Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

UJI AKTIVITAS SENYAWA HASIL OKSIDASI KARIOFILENA DENGAN KMNO4 TERHADAP Candida albicans Hidayat, Umar; Sudarmin, Sudarmin; Siadi, Kusoro
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 1 No 2 (2012)
Publisher : Indonesian Journal of Chemical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penentuan Kadar Gula Reduksi dan Kadar Protein secara Spektrofotometri, serta Uji Organoleptik Produk Nata de Leri Hasil Optimalisasi Asam Asetat Glasial Umar Hidayat; Noralia Purwa Yunita
Jurnal Penelitian Inovatif Vol 2 No 2 (2022): JUPIN Agustus 2022
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jupin.76

Abstract

Air cucian beras termasuk salah satu limbah organik yang keberadaannya sangat melimpah dan mudah didapat. Namun hingga saat ini limbah rumah tangga, berupa air limbah cucian beras belum termanfaatkan, padahal air cucian beras memiliki kelebihan yaitu mengandung karbohidrat untuk sumber karbon, vitamin dan mineral yang cukup banyak. Selain itu, air cucian beras memiliki kandungan karbohidrat, protein, serta vitamin B yang terdapat pada pericarpus dan aleuron yang ikut terkikis. Besarnya kandungan karbohidrat dan zat-zat lain di dalam air cucian beras membuatnya berpotensi pada proses pembentukan selulosa untuk membentuk lembaran nata. Dengan demikian, perlu adanya diversifikasi pangan dari limbah air cucian beras (leri) menjadi produk yang bernilai guna dan ekonomis yaitu nata de leri. Penelitian ini bertujuan untuk mengeatahui pembuatan nata dari air cucian beras, penentuan kadar gula reduksi dan kadar protein serta organoleptik nata de leri. Tahapan penelitian meliputi pembuatan nata de leri, optimalisasi nata de leri dengan asam asetat glasial, uji gula reduksi, uji protein dan uji organoleptik nata hasil optimaliasi. Hasil penelitian diperoleh data bahwa nata yang terbentuk hanya yang tumbuh pada media dengan penambahan 21 mL asam asetat glasial sedangkan pada media penambahan 15 mL asam asetat glasial tidak terbentuk nata sama sekali. Kandungan gula reduksi dan protein pada Nata de Leri berturut-turut adalah 0,01047 mg/mL dan 0,1539 mg/mL. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan optimalitas produksi selulosa dari Acetobacter xylinum dan sifat fisiologi dalam pembentukan nata yaitu ketersediaan nutrisi dalam medium, sumber karbon, sumber nitrogen, serta derajat keasaman media, temperatur, dan udara (oksigen).
Effect of Sugar on Anthocyanins in Rosella Kombucha Drink Lusiana Cici Sabarani; Catur Retno Lestari; Umar Hidayat
Jurnal Riset Pangan dan Gizi Vol. 6 No. 2 (2024): JURNAL RISET PANGAN DAN GIZI (JR-PANZI)
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jr-panzi.v6i2.239

Abstract

Rosella kombucha is a fermented drink with a high antioxidant content and is known to be a solution that can neutralize free radicals and prevent oxidative stress. The ingredients in rosella kombucha drinks are anthocyanins, flavonoids, vitamin C, and polyphenols. Anthocyanin is a natural color pigment produced by plants. Anthocyanin is an antioxidant that is beneficial for the body. The fermentation process for the rosella kombucha drink was carried out for 14 days. This research aimed to determine the effect of sugar concentration on anthocyanin levels in rosella (Hibiscus sabdariffa L.) kombucha drinks. The method used in this research is quantitative experimental with a completely randomized research design (RAL) with 3 samples and 3 repetitions. The independent variable in this study is sugar concentration, while the dependent variable is anthocyanin content. The subject of this research is sugar concentration, with concentrations of 15%, 25%, and 35%. Anthocyanin levels were measured using a visible spectrophotometer using a wavelength of 700 nm. Data analysis used in this research used the Shapiro-Wilk test and the One Way ANOVA test. The results of the data analysis show that the highest average is found in the F3 sample at 38.743900 ppm. The results of data analysis using the One Way ANOVA test showed a p-value <0.05, which means it has a real influence. The lowest pH value was found in sample F3, namely 2. The low pH helped stabilize the anthocyanin levels in the Rosella kombucha drink. The results showed that the sugar concentration used to make rosella kombucha drinks in all samples had a significant influence on anthocyanin levels (p<0.05).
Uji Waktu Rehidrasi Nasi Instan Fungsional Ekstrak Kurkumin (Curcuma domestica Val.) Sebagai Pangan Fungsional Berbasis Pangan Lokal Umar Hidayat; Noralia Purwa Yunita; Agus Sudrajat
Jurnal Ilmu Kesehatan dan Gizi Vol. 1 No. 4 (2023): Oktober: Jurnal Imu Kesehatan dan Gizi
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jikg.v1i4.1631

Abstract

For the Indonesian people, rice is life. Rice is a staple food source for the majority of Indonesia's population. Based on the method of processing, several types of rice are known, including crushed rice, polished rice, milled rice, broken skin rice, head rice, instant rice, and parboiled rice. Rice quality includes market quality, physical quality, milled quality, cooking quality and nutritional quality. Until now, nutritional quality is still neglected. This is partly because the government is still focusing on efforts to increase rice production to meet the needs of the population. After rice self-sufficiency was achieved, driven by economic improvements and technological advances, the nutritional quality of rice began to receive attention. The success of economic development has brought consumers to a status that allows demands for higher quality rice to emerge.
Optimalisasi Pewarna Pangan Buah Carica (Carica pubescens) Melalui Teknologi Mikroenkapsulasi sebagai Sumber Antioksidan Alami Hidayat, Umar; Rarastiti, Chairunisa Nur; Kirani, Risna Dwi
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2024): June
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v8i1.1029

Abstract

Buah carica (C. pubescens) mengandung 65,12 mg vitamin C, 1771,1 ug vitamin A, 24 ppm Ca, 1,2 ppm Fe dan 0,0254 % fosfor dalam setiap 100 gram buah. Selain itu, juga mengandung senyawa antioksidan flavanoid, polifenol, tanin, dan triterpenoid yang berperan menjaga kesehatan tubuh terutama pasca pandemi Covid-19. Buah carica (C. pubescens) matang belum dimanfaatkan optimal, sehingga memungkinkan dikembangkan sebagai alternatif pewarna pangan yang memiliki manfaat gizi dan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan pemanfaatan buah carica (C. pubescens) sebagai pewarna pangan alami melalui teknologi mikroenkapsulasi, mengetahui kadar senyawa vitamin C, serta senyawa karotenoid dalam mikrokapsul buah carica (C. pubescens). Metode; Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3x2. Faktor perbandingan bahan enkapsulan terdiri dari 3 level dan faktor konsentrasi puree carica terdiri dari 2 level. Penelitian terbagi menjadi tiga tahap yaitu tahap preparasi sampel dan pembuatan puree carica, tahap pembuatan mikrokapsul carica, serta tahap analisis kadar vitamin C dan senyawa karotenoid mikrokapsul carica. Kadar vitamin C mikrokapsul sampel AB1 0,3030 mg; AB2 0,3913 mg; BB1 0,2199 mg; BB2 0,2999 mg; CB1 0,3540 mg; CB2 0,1697 mg. Kadar karotenoid total mikrokapsul per 100gram untuk sampel AB1 420,7 µg; AB2 447,6 µg; BB1 471,6 µg; BB2 585,2 µg; CB1 541,4 µg; CB2 552,8 µg. Hasil pembacaan SEM EDX menunjukkan bahwa terlihat bagian yang lebih gelap tersebar di seluruh bagian mikrokapsul. Perlu dipastikan sebaran tersebut adalah sebaran puree carica terlindung bahan enkapsulan atau sesuatu yang lain. Hasil SEM sampel AB2 dan BB2 menunjukkan gambaran persebaran yang jelas, sementara sampel CB2 tidak menunjukkan gambaran yang jelas. Metode enkapsulasi dapat digunakan untuk membuat produk mikrokapsul carica yang mengandung vitamin C dan senyawa karotenoid dalam kadar yang cukup sebagai sumber senyawa antioksidan. Namun, perlu evaluasi dalam metode mikroenkapsulasi untuk memperoleh hasil yang optimal.
PENCEGAHAN STUNTING PADA BALITA MELALUI PENINGKATAN PELAYANAN PADA POSYANDU Prasetyani, Henny; Trisetiyanto, Adi Nova; Hidayat, Umar
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 1 No. 6 (2023): Desember
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v1i6.223

Abstract

Stunting menjadi salah satu isu di bidang kesehatan yang perlu untuk di selesaikan. Hal ini yang mendasari untuk dilakukan upaya pencegahan stunting terutama di posyandu sebagai salah satu bentuk fasilitas kesehatan yang berada di lingkup desa. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini yaitu untuk peningkatan pelayanan posyandu terutama dalam upaya pencegahan stunting terutama dalam hal edukasi gizi. Tahapan pengabdian yang dilakukan yaitu pemaparan materi terkait stunting dan peningkatan pelayanan posyandu melalui edukasi gizi, lalu dilanjutkan dengan pendampingan praktek langsung para kader posyandu dan di akhir program yaitu evaluasi yaitu berupa monitoring dengan melihat peningkatan angka berkunjung di posyandu. Hasil dari pengabdian ini yaitu ada peningkatan pelayanan posyandu yang di tandai dengan angka berkunjung ke posyandu semakin meningkat dari sebelum pelatihan dan setelah pelatihan. Hal ini menjadi dasar bahwa pencegahan stunting dapat dilakukan di mulai dari angka partisipasi berkunjung ke posyandu sebagai salah bentuk fasilitas kesehatan yang berada di lingkup desa.
NORI IMITASI LEMBARAN BERBASIS EDIBEL FILM PROTEIN IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp.) SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL TINGGI PROTEIN UNTUK MENCEGAH STUNTING hidayat, umar; Nur Rarastiti, Chairunisa; Dwi Kirani, Risna
Jurnal Dunia Gizi Vol 7, No 1 (2024): Edisi Juni
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdg.v7i1.6381

Abstract

Pendahuluan; Sumber pangan perairan seperti ikan merupakan pangan kaya nilai gizi protein, vitamin, dan mineral. Ikan dengan kandungan vitamin dan mineral tinggi adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.). Ikan kembung segar memiliki kandungan gizi 76% air, 22 g protein, 1 g lemak, 20 mg kalsium, 200 mg fosfor, 1 g besi, 30 SI vitamin A, dan 0,05 mg vitamin B1. Ikan kembung dengan segala manfaat belum dioptimalkan dalam pengolahan, sehingga peneliti tertarik untuk memanfaatkan ikan kembung sebagai bahan baku nori. Nori secara umum digunakan sebagai penyedap makanan, makanan ringan, dan penghias makanan. Tujuan; Mengembangkan nori ikan kembung sebagai inovasi pangan fungsional tinggi protein untuk mencegah stunting. Bahan dan Metode; Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan berbagai variasi komposisi ikan kembung untuk mengetahui kadar protein, kadar lemak, kadar air, dan energi total nori ikan kembung.  Hasil; Hasil uji kadar protein sampel nori ikan kembung dari ketiga sampel nori yaitu sampel A 6,89%; B 6,56%; C 7,13% menurun dibandingkan kadar protein adonan sebesar 16,41%. Kadar lemak sampel nori ikan kembung menunjukkan hasil yaitu sampel A 6,59%; B 5,41%; C 5,18%, dan 13,55% pada adonan ikan kembung. Kadar lemak yang menurun dapat memperpanjang umur simpan nori ikan kembung sehingga sampel nori tidak cepat rusak. Kesimpulan; Produk nori ikan kembung mempunyai kadar protein sampel A 6,89%; B 6,56%; C 7,13% dan kadar lemak sebesar sampel A 6,59%; B 5,41%; C 5,18%, sehingga nori ikan kembung tidak hanya dapat dikonsumsi sebagai campuranlauk, tetapi juga dapat dikonsumsi sebagai kudapan. Kebiasaan makan kudapan nori ikan kembung diharapkan dapat meningkatkan frekuensi asupan protein pada anak diluar jam makan.
Hubungan Frekuensi Pembelian Makanan Online, Pengetahuan Gizi, dan Asupan Energi terhadap Status Gizi Remaja Siswa SMP Negeri 8 Kota Semarang Rarastiti, Chairunisa Nur; Hidayat, Umar
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2025): June
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v9i1.1939

Abstract

Remaja masih berada dalam fase proses pertumbuhan. Proses pertumbuhan akan berlangsung optimal dengan diimbangi gizi yang baik. Status gizi salah satunya dipengaruhi oleh asupan energi, dimana secara tidak langsung asupan energi dipengaruhi pengetahuan gizi dan preferensi terhadap makanan. Seiring perkembangan teknologi, akses makanan melalui aplikasi online sangat diminati masyarakat terutama remaja. Beragam makanan yang ditawarkan namun banyak pilihan makanan dengan kalori tinggi maupun rendah zat gizi. Penelitian ini bertujuan mengkaji keterkaitan antara intensitas pembelian makanan melalui platform online, tingkat pengetahuan mengenai gizi, serta konsumsi energi dengan status gizi pada kalangan remaja. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kuantitatif dan desain cross-sectional. Sebanyak 138 peserta yang terlibat merupakan siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 8 Kota Semarang. Pengambilan data variabel frekuensi pembelian makanan online dan pengetahuan gizi dilakukan menggunakan kuesioner. Asupan energi menggunakan formulir kuesioner frekuensi makanan semi kuantitatif. Data status gizi dilakukan dengan pengukuran berat dan tinggi badan. Hasil statistik menunjukkan frekuensi pembelian makanan online dan tingkat asupan energi memiliki hubungan bermakna terhadap status gizi remaja (p=0,000, r=0,491; p=0,000; r=0,818). Sedangkan pengetahuan gizi tidak berhubungan terhadap status gizi remaja (p=0,177; r=0,116). Remaja diharapkan dapat memerhatikan makanan yang dibeli melalui layanan online dan mengonsumsi makanan sesuai prinsip gizi seimbang. Perlu lebih digali mengenai penyebab lain dan pengaruhnya terhadap status gizi pada remaja seiring perkembangan zaman serta teknologi. Dengan demikian, remaja dapat memenuhi kebutuhan gizinya secara optimal agar sehat dan produktif.
Formulasi Mi Bebas Gluten dengan Bahan Dasar Tepung Umbi Bit (Beta Vulgaris L.) dan Tepung Bayam (Amaranthus Sp.) sebagai Sumber Zat Besi Eva Kurnia Sofiani; Umar Hidayat; Chairunisa Nur Rarastiti
Antigen : Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Gizi Vol. 3 No. 4 (2025): November: Antigen : Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Gizi
Publisher : LPPM STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/antigen.v3i4.858

Abstract

Iron deficiency is one of the main causes of anemia, especially in women of childbearing age who have higher iron requirements. Preventive efforts can be done through functional food innovations based on natural iron sources. Beetroot (Beta vulgaris L.) and red spinach (Amaranthus sp.) are known to contain iron in high amounts so they have the potential to be used as alternative raw materials in the manufacture of gluten-free noodles. This study aims to determine the effect of beetroot flour and red spinach flour formulations on the organoleptic properties (color, aroma, taste, and texture) and iron content of gluten-free noodle products. The study used an experimental method with a Completely Randomized Design (CRD) consisting of four treatments: F0 (control), F1 (50:50), F2 (75:25), and F3 (25:75). Iron content analysis was carried out using the Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) method, while the organoleptic test involved 25 untrained panelists who were women aged 15–24 years. The results showed that treatment F3 produced the highest iron content of 12.092 ± 1.658 mg/100 g, while F2 achieved the highest sensory acceptability. Nevertheless, formulation F3 was determined to be the best formulation due to its optimal iron content. This gluten-free noodle product based on beetroot and red spinach has the potential to be developed as a functional food to prevent iron deficiency anemia in women of childbearing age.
Analisis Kandungan Protein dan Karakteristik Organoleptik pada Flakes Ampas Tahu sebagai Alternatif Sarapan Sehat Risna Dwi Kirani; Umar Hidayat; Chairunnisa Nur Rarastiti
Antigen : Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Gizi Vol. 3 No. 4 (2025): November: Antigen : Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Gizi
Publisher : LPPM STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/antigen.v3i4.860

Abstract

This study aims to determine the effect of tofu pulp flour formulation with the addition of corn flour on protein content and organoleptic characteristics in flakes products. There were 6 treatments in this study with differences in the concentration of tofu pulp flour and corn flour of F0 = 0%: 100%, F1 = 50%: 50%, F2 = 55%: 45%, F3 = 60%: 40%, F4 = 65%: 53%, F5 = 70%: 30%. Protein levels were tested using the kjeldahl method, then the data were analyzed with  the One Way Analysis of Variance (ANOVA) parametric test. The analysis of hedonic organoleptic data used was Kruskall-Wallis with color, aorma, taste and texture parameters. The results of the study showed that the highest protein content was found in the F2 formulation with an average of 4.505%. Organoleptic tests showed that the F2 formulation had the highest level of preference in color, aroma, taste and texture parameters.