Articles
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Intention (Niat Perilaku) Masyarkat Untuk Berkunjung Ke Posbindu PTM dalam Rangka Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular di Kota Tasikmalaya
Imat Rochimat
Media Informasi Vol. 18 No. 1 (2022): MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (761.314 KB)
|
DOI: 10.37160/bmi.v18i1.6
Penyakit tidak menular atau disingkat PTM secara global merupakan penyebab kematian terbesar dan terus meningkat (WHO, 2018). Dalam upaya pengendalian PTM, salah satu kegiatannya di Indonesia adalah pos binaan terpadu bagi penyakit tidak menular, disingkat posbindu PTM (Schroders et al., 2017). Behavioral Intention atau niat berperilaku dapat diartikan sebagai sejauh mana perilaku yang direncanakan seseorang dilakukan atau tidak dilakukan (Venkatesh et al., 2008). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan tingkat pendidikan dengan intention (niat berperilaku masyarakat) untuk datang ke posbindu PTM dalam rangka pemeriksaan faktor resiko PTM. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah posbindu PTM Padasuka Puskesmas Indihiang Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dengan metode kuantitatif survey (Creswell, 2014). Populasi sebesar 692 orang. Pemilihan sampel dengan cara stratified random sampling total berjumlah 262 responden dan dibagi berdasarkan proporsi strata tingkat pendidikan. Hasil penelitian terdapat perbedaan significan intention masyarakat untuk berkunjung ke Posbindu PTM diantara ketiga tingkat pendidikan (p value 0.035). Analisis lebih lanjut menunjukan bahwa kelompok yang berbeda signifikan adalah tingkat pendidikan dasar dengan tingkat pendidikan menengah (p value 0.031).
Kebutuhan Self Management Bagi Penyandang Thalassemia
Dini Mariani;
Imat Rochimat
Media Informasi Vol. 19 No. 1 (2023): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (768.326 KB)
|
DOI: 10.37160/bmi.v19i1.194
Thalassemia adalah kelainan hemoglobin bawaan yang terjadi ketika sintesis hemoglobin normal kurang atau berkurang secara signifikan. Bagi penderita thalassemia, transfusi sel darah merah jangka panjang tetap menjadi terapi andalan, yang dapat menyebabkan kelebihan zat besi yang menyebabkan komplikasi parah dan kerusakan pada berbagai organ tubuh. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menggali kebutuhan self management bagi penyandang thalassemia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan desain fenomenologi, Sampel dalam penelitian ini dipilih secara purposif sampai ditemukan saturasi data. Dari hasil wawancara semi terstruktur terhadap enam penyandang Thalassemia dan tiga orang tua didapatkan tiga tema yaitu; kebutuhan informasi, dukungan masyarakat, dan dukungan instansi layanan kesehatan dan organisasi thalassemia. Kebutuhan informasi menghasilkan tiga kategori sebagai berikut; pengetahuan tentang thalassemia, dampak minum obat tidak teratur dan pengelolaan gejala. Dukungan masyarakat menghasilkan dua kategori yaitu: penerimaan masyarakat dan dukungan kepatuhan minum obat. Dukungan instansi layanan kesehatan dan organisasi thalassemia menghasilkan tiga kategori yaitu; ketersediaan darah dan obat, pentingnya peran dokter dan perawat dan kemudahan akses pembiayaan.
UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PELATIHAN PENGOLAHAN KERIPIK DAN TEH KULIT BUAH PISANG MAS SEBAGAI PANGAN KAYA ANTIOKSIDAN DI KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA
Rani Rubiyanti;
Imat Rochimat;
Nooryza Martihandini
Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2023): Januari
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1458.872 KB)
|
DOI: 10.37160/emass.v5i1.153
Tamansari Village is one of the villages in Tasikmalaya City that occupies the highest case of Covid as of 2020. In 2020, knowledge has been increased by counseling on how to use vitamin C properly and correctly as well as processed herbs to increase immunity. As a target area, the knowledge transfer process was continued with training on the processing of banana mas peels in the form of chips and tea which had previously been researched on antioxidant activity in 2021. The target to be achieved is that cadres / communities can maintain immunity with healthy processed food and rich in antioxidants and be creative and can make processed products made from banana peels to be used as chips and tea as an opportunity for entrepreneurship so that it can increase family income and be able to analyze the feasibility of entrepreneurship in making snacks. The method of implementing community service activities is the provision of training and counseling on the process of making processed chips and banana mas peel tea. The implementation of community service activities will be carried out in 2022 with 4 meetings (exploration, implementation of phase I, implementation of phase II and evaluation). The results and outputs of service are the increase in public knowledge shown by an increase in post-test value by 80% and the creation of processed products of chips and banana peel tea shown by the existence of a video as an evaluation material for posyandu cadres in processing banana peels.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Penanganan Diare Pada Balita Di RW 04 Desa Galaherang Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan
Musfiratu 'Azma;
Asep Kuswandi;
Imat Rochimat;
Dini Mariani
Media Informasi Vol. 20 No. 1 (2024): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37160/mijournal.v20i1.452
Latar Belakang : Penyakit diare adalah penyakit dimana feses menjadi lebih encer dengan frekuensi 3 kali sehari disertai dengan atau tanpa darah atau lendir. Penyakit diare sering dijumpai pada balita yang awalnya tampak sehat. Kasus diare di Kuningan pada tahun 2022 mencapai 5146 kasus dan kasus diare di Desa Galaherang tahun 2022 mencapai 158 kasus. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang penanganan diare pada balita di RW 04 Desa Galaherang Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan. Metode : Penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan data penelitian dilakukan secara cross sectional berdasarkan hasil survey dan wawancara menggunakan kuisioner kepada ibu yang memiliki balita di RW 04 Desa Galaherang Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode total sampling sejumlah 74 ibu. Hasil : Ibu yang memiliki balita yang pernah mengalami diare dengan mayoritas tingkat pengetahuan baik sebanyak 40 orang (54,1%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu balita tentang penanganan diare pada balita di RW 04 Desa Galaherang Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan dalam kategori baik yaitu sebanyak 40 orang (54,1%).
PENINGKATAN PENGETAHUAN SWAMEDIKASI TOGA-TOMA DAN KADER DI DESA PASIRBATANG KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2023
Rochimat, Imat;
Martihandini, Nooryza
Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2024): Januari
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37160/emass.v6i1.341
Covid-19 merupakan penyakit infeksi yang disebabkan virus SARS-Cov-2 yang pertama kali teridentifikasi di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada akhir Desember 2019. Virus ini dengan cepat menyebar ke seluruh negara. Pada tanggal 4 Agustus 2021, negara Indonesia sendiri telah melaporkan sebanyak lebih dari 3,5 juta penduduknya terkonfirmasi Covid-19 dengan jumlah kematian sebanyak 100.636 orang.2 Kondisi pandemi yang disebabkan oleh Covid-19 ini telah menimbulkan kepanikan dan kebingungan di masyarakat. Keadaan ini mendorong masyarakat untuk membeli dan menggunakan obat secara tidak terarah.5 Padahal seharusnya, penggunaan obat antibiotik, antivirus maupun glukokortikoid dilakukan berdasarkan peresepan dari dokter. Penggunaan obat tidak rasional pada situasi pandemi Covid-19 dapat berdampak pada tidak tercapainya keberhasilan terapi, meningkatkan resiko efek samping, meningkatkan resiko resistensi antibiotik serta pemborosan biaya. Kebiasaan penggunaan obat tidak rasional tersebut dikhawatirkan menjadi kebiasaan masyarakat pada kondisi pasca pandemi di waktu ke depan. Peranan dan pengaruh toga-toma yang besar dalam kehidupan sosial di masyarakat diharapkan dapat membantu mengurangi dan mencegah kebiasaan penggunaan obat yang tidak rasional. Pengabdian kepada Masyarakat bertopik Pencegahan penggunaan obat secara tidak rasional dalam swamedikasi pasca pandemi covid-19 oleh masyarakat melalui peningkatan pengetahuan toga-toma dan kader, dilakukan di wilayah wilayah kerja desa Pasirbatang Kecamatan Manonjaya. Jumlah peserta penyuluhan ini adalah 20 orang yang merupakan perwakilan tokoh agama-tokoh masyarakat dan kader di wilayah Desa Pasirbatang Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Hasil pengabdian masyarakat terdapat peningkatan yang signifikan pengetahuan toga-toma dan kader tentang swamedikasi dan bahaya penggunaan obat secara sembarangan pasca covid-19 dan dihasilkan produk berupa brosur penyuluhan kesehatan masyarakat tentang swamedikasi obat yang terdaftar di HKI.
PELATIHAN PENGELOLA JURNAL ILMIAH KESEHATAN DALAM MEMPERSIAPKAN JURNAL TERAKREDITASI
Santoso, Erik;
Rochimat, Imat;
Ainulhaq, Nurisa
Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2024): Juli
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37160/emass.v6i2.519
Pengelolaan jurnal ilmiah merupakan bagian terpenting bagi pengelola dan institusi perguruan tinggi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tri dharma perguruan tinggi khususnya penelitian dan pengabdian. Melalui pengelolaan jurnal ilmiah yang baik pengelola dapat mempersiapkan jurnalnya untuk dapat diakreditasi melalui halaman Arjuna. Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pengelola jurnal dalam mempersiapkan jurnal yang bisa terakreditasi. Metode pelatihan dilakukan tanya jawab dan diskusi, workshop dan pendampingan setelah kegiatan pelatihan selesai. Peserta kegiatan pelatihan ini adalah seluruh pengelolan jurnal di lingkungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada Bulan Mei 2024. Hasil dari kegiatan pelatihan didapatkan kesimpulan bahwa pengelola jurnal memiliki pemahaman materi yang sudah baik mengenai pengelolaan jurnal ilmiah setelah mengikuti pelatihan ini dengan harapannya setiap jurnalnya dapat terakreditasi.
Gambaran Penggunaan Obat Kegawatdaruratan Demam Kejang pada Pasien Anak di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
Risyda Halimatus Sa'diyah;
Rochimat, Imat;
Dania K, Eva
Media Informasi Vol. 20 No. 1 (2024): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37160/mijournal.v20i1.229
Demam kejang terjadi jika suhu tubuh lebih dari 38℃ dan naik dengan cepat disertai adanya kelainan neurologi atau somatik dan sering terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun. Pengobatan demam kejang dilakukan dengan terapi non-farmakologis dan farmakologis. Terapi farmakologis yang digunakan, seperti antipiretik dan antikonvulsan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran penggunaan obat kegawatdaruratan demam kejang pada anak di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif dengan teknik purposive sampling dari data rekam medis pasien demam kejang anak di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya tahun 2022. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diperoleh sebanyak 97 pasien. Hasil penelitian penggunaan obat kegawatdaruratan demam kejang pada anak menunjukan bahwa penggunaan obat antikejang (antikonvulsan) yang paling banyak diberikan golongan benzodiazepin yaitu diazepam sebanyak 91 pasien (83%) dan antipiretik yang paling banyak diberikan golongan analgetik antipiretik yaitu parasetamol sebanyak 97 pasien (100%). Berdasarkan karakteristik jenis kelamin pasien paling banyak pada laki-laki yaitu sebanyak 51 pasien (53%), dengan rentan usia yang paling banyak pada usia 1 – 4 tahun (balita) sebanyak 76 pasien (78%). Berdasarkan ruang perawatan yang digunakan pasien paling banyak di ruangan poli anak yaitu sebanyak 82 pasien (85%).
Implementasi Manajemen Kesiapsiagaan Bencana Akibat Emerging infectious Diseases (IEDs) di Kota Tasikmalaya Jawa Barat Tahun 2023
Rochimat, Imat;
Djamiatul Maulana, Heri
Media Informasi Vol. 19 No. 2 (2023): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37160/mijournal.v19i2.342
Latar belakang: Emerging infectious diseases (EIDs) adalah penyakit baru yang menyerang suatu populasi untuk pertama kali, seperti SARS, H7N9, dan Covid-19. Re-emerging diseases adalah penyakit lama yang muncul kembali1. Covid-19 adalah bencana non alam nasional yang masih terasa hingga saat ini. Kesiapsiagaan bencana sangat penting dalam menghadapi EIDs2 dan penelitian menunjukkan bahwa manajemen kesiapsiagaan lebih efektif dalam mengurangi dampak bencana dibandingkan dengan tanpa intervensi3. Penting untuk selalu siap menghadapi penyakit EIDs lainnya di masa depan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran implementasi manajemen kesiapsiagaan bencana kesehatan akibat EIDs dan penerimaan masyarakat terhadap program yang dijalankan. Metode Penelitian: Metode penelitian: Penelitian ini merupakan implementation research4 dengan menggunakan desain mixed methods sequential exploratory5. Pendekatan kualitatif dilaksanakan dengan metode studi kasus tipologi exploratory6, pendekatan kuantitatif dengan analisis univariat. melalui survey dengan kuesioner berdasarkan hasil kualitatif. Hasil: Analisis kualitatif dengan menggunakan NVivo 12 didapatkan hasil 2 Tema, 6 Kategori dan 34 Kode. Tema tersebut 1). Kebijakan dan implementasi program kesiapsiagaan menghadapi IEDs, 2). Potensi perbaikan program pencegahan penyakit menular akibat IEDs, Hasil analisis kuantitatif didapatkan hasil 94,2 % masyarakat menerima terhadap program kesiapsiagaan yang sedang dijalankan pemerintahan Kota Tasikmalaya melalui Dinas Kesehatan dan stakeholder yang terkait Kesimpulan:Hasil kualitatif didapatkan dua tema yaitu adanya kebijakan dan implementasi program kesiapsiagaan menghadapi IEDs dan terdapat potensi perbaikan program pencegahan penyakit menular akibat IEDs di masa depan. Acceptabilitas masyarakat terhadap program manajemen kesiapsiagaan bencana kesehatan akibat EIDs yang sedang dijalankan secara umum 94,2 % masyarakat menerima adanya program tersebut.
DRUG MANAGEMENT STRATEGIES IN DISASTER SITUATIONS
Handayani, Nuri;
Rochimat, Imat;
Sri, Tovani;
Endarini, Lully Hanni;
Suliati, Suliati
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 35 No. 4 (2025): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN (Inpress)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.34011/jmp2k.v35i4.3152
Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat. Bencana dapat memberi dampak pada sector kesehatan, infrastruktur dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengelolaan obat pada situasi kebencanaan di Indonesia, mengidentifikasi hambatan serta memberikan rekomendasi strategis. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif kualitatif. Populasi dari penelitian ini yaitu tenaga farmasi yang terlibat langsung melakukan pekerjaan kefarmasian selama bencana. Data dikumpulkan dari 10 informan yang terdiri atas tenaga farmasi Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dan anggota Apoteker Tanggap Bencana (ATB) di daerah terdampak bencana. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis tematik dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan obat dalam situasi bencana di Indonesia belum berjalan optimal. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan koordinasi lintas sektor dan sistem pencatatan terintegrasi untuk memastikan ketersediaan obat yang efektif dan tepat sasaran. Rekomendasi yang dihasilkan meliputi penerapan SOP khusus, sistem pengadaan obat satu pintu dan program edukasi untuk pengungsi mengenai cara cerdas menggunakan obat terutama saat situasi bencana. Hasil penelitian ini dapat menjadi panduan untuk perbaikan manajemen pengelolaan obat di situasi darurat dan mendukung pengembangan kebijakan pengelolaan perbekalan farmasi dalam penanganan bencana.