30 cm. Penelitian ini membahas tentang pengaruh persentase GGBFS dan Fly Ash¸ dengan variasi persentase yang berbeda-beda yaitu GGBFS 0%, 20%, dan 50%, sedangkan variasi persentase Fly Ash yang digunakan yaitu 0%, 10%, dan 20%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, pengujian yang dilakukan pada hari ke-1, ke-3, dan ke-7 nilai kuat tekan beton secara umum akan cenderung naik. Akan tetapi pada umur 1 dan 3 kuat tekan beton secara konstan turun sehingga variasi paling baik didapatkan saat penggunaan GGBFS 0%. Sedangkan pada hari ke-7 nilai kuat tekan beton optimum didapat saat penggunaan GGBFS 0% sampai 20% dan akan turun saat penggunaan GGBFS 50%. Hasil ini mengindikasikan bahwa pengaruh GGBFS dapat dilihat pada umur pengujian terakhir karena GGBFS memperlambat proses pengikatan awal beton. Sedangkan kuat tekan dengan Fly Ash cenderung naik di variasi 10% dan turun saat Fly Ash 20%.
PENGARUH VARIASI PERSENTASE GROUND GRANULATED BLAST  FURNACE SLAG DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN BETON Nayaka Ulwan Dzaky; Ming Narto Wijaya; Lilya Susanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pesat di dunia kontruksi sejalan dengan kebutuhan semen yang meningkat. Akan tetapi peningkatan produksi semen dapat berpengaruh negatif terhadap lingkungan dikarenakan semen menghasilkan sekitar 2,5% emisi CO2 global. Oleh karena itu, diperlukan inovasi untuk mengurangi emisi ini dengan mengganti sebagian semen portland menjadi GGBFS. Pada penelitian ini dilakukan pembahasan mengenai pengaruh persentase GGBFS dan superplasticizer berdasarkan umur beton terhadap kuat tekan beton. Penelitian ini mengganti semen secara parsial dengan GGBFS dengan persentase 0%, 20%, dan 50% dari berat semen. Sedangkan superplasticizer yang digunakan dengan variasi penambahan (iya atau tidak). Penelitian inigmenggunakan benda uji silinder dengan dimensi 15 cm xg30 cm. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengujiangkuat tekan beton pada umur 28 dan 56 hari secara umum naik dan turun sampai dengan persentase GGBFS 20% dari berat semen. Pada umur 56 hari, secara umum kuat tekan beton masih mengalami kenaikan walupun tidak signifikan mengindikasikan bahwa material GGBFS semakin lama umurdbeton maka semakin naik juga nilai kuathtekan beton. Kekuatan tekan beton terbesar terjadi pada variasi GGBFS 20% umur 56 hari dengan penggunaan superplasticizer dengan nilai kuatgtekan yaitu 44,08 Mpa. Dapat disimpulkanmbahwa material GGBFS akan mempengaruhi nilai kuat tekan beton dengan umur yang lebih lama. Oleh karena itu, persentase GGBFS mempengaruhi nilai kuat tekan beton. Kata kunci : Ground Granulated Blast Furnace Slag, Superplasticizer, Kuat Tekan
PERTUMBUHAN KEKUATAN AWAL BETON DENGAN VARIASI PERSENTASE GROUND GRANULATED BLAST FURNACE SLAG DAN SUPERPLASTICIZER Trifania Elisabeth Sitorus; Ming Narto Wijaya; Lilya Susanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan semen sebagai bahan utama dalam produksi beton berkekuatan tinggi. Namun, produksi semen dalam jumlah besar menyumbang emisi gas CO₂ sebesar 5–8% yang dapat merusak lingkungan. Langkah yang dapat dilakukan untuk menekan emisi tersebut adalah dengan mengganti sebagian semen Portland dengan GGBFS. Penelitian ini akan menunjukkan pengaruh persentase GGBFS dan penambahan SP terhadap kekuatan tekan awal pada berbagai usia pengujian. Riset ini menggunakan tiga variasi penggunaan GGBFS yaitu 0%, 20%, dan 50% terhadap jumlah berat semen dan penggunaan SP 0% dan 1,1%. Sampel uji yang digunakan berbentuk silinder dengan ukuran 15 cm x 30, masing-masing sebanyak tiga spesimen untuk setiap variasi. Pengujian kuat tekan beton dilaksanakan pada usia 1 hari, 3 hari, dan 7 hari menggunakan alat uji tekan beton yaitu Compressive Strength Test. Hasil riset menunjukkan bahwa peningkatan kadar GGBFS menurunkan kuat tekan awal beton, namun kekuatan meningkat seiring bertambahnya umur beton. Penambahan SP sebesar 1,1% mampu meningkatkan kuat tekan awal secara signifikan pada seluruh variasi umur. Kombinasi terbaik diperoleh pada beton GGBFS 0% dan SP 1,1% pada umur 7 hari dengan kuat tekan mencapai 31,59 MPa. Kata kunci : Kuat Tekan Awal, Ground Granulated Blast Furnace Slag, Superplasticizer, Campuran Beton.
Pertumbuhan Kekuatan Awal Beton dengan Variasi Persentase Ground Granulated Blast Furnace Slag dan Merek Semen Wibiksana, Muhamad Panca Octavianda; Lilya Susanti; Ming Narto Wijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesatnya kebutuhan beton dengan kuat tekan awal tinggi untuk mempercepat konstruksi mendorong penggunaan material alternatif. Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) digunakan sebagai substitusi semen Portland untuk mengurangi eksploitasi alam, namun standarisasi dan komposisi optimalnya di Indonesia masih bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi persentase GGBFS dan merek semen terhadap kuat tekan awal beton. GGBFS dari PT Krakatau Semen Indonesia digunakan pada persentase 0%, 20%, dan 50% dari total berat semen, dikombinasikan dengan semen Gresik, Padang, dan Merdeka. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 1, 3, dan 7 hari dengan FAS 0,35. Hasil menunjukkan bahwa GGBFS cenderung menurunkan kuat tekan awal pada umur 1 hingga 3 hari karena reaksi hidrolis yang lebih lambat. Namun, pada umur 7 hari, GGBFS mulai meningkatkan kekuatan, terutama pada persentase 0% hingga 20%, tergantung merek semen. Semen Padang memberikan kuat tekan awal tertinggi pada umur 1 dan 3 hari, sedangkan semen Merdeka menunjukkan peningkatan signifikan pada umur 7 hari. Disimpulkan bahwa pemilihan persentase GGBFS dan merek semen sangat krusial untuk mencapai kuat tekan awal beton yang optimal.
Pengaruh Variasi Persentase Ground Granulated Blast Furnace Slag dan Fly Ash Terhadap Kuat Lentur Beton Muhammad Naufal Fakhria Daffa; Ming Narto Wijaya; Lilya Susanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi semen portland memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Menurut data dari International Energy Agency (IEA), industri semen berkontribusi sekitar 5-7% dari total emisi CO₂ global. Selain itu, proses produksi semen memerlukan konsumsi energi yang besar, umumnya diperoleh dari bahan bakar fosil, yang berkontribusi pada perubahan iklim global. Dampak negatif ini, ditambah dengan konsumsi bahan baku yang tinggi, menjadikan produksi semen sebagai salah satu tantangan besar dalam upaya pembangunan berkelanjutan. Maka dari itu, terdapat alternatif baru yaitu Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) dan fly ash sebagai bahan campuran beton untuk meminimalisir penggunaan semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan GGBFS dan fly ash pada campuran beton. Berdasarkan pengujian kuat lentur beton berdasarkan persentase GGBFS,  didapatkan bahwa pada umur 28 dan 56 hari secara umum naik pada persentase GGBFS 20% dan mengalami penurunan pada persentase GGBFS 50% dari berat semen, sedangkan pada pengujian kuat lentur beton berdasarkan fly ash, didapatkan bahwa pada umur 28 dan 56 hari secara umum mengalami peningkatan setelah ditambahkannya persentase fly ash sebesar 10% dari berat semen.
PENGARUH VARIASI PERSENTASE GROUND GRANULATED BLAST FURNACE SLAG DAN AKSELERATOR TERHADAP KUAT LENTUR BETON Dehan Raka Adinugraha; Lilya Susanti; Ming Narto Wijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pesat di dunia kontruksi sejalan dengan kebutuhan semen yang meningkat. Namun, peningkatan produksi semen berdampak negatif terhadap lingkungan karena kontribusinya terhadap sekitar 2,5% emisi CO2 secara global. Oleh karena itu, diperlukan inovasi untuk mengurangi emisi ini dengan mengganti sebagian semen portland menjadi GGBFS. Pada penelitian ini dilakukan pembahasan mengenai pengaruh persentase GGBFS dan akselerator berdasarkan umur beton terhadap kuat lentur beton. Pada penelitian ini dilakukan pembahasan mengenai pengaruh persentase GGBFS dan akselerator berdasarkan umur beton terhadap kuat lentur beton. Penelitian ini mengganti semen secara parsial dengan GGBFS dengan persentase 0%, 20%, dan 50% dari berat semen. Selain itu, akselerator digunakan dengan variasi pakai dan tidak pakai. Penelitian ini menggunakan benda uji silinder dengan dimensi 60 x 8 x10 cm. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengujian kuat lentur beton pada umur 28 dan 56 hari secara umum naik dan turun sampai dengan persentase GGBFS 20% dari berat semen. Pada umur 56 hari, secara umum kuat lentur beton masih mengalami kenaikan walupun tidak signifikan mengindikasikan bahwa material GGBFS semakin lama umur beton maka semakin naik juga nilai kuat lentur beton. Campuran beton pada umur 56 hari dengan 20% GGBFS dan menggunakan akselerator adalah campuran yang paling optimum, dengan nilai kuat lentur sebesar 4,95 MPa. Dapat disimpulkan bahwa material GGBFS akan mempengaruhi nilai kuat lentur beton dengan umur yang lebih lama. Oleh karena itu, persentase GGBFS mempengaruhi nilai kuat lentur beton. Kata kunci : Ground Granulated Blast Furnace Slag, Akselerator, Kuat Lentur