Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI INSTANSI KESEHATAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGUNTAPAN III rifai, muchamad; Winanto, Yokas Siswan; Ma?rifah, Ulil; Asri, Inaya Larang; Safitri, Rizqi Nur Anis; Azmi, Nur
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.378 KB) | DOI: 10.12928/jp.v4i1.2020

Abstract

Keselamatan dan kesehatan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya perlindungan terhadap tenaga kerja. Pada beberapa instansi kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan III, masih ditemukan beberapa permasalahan seperti penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam bekerja yang tidak lengkap serta tidak adanya media promosi keselamatan dan kesehatan kerja.  Masih kurangnya pengetahuan tentang pentingnya penerapan budaya keselamatan dan kesehatan kerja di beberapa instansi kesehatan membuat para pekerja tidak begitu memperhatikan aspek tersebut dan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Untuk menanggulangi hal tersebut dilakukan intervensi ke beberapa instansi kesehatan. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan, serta mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja. Metode yang digunakan yaitu pemberian  media promosi keselamatan dan kesehatan kerja berupa poster dan leaflet, serta penyuluhan yang dilaksanakan dari tanggal 29 Januari sampai 27 Februari 2020. Hasil dari kegiatan tersebut yaitu pekerja menerima poster untuk dipasang di dinding dan leaflet untuk mereka baca, dan selain  itu pekerja memiliki pengetahuan yang belum mereka ketahui sebelumnya tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dampak program ini adalah pekerja telah sadar menggunakan APD dengan lengkap ketika bekerja.
Pencegahan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Berwisata : studi kasus Objek Wisata Lava Bantal-Sleman, D.I Yogyakarta Rifai, Muchamad; Agustin, Helfi; Isni, Khoiriyah
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 1 (2020): PROMOTIF - JUNI
Publisher : PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.041 KB) | DOI: 10.31934/pjkm.v10i1.873

Abstract

Aktivitas pariwisata memiliki potensi bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan. Bahaya dan risiko-risiko tersebut sebenarnya dapat dikurangi dengan memperhitungkan langkah-langkah pencegahannya. Salah satunya adalah dengan melakukan manajemen risiko Keselamatan dan kesehatan kerja metode HIRARC.  Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan menilai risiko keselamatan dan kesehatan di destinasi wisata Lava Bantal, Bantul D.I Yogyakarta. Pemilihan lokasi ditetapkan secara purposive mewakili wisata air dan wisata alam. Metode pengumpulan data adalah dengan observasi lingkungan serta wawancara terhadap pengelola dan wisatawan. Informan kunci adalah pimpinan operasional/teknis lokasi wisata, sedangkan informan triangulasi adalah wisatawan di Lava Bantal. Data dianalisis dengan matriks penilaian risiko dan analisis isi. Objek wisata Lava Bantal memiliki 4 risiko sangat tinggi (extreme) yaitu terdapat potensi bahaya terjatuh, terseret arus, dan tenggelam pada saat kegiatan kunjungan biasa seperti hunting foto, memancing, mandi, tracking, riset, dll), serta terdapat juga ancaman berupa ular berbisa pada saat mengikuti kegiatan di pendopo. Direkomendasika kepada pengelola wisata Lava Bantal agar terus mengendalikan risiko dengan penyediaan obat P3K, Alat Pelindung Diri dan memberikan informasi terkait risiko yang ada di tempat wisata.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PARTISIPASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PERAWAT DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI RUMAH SAKIT X YOGYAKARTA Rifai, Muchamad
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 4, No 3 (2017): Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v4i3.4320

Abstract

Correlation between fine particulate matter air pollution and under-five children mortality in Indonesia: A secondary data analysis of WHO Global Health Observatory Soleman, Sani; Rifai, Muchamad; Indah, Meiyla Farikha
Public Health of Indonesia Vol. 9 No. 1 (2023): January - March
Publisher : YCAB Publisher & IAKMI SULTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36685/phi.v9i1.662

Abstract

Background: Fine particulate matter (PM2.5) is an environmental factor contributing to the death rate. However, few studies have demonstrated the association between PM2.5 and the under-five mortality rate. Objective: To determine the correlation between PM2.5 and under-five children mortality in Indonesia. Methods: A secondary data analysis of the WHO Global Health Observatory on Environmental Pollution and Children Mortality during 2012-2016 was conducted. The environmental pollution was measured by PM2.5 levels (μg/m3) in rural, urban, and both areas. Mortality data were categorized by specific causes—meningitis/encephalitis, acute lower respiratory infection, diarrhoeal diseases, tetanus, prematurity, birth asphyxia, and congenital anomalies. Data were analyzed using Mann-Whitney and Spearman correlations. Results: The PM2.5 total concentration in urban areas was greater than in rural areas for four years (18.4±1.19 vs. 15.4±1.1, p = 0.016). Prematurity, acute lower respiratory infection, and birth asphyxia were the leading causes of under-five mortality. The PM2.5concentration in urban and rural areas was significantly associated with an acute lower respiratory infection, tetanus, prematurity, birth asphyxia, and congenital anomalies (p <0.05). Additionally, the PM2.5 concentration was negatively correlated with tetanus, prematurity, birth asphyxia, and congenital anomalies (p <0.001; r = -0.8, -0.8, -0.82, -0.83, respectively). Conclusion: PM2.5 air pollution was correlated with tetanus, prematurity, birth asphyxia, and congenital anomalies from 2012-2016 in Indonesia. Further action is needed to handle the sources of air pollution contamination to preventing under-five mortality in the community.
EVALUASI PERILAKU KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA EKOWISATA Isni, Khoiriyah; Yougiftira, Prisna Harry; Mustanginah, Tri; Rifai, Muchamad; Agustin, Helfi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 19 No 4 (2023)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v19i4.38172

Abstract

Adanya tempat wisata tidak terlepas dari para pekerja didalamnya. Suatu pekerjaan pasti memiliki risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat berupa fatigue, terjepit, terpeleset, tergores, kepanasan, terlindas, terjepit, terpapar debu, tertabrak wisatawan/pengemudi kendaraan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, masa kerja, sikap dan pengaruh pengetahuan terhadap perilaku K3 di Ekowisata, serta pengaruh pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan pekerja. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode action research, didahului dengan rancangan cross-sectional dan dilanjutkan dengan pelatihan untuk peningkatan pengetahuan. Sampel adalah seluruh pekerja ekowisata yang diambil dengan menggunakan teknik total sampling berjumlah 50 pekerja. Pengumpulan data mengenai perilaku K3 pekerja, usia, masa kerja, tingkat pengetahuan, dan sikap pekerja diperoleh melalui pengisian kuesioner sebagai instrumen penelitian. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil menunjukkan bahwa masih terdapat pekerja dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku K3 yang kurang baik. Usia, masa kerja, tingkat pengetahuan, dan sikap pekerja menunjukkan tidak ada hubungan bermakna dengan perilaku K3 diantara para pekerja (nilai p>0,05). Tidak ada pengaruh pemberian pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan pekerja (nilai p=0,840). Perilaku kesehatan dan keselamatan kerja diantara pekerja di Ekowisata Kabupaten Sleman tidak dipengaruhi oleh faktor usia, masa kerja, pengetahuan, dan sikap serta upaya pelatihan.
Penyelenggaraan Pos Upaya Kesehatan Kerja Terintegrasi di Desa Wisata Kasongan, Bantul- D.I. Yogyakarta Agustin, Helfi; Arianto, Machfudz Eko; Rifai, Muchamad
Jurnal Kesehatan Komunitas Vol 9 No 3 (2023): Jurnal Kesehatan Komunitas
Publisher : LPPM Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/keskom.Vol9.Iss3.1454

Abstract

Two hundred and twenty-two public health centers have organized Basic Occupational Health and Safety (BOHS) in Yogyakarta province in 2022. Based on previous research, most of the implementation of the BOHS of community health centers is not yet running and specific. One of the BOHS for tourism sector workers is the “Kasongan Sehat”, in the Kasongan Tourism Village. This qualitative research aims to analyze the implementation of the BOHS in the “Kasongan Sehat”. The research subjects were occupational health trainers at the Community Health Center level, cadres, pottery industry workers in Kasongan, and hamlets selected using purposive sampling. In-depth interview and observation data collection techniques. The analysis uses the content analysis method. Research findings; The basis for administering the BOHS is Bantul Regent's regulation number 42 of 2015. This post has implemented an integrated BOHS by Minister of Health Regulation number 100 of 2015, which can be seen from the combination of their activities and management. Activities have been running regularly; including measuring blood pressure, body weight, first aid, and providing referrals to community health centers. The Community Health Center has distributed facilities and infrastructure and held first aid training for treating wounds for cadres. In general, occupational health service activities by cadres at the “Kasongan Sehat” have not been implemented comprehensively, due to a lack of training on OHS and the BOHS has just been revitalized after being stagnant after the 2006 Yogya earthquake. Specific training and guidance on BOHS are needed for supervisors as well as cadres.
Pencegahan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Berwisata : studi kasus Objek Wisata Lava Bantal-Sleman, D.I Yogyakarta Rifai, Muchamad; Agustin, Helfi; Isni, Khoiriyah
Promotif : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 10 No. 1: JUNE 2020
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.041 KB) | DOI: 10.56338/pjkm.v10i1.873

Abstract

Aktivitas pariwisata memiliki potensi bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan. Bahaya dan risiko-risiko tersebut sebenarnya dapat dikurangi dengan memperhitungkan langkah-langkah pencegahannya. Salah satunya adalah dengan melakukan manajemen risiko Keselamatan dan kesehatan kerja metode HIRARC.  Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan menilai risiko keselamatan dan kesehatan di destinasi wisata Lava Bantal, Bantul D.I Yogyakarta. Pemilihan lokasi ditetapkan secara purposive mewakili wisata air dan wisata alam. Metode pengumpulan data adalah dengan observasi lingkungan serta wawancara terhadap pengelola dan wisatawan. Informan kunci adalah pimpinan operasional/teknis lokasi wisata, sedangkan informan triangulasi adalah wisatawan di Lava Bantal. Data dianalisis dengan matriks penilaian risiko dan analisis isi. Objek wisata Lava Bantal memiliki 4 risiko sangat tinggi (extreme) yaitu terdapat potensi bahaya terjatuh, terseret arus, dan tenggelam pada saat kegiatan kunjungan biasa seperti hunting foto, memancing, mandi, tracking, riset, dll), serta terdapat juga ancaman berupa ular berbisa pada saat mengikuti kegiatan di pendopo. Direkomendasika kepada pengelola wisata Lava Bantal agar terus mengendalikan risiko dengan penyediaan obat P3K, Alat Pelindung Diri dan memberikan informasi terkait risiko yang ada di tempat wisata.
Hubungan antara Usia, Jarak Penglihatan dan Masa Kerja dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Pembatik di Industri Batik Tulis Srikuncoro Dusun Giriloyo Kabupaten Bantul Chandraswara, Baiq Novia; Rifai, Muchamad
Promotif : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 11 No. 1: JUNE 2021
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.169 KB) | DOI: 10.56338/pjkm.v11i1.1516

Abstract

Menurut WHO pada tahun 2014 angka kejadian kelelahan mata (astenopia) berkisar 40% sampai 90%, WHO juga menambahkan sebanyak 285 juta orang atau 4,24% dari total populasi di dunia mengalami gangguan penglihatan berupa low vision/ ketajaman penglihatan yang rendah dan kebutaan dengan distribusi sebesar 246 juta orang atau 65%, sedangkan di Indonesia diperkirakan 3 juta orang mengalami gangguan penglihatan (WHO, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, jarak penglihatan dan masa kerja dengan keluhan kelelahan mata pada pembatik di industri batik tulis Srikuncoro Dusun Giriloyo, Bantul Jenis penelitian analitik observational dengan desain cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 32 responden. Cara pengukuran menggunakan penggaris untuk mengukur jarak penglihatan, serta kuesioner untuk mengetahui usia, masa kerja dan keluhan kelelahan mata. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji alternatif fisher’s exact test. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p value usia sebesar 0,265 (p value >0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara usia dengan keluhan kelelahan mata, nilai p value jarak penglihatan sebesar 0,028 (p value <0,05) yang artinya ada hubungan antara jarak penglihatan dengan keluhan kelelahan mata dan nilai p value masa kerja sebesar 0,011 (p value < 0,05) yang artinya ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan kelelahan mata pada pembatik di industri batik tulis Srikuncoro Dusun Giriloyo, Bantul. Tidak ada hubungan antara usia dengan keluhan kelelahan mata, ada hubungan antara jarak penglihatan dan masa kerja dengan keluhan kelelahan mata pada pembatik di industri batik tulis Srikuncoro Dusun Giriloyo, Bantul.
Analysis of the Implementation of the Contractor Safety Management System (CSMS) in the Implementation Phase at PT X Ogan Komering Aqila, Syifa; Rifai, Muchamad
Periodicals of Occupational Safety and Health Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/posh.v3i1.11335

Abstract

The high intensity of the project and stages of work at PT X Ogan Komering, so it requires contractors and subcontractors to operate in the area. Overall at PT X there are 70% of workers from contractors, so work accidents are more prone to occur in contractor workers, so it is important to ensure that contractors prioritize aspects of Occupational Safety and Health (K3). One approach to achieving this goal is to implement a CSMS, which ensures that contractors include OSH aspects in the project being undertaken. The implementation of CSMS often faces challenges, such as contractors' limited understanding of CSMS, for which efforts are needed to overcome these obstacles and prevent errors among workers that can cause incidents. The design of this study uses a descriptive qualitative method with a case study design with data collection from interviews, observations and document reviews. The Contractor Safety Management System (CSMS) consists of 2 Phases, namely Administration and Implementation, in the Implementation Phase consists of Pre-Work Assessment (PSB), Running Assessment (PB), and Final Assessment (PA). In general, the implementation of CSMS has gone well, this can be seen from the availability of SIKA, SIM-L and there is also Safety Induction as a step to minimize the risk of accidents. The supporting and inhibiting factor in the implementation of CSMS is the awareness of all parties involved. If awareness in the implementation of CSMS is lacking, its implementation will be hampered. The implementation of CSMS has been well underway and has succeeded in increasing OSH awareness and reducing work incidents, but it needs to increase supervision and socialization of contractor workers, especially in high-risk jobs.
Hubungan masa kerja, postur kerja dan beban kerja fisik dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada pekerja industri genteng di desa Sidoluhur Sleman Aprillia, Puput; Rifai, Muchamad
Periodicals of Occupational Safety and Health Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/posh.v1i1.6401

Abstract

Latar Belakang: Keluhan Muskuloskeletal adalah keluhan yang berada pada bagian otot skeletal atau otot rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan hingga sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam jangka waktu yang cukup lama maka akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Menurut data Labour Force Survei (LFS) Great Britain tahun 2017 kasus musculoskeletal disorders menempati urutan kedua dengan rata-rata prevalensi 469.000 kasus atau 34,54% selama tiga tahun terakhir dari semua kasus penyakit akibat kerja yang ada. Keluhan yang dialami pekerja sentra industri genteng terjadi karena aktivitas yang dilakukan secara berulang dan dalam jangka waktu yang lama. Postur kerja yang tidak baik dengan beban kerja yang berlebih menjadikan faktor utama adanya kejadian keluhan Musculoskeletal Disorders. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 48 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability Sampling. Instrumen yang digunakan untuk menganalisis postur kerja dengan kejadian keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) adalah lembar Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan untuk melihat keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) menggunakan lembar Nordic Body Map (NBM). Analisis data dengan Uji Chi-Square. Hasil: Analisis bivariat menunjukan ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan MSDs pada pekerja Sentra Industri Genteng Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, dengan nilai p value sebesar 0,005 (p value <0,05). Kemudian hubungan antara postur kerja dengan keluhan MSDs pada pekerja Sentra Industri Genteng Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, dengan nilai p value sebesar 0,000 (p value <0,05). Begitupun hubungan antara beban kerja fisik dengan keluhan MSDs pada pekerja Sentra Industri Genteng Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, memiliki nilai p value sebesar 0,000 (p value <0,05). Kesimpulan: Ada hubungan secara statistik antara masa kerja, postur kerja, dan beban kerja fisik dengan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja Sentra Industri Genteng Di Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.