Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENDAMPINGAN BUDIDAYA IKAN LELE SEBAGAI USAHA KETAHANAN PANGAN BAGI MASYARAKAT DUSUN SERI NEGERI URIMESSING Pattipeilohy, Christian Ernsz; Pattinasarany, Maureen Mercy; Palinussa, Elizabeth Miklen
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 5 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i5.2496

Abstract

Dusun Seri Negeri Urimessing adalah salah satu lokasi di Ambon yang terkenal dengan kegaiatan budidaya air tawarnya. Pendampingan sangat diperlukan untuk membantu masyarakat dalam memahami dan menjalankan usaha budidya ikan lele demi mewujudkan program ketahanan pangan Nasional. Budidaya ikan lele meliputi proses pemeliharaan, pemberian pakan, manajemen kualitas air, dan manajemen kesehatan ikan dan benih sangatlah penting bagi masyarakat di Dusun Seri. Kegaiatan ini sendiri melibatkan 21 orang dari kelompok-kelompok pembudidaya di Dusun Seri, Negeri Urimessing Kota Ambon serta pelaksanaanya pada 13 Februari 2025. Kegiatan ini terdiri atas 3 tahapan,   yaitu persiapan teknis, penyampaian materi, dan diskusi.  Materi yang disampaikan meliputi: Pemilhan organisme budidaya, persiapan wadah pemeliharaan, pendederan, pemberian pakan, pemeliharaan dan manajemen kualitas air, panen serta pemasaran. Hasil diskusi didapatkan bahwa masyarakat Dusun Seri mengalami beberapa kendala dalam melaksanakan budidaya ikan lele diantaranya: ketersediaan pakan yang bergantung kedapa alam, bibit ikan yang sulit didapatkan, penanganan ikan fenomena lele yang menggantung serta pemasaran ikan pasca panen yang minim. Diskusi dan pertanyaan dua arah menggambarkan antusiasme yang baik dari masyarakat pembudidaya ikan lele di Dusun Seri. Kegiatan pendampingan yang dilakukan memperoleh respon positif dari kelompok budidaya ikan lele di Dusun Seri Negeri Urimessing sehingga berjalan lancar. Budidaya ikan lele sudah berlangsung sekitar 1 tahun dengan kendala utama pemasaran. Sumber air tawar yang melimpah menjadi keunggulan, sehingga kualitas air bukan masalah utama. Pemberian pakan dilakukan secara konvensional dengan menggunakan jeroan ikan tuna atau cakalang serta semut dari hutan sekitar.
PENGENALAN SISTEM BUDIDAYA IKAN DI LAUT UNTUK SISWA DI SEKOLAH MIS AL-HILAAL PULAU HATTA KECAMATAN BANDA Palinussa, Elizabeth Miklen; Pattinasarany, Maureen M; Ririhena, John Etry
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 5 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i5.2506

Abstract

Kegiatan budidaya di laut adalah salah satu usaha masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya di daerah pesisir untuk  memelihara berbagai jenis organisme seperti ikan, kerang, rumput laut dan jenis organisme lain yang bernilai ekonomis penting. Penerapan teknologi budidaya laut secara intensif dengan penggunaan keramba Jaring Apung merupakan wadah budidaya yang dapat digunakan untuk memelihara ikan. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu memberikan informasi awal dan menambah pengetahuan kepada siswa tentang wadah budidaya dan jenis ikan laut yang  dapat dibudidayakan dan dikonsumsi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlangsung tanggal 6 September 2023 pada siswa-siswi sekolah MIS Al-Hilaal di  Pulau Hatta, Kecamatan Banda,  Kabupaten Maluku Tengah. Provinsi Maluku. Jumlah siswa yang  terlibat dalam kegiatan  30 peserta.  Metode yang digunakan adalah  pembelajaran secara interaktif di kelas. Tahapan  kegiatan yang dilakukan  yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.  Hasil  dari kegiatan  ini yaitu untuk tes  awal siswa memiliki  pengetahuan awal yang berbeda-beda  untuk nilai tertinggi 66,7%   dan  nilai terendah yaitu 23, 3%. Budidaya adalah kegiatan memelihara organisasi untuk mencapai ukuran tertentu dan memiliki nilai ekonomi. Sistem KJA sangat membantu dalam pemanfaatan ruangan laut karena digunakan sebagai wadah untuk pemeliharaan ikan. Hasil tes akhir menunjukkan  siswa memiliki  peningkatan pemahaman  dengan nilai tertinggi 100%   dan hasil terendah yaitu 93, 3% . Terjadi perubahan tentang  tingkat pemahaman dan pengetahuan siswa  terkait wadah budidaya dan jenis ikan laut yang  dapat dibudidayakan dan dikonsumsi. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah siswa- siswi memiliki pengetahuan tambahan dan  peningkatan pemahaman tentang kegiatan budidaya ikan di laut, penggunaan wadah dan ikan  yang dapat dikonsumsi.
TEKNIK PRODUKSI KEPITING BAKAU Scylla serrata BERBASIS LAUT PULAU DI DESA TUHAHA, KECAMATAN SAPARUA TIMUR KABUPATEN MALUKU TENGAH Pattiasina, Bethsy Jane; Pattinasarany, Maureen Mercy; Loupatty, Joice Welly; Jamal, Endang; Pattipeilohy, Christian Ernsz; Rijoly, Stefanno Markus Anthony
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 6 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i6.2585

Abstract

Mangrove crab is one of the leading export commodities and has high economic value. The increasing demand for mangrove crab exports has created new problems, namely the availability of seeds and the consumption size of this mangrove crab. Mangrove crab cultivation in Indonesia until now still depends on natural stocks, so it is necessary to review the development of sustainable mangrove crab cultivation. This community service activity was attended by 43 participants consisting of 6 teaching staff of the Department of Aquaculture, Faculty of Fisheries, Unpatti, and 37 people from Negeri Tuhaha. The stages carried out include delivering material on the types of mangrove crabs, direct introduction to the types of mangrove crab maintenance and enlargement containers, implementation of crab cultivation containers using the tancap and keramba methods, as well as discussions and questions and answers.
UJI MULTI LOKASI BIBIT RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii HASIL KULTUR JARINGAN DAN LOKAL DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA DAN KOTA TUAL TERHADAP PERTUMBUHAN, KEKUATAN GEL DAN VISKOSITAS Sarwono, Sarwono; Tuhumury, Semuel F; Pattinasarany, Maureen M
TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 21 No 1 (2025): TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Fisheries and Marine Science Faculty, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/TRITONvol21issue1page1-13

Abstract

One of the problems in the cultivation of K. alvarezii seaweed is that the seeds come from the results of previous cultivation which is used repeatedly and continuously so that the quality of seeds decreases. Efforts to increase seaweed production are using superior seeds, namely seedlings from tissue culture. Therefore, a multi-site test of tissue culture seaweed seedlings was conducted in Maluku Tengara Regency (Evu Village) and Tual City (Fiditan Village) to determine growth rate, gel strength and viscosity. The study involved planting tissue culture and local seaweed seedlings using the longline method in both locations for 45 days. Wet weight samples were measured every 15 days, and at the end of rearing, seaweed was harvested and dried to test gel strength and viscosity. The results of data analysis showed that the growth rate of tissue culture seaweed seedlings was better in both locations, the highest value at the location of Fiditan Village, Tual City at 5.61%/day. Likewise, the gel strength and viscosity of seaweed K. Alvarezii tissue culture seeds are higher than local seeds, where the highest gel strength is obtained in the waters of Evu Village, Southeast Maluku Regency, namely 165.5 g/cm2, while the highest viscosity is obtained in the waters of Fiditan Village, Tual City, namely 136.05 cP. So it is concluded that tissue culture seaweed seeds produced by the Marine Aquaculture Center Ambon are better than local seeds. ABSTRAK Salah satu permasalahan dalam budidaya rumput laut K. alvarezii adalah bibit berasal dari hasil budidaya sebelumnya yang digunakan secara berulang dan terus menerus sehingga kualitas bibit menurun. Upaya untuk meningkatkan produksi rumput laut adalah menggunakan bibit unggul yaitu bibit hasil kultur jaringan. Oleh karena itu, dilakukan uji multi lokasi bibit rumput laut kultur jaringan di Kabupaten Maluku Tengara (Desa Evu) dan Kota Tual (Desa Fiditan) untuk mengetahui laju pertumbuhan, kekuatan gel dan viskositas. Penelitian ini mencakup penanaman bibit rumput laut kultur jaringan dan lokal dengan metode longline di kedua lokasi selama 45 hari. Sampel berat basah diukur setiap 15 hari, dan diakhir pemeliharaan dilakukan panen rumput laut untuk dikeringkan sebagai bahan uji kekuatan gel dan viskositas. Hasil analisis data menunjukan bahwa laju pertumbuhan bibit rumput laut kultur jaringan lebih baik di kedua lokasi, nilai tertinggi di lokasi Desa Fiditan Kota Tual sebesar 5,61 %/hari. Begitu juga dengan Kekuatan gel dan viskositas rumput laut K. Alvarezii bibit kultur jaringan lebih tinggi dibandingkan bibit lokal, yang mana kekuatan gel tertinggi diperoleh di Perairan Desa Evu Kabupaten Maluku Tenggara yaitu 165,5 g/cm2, sedangkan Viskositas tertinggi diperoleh di perairan Desa Fiditan Kota Tual yaitu, 136,05 cP. Sehingga disimpulkan bibit rumput laut kultur jaringan hasil produksi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon lebih baik di bandingkan dengan bibit lokal setempat. Kata Kunci: Rumput laut, kultur Jaringan, laju pertumbuhan, kekuatan gel, viskositas
POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DUSUN WAEL SERAM BAGIAN BARAT Palinussa, Elizabeth; Pattinasarany, Maureen M; Tuhumury, Semuel F; Rijloy, Stefanno M. A.
Jurnal Abdi Insani Vol 11 No 4 (2024): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v11i4.2039

Abstract

Aquaculture in Indonesia has become a community endeavor because it can help increase sources of income. Seaweed is one of the biota that can be cultivated which is often known as seaweed and then used as a business for coastal communities. The potential for the development of aquaculture areas in Wael Hamlet can be seen with community activities almost entirely as seaweed farmers. The success of seaweed farming is determined by the right cultivation methods, good environmental quality, and management of activities to increase productivity. The purpose of community service is to know the process of seaweed cultivation activities to develop the potential of coastal community cultivation in Wael Hamlet. The activity took place in August 2023 in Wael Hamlet, West Seram Regency. This activity was carried out using the question and answer method of the Community Service team from the Aquaculture Study Program to the seaweed cultivation group in Wael Hamlet. With the stages of activity preparation and activity implementation. The result of the activity is that the activity of utilizing the potential of fishery resources in Wael Hamlet is more towards cultivation and focuses on seaweed cultivation with the type of seaweed developed, namely eucheuma cottonii. The cultivation method used in Wael Hamlet is long line. The cultivation business has been carried out since 2004 and until now. Government assistance has been provided to aquaculture business groups. Where the length of seaweed rearing can reach 45 days. Almost 99% of the people in Wael hamlet are seaweed farmers, showing that this business is very helpful for the community. The conclusion of the community service activities is that the business of seaweed cultivation activities starts from the selection of seeds to the production process.
SOSIALISASI KONDISI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM MENDUKUNG KEGIATAN BUDIDAYA BAGI PEMBUDIDAYA DI DESA POKA Palinussa, Elizabeth Miklen; Tuahatu, Juliana W; Pattinasarany, Maureen M.; Waas, Harold J.D; Rahman, Rahman
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 9 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i9.2917

Abstract

Kota Ambon yang berada di wilayah pesisir dikelilingi oleh perairan laut dan diantaranya Desa Poka. Wilayah Desa Poka berada pada Teluk Ambon Bagian Dalam. Sehingga banyak masyarakat memanfaatkan perairan teluk ini sebagai tempat usaha budidaya laut. Air merupakan media hidup untuk organisme budidaya sehingga kondisi air harus dijaga dan dikelola secara baik agar layak digunakan untuk kehidupan biota. Masalah yang sering terjadi di perairan pesisir yaitu tingginya pencemaran akan berdampak pada penurunan kualitas perairan. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat memberikan informasi tentang kondisi kualitas air sehingga adanya perubahan pola pikir dan tindakan masyarakat pembudidaya sehingga hasil produksi dapat meningkat. Kegiatan berlangsung pada kamis 22 Mei 2025 dari jam 10.00-12.00 WIT. Bertempat di Balai Desa Poka, peserta yang terlibat yaitu 49. Pemberian materi dengan metode presentasi selanjutnya dilakukan proses diskusi dalam bentuk focus group discussion (FGD). Hasil dari kegiatan yaitu tim memperkenalkan sebuah teknologi pada sistem pengontrolan kualitas air adalah sebuah alat Water Quality Monitoring System (WQMS). Penggunaan alat ini diharapkan akan sangat membantu dalam pemantauan kualitas air untuk masyarakat. Ada beberapa parameter yang diamati sebagai informasi yang dibagikan kepada masyarakat antara lain yaitu suhu, salinitas, pH, Do dan Nitrit. Hasil pengukuran parameter kualitas air Teluk Ambon Bagian Dalam menunjukkan bahwa nilai kualitas air berada pada kondisi yang ideal untuk kegiatan budidaya. Hal ini menjadi sumber informasi ilmiah kepada masyarakat untuk dapat membantu dalam proses pemeliharaan sampai produksi biota budidaya. Kesimpulan dari kegiatan ini masyarakat mengalami peningkatan pemahaman serta pengetahuan tentang nilai parameter kualitas air yang diukur secara berkala untuk budidaya.
ANALISIS HEMATOLOGI IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) PADA SISTEM KERAMBA JARING APUNG DI HILA, MALUKU TENGAH Borut, Ruku Ratu; Sahetapy, Jacqueline M. F.; Pattinasarany, Maureen M.; Palinussa, Elizabeth M.
MUNGGAI : Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir Vol 11 No 02 (2025): Jurnal Ilmu Perikanan Dan Masyarakat Pesisir
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Banda Naira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menganalisis parameter hematologi kakap putih (Lates calcarifer) pada keramba jaring apung (KJA) di perairan Hila, Maluku Tengah, serta hubungannya dengan kualitas lingkungan. Hasil menunjukkan nilai hematologi ikan masih dalam kisaran fisiologis normal, namun bervariasi antar-KJA. Oksigen terlarut berhubungan positif dengan eritrosit dan hemoglobin, sedangkan amonia berhubungan negatif dengan hematokrit dan leukosit. Parameter hematologi terbukti menjadi indikator sensitif kesehatan ikan dan dasar perbaikan manajemen budidaya di KJA.
Pengaruh komposisi media terhadap pertumbuhan dan kualitas lingkungan kultur Pavlova sp. Iwamony, Johanes L.; Pattinasarany, Maureen M.; Pattipeiluhu, Shelly M.; Jamal, Endang
Indonesian Journal of Sustainable Aquaculture Vol 1 No 1 (2024): Indonesian Journal of Sustainable Aquaculture
Publisher : University of Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/aquaculture.1.1.19-27

Abstract

To optimise the production of microalgae culture, manipulation of media culture composition is one of the efforts. This study aimed to compare the growth of microalgae Pavlova sp. and the environmental culture conditions between different media compositions. Pavlova sp. was cultured for nine days using three different media compositions: A, B, and C. Cell density was counted daily. The concentration of ammonia, nitrate, and phosphate, as well as total Vibrio and total bacteria, were measured during the culture period on the 3rd, 6th, and 9th day. The result showed that the highest cell density was found in C media (5,08 x 106 cells/ml) followed by B media (4,58 x 106 cells/ml) and A media (4,46 x 106 cells/ml), but statistically, there was not significantly different growth rate between those media (P=0.83 >0.05). Phosphate and nitrate concentrations decreased in all media, but ammonia increased. The total count of bacteria and Vibrio sp. on C media was lower than on A and B media. This finding indicated that the composition of C media was more suitable for the growth and culture environmental condition of Pavlova sp. culture at a semi-massal scale.