Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Gambaran Tingkat Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Di PT. SUCOFINDO Cabang Surabaya Muhammad Syammes Prasetya; Kuuni Ulfah Naila El Muna; Dony Dwimartha Raharja; Luthfiana Dysi Setiawati
DIAGNOSA: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 3 (2023): Agustus : Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Katolik Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/diagnosa-widyakarya.v1i3.889

Abstract

Dalam aktivitas kerjanya karyawan PT Sucofindo mengalami berbagai pajanan potensi bahaya, salah satunya faktor ergonomi. Bahaya ergonomi dapat mengakibatkan produktivitas dan kualitas pekerja menurun serta dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat risiko keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada pekerja PT. Sucofindo Surabaya Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan desain cross sectional menggunakan metode Alberta (heavy frequent awkward lifting), Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Rapid Office Strain Assessment (ROSA) dan Nordic Body Map (NBM) variabel yang diukur yaitu postur kerja karyawan PT Sucofindo. karyawan PT Sucofindo yang menjadi responden mengalami musculoskeletal disorders (MSDs) tinggi. Sebagian besar responden mengalami gangguan musculoskeletal disorders (MSDs) di kantor cabang Kalibutuh mempunyai keluhan nyeri otot di daerah leher dan bahu sebesar (15%), laboratorium A.Yani mempunyai keluhan nyeri otot di daerah leher dan bahu sebesar (40%), dan KUP Gresik tidak ditemukan keluhan pada semua responden. Responden dari kantor cabang Kalibutuh dan laboratorium A.Yani juga sebagian besar (40%) mengalami keluhan di bagian punggung bawah (lower back) sedangkan KUP Gresik tidak ditemukan keluhan pada semua responden. Sebagian besar responden (80%) merasakan keluhan tersebut 12 bulan terakhir, dan sisanya baru merasakan 7 bulan terakhir (40%).akibat posisi kerja dan stasiun kerja yang tidak ergonomi. Dapat disimpulkan bahwa karyawan PT Sucofindo yang menjadi responden dalam penelitian ini sebagian besar mengalami musculoskeletal disorders (MSDs) tinggi. Sebagian besar responden pada kajian ergonomi ini mengalami gangguan musculoskeletal disorders (MSDs) di daerah leher, punggung atas, dan punggung bawah akibat posisi kerja dan stasiun kerja yang tidak ergonomis. Perusahaan disarankan untuk mengadakan program tiap 10-15 menit melakukan istirahat dan peregangan, melakukan penilaian postur kerja dan stasiun kerja pada seluruh karyawan Sucofindo agar bisa dilakukan perencanaan ergonomi untuk mencegah gangguan MSDs pada seluruh karyawan, mengadakan ergonomic awareness training pada karyawan.
Infectious Disease Health Problems at Pondok Pesantren X, Pasuruan City in 2023 Kuuni Ulfah Naila El Muna; Dwi Handayani; Mursyidul Ibad
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 8 No 1 (2024): Medical Technology and Public Health Journal March 2024
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v8i1.5518

Abstract

Pesantren is an Islamic educational institution that provides religious education services. Pesantren usually provides dormitories for students, where many people live in one location, resulting in crowded living conditions for an extended period. If anyone who infected an infectous disease which can easily transmit to other, and moreover this can lead to an outbreak which can lead enormous losses. Therefore, we want to do an analysis situation of infectious disease that happened in Pondok Pesantren X. We managed to interview 102 santri and observed some dormitory room. Based on our analysis on the infectious disease situation, we can conclude that the diseases recorded in the clinic do not encompass all illnesses experienced by the students. Common infectious diseases among students in the Pondok Pesantren not only scabies as many people says so, there are also acute respiratory infections, gastroenteritis, typhoid, COVID-19, tuberculosis (TBC), and dengue fever (DBD). We suggest the Caregiver and administrators of the Pondok Pesantren can encourage students to avoid risky behaviors leading to infectious diseases.
Pengenalan Deteksi Dini Kesehatan Mental Santri berbasis Sistem Informasi di Pondok Pesantren Akas Yekti Pulih Asih; Maki Zamzam; Kuuni Ulfah Naila El Muna; Rizki Andikawati Fitriasari; Endang Sulistiyani
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat : MEMAKSIMALKAN POTENSI
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/snpm.v3i1.1281

Abstract

Roughly 5% of all teenagers in Indonesia are estimated to experience mental health disorders, yet only a small portion of them seek counseling or treatment. The rapid growth of Islamic boarding schools (Pondok Pesantren) in Indonesia, primarily catering to children and adolescents, has contributed to a vulnerable population regarding mental health issues. The dense schedule of students in pursuing both secular and religious knowledge, in addition to memorizing the Quran, coupled with the relatively low awareness and knowledge among the students, and the absence of early detection regarding mental health at the Sulaimaniyah Tahfidz Foundation in Surabaya, has become a particular concern. The introduction of early detection of mental health based on information systems called siskestren, is expected to address the existing issues at this partner institution. The community engagement project revealed an increase in mental health-related knowledge among the students. Moreover, six santri husada have been established and trained to conduct early detection of mental health using the siskestren system, enabling all santri husada to conduct mental health early detection on other students. By implementing siskestren at the Sulaimaniyah Tahfidz Foundation, it is hoped that it will raise awareness and knowledge among the students about their mental health condition and enable regular early detection of the students' mental health.
Gambaran Tingkat Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Di PT. SUCOFINDO Cabang Surabaya Muhammad Syammes Prasetya; Kuuni Ulfah Naila El Muna; Dony Dwimartha Raharja; Luthfiana Dysi Setiawati
DIAGNOSA: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 3 (2023): Agustus : Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/diagnosa-widyakarya.v1i3.889

Abstract

Dalam aktivitas kerjanya karyawan PT Sucofindo mengalami berbagai pajanan potensi bahaya, salah satunya faktor ergonomi. Bahaya ergonomi dapat mengakibatkan produktivitas dan kualitas pekerja menurun serta dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat risiko keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada pekerja PT. Sucofindo Surabaya Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan desain cross sectional menggunakan metode Alberta (heavy frequent awkward lifting), Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Rapid Office Strain Assessment (ROSA) dan Nordic Body Map (NBM) variabel yang diukur yaitu postur kerja karyawan PT Sucofindo. karyawan PT Sucofindo yang menjadi responden mengalami musculoskeletal disorders (MSDs) tinggi. Sebagian besar responden mengalami gangguan musculoskeletal disorders (MSDs) di kantor cabang Kalibutuh mempunyai keluhan nyeri otot di daerah leher dan bahu sebesar (15%), laboratorium A.Yani mempunyai keluhan nyeri otot di daerah leher dan bahu sebesar (40%), dan KUP Gresik tidak ditemukan keluhan pada semua responden. Responden dari kantor cabang Kalibutuh dan laboratorium A.Yani juga sebagian besar (40%) mengalami keluhan di bagian punggung bawah (lower back) sedangkan KUP Gresik tidak ditemukan keluhan pada semua responden. Sebagian besar responden (80%) merasakan keluhan tersebut 12 bulan terakhir, dan sisanya baru merasakan 7 bulan terakhir (40%).akibat posisi kerja dan stasiun kerja yang tidak ergonomi. Dapat disimpulkan bahwa karyawan PT Sucofindo yang menjadi responden dalam penelitian ini sebagian besar mengalami musculoskeletal disorders (MSDs) tinggi. Sebagian besar responden pada kajian ergonomi ini mengalami gangguan musculoskeletal disorders (MSDs) di daerah leher, punggung atas, dan punggung bawah akibat posisi kerja dan stasiun kerja yang tidak ergonomis. Perusahaan disarankan untuk mengadakan program tiap 10-15 menit melakukan istirahat dan peregangan, melakukan penilaian postur kerja dan stasiun kerja pada seluruh karyawan Sucofindo agar bisa dilakukan perencanaan ergonomi untuk mencegah gangguan MSDs pada seluruh karyawan, mengadakan ergonomic awareness training pada karyawan.
Implementasi Principal Component Analysis dalam Analisis Faktor Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Jember Nur Muhammad Ali Al Faizi; Mursyidul Ibad; Kuuni Ulfah Naila El Muna; Budhi Setianto
SEHATMAS: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2023): Juli 2023
Publisher : Yayasan Literasi Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55123/sehatmas.v2i3.2327

Abstract

Despite a decrease from 2021 to 2022 based on data from the Indonesian Nutrition Status Survey in 2023, helminthiasis remains a major problem in Indonesia, with high prevalence rates in 2020. The Indonesian government has intervened to address the problem, including a survey to assess helminthiasis prevalence in Jember district conducted by BBTKLPP Surabaya and Jember District Health Office. The survey results showed that some students were still infected with helminthiasis, and there were problems with clean and healthy living behavior in some students. However, there are difficulties in presenting sensitive reports, so 13 indicators in the questionnaire were simplified using PCA (Principal Component Analysis) method to facilitate data visualization and analysis given the correlation among indicators. This study used a descriptive observational design with a cross-sectional approach and included 190 samples of primary school students out of a total of 615 samples. Some samples were not used because of incomplete or blank data due to absence at the time of the survey. The results showed that 7 out of 13 indicators were feasible for further testing, while the remaining 6 indicators were not feasible. Using the PCA method, 3 indicators (Principal Component) were successfully obtained to represent the other 7 indicators, namely basic knowledge of helminthiasis, environmental sanitation, and personal hygiene related to helminthiasis among primary school children. This study concluded that the PCA method is effective in identifying factors associated with helminthiasis and can reduce correlated variables without losing important information from the original data. This helps in the implementation of helminthiasis prevention efforts in Indonesia.