Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kajian Kualitas Air pada Budidaya Kepiting Bakau (Scylla serrata Forsskal) di Desa Kuala Indah Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batubara Rumondang; Surya Khairunnisa; Muhammad Fadli; Sipriana S. Tumembouw
e-Journal BUDIDAYA PERAIRAN Vol. 11 No. 2 (2023): April - Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air pada budidaya kepiting bakau di Desa Kuala Indah Kab. Batubara. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Asahan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2023. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam kali pengamatan. Tambak sebagai perlakuan yang diteliti meliputi Tambak I (T1), Tambak II (T2), Tambak III (T3), Tambak IV (T4). Peubah amatan meliputi kualitas air pemeliharaan, pertumbuhan mutlak (lebar karapaks kepiting dan bobot kepiting) dan kelulushidupan kepiting bakau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air pemeliharaan kepiting bakau di Desa Kuala Indah Kec. Sei Suka, Kab. Batubara terbaik diperoleh dari tambak keempat (T4) dengan kisaran suhu 29 °C, pH 7,22, DO sebesar 4,33, kadar NO3 sebesar 0,67, kadar NO2 sebesar 0,05 dan kadar amoniak sebesar 0 ppm. Kualitas air berpengaruh terhadap pertumbuhan kepiting bakau dengan lebar karapaks hingga 6,68 cm dan bobot hingga 38,7 g pada tambak keempat. Kualitas air berpengaruh terhadap kelulushidupan kepiting bakau dengan persentase hidup sebesar 73,33% pada tambak keempat. Kualitas air di perairan Desa Kuala Indah Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batubara cukup baik dan sesuai untuk budidaya kepiting bakau. Kata kunci: kelulushidupan, pertumbuhan mutlak, mangrove
Manajemen Pakan Pada Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Dengan Teknik Blind Feeding Dan Manual Feeder Di Tambak Willy-Kso Cp Prima Medan Di Pasar 20 Securai Sel., Kec. Babalan, Kab.Langkat, Sumatera Utara: Feed Management in the Enlargement of Vaname Shrimp (Litopenaeus Vannamei) with Blind Feeding and Manual Feeder Techniques in Willy-Kso Cp Prima Medan Ponds in Pasar 20 Securai Sel., Babalan District, Langkat Regency, North Sumatra Adam Ferdiansyah; M. Yusril Ihza Al-Miraza Hsb; M. Caysar Saldi; Amrozi Sinaga; Rumondang; Dian Puspitasari; Jan Buhan Hutabarat
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 4: April 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i4.7251

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan manajemen pakan pada konservasi udang vaname ( Litopenaeus vannamei ) dengan teknik blind feeding dan manual feeder di tambak Willy-Kso Cp Prima Medan di Pasar 20 Securai Sel., Kec. Babalan, Kab. Langkat, Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Manajemen pakan di tambak Willy-Kso Cp Prima Medan menggunakan manual feeder dan blind feeding dapat menjadi solusi agar pakan yang dimakan udang sesuai dan tidak menganggu lingkungan perairan di tambak. Tambak Willy-Kso menggunakan 2 tambak yaitu tambak 1 dan 4. Pemberian pakan manual feeder dilakukan dengan menebarkan pakan jenis bubuk oleh pekerja yang berkeliling tambak sesuai jadwal dan kebutuhan udang vaname. Pakan ditebar setengah lingkaran agar tidak merusak kualitas udara akibat ketidakrataan pemberian pakan. Sedangkan pemberian pakan blind feeding dilakukan selama 30 hari di awal budidaya karena belum pasti menampilkan survival rate dan biomassa udang. Blind feeding diharapkan mampu menambah jumlah berat udang yang ditargetkan pada DOC 40 sebesar 3-5 gram.ekor. Pada DOC 14 udang vanname mulai dibor naik ke anco dengan cara memberi pakan pada anco sebanyak 1% dari total pakan. Blind feeding menjadikan pertumbuhan udang lebih optimal.
Analysis of Parasites Afflicting Sangkuriang Catfish (Clarias gariepinus) at UPR SD Mina Jaya Surya Khairunnisa; Kurnia Wati; Puspita Dewi Rani; Ellya Anggraeni; Ma’arif Arya Panca; Dio Ardy Azhari Marpaung; Bambang Wahyudi; Aldi Helfahmi; Muhammad Fadli; Rumondang; Asprin Tamba
Grouper Vol. 15 No. 1 (2024): Grouper : Jurnal Ilmiah Perikanan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v15i1.228

Abstract

Catfish (Clarias gariepinus) is a type of freshwater fish that is cultivated commercially by Indonesian people. One of the key factors for success in aquaculture is water quality. Poor water quality can cause stress to fish and lead to the proliferation of parasites. Parasites are organisms whose existence depends on other organisms. This research aims to analyze the parasites that attack sangkuriang catfish (C. gariepinus) in the SD Mina Jaya People's Hatchery Unit. It is hoped that this research activity can determine the parasites that attack catfish. Data collection was carried out using a descriptive method, with the sampling method for sangkuriang catfish (C. gariepinus) carried out randomly (random sampling). The research resulted in the identification of parasites that infect catfish in cultivation ponds at UPR SD Mina Jaya consisting of 4 types of parasites from the Phylum Nematoda. The types of parasites obtained were Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp., Octolasmis sp., Capilaria hepatica. The water quality in the cultivation ponds was also still classified as normal, namely a temperature of 290C, pH 8.5, and DO 7.5 mg/L.
Analysis of Ectoparasites in Tilapia Fish (Oreochromis Niloticus) in The Riyan Political Harehood Unit (UPR) Rumondang; Zuhilda Rahmayani Butar-Butar; Ade Corie Yoanda; Mutia Soleh Putri Bb; Moris Gidion Marpaung; Awal Barokah Sinaga; Dewi Utami; Dana Riyadi; Rudi Setiawan; Rizky Handayani
Grouper Vol. 15 No. 2 (2024): Grouper : Jurnal Ilmiah Perikanan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v15i2.230

Abstract

Tilapia is a fishery commodity with high economic value and great demand among farmers. Tilapia fish production in Indonesia recorded an increase from 371 thousand tons in 2021 to 401 thousand tons in 2022, making it one of the largest cultivated fish after shrimp and salmon according to FAO. The advantages of tilapia lie in its high protein content, delicious taste, stable price, ease of cultivation and ability to adapt to new environments and tolerance to low oxygen conditions. However, the main challenge in cultivating tilapia is the attack of non-pathogenic diseases which can cause prolonged stress, decreased body resistance, slow growth and death. Identification of this disease based on water quality is crucial to maintaining fish health and the continuity of cultivation. This study focuses on the identification and analysis of ectoparasites that infect tilapia in the Riyan Community Hatchery Unit (UPR), with the discovery that Dactylogyrus sp. and Trichodina sp. are the two main ectoparasites that affect the health and productivity of fish in that location. Further attention and development of effective control methods are needed to reduce the negative impact of this ectoparasite infection.
imunisasi MR, edukasi berbasis k Peran Petugas Kesehatan Dalam Pemberian Imunisasi Measles Rubella Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh Tahun 2023 Rista, Henny; Juliana Munthe; Rumondang; Marliani; Sri Wahyuni Br Manalu; Cantik Marlin Bate’e
Excellent Midwifery Journal Vol. 8 No. 1 (2025): EDISI APRIL
Publisher : STIKes Mitra Husada Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cakupan imunisasi Measles Rubella (MR) di Indonesia masih belum mencapai target nasional 95%. Rendahnya keterampilan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan program imunisasi menjadi salah satu penyebab. Penelitian ini bertujuan mengetahui peran tenaga kesehatan dalam pemberian imunisasi MR di wilayah kerja Puskesmas Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan jumlah responden 33 orang tenaga kesehatan. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia >35 tahun (61%), berpendidikan S1 (48%), memiliki lama kerja >1 tahun (79%), dan sebagian besar (55%) hanya pernah mengikuti pelatihan imunisasi MR kurang dari 1 kali. Keterampilan tenaga kesehatan dalam pemberian imunisasi MR berada pada kategori terampil (76%) dan tidak terampil (24%). Kesimpulan penelitian ini adalah keterampilan tenaga kesehatan tergolong baik, namun perlu ditingkatkan melalui pelatihan berkelanjutan dan evaluasi rutin. Kata Kunci: imunisasi MR, tenaga kesehatan, keterampilan