Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Tinjauan Keakuratan Kode External Cause Diagnosis Cedera Kepala Berdasarkan ICD-10 Pada Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Reza Widiantoro; Astri Sri Wariyanti; Ninawati
Indonesian Journal of Health Information Management Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54877/ijhim.v3i1.97

Abstract

A preliminary survey was conducted, showing that 10 out of 10 external code medical records for the diagnosis of head injuries were inaccurate. The purpose of this study was to determine the accuracy of the external cause code for diagnosing head injuries based on the ICD-10 in the medical records of inpatients at dr. Soeradji Tirtonegoro. The research type was descriptive, with a retrospective approach. The study was conducted in the filing room. Time in May 2018. The total population of medical records for inpatients diagnosed with head injuries was 175 medical records. The sample size is 44 documents, with a systematic sampling technique. The instruments used were checklists, questionnaires, and observation guidelines. How to collect data from unstructured interviews and observation. Data analysis is descriptive in nature. The results of accuracy of the code external causes a diagnosis of head injury from 44 medical record documents 100% inaccurate code. Inaccuracy is incorrect code, there are 17 cases (39%) and there is incorect 5 categories code as many as 27 cases (61%). The conclusion is that inaccuracies occur because the officer has not carried out the inclusion and exclusion guidelines on the selected code, or the bottom of a chapter, block, category, or sub category in determining the selected code, directly coding without looking at the ICD when getting external cause information that often appear, and officers do not carry out coding up to 5 character digits because the standard for coding in hospitals is 15 minutes and officers still have to do an analysis of the completeness of medical records, code for claims, code in medical records, and still input into a computer.
PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ENTREPRENEURIAL SELF EFFICACY TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA Angela; Kurniawati, Meike; Ninawati
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora , dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i1.19229.2024

Abstract

Perekonomian Indonesia mengalami penurunan disebabkan pandemi COVID-19, namun tidak demikian dengan startup yang bertumbuh positif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh antara big five personality dan ESE  terhadap intensi berwirausaha. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik sampling non-probability sampling yaitu purposive sampling. Subyek dalam penelitian ini melibatkan 392 mahasiswa yang berkuliah di Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara big five personality dan ESE terhadap intensi berwirausaha dengan r = 0.832 dan p = 0.000 < 0.05. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi ESE maka intensi berwirausaha akan semakin tinggi. Berdasarkan analisis regresi pengaruh big five personality dimensi extraversion, dan ESE terhadap intensi wirausaha sebesar 0.876 (R) termasuk kategori sangat kuat. Hasil pengujian regresi antara kepribadian agreeableness, ESE terhadap intensi wirausaha menunjukan F(2,76) = 41.787, p = 0.000 < 0.05. Pengaruh big five personality dimensi agreeableness, dan ESE terhadap intensi wirausaha sebesar 0.724 (R) termasuk kategori kuat. Kontribusi big five personality dimensi agreeableness dan ESE secara bersama-sama terhadap intensi wirausaha sebesar 52,4%. Pengaruh big five personality dimensi conscientiousness, dan ESE terhadap intensi wirausaha sebesar 0.640 (R) termasuk kategori kuat. Kontribusi big five personality dimensi conscientiousness dan ESE secara bersama-sama terhadap intensi wirausaha sebesar 41,0%. Pengaruh big five personality dimensi neuroticism, dan ESE terhadap intensi wirausaha menunjukan F(2, 13) = 2.851, p = 0.094 > 0.05. Artinya pada dimensi neuroticism, dan ESE tidak berpengaruh terhadap intensi wirausaha. Hasil pengujian regresi antara kepribadian openness, ESE terhadap intensi wirausaha menunjukan F(2,142) = 131.870, p = 0.000 < 0.05. Pengaruh dimensi openness, dan ESE terhadap intensi wirausaha sebesar 0.806 (R) termasuk kategori kuat. Kontribusi big five personality dimensi openness dan ESE secara bersama-sama terhadap intensi wirausaha sebesar 65,0%.  
Sosialisasi dan Pendampingan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Entrepreneurship, dan Digitalisasi Bisnis Muhajirin; Abdussalam; Musyfiq Amrullah; Rusdhiansyah; Jiehad Akbar Putra; Ninawati
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 5 No. 4 (2024)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v5i4.2024

Abstract

Desa Cinanggerang di Kecamatan Pemulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, memiliki potensi ekonomi besar, terutama dalam sektor UMKM, entrepreneurship, dan digitalisasi bisnis. Produksi gula aren menjadi produk lokal unggulan dengan nilai ekonomi tinggi. Namun, desa ini menghadapi tantangan dalam pemasaran produk lokal karena kurangnya pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam pengembangan usaha dan pemasaran. Selain itu, potensi digitalisasi bisnis belum sepenuhnya dimanfaatkan. Untuk mengatasi tantangan ini, tim dosen dan mahasiswa berinisiatif melaksanakan PKM integrasi di Desa Cinanggerang. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat terkait UMKM, entrepreneurship, dan digitalisasi bisnis, sehingga desa ini dapat berkembang lebih baik secara ekonomi dan menciptakan peluang yang lebih baik bagi masyarakat lokal untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Mengenal dan Mengelola Emosi Melalui Social Emotional Learning Selvi Sanjaya; Ninawati; Willy Saindro Siagian; Taqya Adisty Safarizkyra; Fadil Apranda; Roseanna Marvella Adelista
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 5: Agustus 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i5.10166

Abstract

Setiap orang memiliki emosi, baik positif maupun negatif termasuk juga anak-anak. Berbagai keadaan dan kondisi membuat anak-anak memendam emosinya, kurang berani mengungkapkan emosinya. Pengungkapan emosi kepada lingkungan dan orang-orang sekitarnya dikenal sebagai social emotional learning (SEL). SEL adalah proses di mana anak mempelajari dan menerapkan sikap, perilaku dan emosional yang sesuai dengan nilai sosial, untuk mengarahkan anak melakukan hal yang positif. Kegiatan ini dilakukan pada anak-anak kelas dua Sekolah Dasar melibatkan 27 siswa perempuan dan laki-laki yang dibantu oleh dua orang guru yaitu guru wali kelas dan guru yang jam pelajaran digunakan untuk kegiatan ini. Kegiatan berdurasi 90 menit dengan memaparkan materi sambil bermain membuat suasana kelas menjadi hidup dan melibatkan semua siswa. Pada umumnya mereka mengenal emosi yang sering dialaminya, namun berbagai kendala terjadi ketika harus mengungkapkannya. Kegiatan dilakukan pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2025 di salah satu Sekolah Dasar Islam Terpadu di daerah Dramaga Bogor. Melalui kegiatan ini para siswa diperkenalkan dengan berbagai emosi dan juga cara mengungkapkannya dengan benar dan memberikan solusi yang baik. Kegiatan ini bertujuan agar dapat membuat anak-anak lebih mandiri dan dapat berkomunikasi dengan baik, baik dengan keluarga maupun teman. Bagian akhir kegiatan para siswa dilibatkan untuk menuangkan emosinya dalam kertas, yang dapat diisi dengan gambar atau warna pada.
Menyelami Tren Populasi Dunia: Fakta, Angka, dan Implikasinya Ninawati; Fransiska Liska; Veronika Tiara; Yusawinur Barella
SOSIAL : Jurnal Ilmiah Pendidikan IPS Vol 2 No 3 (2024): SOSIAL: Jurnal Ilmiah Pendidikan IPS
Publisher : Asosiasi Peneliti Dan Pengajar Ilmu Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/sosial.v2i3.248

Abstract

World population conditions are the main focus in understanding global social and economic dynamics. This article reviews trends in world population in the last five years, taking into account population growth and the factors that influence it. Apart from that, the analysis also focused on the 10 countries with the largest population in 2023. An investigation was carried out into the causes of the high population in these countries and the resulting consequences, both from a social, economic and environmental perspective. By exploring the latest data and information, this article aims to provide a comprehensive picture of global population dynamics and its implications for the future.
DESEMINASI HASIL PENELITIAN INTERAKSI SOSIAL DAN SIKAP MULTIKULTURALISME MAHASISWA UNIVERSITAS X DI JAKARTA Ninawati
Jurnal Serina Abdimas Vol 1 No 1 (2023): Jurnal Serina Abdimas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jsa.v1i1.24057

Abstract

Building awareness of multiculturalism in a nation-state like Indonesia is not an easy endeavor, especially with the awareness that Indonesia is a country characterized by a heterogeneous society, a multicultural and multi-ethnic country. Multiculturalism not only requires living together based on the principle of diversity in diversity which is full of tolerance and harmony, but also understanding and respect for inter-cultural, inter-religious, inter-ethnic groups in fostering a societal order full of peace, tranquility and love (Shofa, 2016) . Various ways and steps are used so that this attitude of multiculturalism can grow in Indonesian society. One way is through social interaction by individuals. The process of creating a multicultural society requires a willingness to take action from the government, especially in the field of education by emphatically conveying multicultural aspects. Multicultural problems in Indonesian society need awareness to understand them. In a multicultural and multiethnic society maintaining relationships and interactions is very much needed in order to get a safe society. For this reason, maintaining good relations in order to create a safe atmosphere requires interaction that exists between its citizens. Through this dissemination activity it is introduced how social interaction occurs in order to create a good multicultural attitude among students. By holding dissemination through webinars, it is hoped - a little or a lot - to add insight or knowledge about the need for a multicultural attitude. Dissemination was carried out through an online seminar on November 30, 2022 with the topic "Indonesian Agents of Change Festival: Celebrating Diversity Through Education and Culture". This seminar apart from presenting the results of the research also featured several other speakers working in the field of cultural change. The webinar involved 177 participants from various institutions and universities. The activities ran smoothly and the time allocation was relatively appropriate. Membangun kesadaran multikulturalisme dalam sebuah negara-bangsa, seperti Indonesia bukanlah upaya yang mudah, terlebih lagi dengan kesadaran Indonesia adalah negara dengan ciri masyarakat heterogen, negara multikultural dan multi etnis. Multikulturalisme bukan saja hanya menuntut kehidupan bersama berdasarkan asas bhineka tunggal ika yang penuh toleransi, dan rukun-rukun saja tetapi juga pengertian dan penghargaan antarbudaya, antaragama, antaretnis dalam membina suatu tatanan masyarakat yang penuh dengan kedamaian, ketentraman dan cinta kasih (Shofa, 2016). Berbagai cara dan Langkah digunakan agar sikap multikulturalisme ini dapat tumbuh dalam masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah melalui interaksi sosial yang dilakukan individu. Proses untuk mewujudkan masyarakat multikultural memerlukan kemauan tindakan dari pemerintah terutama dalam bidang Pendidikan dengan menyampaikan aspek multikultural secara tegas. Masalah multikultural pada masyarakat Indonesia perlu kesadaran untuk memahaminya. Pada masyarakat multikultural dan multietnis menjaga relasi dan interaksi amat diperlukan agar mendapatkan masyarakat yang aman. Untuk itu menjaga hubungan baik demi terciptanya suasana yang aman memerlukan interaksi yang terjalin di antara warganya.Melalui kegiatan diseminasi ini diperkenalkan bagaimana interaksi sosial yang terjadi agar tercipta sikap multikultural yang baik di kalangan mahasiswa. Dengan diselenggarakannya diseminasi melalui webinar diharapkan - sedikit atau banyak -menambah wawasan atau pengetahuan tentang perlunya sikap multikultural. Diseminasi dilakukan melalui seminar daring pada tanggal 30 November 2022 dengan topik “Festival Agen Perubahan Indonesia: Merayakan Keberagaman Melalui Pendidikan dan Kebudayaan”. Seminar ini selain menyampaikan hasil penelitian juga menampilkan beberapa narasumber lainnya yang bergerak dalam bidang perubahan kebudayaan. Pelaksanaan webinar melibatkan 177 orang peserta dari berbagai Lembaga dan perguruan tinggi. Kegiatan berjalan lancar dan alokasi waktu relatif tepat.
POP-UP BOOK AS A MEDIA THROUGH MOTHER EMPOWERMENT Ninawati; Pribadi, Natasha; Khamila, Aurora Nurul; W, Raden Ajeng Astari A.
Jurnal Serina Abdimas Vol 2 No 3 (2024): Jurnal Serina Abdimas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jsa.v2i3.32457

Abstract

Baby blues syndrome is a mental health disorder such as emotional instability in postpartum mothers. Generally, this condition often occurs for three to fourteen days postpartum, it is characterized by difficulty sleeping, changes in mood and appetite, reduced interest in daily activities, and fatigue. Several factors can influence this condition, such as socio-economic factors, lack of support from the supposed support system, education, imbalanced hormones after childbirth, to the trauma experienced during childbirth. Lack of preparation and support for the mother in dealing with the baby blues can lead to more acute symptoms in the form of postpartum depression. Maternal knowledge and actions in dealing with and anticipating the occurrence of baby blues are essential for mothers and babies. This effort can be obtained by one of the ways is through self-empowerment by the mother. In order to provide internal support, a pop-up book for student creativity program (PKM) was designed that aims to educate and provide emotional support to mothers, especially on several interventions and therapies that can be done independently. This pop-up book is made as a development of educational media in the form of interactive books carried out by conducting in-depth analysis of influencing factors and variables, examining the various types of therapies available, and designing products. The main focus of this design is expected that mothers who have the potential to experience baby blues syndrome as a potential target audience can understand the phenomenon of baby blues more deeply and as a form of prevention effort from baby blues syndrome ABSTRAK Sindrom baby blues merupakan suatu gangguan kesehatan mental seperti kondisi emosi yang tidak stabil pada ibu pasca melahirkan. Umumnya, kondisi ini seringkali terjadi selama tiga hingga empat belas hari pasca melahirkan, hal tersebut ditandai dengan kesulitan tidur, perubahan pada suasana hati, perubahan nafsu makan, berkurangnya minat pada kegiatan sehari-hari, hingga mudah lelah. Beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi kondisi ini, antara lain seperti faktor sosio-ekonomi, kurangnya dukungan dari support system, edukasi, hormon yang masih belum seimbang pasca melahirkan, sampai pada trauma yang dialami saat menjalani persalinan. Minimnya persiapan maupun dukungan bagi sang ibu dalam menghadapi baby blues dapat mengakibatkan gejala yang lebih akut dalam bentuk depresi postpartum. Pengetahuan dan tindakan ibu dalam menghadapi dan mengantisipasi terjadinya baby blues merupakan suatu hal yang penting bagi ibu dan bayi. Upaya ini dapat diperoleh dengan salah satunya caranya adalah melalui pemberdayaan diri oleh sang ibu. Guna memberikan dukungan secara internal maka pop-up book untuk PKM dibuat yang bertujuan untuk mengedukasi dan memberikan dukungan emosional pada ibu terutama pada beberapa intervensi dan terapi yang dapat dilakukan secara mandiri. Pop-up book ini dibuat dengan literature review, melalui analisis faktor dan variabel yang mempengaruhi, menelaah ragam jenis terapi yang tersedia, serta melakukan perancangan produk. Fokus utama perancangan ini diharapkan ibu yang memiliki potensi mengalami sindrom baby blues sebagai calon khalayak sasaran dapat memahami fenomena baby blues secara lebih dalam dan sebagai bentuk upaya pencegahan dari sindrom baby blues
PEMETAAN KECERDASAN MELALUI TES DAN SEMINAR MULTIPLE INTELLIGENCE DI PANTI ASUHAN Kurniawati, Meike; Ninawati
Jurnal Serina Abdimas Vol 2 No 4 (2024): Jurnal Serina Abdimas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jsa.v2i4.33389

Abstract

Human intelligence is not limited to one area, but consists of several intelligences or known as multiple intelligences. There are 8 types of intelligence according to Howard Gardner, namely: Linguistic Intelligence; Logical mathematical intelligence; Musical intelligence; Kinesthetic intelligence; Visual spatial intelligence; Interpersonal intelligence; and Naturalist intelligence. The intelligence that a person has needs to be developed optimally, for self-development and future planning. To be able to develop this intelligence, a person needs to first find and recognize what abilities he has, one way is to test Multiple intelligence. Seeing the importance of recognizing the intelligence that is possessed, the Faculty of Psychology - Tarumanagara University - Jakarta in collaboration with Panti Asuhan X (Mitra) held a Multiple intelligence test and seminar. The purpose of the activity is: to map the intelligence of participants in addition to the personal interests of participants and Partners. so that Partners can create the right learning program in addition to the main learning at school. The results of this test will later be able to describe the Multiple intelligence possessed by each participant. The 3 highest results are the 3 dominant Multiple intelligences. From the evaluation of the activities carried out, the participants gave test imonies that the 3 largest scores from the test were in accordance with the participants' conditions, and were further strengthened by the test scores obtained. Mitra also explained that many of the participants were indeed involved in activities and programs at Mitra that were in accordance with the multiple intelligences they had. ABSTRAK Kecerdasan yang dimiliki manusia tidak hanya terbatas pada satu areal saja, tetapi terdiri dari beberapa kecerdasan atau dikenal dengan multiple intelligence. Ada 8 jenis kecerdasan menurut Howard Gardner, yaitu: Kecerdasan Linguistik; Kecerdasan logika matematika; Kecerdasan musical; Kecerdasan kinestetik; Kecerdasan visual spasial; Kecerdasan interpersonal; dan Kecerdasan naturalis. Kecerdasan yang dimiliki seseorang perlu dikembangkan secara maksimal, untuk pengembangan diri dan perencanaan masa depan. Untuk dapat mengembangkan kecerdasan tersebut, seseorang perlu terlebih dahulu menemukan dan mengenali kemampuan apa yang dimilikinya, salah satu caranya adalah dengan test Multiple intelligence. Melihat pentingnya mengenali kecerdasan yang dimiliki, maka Fakultas Psikologi – Universitas Tarumanagara – Jakarta bekerja sama dengan Panti Asuhan X (Mitra) mengadakan kegiatan test dan seminar Multiple intelligence. Tujuan kegiatan adalah : memetakan kecerdasan peserta selain untuk kepentingan pribadi peserta dan Mitra. sehingga Mitra dapat membuat program pembelajaran yang tepat disamping pembelajaran utama di sekolah. Hasil dari test ini nantinya akan dapat mengambarkan Multiple intelligence yang dimiliki masing-masing peserta. 3 hasil tertinggi adalah 3 Multiple intelligence yang dominan. Dari evaluasi kegiatan yang dilakukan, para peserta memberikan test imoni bahwa 3 skor terbesar dari test adalah sesuai dengan keadaan peserta, dan makin dikuatkan dengan skor test yang didapat. Mitra juga menjelaskan bahwa banyak juga diantara peserta yang memang terlibat dalam kegiatan dan program di Mitra yang sesuai dengan multiple intelligence yang dimiliki.