Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

UPAYA PENURUNAN STUNTING MELALUI PENINGKATAN POLA ASUH DAN PEMBERIAN BERAS FORTIFIKASI PADA BALITA DAN IBU HAMIL DI DESA BUNDUNG LAUT, SUNGAI KUNYIT, MEMPAWAH, KALIMANTAN BARAT Pou, Rudy; Tarigan, Gita; Ningrum, Natalia; Fadhilah, Dzikri
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 6, Nomor 1, Januari 2025
Publisher : Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/vt54ng66

Abstract

PKM ini merupakan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BULOG Peduli Gizi yang bertujuan untuk menurunkan angka stunting melalui peningkatan kapasitas keluarga, peningkatan kapasitas ibu balita dan ibu hamil dalam hal pola asuh dan pemenuhan gizi, serta peningkatan kapasitas kader posyandu dalam hal pemeriksaan, pencatatan dan pelaporan status gizi balita di wilayah kerjanya. Terdapat 41 balita dan 32 ibu hamil dengan gizi kurang dan berisiko yang menjadi sasaran. Sasaran balita dan ibu hamil sesuai dengan kriteria sasaran pemberian bantuan TJSL, baik dari kriteria sosial ekonomi keluarga maupun kriteria berat badan / tinggi badan, dan riwayat gizi / penyakit sebelumnya. Kegiatan dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Pada tahap pelaksanaan dilakukan pemberian alat antropometri dan pelatihan kepada kader posyandu mengenai tata cara pengukuran tinggi dan berat balita, penyuluhan atau pemberian materi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Gizi Keluarga kepada sasaran, pemeriksaan status gizi dan kesehatan balita dan ibu hamil sasaran, pelatihan penyajian makanan balita, pemberian beras fortifikasi untuk dikonsumsi sasaran selama 3 bulan oleh sasaran. Sementara pada tahap evaluasi dilakukan pemeriksaan antropometri dan skrining kesehatan pada sasaran setelah diberikan intervensi. Hasilnya didapatkan peningkatan pola asuh ibu balita sasaran, serta terjadi perbaikan status gizi pada seluruh sasaran yang dilakukan intervensi. Bila dilihat dari perubahan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa program BULOG Peduli Gizi memberikan dampak positif pada sasaran.
Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Kepemilikan Jamban terhadap Perilaku Buang Air Besar Sembarangan di Kelurahan Kebagusan, Pasar Minggu Pou, Rudy; Apriliana, Dian Nur; Ramdhan, Rizal Maulana; Riskawa, Risna M
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN: Jurnal dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan Vol 22 No 1 (2025): Jurnal Kesehatan Lingkungan Volume 22 No. 1, Januari 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jkl.v22i1.894

Abstract

According to the Weekly Epidemiological Record (2013), Indonesia ranked second globally in the number of people practicing open defecation. By 2019, around 20.44% of Indonesian households lacked septic tanks for final fecal disposal. In Kebagusan Subdistrict, located in the Pasar Minggu area, the prevalence of open defecation was recorded at 7.68%. This study employed a quantitative analytic method with a cross-sectional design. A total of 179 respondents were selected using purposive sampling. Data were analyzed using the Chi-square test (X²) and presented through narrative descriptions, tables, and pie charts. The dominant age group was 31–45 years (41.9%). Educational attainment among respondents included senior high school (48.6%), elementary school (17.3%), junior high school (16.8%), higher education (14.0%), and those who did not complete elementary school (3.4%). As many as 74.9% of respondents were categorized as low-income. Most used private latrines (87.7%), while 10.6% had no latrine, and 1.7% used shared facilities. Open defecation was reported by 43.6% of respondents. Regarding knowledge, 50.8% were classified as having good knowledge, though 52.5% demonstrated negative attitudes. Significant relationships were found between age, knowledge, and latrine ownership with open defecation behavior (p = 0.000; p = 0.033; p = 0.000, respectively). The findings suggest that open defecation in the Pasar Minggu community is influenced by being in the productive age group, having lower education levels, and inadequate fecal waste management evident in the fact that one-third of latrine owners lacked septic tanks.