Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

KEPATUHAN TERAPI OBAT ANTI HIPERTENSI SEBAGAI UPAYA MENGONTROL TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI PRIMER Qodir, Abdul; Afiani, Nurma
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2020 "Peranan Strategis Teknologi Dalam Kehidupan di Era New Normal"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepatuhan terapi obat anti hipertensi merupakan faktor utama untuk mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi. Kepatuhan yang buruk terhadap terapi antihipertensi menyebakan komplikasi penyakit jantung, stroke dan lama perawatan yang panjang. Tujuan penelitian ini, untuk menganalisis hubungan kepatuhan terapi obat antihipertensi dengan dekanan darah pasien hipertensi primer. Desain penelitian,  cross sectional telah dilakukan dengan menggunakan 120 responden pasien hipertensi yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Morisky Medication Adherence  scale (MMAS-8) dan sphygmomanometer air raksa. Analisa data menggunakan chi-square untuk menilai jenis kelamin, tingkat pendidikan dan usia, dengan kepatuhan terapi obat antihipertensi. Uji bivariat Kruskal-wallis dan Uji post hoc mann whitney digunakan untuk mengevaluasi hubungan kepatuhan terapi obat antihipertensi dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan tinggi terdapat pada perempuan 30 (41,7%), usia 40-59 tahun 30 (41,7%) dan tingkat pendidikan tinggi 7 (41,2%). Terdapat hubungan signifikan tingkat kepatuhan terapi obat antihipertensi dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik pasien hipertensi primer.
Efektifitas Debridemen Mekanik Pada Luka Bakar Derajat III Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Nurma Afiani; Sanarto Santoso; Tina Handayani N; M. Fendi Nur Yahya
Jurnal Keperawatan Vol 4 No 2 (2019): Vol. 4 No. 2 (2019)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.32668/jkep.v4i2.254

Abstract

Third degree burn is a special wound cause consist of eschar for a long time. Kept eschar in third degree burn will delay healing procces. That is why eschar should be disapper by debridement process. Mechanical debridement used in this research. The aim of this research is to know the differences between mechanical debridement 24 hour and 48 hour in healing acceleration. This research is a true experimental by using post test only control group design. The samples was selected by simple random sampling and was divided into three groups, each group consist of six rats, they are 24 hour group, 48 hour group and control group. The data was analyzed by one-way ANOVA then followed by Post Hoc LSD. The one way ANOVA result p = 0,018 (p < 0,05) so there was a significant difference between control group and experimental groups. But the Post Hoc LSD results p = 0,123 ( p > 0,05) so there was no significant difference between 24 hour group and 48 hour group in healing acceleration. For further researchers, it is suggested to use microscopic technique to know the effect of mechanical debridement in healing acceleration.
Survival Rate Prediction of Head Injury Patients with Peripheral Oxygen Saturation Nurma Afiani; Abdul Qodir; Wiwit Widyawati; Intan Purnama
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Vol 8 No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32668/jitek.v8i2.512

Abstract

Good management of head injuries can improve patient survival. Examination of peripheral oxygen saturation (SpO2) is a procedure performed at the primary survey. This study aims to predict the survival rate of head injury patients with the SpO2 value. The method used was a prospective study with a cohort design. Samples were head injury patients who came to the ER without comorbidities. The instruments used were the Revised Trauma Score (RTS) and Oximetry. Patients who arrived at the ER were measured for their SpO2 levels, treated according to SOP, and 6 hours later, the survival rates were assessed. The sampling technique used was purposive sampling. The statistical test used is Somers’d Correlation Test. The sample consisted of 46 head injury patients with SpO2 in a good category of 30 (65.2%) and good survival of 32 (69.6%). SpO2 had a strong correlation with survival (p = 0.00; r = 0.846; RR = 8.16). Patients with good SpO2 were 8.16 times more survive than others. Low SpO2 can be used as an early indicator of tissue hypoxia and related to mortality. The ER nurse should be concerned about the patient's oxygen saturation and ensure that the SpO2 level is in the 95% -100% range.
PASIEN GAWAT DARURAT YANG MENDAPATKAN KOMUNIKASI BURUK BERESIKO 12 KALI MENGALAMI KECEMASAN Nurma Afiani; Abdul Qodir
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2020 "Peranan Strategis Teknologi Dalam Kehidupan di Era New Normal"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kasus gawat darurat memerlukan tindakan yang cepat dan tepat. Proses perawatan pasien di IGD seringkali mengabaikan aspek psikologis pasien. Kecemasan merupakan salah satu masalah yang banyak dialami pasien di IGD. Sumber kecemasan berhubungan erat dengan lingkungan baru, tindakan medis dan situasi sakit yang dialami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berkontribusi pada kecemasan pasien di IGD RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Desain penelitian adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek dipilih berdasarkan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan antara lain STAI (State Trait Anxiety Inventory) untuk mengukur tingkat kecemasan pasien, kuisioner dukungan keluarga, dan instrumen kemampuan komunikasi perawat. Jumlah responden adalah 83 orang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Uji bivariat yang digunakan adalah chi-square dan regresi logistic. Dari 83 responden, mayoritas mengalami kecemasan sebanyak 62 responden (74,7%). Komunikasi perawat menjadi faktor dominan yang berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pasien (p=0,000; OR 12,6). Probabilitas pasien untuk mengalami kecemasan dengan komunikasi perawat yang kurang baik adalah 93%. Pasien yang mendapatkan komunikasi buruk beresiko 12 kali mengalami kecemasan. Perawat perlu meningkatkan pelayanan bagi pasien tanpa mengabaikan aspek psikologis, yaitu dengan meningkatkan kemampuan komunikasi terapeutik perawat.
IMPLEMENTASI MODEL PRECEDE-PROCEED DALAM PROMOSI KESEHATAN UNTUK PENCEGAHAN HIPERTENSI Nurma Afiani; Abdul Qodir; Dwi Soelistyoningsih; Wira Daramatasia
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2021 "Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Krisis Energi Global"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mitra dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat miskin Desa Gunungrejo Kabupaten Malang. Prioritas masalah yang ditetapkan adalah promosi kesehatan untuk pencegahan hipertensi. Metode yang digunakan adalah PRECEDE-PROCEED meliputi 7 tahap kegiatan yakni (1) pengkajian sosial; (2) pengkajian epidemiologi; (3) pengkajian perilaku dan lingkungan; (4) pengkajian edukasi dan ekologi; (5) pengkajian kebijakan administratif; (6) implementasi; (7) proses evaluasi. Hasil kegiatan yang dilakukan adalah monitoring tekanan darah, pendidikan kesehatan, serta pemberian motivasi. Median tingkat pengetahuan subjek sebelum memperoleh pendidikan kesehatan adalah 65 (6-94). Sedangkan median tingkat pengetahuan setelah memperoleh pendidikan kesehatan adalah 82 (41-100). Kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan memiliki hubungan yang bermakna terhadap tingkat pengetahuan subjek (p<0,05).
Efektivitas Metode pembelajaran Dengan Pendekatan Tutorial Dan Mini Group Discusion Pada kegiatan POSAKA (POS SIAGA KELUARGA) di kecamatan Singosari Kabupaten Malang Nurma Afiani; Misbahul Subhi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 7 No 1: April
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33475/jikmh.v7i1.34

Abstract

Analisa situasi terkini dilakukan pada kedua lokasi mencakup aspek sosial, budaya, religi, kesehatan, mutu layanan dan kehidupan bermasyarakat. Hasil analisa situasi menyebutkan bahwa masalah yang ada pada kedua kelompok masyarakat sejenis yakni: menurunnya semangat gotong royong pada masyarakat setempat, kurangnya konsumsi serat dan sayuran, pola konsumsi fast food menjadi kebiasaan, peran poskamling kurang optimal, lahan TOGA tidak terawat, tidak memiliki lahan untuk menanam sayur dan buah secara mandiri, bencana longsor, rumah roboh, serta rawan tindak kriminalitas. Tujuan program ini mengetahui efektivitas metode pembelajaran dengan pendekatan tutorial dan mini group discussion untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam P3K dan teknik menanam dilahan terbatas dengan teknik hidroponik pada petugas keamanan dan remaja karang taruna di RW 12 dan RW 15 Desa Watugede. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi-eksperiment dengan pre-post-test desain tanpa kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan yakni t-test berpasangan, dengan 45 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata pengetahuan dan keterampilan peserta setelah pelatihan meningkat (p-value<0,005). Pengetahuan sebelum (n=45), Mean=60 (40-90), Pengetahuan sesudah (n=45), Mean=80 (70-100). Metode pembelajaran dengan pendekatan tutorial dan mini group discussion efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam P3K dan teknik menanam dilahan terbatas dengan teknik hidroponik pada petugas keamanan dan remaja karang taruna di RW 12 dan RW 15 Desa Watugede.
APLIKASI TERAPI ‘GUIDED IMAGERY’ UNTUK PASIEN ASMA DENGAN STATUS ASMATIKUS PADA UNIT GAWAT DARURAT Nurma Afiani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 2 No 1: September
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.689 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v2i1.105

Abstract

Asthma is a disease of the respiratory tract that can be caused by multifactor. Psychological stress may be one trigger of asthma attacks. One of the psychological therapies that can be performed on patients with asthma is guided imagery. The method used in this study is a literature review as a basis for research to be conducted. The study of literature shows that there is a positive effect of guided imagery therapy against one of the lung function parameters forced expiratory lung capacity (force expiratory volume / FEV). Complementary therapies guided imagery is in line with medical treatment by other health care team to achieve optimal patient conditions
PERAN HIPNOSIS DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI PRIMER Nurma Afiani; Ari Damayanti Wahyuningrum
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 2 No 2: Maret
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.562 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v2i2.119

Abstract

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arterial yang abnormal. Secara etiologi, hipertensi terdiri dari hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer adalah suatu kondisi saat penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Terapi nonfarmakologis harus diberikan kepada semua pasien hipertensi. Intervensi terapi nonfarmakologis yang menarik untuk dikaji pada pasien hipertensi primer adalah terapi menggunakan hipnosis (medical hypnosis). Hipnosis menarik untuk diteliti karena aman, meminimalkan biaya dan telah didukung penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi efek hipnosis terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi primer yang menjalani rawat jalan di Poliklinik Jantung RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Desain penelitian menggunakan Quasi eksperimental with pre-post control group. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan simple random sampling. Instrumen penelitian karakteristik responden menggunakan kuesioner, tingkat kecemasan diukur menggunakan 100mm Visual Analog Scale(VAS), observasi tingkat sugestibilitas menggunakan Stanford Hypnosability Sugestibility Scale Form C (SHSS Form C). Tekanan darah sebelum dan setelah intervensi diukur menggunakan tensimeter raksa. Data dianalisis menggunakan t test dan analisis korelasi regresi linear.
ANALISIS DETERMINAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DERAJAT II Nurma Afiani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 3 No 1: Oktober
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.178 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v3i1.124

Abstract

Hipertensi derajat II tidak terkontrol dapat beresiko menimbulkan krisis hipertensi dan penyakit kardiovaskular lain, serta menurunkan kualitas hidup penderita. Oleh karena itu, kontrol terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup penderita hipertensi derajat II diperlukan untuk mencegah terjadinya krisis hipertensi dan komplikasi kardiovaskular lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita hipertensi derajat II dengan mengimplementasikan studi analitik observasional yang dilakukan pada pasien hipertensi rawat jalan di Poliklinik Umum Puskesmas Dinoyo Kota Malang selama bulan Mei sampai Juli 2014. Subjek dipilih sesuai dengan kriteria hipertensi derajat II dan yang telah mengisi blanko Informed Consent. Data tentang kepatuhan terapi dan kualitas hidup diperoleh dari hasil wawancara masing-masing pasien dengan menggunakan kuisioner MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) dan SF-36 (Short Form-36). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup penderita hipertensi derajat II lainnya dikaji dan dianalisa dengan analisis jalur (Path Analysis). Berdasarkan hasil analisa jalur, ditemukan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap kualitas hidup berturut-turut adalah kepatuhan terapi (r=0.401; p=0.000), tingkat ekonomi (r=0.257; p=0.009) dan jenis antihipertensi (r=0.159; p=0.016). Kepatuhan terapi sendiri juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat ekonomi (r=0.239; p=0.004) dan tingkat pendidikan (r=0.237; p=0.000). Jadi, faktor ekonomi dan pendidikan merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan kepatuhan terapi yang kemudian berdampak kepada kualitas hidup.
RESUSITASI CAIRAN PADA CEDERA KEPALA Nurma Afiani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 4 No 1: November
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.863 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v4i1.169

Abstract

Cedera kepala merupakan salah satu kasus trauma yang memerlukan perhatian khusus dalam resusitasi cairan. Jumlah dan jenis cairan yang digunakan dalam proses resusitasi cedera kepala harus diperhatikan secara cermat, cairan yang digunakan harus mampu mengontrol tekanan intrakranial (TIK) otak, dapat mengurangi edema otak dan tidak menimbulkan efek samping bagi organ tubuh yang lain. Jenis dan jumlah cairan resusitasi pada kasus cedera kepala masih menjadi topik kontroversial sehingga literatur mengenai cairan resusitasi pada kasus cedera kepala masih terbatas. Artikel berikut ini akan menyajikan jenis dan jumlah cairan yang tepat untuk resusitasi cedera kepala berdasarkan review hasil penelitian terkait yang disajikan dalam EBSCO, PROQUEST, CENGANGE dalam rentang 10 tahun terakhir. Kata kunci yang digunakan adalah ‘fluid resusication’, ‘intracranial pressure’, ‘head injury’, ‘traumatic brain injury’, ‘head trauma’. Artikel diseleksi berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan yakni mengidentifikasi jenis dan jumlah cairan resusitasi. Hasil review menunjukkan bahwa tidak ada suatu jenis cairan resusitasi ‘ideal’ yang dapat digunakan untuk semua kasus trauma. Metode pemberian cairan (waktu, volume dan tujuan yang diharapkan) lebih penting dibandingkan dengan jenis cairan itu sendiri. Hypertonis saline solution (HTS) menjadi salah satu jenis cairan resusitasi yang dapat digunakan dengan beberapa pilihan dosis sebagai berikut: 3% HTS 3ml/kg secara IV selama 10-20 menit; dua bolus 250ml 5% HTS atau 500ml 3% HTS; 4-5ml/kg HTS. HTS sebagai cairan resusitasi cedera kepala unggul dalam menurunkan edema otak dan tidak menimbulkan efek berbahaya bagi organ lain (renoprotective agent).