Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MENTAL EMOSIONAL PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) Iis Suwanti; Hartin Suidah
Jurnal Keperawatan Vol. 9 No. 2 (2016): Jurnal Keperawatan, Volume IX, Nomor 2, Juli 2016
Publisher : LPPM Akper Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.919 KB)

Abstract

Latar Belakang : Pola asuh yang diterapkan kepada anak usia prasekolah (4-6 tahun) secara tidak langsung akan berdampak kepada perkembangan yang dialami anak. Kesalahan dalam pemilihan dan penerapan pola asuh pada anak dapat berakibat kepada kondisi mental emosional pada anak. Orangtua dan pola asuh memiliki peran yang besar dalam menanamkan dasar kepribadian yang ikut menentukan corak dan gambaran kepribadian seseorang setelah dewasa kelak. Cara dan pola tersebut tentu akan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya. Dalam kegiatan memberikan pengasuhan ini, orangtua akan memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan anaknya. Dampak pemberian pola asuh berbeda-beda sesuai pola asuh yang diterapkan. Metode : Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik korelasional dengan rancang bangun menggunakan pendekatan cross sectional. Pengolahan data dilakukan dengan tahap editing, coding, scoring dan tabulating. Uji analisa yang digunakan adalah korelasi rank spearman rho. Hasil : Dari hasil uji korelasi rank spearman dengan tingkat signifikasi α = 0,05 didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,000 dan korelasi sebesar 0,586. Karena nilai signifikasi yang didapatkan < (α = 0,05) maka hipotesis penelitian diterima yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pola asuh orang tua dengan mental emosional pada anak usia prasekolah (4-6 tahun) dengan kekuatan korelasi dalam kategori korelasi kuat (0,50 – 0,75). Pola asuh yang baik adalah pola asuh demokratis, Penetapan pola asuh demokratis dicirikan pada kondisi dimana orang tua senantiasa mengontrol perilaku anak, namun kontrol tersebut dilakukan dengan fleksibel atau tidak kaku. Menurut Gustian dalam Andayani (2010), anak yang terbiasa dengan pola asuh orang tua yang demokratis akan membawa dampak yang menguntungkan, diantaranya anak memiliki kepribadian yang ceria, mempunyai kontrol diri dan rasa percaya diri yang baik, anak bisa mengatasi stress, punya keinginan untuk berprestasi dan bisa berkomunikasi baik dengan teman-teman dan orang dewasa. Orang tua merupakan pendidik pertama bagi anak-anak, karena dari merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya, serta menjadi dasar bagi perkembangan dan kehidupan anak dikemudian hari. Bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga, sehingga keluarga merupakan awal dari pengasahan mental emosional anak. Kesimpulan : Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi positif dalam perkembangan ilmu pengetahuan diantaranya sebagai : (1) bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan di bidang kesehatan dan acuan dalam promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif dalam peningkatan derajat kesehatan, serta (2) dapat dijadikan pedoman dalam penerapan pola asuh pada anak usia prasekolah (4-6 tahun)
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B Khoiro Fatim; Iis Suwanti
Jurnal Keperawatan Vol. 10 No. 1 (2017): Jurnal Keperawatan, Volume X, Nomor 1, Januari 2017
Publisher : LPPM Akper Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.179 KB)

Abstract

Menggosok gigi merupakan perilaku sehat yang masih kurang diterapkan pada anak. Ketidaktahuan cara menggosok gigi yang baik dan benar, frekuensi menggosok gigi yang tidak benar itu awal terjadinya kerusakan gigi. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan menggosok gigi terhadap kemampuan menggosok gigi yang baik dan benar. Desain penelitian menggunakan Quasy Experimental bentuk Pre-Post Test Control Group Design. Metode sampling menggunakan Total Sampling. Sampel yang diambil anak TK B sebanyak 22 responden, 11 kelompok perlakuan dan 11 kelompok kontrol. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan demonstrasi mengenai prosedur menggosok gigi. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney dengan tingkat kemaknaan α < 0,05. Ada pengaruh kemampuan menggosok gigi, pada kelompok perlakuan diperoleh uji Wilcoxon p value 0,002 < α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh kemampuan menggosok gigi sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan menggosok gigi pada kelompok perlakuan. Kelompok kontrol diperoleh uji Wilcoxon p value 1,000 < α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada pengaruh kemampuan menggosok gigi sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan menggosok gigi pada kelompok kontrol. Dari uji perbandingan diperoleh Mann Whitney p value : 0,000 < α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh kemampuan menggosok gigi setelah dilakukan pendidikan kesehatan menggosok gigi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi dapat membantu anak untuk melakukan gosok gigi dengan baik dan benar, peran orang tua dan pendidik sangat dibutuhkan dalam memberikan penjelasan dan contoh kepada anak tentang menggosok gigi
STUDI KORELASI PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN TENTANG PENULARAN HEPATITIS DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN Iis Suwanti; Heti Aprilin
Jurnal Keperawatan Vol. 10 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan, Volume X, Nomor 2, Juli 2017
Publisher : LPPM Akper Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.134 KB)

Abstract

Keluarga pasien masih belum memahami dengan baik tentang penerapan cuci tangan dengan baik dan benar sehingga diperlukan penerapan cuci tangan cuci tangan yang baik dan benar dari petugas kesehatan tentang prosedur cuci tangan yang akan dilakukan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan keluarga pasien tentang penularan sirosis hepatis dengan perilaku cuci tangan di Ruang Interna Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. Desain penelitian ini analitik korelasional pendekatan crosssectional. Variabel penelitian yaitu pengetahuan keluarga pasien tentang penularan hepatitis sebagai variabel independen dan perilaku cuci tangan sebagai variabel dependen. Populasi penelitian yaitu keluarga yang menunggu pasien dengan sirosis hepatis di Ruang Interna Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. Sampel diambil dengan teknik consecutive sampling yaitu keluarga yang menunggu pasien dengan sirosis hepatis di Ruang Interna Rumah Sakit Bhayangkara H.S Samsoeri Mertoyoso Surabaya. Data dikumpulkan dengan kuisioner dan di uji Spearman Rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan keluarga pasien tentang penularan sirosis hepatis cukup sebanyak 9 responden (60%) dan sebagian besar dan sebagian besar perilaku cuci tangan responden positif sebanyak 11 orang (73,3%). Hasil uji Spearman Rho diperoleh dengan nilai signifikan 0,019 <0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima maka ada hubungan pengetahuan keluarga pasien tentang penularan hepatitis dengan perilaku cuci tangan di Ruang Interna Rumah Sakit Bhayangkara H.S Samsoeri Mertoyoso Surabaya. Dengan nilai r yang di peroleh yaitu 0,598 dimana terdapat suatu hubungan yang cukup. Dengan pengetahuan yang cukup baik responden lebih mengetahui bagaimana melakukan cuci tangan yang tepat sesuai dengan standart agar responden dapat melakukan cuci tangan dengan baik
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG COVID-19 ; VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER PENELITIAN Iis Suwanti; Aris Hartono; Ns Darsini
Jurnal Keperawatan Vol. 14 No. 2 (2021): Jurnal Keperawatan, Volume XIV, Nomor 2, Juli 2021
Publisher : LPPM Akper Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.873 KB)

Abstract

Pandemi covid-19 yang terjadi saat ini sudah menimbulkan banyak perubahan pada kehidupan masyarakat serta berbagai sistem pelayanan yang ada. Termasuk dalam hal ini adalah pemberlakuan berbagai kebijakan yang dimaksudkan untuk mengendalikan dan memutus mata rantai penyebaran covid-19. Salah satu faktor yang mempengaruhi berbagai kebijakan penanganan covid-19 adalah persepsi yang dimiliki oleh masyarakat. Mengetahui persepsi yang dimiliki masyarakat terkait covid-19 akan memudahkan penentu kebijakan untuk mengambil langkah yang tepat. Untuk itu dibutuhkan adanya suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran mengenai persepsi masyarakat tentang covid-19. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Pemilihan sampel penelitian ditentukan menggunakan simple random sampling. Analisa data dilakukan menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Uji validitas kuesioner penelitian persepsi tentang covid-19 dilihat berdasarkan nilai R hitung yang didapatkan dan selanjutnya dibandingkan dengan R tabel. Jika nilai R hitung > R tabel maka butir kuesioner penelitian dinyatakan valid. Selanjutnya kuesioner penelitian dilakukan uji reliabilitas guna mengetahui apakah kuesioner penelitian yang telah disusun dapat dikatakan reliabel atau tidak sebagai instrumen penelitian. Uji reliabilitas pada kuesioner penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis alpha cronbach dimana instrumen penelitian dinyatakan reliabel atau konsisten dalam mengukur jika nilai alpha cronbach yang didapatkan lebih dari 0,60. Dari hasil pengujian validitas instrumen penelitian didapatkan seluruh butir pernyataan penelitian persepsi tentang covid-19 dinyatakan valid dengan nilai R hitung > R tabel (0,361). Dari hasil uji reliabilitas instrumen penelitian persepsi tentang covid-19 didapatkan nilai cronbach alpha sebesar 0,990 dimana reliabilitas instrumen persepsi tentang covid ini dikategorikan menjadi reliabilitas sangat baik
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN HEMODIALISIS SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 Andini Fitria Dewi; Iis Suwanti; Linda Presti Fibriana
Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan Vol. 1 No. 1 (2022): Volume 1, Nomor 1, Juni 2022
Publisher : STIKES Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/pipk.v1i1.184

Abstract

Penurunan kualitas hidup pada pasien hemodialisis membutuhkan adanya perhatian terutama dari keluarga dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup yang dimiliki oleh pasien hemodialisis itu sendiri. Dukungan keluarga pasien berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional akan memberikan support kepada pasien hemodialisis untuk mampu menerima kondisi sakit yang mereka miliki, meningkatkan kepatuhan untuk melakukan hemodialisis, meningkatkan kepatuhan dalam pembatasan aktivitas fisik maupun pola konsumsi makanan dan minuman serta mampu melakukan segala aktivitas yang berdampak positif bagi diri pasien hemodialisis itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien hemodialisis selama masa pandemi covid-19 di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Gatoel Kota Mojokerto. Penelitian ini mengunakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien hemodialisis di ruang hemodialisa Rumah Sakit Gatoel Kota Mojokerto yang memenuhi kriteria penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini mengunakan metode Non Probability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel independent dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga dan variabel dependent dalam penelitian ini adalah kualitas hidup. Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Uji korelasi yang digunakan adalah uji chi square. Dari hasil uji korelasi chi square dengan signifikasi 0,05 didapatkan nilai pearson chi square sebesar 0,00 < p (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien hemodialisis selama masa pandemi covid-19 di ruang hemodialisa Rumah Sakit Gatoel Kota Mojokerto
PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG RISIKO STUNTING PADA BALITA MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN Suwanti, Iis; Darsini, Darsini; Purwanto, Fajar
Jurnal Bhakti Civitas Akademika Vol. 7 No. 1 (2024): Volume VII, Nomor 1, Januari 2024
Publisher : Akademi Keperawatan Dian Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu masalah gizi kronis balita yang ditandai dengan tinggi badan lebih pendek dibanding usianya adalah istilah stunting, yang masih menjadi masalah besar di masyarakat. Salah satu faktor yang menyebabkan kejadian stunting yaitu kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi anak sehingga ibu kurang pengetahuan dalam mencegah terjadinya stunting. Kegiatan PKM ini bertujuan untuk melakukan transfer IPTEK terkait stunting melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di Desa Karangtanjung Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Metode penyampaian materi menggunakan wawancara dan diskusi. Jumlah peserta kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sebanyak 38 peserta. Dari hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terjadinya peningkatan pengetahuan pada peserta kegiatan. Sosialisasi mengenai permasalahan stunting merupakan masalah penting yang harus menjadi perhatian oleh semua pihak. Hal ini dikarenakan stunting yang terjadi pada masa balita dapat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan balita itu sendiri. Selain itu, stunting yang terjadi pada balita akan mengakibatkan penurunan kualitas sumberdaya manusia di Indonesia ketika balita tersebut dewasa nantinya. Edukasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan terkait dengan stunting perlu secara rutin dilakukan kepada ibu balita agar pengetahuan masyarakat tentang pencegahan gizi buruk lebih baik serta ibu memiliki informasi dan pengetahuan yang lebih beragam
PENGARUH MEDIA BERMAIN PLAYDOUGH TERHADAP PENINGKATAN GERAK MOTORIK HALUS PADA JARI-JEMARI TANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN Soraya, Putri Aulia; Suwanti, Iis
Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2023): Volume 2, Nomor 2, April 2023
Publisher : STIKES Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/pipk.v2i2.258

Abstract

Perkembangan gerak motorik halus pada anak merupakan salah satu dimensi perkembangan dan pertumbuhan yang harus menjadi perhatian. Hal ini dikarenakan keterlambatan perkembangan gerak motorik halus halus pada anak dapat mengakibatkan penurunan self confident, kurang aktif dan sulit beradaptasi dengan lingkungan. Salah satu cara untuk meningkatkan pencapaian gerak motorik halus adalah menggunakan media bermain playdough. Desain penelitian ini adalah Pre Eksperimental dengan pendekatan One Group Pre Test-Post Test Design. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anak di TK Darul Akhlaq Toronan Pamekasan sebanyak 26 anak. Teknik sampling yang digunakan adalah Non probability sampling dengan jenis Total sampling. Variabel independent dalam penelitian ini adalah media bermain playdough dan variabel dependent dalam penelitian ini adalah kemampuan gerak motorik halus. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan checklist. Dan uji analisis data menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh media bermain playdough terhadap peningkatan gerak motorik halus (meniru bentuk dan menggunakan alat tulis) pada jari-jemari tangan anak usia 4-6 tahun di TK Darul Akhlaq Desa Toronan Pamekasan. Media bermain playdough salah satunya bermanfaat untuk meningkatkan gerak motorik halus. Hal ini dikarenakan penggunakan media playdough akan menstimulasi gerakan jari-jemari anak untuk bisa mengeksplor lebih jauh dan untuk pencapaian perkembangan gerak motorik halus pada anak
EFEKTIVITAS PEMBERIAN HEALTH EDUCATION TENTANG TARIAN TEPUNG SELACI PUPUT TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PADA SISWA Hidayati, Arini; Suwanti, Iis
Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan Vol. 3 No. 2 (2024): Volume 3, Nomor 2, April 2024
Publisher : STIKES Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/pipk.v3i2.346

Abstract

Cuci tangan enam langkah merupakan salah satu upaya prefentif untuk menghindari terjadinya infeksi pada anak. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk memastikan anak dapat melakukan cuci tangan enam langkah dengan cara melakukan transfer iptek kepada anak dengan cara health education menggunakan tarian tepung selaci puput. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis health education tentang tarian tepung selaci puput efektif terhadap perilaku cuci tangan pada siswa kelas 3 di Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhsinun Mojokerto. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen. Jumlah sampel yang diambil seluruh siswa kelas 3 di Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhsinun Mojokerto sebanyak 70 siswa dengan menggunakan tehnik total sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan checklist, setelah data-data terkumpul kemudian dilakukan analisa data dengan cara editing, coding, scoring, tabulating, dan yang terakhir dianalisa dengan menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan terdiri dari 2 kelompok dengan jumlah 70 responden didapati hasil akhir data pre dan post yang signifikan pada kelompok A berjumlah 37 responden yang diberikan health education dengan metode tarian tepung selaci puput sebesar 0,058. Sedangkan hasil akhir data pre dan post pada kelompok B yang berjumlah 33 responden yang tidak diberikan intervensi tidak signifikan dengan jumlah sebesar 0,046. Hasil penelitian ini menemukan bahwa health education tentang tarian tepung selaci puput efektif terhadap perilaku cuci tangan pada siswa kelas 3 Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhsinun Mojokerto. Setelah melihat hasil penelitian ini, maka pemberian health education dengan metode tarian tepung selaci puput efektif terhadap perilaku cuci tangan pada anak
PENGARUH TERAPI SENAM OTAK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN Suwanti, Iis; Apriyani, Nurul
Enfermeria Ciencia Vol. 1 No. 2 (2023): Jurnal Enfermeria Ciencia, Volume 1, Nomor 2, November 2023
Publisher : Yayasan Abdi Amanah Masyarakat Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/ec.v1i2.11

Abstract

Pada usia pra-sekolah, perkembangan anak cenderung bervariasi, mencakup tinggi badan, berat badan, motorik kasar, dan motorik halus. Anak-anak membutuhkan rangsangan yang sesuai untuk mengembangkan kemampuan motorik halus seperti menggambar, menulis, dan melukis. Namun, beberapa anak mengalami kesulitan dalam aktivitas motorik halus, terlihat dari ketidakmampuan mereka dalam meniru tugas dengan rapi. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh terapi senam otak terhadap perkembangan motorik halus anak usia 4- 6 tahun di Raudhatul Athfal Assalama, Desa Sambiroto, Sooko, Mojokerto. Penelitian ini menggunakan jenis Pre Experimental Design dengan rancangan two group pretest-postest. Populasi terdiri dari 28 anak di RA Aassalama Desa Sambiroto. Variabel independen adalah terapi senam otak, dan variabel dependen adalah perkembangan motorik halus. Data diolah menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat kemaknaan 0,05. Sebelum mendapatkan terapi, hampir setengah dari kelompok kontrol (64,3%) dan kelompok perlakuan (64,3%) masuk kategori suspect. Setelah mendapatkan terapi senam otak, kelompok kontrol sebagian besar (57,1%) masih dalam kategori suspect, sementara kelompok perlakuan sebagian besar (71,4%) sudah dalam kategori normal. Hasil analisis menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2- tailed) dari kelompok kontrol 0,046 (α<0,05), dan dari kelompok perlakuan 0,025 (α< 0,05). Oleh karena itu, H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti terapi senam otak berpengaruh terhadap perkembangan motorik halus anak usia 4- 6 tahun. Dengan demikian, terapi senam otak memiliki manfaat dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun. Temuan ini memberikan wawasan bagi pendidikan dan orang tua dalam memahami manfaat terapi senam otak dalam perkembangan motorik halus anak
HUBUNGAN KECANDUAN GADGET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL PADA ANAK USIA SEKOLAH Sari, Mustika Aldina; Suwanti, Iis
Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan Vol. 3 No. 5 (2024): Volume 3, Nomor 5, Oktober 2024
Publisher : STIKES Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/pipk.v3i5.398

Abstract

Pada era globalisasi ini, banyak anak yang terpengaruh dengan kemajuan terknologi yang dapat membuat perkembangan anak terganggu. Gadget mempunyai daya tarik pada anak-anak dimana gadget dapat digunakan untuk mengisi berbagai macam aplikasi, seperti game, video online sampai ke aplikasi pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecanduan gadget dengan kecerdasan emosional pada anak kelas 5 dan 6 di SDN 1 Sukobendu Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu siswa kelas 5 dan 6 yang berjumlah 46 responden, besar sampel yang digunakan sejumlah 46 responden, dengan teknik total sampling jenuh. Alat pengumpulan data mengunakan kuesioner. Hasil penelitian ini diketahui bahwa kecanduan gadget berlebih sebanyak 23 siswa (50%) namun terdapat kecerdasan emosional yang baik sebanyak 28 siswa (61%). Hasil prosentase tersebut dapat dilihat dari perbandingan antara siswa yang memiliki kecanduan gadget sedang dan kecanduan gadget berlebih dengan kecerdasan emosional baik lebih dari 10% dari siswa yang memiliki kecanduan gadget kurang dengan kecerdasan emosional yang baik, maka dapat diartikan terdapat hubungan antara kecanduan gadget dengan kecerdasan emosional. Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dengan cara menghitung mean (rata-rata), median (nilai tengah), nilai minimum dan maksimum dari kecanduan gadget dan kecerdasan emosional. Dari hasil penelitian kecanduan gadget dan kecerdasan emosional ini dikategorikan baik, namun orang tua lebih berhati-hati dalam memberikan keleluasaan anak dalam penggunaan gadget, dengan cara memberikan batasan waktu untuk anak bermain gadget serta mengawasi anak dalam menggunakan gadget agar dapat meminimalisir hal-hal negatif. Anak juga harus tau kapan waktu yang tepat untuk bermain gadget, mengerjakan tugas sekolah dan tidak mengabaikan orang disekitarnya